Anda di halaman 1dari 38

POLIKETIDA

Hardi Astuti Witasari


Poliketida
Senyawa Poliketida Menurut Biosintesisnya
 Merupakan senyawa yang dalam
biosintesisnya melalui jalur asetat
malonat, tanpa proses reduksi pada
gugus keton.
CH3 COOH CH3 COOH C2

KONDENSASI
(+C2)

CH3 CO CH2 COOH CH3 CO CH2 COOH C2

REDUKSI

CH3 CH2 CH2 COOH

KONDENSASI
(+C2)

CH3 (CH2)2 CO CH2 COOH CH3 (CH2)2 CO CH2 COOH C2

REDUKSI

CH3 (CH2)2 CH2 CH2 COOH

KONDENSASI
(+C2)
CH3 (CH2)4 CO CH2 COOH CH3 (CH2)4 CO CH2 COOH C2

ASAM LEMAK POLIKETIDA Cn

Biosintesis asam lemak dan poliketida


 Pada biosintesis asam lemak tiap pe-
nambahan unit C2 didahului dengan re-
duksi gugus karbonil menjadi gugus
metilen

 Pada biosintesis poliketida perpanjang-an


rantai tidak didahului dengan reduk-si

 Senyawa asam poli b keto, sangat re-aktif


karena mengandung gugus meti-len aktif
(nukleofil potensial) dan gugus karbonil
(elektrofil potensial)
Struktur Dasar Senyawa
Poliketida

 Senyawa poliketida mempunyai


kerangka dasar aromatik yang disusun
oleh beberapa unit dua atom karbon
dan membentuk suatu rantai karbon
yang linier yakni asam poli β –
ketokarbosilat yang disebut rantai
poliasetil
(a )
(a ) Kondensasi tipe KROTONAT
R - CO - CH2 - CO - CH2 - CO - CH2 - COOH
a. Kondensasi
(b) Kondensasi tipe CLAISEN

tipe Kroton
(b) R = CH3 - (CO - CH2) n

(a ) (b) R n = 0, 1, 2 . . . . .
(aldol) : R CO

kondensasi COOH O O

gugus
karbonil
O O

dengan
O

gugus
metilen R
R CO
COOH HO OH

b. Kondensasi
tipe Claisen :
HO OH

kondensa-si
OH
Asam 2,4-dihidroksi-6-metil benzoat Asilfloroglusinol

hidroksil dari (turunan resorsinol = asam-asam orselinat R = CH3 asetilfloroglusinol

gugus
karboksilat de- Endokrosin
(polisiklik)
Kurvularin
(monosiklik)

ngan metilen
Kondensasi
tipe krotonat (aldol)
CH3 CH3
COOH COOH COOH
O
4 X C2
O O
O O HO OH
ASAM ORSELINAT

HO CH3
O
8 X C2 O O O OH
COOH C
O O O OH O OH O

(O)
O O

HO CH3 HO CH3

OH
C

OH O OH OH O OH O
EMODIN ENDOKROSIN
Kondensasi
tipe Claisen
O O
O O O OH
C
H3C C CH2 H3C
H2 H3C
OH
O C C
O O HO OH
C O
H2
ASETIL FLOROGLUSINOL

O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL

O OH

O O

HO
H3C OH O H3C O O

 - PIRON
(c )

(c ) Reaksi LAKTONISASI
R - CO - CH2 - CO - CH2 - CO - CH2 - COOH (d) Reaksi ETERIFIKASI c. Kondensasi tipe
(d) R = CH3 - (CO - CH2) n
laktonisasi :
gugus hidroksil dari
(c ) (d) n = 0, 1, 2 . . . . .
OH O
karboksilat membentuk
jembatan dengan
R O O R O CH2 - COOH gugus hidroksi
  piron   piron

O O OOH O
d. Kondensasi tipe
O
R
(b )
C
(b )
eterifikasi :
jemba-tan antara gugus
(a ) O (c ) O
CHOOH
C O O R O O O R
O HOOH (d ) (d )
karbonil dengan gugus
karbonil

OH O

HO R

O
HO O R

OH O

ISOKUMARIN KHROMON
 Kondensasi tipe laktonisasi
O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL

O OH

O O

HO
H3C OH O H3C O O

 - PIRON
Kondensasi tipe eterifikasi
O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL

O O

O O

HO
H3C OH CH3 HO O CH3

 - PIRON
 Reaksi a – d memberi pola kedudukan
gugus hidroksil (atau gugus karbonil)
berselang-seling khas cincin
poliketida
 Pola di atas akan berubah oleh proses
oksidatif dan reduktif yang terjadi sete-lah
/ sebelum siklisasi
ATURAN BIOGENETIK ASETAT
BIRCH
1. Adisi dari unit C2 (pembuatan rantai)

2. Oksidasi, reduksi dan alkilasi rantai


poliketida

3. Stabilasasi rantai dengan siklisasi intra-


molelkuler

4. Modifikasi sekunder gugus fungsional atau


kerangka mono / polisiklik dari langkah 3
 Aturan biogenetik Birch tidak ha-rus
berurutan
 Langkah (2) dan (4) tidak selalu
berlangsung
 Langkah (2) dapat terjadi bersa-ma
langkah (1)
 Langkah (1), setelah terjadi lang-kah (3)
dan (4) atau langkah (3) berlangsung
selama siklisasi intramolekuler
Beberapa Kerangka Poliketida
TETRAKETIDA CH2OH

HO CHO ASAM SIKLOPOLAT

P.cyclopium

H3C COOH

OCH
OH O
2,6-DIHIDROASETOFENON
CH3 Daldinia concentrica

OH

PENTAKETIDA
HO CH3
RETIKULOL

O Streptomyces rubrireticulae
H3CO

OH O

OOH O
ASAM KURVULINAT
CH3 Curvularia siddiqui

COOH
HO
OH O
5-HIDROKSI-2-METILKROMON
Daldinia concentrica

O CH3

HEKSAKETIDA

H3CO CH3

DIAPORTIN
O OH
Endothia parasitical

OH O
CH3
HEPTAKETIDA O

H3CO

O
H3CO MONOSERIN

OH O Helmenthosporium monoceras
OCH3 O

H3CO O GRISEOFULVIN

Cl CH3 Penicilium griseofulvum

CH3
JAVANISIN
O Fusarium javanicum
CH3

OH OH O

RUBROFUSARIN
Fsarium culmorum
H3CO O CH3

HO H3C

OH ALTERNATIOL
Alternaria tenuis

HO O
O
O
OKTAKETIDA
HO CH3

COOH
ENDOKROSIN
OH O OH
Cebtralia endocrocea

O O CH3

HO
KURVULARIN

Culvaria sps

OH O

OH O OH

H3CO O CH3

OH O ERITROSTOMINON

Gnomonia erythrostoma
OH O CH3
NONAKETIDA O

O RADISIKOL
O Nectria radicicola
HO

Cl

H3CO CH3

OH

NALGIOVENSIN
OH O OH
Penicillium nalgiovensa

OH O OH

HO O
CH3
O
AVERUFIN

Aspergillus versucolor
Poliketida
1. SENYAWA KUINON
1.1 Benzokuinon
1.2 Naftokuinon
1.3 Antrakuinon dan Antron
1.4 Kuinon lain
2. BENZOFENON – XANTON
3. DEPSIDA – DEPSIDON
4. AFLATOKSIN
5. TETRASIKLIN
6. ANTIBIOTIKA MAKROLIDA
1. Senyawa Kuinon
 Sebagai produk akhir proses oksidasi
mono dan polisiklik dengan struktur akhir
1,4 kuinon
 Atom karbon bersumber dari asetat dan
mevalonat atau jalur shikimat asam
amino aromatik
 Interkonversi kuinon (Q) dengan air (H2O)
membantu membawa elektron
 H 2Q Q + 2e- + 2H+
 Bersifat nukleofil
 Terbentuk dalam jumlah besar dari m.o
tanah atau oksidasi turunan pirogalol
1.1. Benzoquinon
 Fumigatin dan hidroksimetil p-benzo-kuinin (juga
p-benzokuimon lain) telah banyak diisolasi dari
fungi
 Shanorelin, pigmen kuning Shanorella spirotricha
(Ascomycetes)
 Sitrinin metabolit jamur berkhasiat anti biotik, juga
dapat diisolasi dari tumbuh an tinggi Crotolaria
uripata
 Fuscin diisolasi Oidiodendron fuscum, atom c5
dari asam mevalonat
 p-Benzokuinon dan turunannya terdapat
arthropoda, milliapoda dan insekta
(mungkin sebagai subtansi pertahanan)
1.2 Naftokuinon
- Jalur poliketida membentukan inti naftoku-
inon dan benzokuinon banyak terdapat
dalam m.o dan kurang pada tumbuhan
tinggi (lewat jalur lain)
- Binaftil dan 3,9-dihidroksiperilena-3,10-kui-
non dalam Daldinia concentrica lewat jalur
1,8-dihidronaftalena secara oksidatif
- Plumbagin dan metiljuglon berasal dari
hek-saketida dalam Drosera dan Plumbago
- Naftokuinon lain dalam fungi;
heptaketidan (mavanisin), oktaketida
(eritrostaminon)
- Ekinokrom dan spinokrom terdapat dalam
organ seksual dan duri bintang laut (Paracen-
trotus lividus), berasal dari asam asetat
Antrakuinon dan Antron
 Antrasen (utama tingkat oksidasi kuinon)
terda-pat dalam m.o, tumbuhan dan
binatang rendah
 Kerangka trisiklik kehilangan gugus 3-karboksi-
lat, menghasilkan turunan antrasena (15
atom C), dikenal dan ditemukan banyak
dalam fungi bersa-ma antron dan antron
dimer Penicillium islandi-cum
 Rutilantinon (glikosida antibiotik) merupakan
antrakuinon dari Strptomyces sp.
 Emodin banyak dalam fungi imperfektif dan
tum-buhan tinggi sebagai glikosida (Rhamnus
frangu-la)
 Emodin banyak dalam fungi imperfektif
dan tumbuhan tinggi sebagai glikosida
(Rhamnus frangula)
 Penelitian menunjukkan emodin berasal
dari satu atau lebih rantai poliketida,
islandisin
 Penelitian lain terhadap sitromisetin
menggunakan dietil (2-14C) malonat,
dengan jalur biosintetik adalah c atau a
1.4 ANTRAKUINON LAIN
- Sebagian besar merupakan pigmen pada fungi
dan bakteri, jarang pada tumbuhan tinggi
- Tetragomisin dari Streptomyces rimo-sus,
merupakan dekaketida
- Dentilkulatol, hipoerisin dari Hyperi-cum
perforatum, berasal dari penggabungan oksidatif
dengan prazat antrasena kedudukan, 4-, 5- dan
10-
- Dimerisasi oksidatif naftalena, memben tuk
perilena-kuinon
2. BENZOFENON DAN XANTON
 Biosntesis benzofenon, ada 3 jalur yang di-
temukan (dua jalur melalui poliketida) pada
m.o dan lichenes, misal: jalur jenis pertama
pembentukan jenis griseofenon (biosintesis
griseofulvin), sedang jalur alternatif pemben-
tukan sulokrin pada Aspergillus terreus
 Ikatan 9 – 9a antrakuinon tipe emodin, terpu-
tus secara oksidatif (dibuktikan pembentukan
kuestin dari sulokrin)
 Jalur ketiga, misal pembentukan protokotoin,
umum pada tumbuhan tinggi, siklisasi tipe
asilfloroglusinol dari poli-ketometilena, dari
asam benzoat ditambah 3 unit C2(malonil
CoA)
 Biosintesis campuran ditandai dari jumlah
atom karbon kerangkanya (C13, C14 dan C15
pada kedua jalur sebelum) dari pola
hidroksilasi kedua cincin benzen; cincin
triasetat (A) mempunyai tiga atom oksigen
berselang-seling (2, 4, 6). Cincin dari shikimat
(B) berjajar (3’, 4’, 5’)

 Jalur 4 benzofenon dan xanton ditemu-kan


seluruh berasal dari shikimat dalam tumbuhan
lewat katabolisme 4-aril kumarin
 4. DEPSIDA – DEPSIDON
 Depsida merupakan persekutuan dua atau lebih
molekul asam di atau trihidroksi benzoat,
mempunyai ikatan ester antara gugus karboksilat
dari satu unit dengan gugus fenol dari molekul lain
 Khas metabolit lichen, asam di dan trigalat
dianggap sebagai depsida
 Sifat poliketida terlihat dari struktur (asam
monomer adalah asam orselinat (contoh; asam
lekaronat), homolognya (asam divarikatat)
 Antranorin perlu dua atom C (bintang),
diperkirakan bergabung pada rantai
poliketometilen, bukan pada senyawa antara
asam orselinat atau asam leka-ronat
 Hasil penelitian ini memberi informasi:
1. Sintesis unit monomer aromatik me-
lalui siklisasi tipe asam orselinat, di-
mulai dari poliketida asli atau termo-
difikasi
2. Kondensasi unit dengan gugus hidro
ksi fenolik dengan gugus karboksilat
yang teraktivasi
 Depsidon, terdapat dalam lichen, mem-
punyai jembatan eter antara dua cincin
aromatik yang berdampingan dalam molekul
depsida
 Depsida dan depsidon, punya hubung-an
struktur erat, terdapat bersama da-lam satu
organisme, bahkan diperkira-kan punya
hubungan biogenetik yang dekat
 Depsidon mungkin berasal dari depsi-da,
mengalami oksidasi fenol
 Depsidan dan depsidon dikenal berasal dari
lichen, kecuali nidulin dari Asper-gillus nidulans
4. AFLATOKSIN
 Golongan metabolit fungi, punya struk-tur,
biogenetik dan sifat toksikologis sama
 Sifat umum, ada dua cincin tetrahidro-furan,
bergandengan pada ikatan 2,3, bagian
molekul lain misal ; xanton (stregmatosistin),
kumarin (aflatoksin B, aflatoksin G)
 Dihasilkan fungi imperfektif (Aspergil-lus,
A.versicolor, A.flavus)
 Sangat toksis bersifat karsinogenik, pada tikus
aktif pada dosis 1 mg sehari
 Buchi mempelajari biosintesis
5. TETRASIKLIN
 Golongan antibiotik dengan aktivitas
bakteriostatik luas dan dibiosintesis oleh
berbagai Streptomyces sp dengan kerangka
naftasena C18 yang sebagian terhidrogenasi
 Biosintesis dimulai dari silklisasi nona-ketida
(dapat atau tidak didahului modi-fikasi)
 Senyawa intermediat pretetramida atau 6-
metilpretetramida dengan malonamoil KoA
R1 R3
HO R2 N(CH3)2
3 OH
8 7 6 5 4

2
9 10 12
11 1 NH2
OH
OH O OH O O

R1 R2 R3 Senyawa
H H H 6-Dimetiltetrasiklin
H CH3 H Tetrasiklin
Cl H H 7-Kloro-6-dimetiltetrasiklin
H CH3 OH 5-Hidroksitetrasiklin (Teramisin)

Cl CH3 H 7-Klorotetrasiklin (Auromisin)


6. ANTIBIOTIKA MAKROLIDA
 Dihasilkan jenis Streptomyces sp., umumnya
mempunyai sifat bakteriostatika
 Makrolida berasal dari, sifat struktur molekul
terdapat lakton makrosiklik
 Rantai alifatis bersifat jenuh dan bercabang
tersusun 10 atom karbon, misal eritromisin
 Terdapat satu – tiga molekul gula, terikat secara
glikosidis pada subtituen lakton (misal gula;
deoksiheksosa dalam bentuk piranosa dengan
subtutuen metil, dimetil, atau metoksi (eritromisn B
dan C)
O
CH3
H3C CH3 O OH
CH3
N(CH3)2 OH OH OH
OH OH
R1
H3C CH3 OH CH3

H3C D-DESOSAMINA (1) L-MIKAROSA (2)


O R2
O
CH3 OH
CH3
OCH3 OH
O O R3

CH3 CH3
R1 R2 R3 L-KLADINOSA (3)

H (1) (3) ERITROMISIN B

OH (1) (3) ERITROMISIN A

OH (1) (2) ERITROMISIN C

BEBERAPA ANTIBIOTIKA MAROLIDA


Isolasi dan identifikasi senyawa
poliketida
Tugas Kelompok
 Melakukan studi pustaka mengenai isolasi
dan identifikasi golongan poliketida dari
bahan tumbuhan (tumbuhan tingkat tinggi
maupun tumbuhan tingkat rendah)
 Mengumpulkan hasil diskusi berupa ppt,
meliputi: teori tentang zat aktif yang akan
diisolasi, pengolahan simplisia, proses isolasi,
hasil identifikasi
 Tugas dikirim ke email googleclassroom
 Paling lambat hari jumat depan

Anda mungkin juga menyukai