HIGHLY COMMON IN UNDIAGNOSED ADULTS: A CROSS-SECTIONAL STUDY IN A LARGE POPULATION OF DANES
Dipresentasikan oleh: Intan Kurniati
Pembimbing: dr.
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 2019 Abstrak • Tujuan: mengetahui distribusi gejala ADHD yang dilaporkan sendiri (self-reported) dan subtipe ADHD sesuai jenis kelamin dan usia pada orang Denmark yang sehat • Desain studi: cross-sectional • Hasil: Prevalensi ADHD: 1,1-2,7%, tergantung pada metode penilaian ASRS • Kesimpulan: Gejala ADHD bukan merupakan hal yang jarang ditemui pada individu dewasa yang tidak terdiagosis. Prevalensi bervariasi tergantung metode penilaian ASRS Pendahuluan • Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering ditemukan pada anak dan remaja • Gejala inti perhatian, hiperaktifitas, dan impulsifitas. • 50-78% anak-anak yang didiagnosis dengan ADHD terus memiliki gejala pada masa dewasa ADHD dapat berkembang seumur hidup • Prevalensi bervariasi: 5,3%-7% (anak dan remaja), 1,1- 5% (dewasa) • Laki-laki>perempuan, pada dewasa hampir serupa Pendahuluan • ASRS (adult ADHD self-report scale) paling sering digunakan untuk skrining ADHD pada orang dewasa • Berisi 18 item, mengevaluasi dimensi inatensi dan hiperaktif-impulsive • Terdapat 3 metode penilaian: 1) versi penuh, 2) versi cepat 6 item, dan 3) versi 9 item yang terbagi menjadi 2 subskala (inatensi dan hiperaktif-impulsive) • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gejala ADHD pada orang dewasa sehat Material dan metode • Desain studi: cross-sectional • Sampel: 27.315 (peserta DBDS, usia 18-67 tahun) • Pengambilan data: 1 Mei 2015-1 Februari 2017 • Alat ukur: ASRS • Analisis statistik yang digunakan: regresi logistik (CI 95%) Material dan metode: ASRS • ASRS Adult ADHD Self Report Scale • Terdiri dari 18 item skala likert 5 poin 0: tidak pernah, 1: jarang, 2: kadang-kadang, 3: sering, 4: sangat sering (selama 6 bulan terakhir) • Terdapat 3 metode penilaian: 1) versi penuh, 2) versi cepat 6 item, dan 3) versi 9 item yang terbagi menjadi 2 subskala (inatensi dan hiperaktif-impulsive) • Skoring: versi cepat 6-item (0-24, ≥14 dinyatakan +), versi penuh (0-72, ≥37 dinyatakan +), versi 9 item (0-36, ≥24 dinyatakan +) Hasil Hasil • Jumlah akhir sampel: 26.217 (1.098 dikeluarkan karena nilai ASRS yang hilang) • 54,2% laki-laki (usia rata-rata 42,1 tahun), 45,8% perempuan (usia rata-rata 40,9 tahun) Tabel 1: Perbedaan antara skrining ADHD individual positif dan negatif di antara individu yang mengikuti DBDS sesuai dengan tiga metode penilaian alternatif ASRS dan nilai cut-off masing-masing Tabel 2: Odds ratio dan interval kepercayaan 95% pada rentang usia yang berbeda di antara donor darah yang skrining positif untuk ADHD bila dibandingkan dengan individu yang skrining negatif untuk ADHD dalam DBDS. Hasil • Ada sedikit tumpang tindih antara individu yang diskrining positif untuk ADHD ketika menggunakan tiga metode penilaian ASRS yang diterapkan • 557 individu (2,1%) positif untuk screener ASRS 6-item, 690 individu (2,6%) dalam edisi penuh ASRS, dan 291 individu (1,1%) dalam metode penilaian subskala inatensi / hiperaktif-impulsif Gambar 1: Jumlah individu dengan hasil skrining ADHD positif menurut ASRS 6-item screener, edisi penuh ASRS, dan nilai cut-off subskala (IN / HY- IM) inatensi / hiperaktif-impulsif, masing-masing di antara 26.217 individu dari DBDS. Jumlah individu dengan skrining ADHD positif sesuai dengan tiga metode penilaian alternatif ASRS di DBDS (N = 26.217) (lihat metode untuk perincian mengenai metode penilaian yang berbeda). Hasil • Screener 6-item ASRS: laki-laki>perempuan • Versi penuh dan versi 9-item: tidak ada perbedaan • Prevalensi ADHD semakin menurun seiring bertambahnya usia • Hasil ASRS versi 9-item: 47,8% subtipe inatensi, 35,1% subtipe hiperaktif-impulsif, 17,2% subtipe campuran Gambar 2: subtipe ADHD dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan metode penilaian subskala inatensi / hiperaktif-impulsif ASRS. Gambar tersebut menggambarkan jumlah laki-laki dan perempuan (N = 291) dengan skor ASRS ≥24 pada subskala inatensi atau hiperaktif-impulsif. Individu yang sama akan muncul dalam lebih dari satu kelompok karena subtipe gabungan dari ADHD (skor ≥24 pada kedua subskala inatensi dan hiperaktif-impulsif). Gambar 3: Rentang usia dari subtipe inatensi dan hiperaktif-impulsif dari ADHD menggunakan metode penilaian subskala inatensi / hiperaktif-impulsif ASRS. Rentang usia untuk pria dan wanita baik pada subtipe inatensi (gambar kiri) atau hiperaktif-impulsif (gambar kanan) dari gejala ADHD yang dilaporkan sendiri diilustrasikan sebagai persentase dari jumlah total individu dengan hasil skrining ADHD positif pada kedua sub-skala. Di sini, individu dengan subtipe gabungan (inatensi dan hiperaktif-impulsif) dari ADHD akan muncul baik dalam analisis subtipe inatensi maupun analisis subtipe hiperaktif-impulsif Hasil • Analisis regresi logistik: ▫ Prevalensi terendah dari ADHD yang dilaporkan sendiri ditemukan untuk kelompok usia >50 tahun ▫ Risiko menurun dengan bertambahnya usia donor Hasil: korelasi FA • Tingkat keparahan gejala OC (diukur dengan Yale- Brown Obsessive-Compulsive Scale/YBOCS) berhubungan dengan tingkat FA (pada orangtua/caregiver pasien OCD anak/remaja) • FA mengganggu habituasi dan mencegah pasien mengalami ansietas karena paparan pemicu memperparah gejala OCD Diskusi Prevalensi ADHD • Prevalensi masing-masing adalah 2,6%, 2,1%, dan 1,1%, ketika menggunakan salah satu edisi penuh ASRS, screener ASRS 6-item., atau metode penilaian subskala inatensi / hiperaktif-impulsif ASRS V1.1 • Hasil penelitian menggambarkan sejumlah besar individu dewasa memiliki sindrom ADHD (skor ASRS diatas ambang) • Perlu pendekatan khusus untuk mendiagnosis ADHD pada orang dewasa Metode penilaian ASRS • Terdapat perbedaan hasil pada 3 metode penilaian ASRS • Perlu pemahaman lebih baik mengenai perbedaan 3 metode penilaian ASRS • Skrining harus dilakukan secara hati-hati, penegakkan diagnosis ADHD harus selalu berdasarkan pemeriksaan baku emas Subtipe ADHD • Subtipe yang paling sering muncul adalah subtipe inatensi, sejalan dengan studi-studi sebelumnya • Prevalensi kedua subtipe menurun seiring bertambahnya usia Kelebihan dan keterbatasan studi • Kelebihan: ▫ Jumlah sampel yang besar • Keterbatasan: ▫ Populasi studi berasal dari golongan menengah atas yang sehat, sehingga kepribadian yang agresif, impulsif, dan tidak dapat diandalkan tidak terwakili hasil belum tentu dapat digeneralisasikan pada populasi umum Kelebihan dan keterbatasan studi • Keterbatasan: ▫ Versi ASRS terjemahan Bahasa Denmark belum divalidasi ▫ Hasil hanya didapatkan dari ASRS saja, tanpa wawancara klinis dan pemeriksaan baku emas ▫ Kuesioner digital berbasis tablet sulit diisi orang tua menjadi kemungkinan pengeksklusian 1.000 lebih sampel ▫ Wanita hamil dan menyusui tidak diperbolehkan donor darah kemungkinan menyebabkan perbedaan jenis kelamin (namun perbedaan tidak signifikan) Kesimpulan • Prevalensi gejala ADHD yang dilaporkan sendiri sangat tergantung pada metode penilaian ASRS yang digunakan • Metode penilaian ASRS perlu diperlajari lebih lanjut dan perlu divalidasi terlebih dahulu Terimakasih