Anda di halaman 1dari 12

Jurnal fortifikasi besi

Gisti Adiasta
20174011039
KAJIAN INTERAKSI ZAT BESI DENGAN ZAT GIZI MIKRO
LAIN DALAM SUPLEMENTASI
Endi ridwan

• Zat gizi mikro sangat diperlukan dan berperan


penting dalam metabolisme tubuh. Salah satu
cara untuk memperbaiki kekurangan zat gizi
mikro adalah dengan suplementasi zat gizi
tersebut secara tunggal atau kombinasi.
Dampak dari suplementasi kombinasi dua zat
gizi adalah terjadinya interaksi dari kedua zat
gizi, baik secara sinergis ataupun antagonis.
• Interaksi beberapa zat gizi mikro yang sering
dijumpai dalam beberapa penelitian
suplementasi tunggal dan kombinasi
mengungkapkan bahwa suplementasi zat besi
dengan zat seng akan menimbulkan efek sinergis
jika diberikan bersama dengan makanan dan
minuman. Namun, kombinasi jika diberikan
bersama dengan minuman saja yang terjadi
adalah zat besi dan zat seng berkompetisi dalam
penyerapan.
• Kombinasi suplementasi vitamin A dengan zat
besi dapat diberikan karena berinteraksi secara
sinergis dalam artian dapat meningkatkan kadar
vitamin A dan zat besi secara bersamaan.
• Mineral zat besi dan tembaga tidak dapat
diberikan secara kombinasi karena akan terjadi
kompetisi dalam proses penyerapan di dalam
usus. Sementara suplementasi kombinasi antara
vitamin C dan zat besi akan memberikan dampak
yang nyata berupa kenaikan status zat besi,
namun tergantung kepada subyek apakah sedang
menderita anemia dan juga makanan yang
dikonsumsi.
• Dalam kenyataannya pemberian suplementasi
kombinasi zat gizi agar memperhatikan: kondisi
subjek, konsumsi makanan, cara pemberian dan
juga penyerapan zat gizi tersebut dalam tubuh.
FORTIFIKASI NaFeEDTA PADA COOKIES UBI JALAR KUNING
SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF UNTUK MENANGGULANGI
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Salma shafrina aulia, Ninik rustanti Deny YF

• Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui


kadar besi, kadar beta karoten dan tingkat
penerimaan cookies ubi jalar kuning yang
telah difortifikasi NaFeEDTA.
• Anemia defisiensi zat besi merupakan
defisiensi zat gizi yang paling banyak di dunia.
Anemia defisiensi besi didefinisikan sebagai
anemia karena habisnya cadangan besi dalam
jaring-an (Osungbade 2012).
• Terdapat pengaruh signifikan fortifikasi NaFeEDTA
terhadap kadar besi pada cookies ubi jalar kuning
dengan kadar besi terbaik pada cookies dengan
penambahan 200 ppm NaFeEDTA yaitu sebesar 53,42
ppm. Sementara itu, kadar beta karoten tertinggi
terdapat pada cookies dengan penambahan 200 ppm
NaFeEDTA yaitu sebesar 129,72 ppm. Untuk hasil uji
penerimaan pada warna, aroma dan tekstur, cookies
perlakuan disukai panelis sebagaimana cookies kontrol
sedangkan untuk rasa, cookies perlakuan lebih di-sukai
panelis dibanding cookies kontrol. Perlu dilakukannya
penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh
cookies ubi jalar kuning yang difortifikasi NaFeEDTA
pada penderita anemia defisiensi besi.
Tempeh with iron fortification to
overcome iron deficiency anemia
pakistan journal of nutrition

• Prevalence of iron deficiency anemia in


indonesia is still high. Iron fortification in food
may contribute to adresing iron deficiency
anemia. This study was conducted to
determine the effect of Na FeEDTA
fortification on iron levels in tempeh and
some organoleptic properties of fortified
tempeh, as well as to determine the effect of
tempeh in hemoglobin levels and the
bioavailibity of iron on wistar rats anemia
• Iron content in tempeh:
the analytical result on iron levels in tempeh is
presented . The analysis shows that tempeh has
signoficanly different in iron levels compare with
normal tempeh. Tempeh tend to have higer iron
lv, especially tempeh fortified with NaFeEDTA at
a dose of 112 mg
• Blood hemoglobin levels:
Te result shows the effect of tempeh to the
hemoglobin levels after 17 days of treatment.
Highestlevels of hemoglobin found in the
normal control group. the group receiving
24ppm Fe SO4 showed diffferent result with
normal control group
Iron Absorption from Iron-Enriched Aspergillus
oryzae Is Similar to Ferrous Sulfate in Healthy Female
Subjects
• Iron deficiency anemia (IDA) remains a global
health issue, affecting mainly children and
adolescent and pregnant women. Because of
problems associated with current iron
compounds used in both supplementation
and fortification areas, there is an emerging
interest in new natural iron sources to combat
IDA.
• The first study showed that the difference in
iron absorption from FeSO4 and ASP was not
significant (17.18% ± 14.2% compared to
15.14% ± 12.3%; P = 0.07). The results of the
second study suggested that the iron from ASP
was released slowly compared to FeSO4 and
the area under the curve did not reflect the
absorption of ASP iron, but rather the rate of
iron release. Iron-enriched A. oryzae has high
relative bioavailability and may cause lower
iron surges into the blood compared to FeSO4.

Anda mungkin juga menyukai