Anda di halaman 1dari 10

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pajak


Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo
Tahun 2018
ASPEK PERPAJAKAN
PENGGUNAAN DAK

SISTEM PENGADAAN

PENGADAAN BARANG
SWAKELOLA
DAN JASA : Pengadaan Barang/Jasa dimana
Pengadaan Langsung, pekerjaannya direncanakan,
Penunjukan Langsung, dikerjakan dan/atau diawasi
sendiri.
Lelang Umum
PENGADAAN BARANG DAN JASA

NILAI KONTRAK

PENGADAAN BARANG PENGADAAN JASA


1. PPh Pasal 22 => 1,5% dari Dasar Pengenaan 1. PPh Pasal 23 => untuk sewa barang
Pajak (DPP), apabila belanja barang diatas bergerak dan jasa catering dengan tarif 2%
2 juta rupiah. dari dari DPP
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) => 10% 2. PPh Final Pasal 4 (2)
dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP), apabila - Sewa Barang tidak bergerak => 10% dari
belanja barang diatas 1 juta rupiah. harga sewa
- Jasa Konstruksi Perencana /Pengawas
=> 4% dari DPP => Sertifikasi
=> 6% dari DPP => Non Sertifikasi
- Jasa Konstruksi Pelaksana
PPh Pasal 21 untuk Pengelola Kegiatan :
=> 2% dari DPP => Kualifikasi Kecil
1. 5% dari Penghasilan yang diterimakan
=> 3% dari DPP => Kualifikasi sedang dan
apabila penerima non PNS
besar
2. 5% final dari Penghasilan yang diterimakan
=> 4% dari DPP => Non Kualifikasi
apabila penerima PNS Gol. III
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) => 10% dari
3. 15% final dari Penghasilan yang
Dasar Pengenaan Pajak (DPP), apabila
diterimakan apabila penerima PNS Gol. IV
belanja jasa diatas 1 juta rupiah.
CONTOH KASUS

Sekolah A memperoleh Dana Alokasi Khusus untuk Rehabilitasi Gedung sebesar Rp. 200.000.000,-. Dalam
Pelaksanaannya Dana untuk Rehabilitasi Gedung dibagi menjadi 5% untuk Admistrasi Pengelola Kegiatan, 5%
untuk Jasa Perencana, 5% untuk Jasa Pengawas dan sisanya untuk Jasa Pelaksana Proyek.
• Anggaran administrasi pengelola digunakan untuk honor pengelola sebesar Rp. 7.000.000,- dengan
penerima semua besetatus PNS Golongan III dan untuk belanja ATK sebesar Rp. 2.750.000,-.
• Untuk Jasa Perencana dalam Proses Pengadaan disepakai nilai Kontrak sebesar Rp. 9.800.000,-
• Untuk Jasa Pengawas dalam Proses Pengadaan disepakai nilai Kontrak sebesar Rp. 9.200.000,-
• Untuk Jasa Pelaksana Konstruksi dalam Proses Pengadaan disepakai nilai Kontrak sebesar Rp.
165.000.000,-

Pajak yang harus dipotong/dipungut

Anggaran Administrasi :
1. PPh 21 atas honor pengelola => 5% x Rp. 7.000.000,- = Rp. 350.000,-
2. PPh 22 atas belanja ATK => 1.5% x DPP (100/110 x nilai kontrak/belanja) =
1.5% x 100/110 x 2.750.000 = 1.5% x 2.500.000 = Rp. 37.500,-
3. PPN atas belanja ATK => 10% x DPP = 10% x 2.500.000 = Rp. 250.000,-
Jasa Perencana (bersertifikasi)
1. PPh final 4 (2) => 4% x DPP (100/110 x nilai kontrak/belanja) =
4% x 100/110 x Rp. = 4% x 8.909.100,- = Rp. 356.364,-
2. PPN => 10% x DPP = 10% x 8.909.100 = Rp. 890.910,-

Jasa Pengawas (bersertifikasi)


1. PPh final 4 (2) => 4% x DPP (100/110 x nilai kontrak/belanja) =
4% x 100/110 x Rp. 9.200.000 = 4% x 8.363.650,- = Rp. 334.546,-
2. PPN => 10% x DPP = 10% x 8.909.100 = Rp. 836.365,-

Jasa Pelaksana Konstruksi kualaifikasi kecil

1. PPh final 4 (2) => 2% x DPP (100/110 x nilai kontrak/belanja) =


2% x 100/110 x Rp. 165.000.000,- =
2% x 150.000.000,- = Rp. 3.000.000,-
2. PPN => 10% x DPP =
10% x 150.000.000 = Rp. 15.000.000,-
SWAKELOLA

RENCANA ANGGARAN BIAYA


(R A B)

PENGADAAN BARANG PENGADAAN JASA


1. PPh Pasal 22 => 1,5% dari Dasar Pengenaan 1. PPh Pasal 23 => untuk sewa barang
Pajak (DPP), apabila belanja barang diatas bergerak dan jasa catering dengan tarif 2%
2 juta rupiah. dari dari DPP
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) => 10% 2. PPh Final Pasal 4 (2)
dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP), apabila - Sewa Barang tidak bergerak => 10% dari
belanja barang diatas 1 juta rupiah. harga sewa
- Jasa Konstruksi Perencana
=> 4% dari DPP => Kualifikasi
6% dari DPP => Non Kualifikasi
PPh Pasal 21 untuk Pengelola Kegiatan :
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) => 10% dari
1. 5% dari Penghasilan yang diterimakan
Dasar Pengenaan Pajak (DPP), apabila
apabila penerima non PNS
belanja Jasa diatas 1 juta rupiah.
2. 5% final dari Penghasilan yang diterimakan
apabila penerima PNS Gol. III
3. 15% final dari Penghasilan yang
diterimakan apabila penerima PNS Gol. IV
Contoh Kasus

Sekolah A memperoleh Dana Alokasi Khusus untuk Rehabilitasi Gedung sebesar Rp. 200.000.000,-. Dalam
Pelaksanaannya menggunakan sistem swakelola dengan Rencana Anggaran Biaya sebagai berikut :

Biaya Administrasi Pengadaan


1. PPh 23 atas jasa catering(Snack)
1. Biaya Snack Rapat Rp. 900.000,-
2% x 900.000,- = Rp. 18.000,-
2. Honor Pengelola Rp. 5.000.000,-
2. PPh. 21 atas Honor Pengelola
3. Alat Tulis Kantor Rp. 1.700.000,-
5% x 5.000.000,- = Rp. 250.000,-
4. Perjalanan dinas Rp. 1.000.000,-
3. PPh. 22 atas Belanaja ATK
1.5% x DPP = 1.5% x 100/110 x 1.700.000 =
Konsultan Perencana Rp. 5.000.000,-
1.5% x 1.545.500 = Rp. 23.182,-
4. PPN atas Belanja ATK
Biaya Tenaga Kerja
10% x DPP = 10% x 1.545.500 = Rp 154.545
1. Upah 12 Tukang Rp. 25.000.000,-
5. PPh Final atas Jasa Perencana
2. Upah 6 Mandor Rp. 20.000.000,-
4% x DPP = 4% x 100/110 x 5.000.000,- =
4% x 4.545.500 = Rp. 181.850,-
Belanja Meterial
6. PPN atas Jasa Perencana
1. Pasir Rp. 15.000.000,-
10% x DPP = 10% x 4.545.500 = 454.550,-
2. Batu kali
7. PPh. 22 atas Belanaja Material
3. Semen
1.5% x DPP = 1.5% x 100/110 x 140.000.000 =
4. Besi
1.5% x 127.272.750 = Rp. 1.909.091,-
5. Kusen
8. PPN atas Belanaja Material
6. Daun pintu Rp. 125.000.000,-
10% x DPP = 10% x 100/110 x 125.000.000 =
7. Genteng
10% X 113.636.400 = Rp. 11.363.640,-
8. Batu Bata
9. Dll
JATUH TEMPO PEMBAYARAN

- PPh Ps. 21. PALING LAMBAT TGL 10 BULAN BERIKUTNYA


- PPh Ps. 22 PADA SAAT TERJADI TRANSAKSI
- PPh Ps. 23 PALING LAMBAT TGL 10 BULAN BERIKUTNYA
- PPh Ps. 4 (2) PALING LAMBAT TGL 10 BULAN BERIKUTNYA
- PPN DN SELAMBAT-LAMBATNYA AKHIR BULAN BERIKUTNYA SETELAH
MASA PAJAK BERAKHIR

KEWAJIBAN PELAPORAN SURAT PEMBERI TAHUAN (SPT) MASA

Selain kewajiban melakukan Pemotongan/pemungutan pajak seperti tersebut


diatas, Bendahara juga wajib melaporkan kegiatan tersebut kedalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa :

- PPh Ps. 21. PALING LAMBAT TGL 20 BULAN BERIKUTNYA


- PPh Ps. 22 SELAMBAT-LAMBATNYA 14 HARI SETELAH BULAN BERAKHIR
- PPh Ps. 23 SELAMBAT-LAMBATNYA 20 HARI SETELAH BULAN BERAKHIR
- PPh Ps. 4 (2) SELAMBAT-LAMBATNYA 20 HARI SETELAH BULAN BERAKHIR
- PPN DN ELAMBAT-LAMBATNYA AKHIR BULAN BERIKUTNYA SETELAH
MASA PAJAK BERAKHIR
SANKSI

 Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan


setelah tanggal jatuh tempo penyetoran dikenakan
sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan dihitung
dari tanggal jatuh tempo pembayaran s.d. tanggal
pembayaran.
 Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka
waktu sebagaimana telah ditentukan, dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar Rp 500.000,00 (lima
ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai, Rp 100.000,00 (seratus ribu
rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai