Anda di halaman 1dari 17

PIELONEFRITIS

6/28/2019
Pielonefritis akut
2

 Definisi
Pielonefritis akut dikenal juga nefritis
tubulointerstisial infeksiosa akuta merupakan keadaan
inflamasi mendadak oleh bakteri yang pada awalnya
mengenai daerah interstisial dan pelvis renal.

6/28/2019
Epidemiologi
3

 Pielonefritis lebih sering dijumpai pada wanita karena


uretra yang lebih pendek dan kedekatan antara MUE dg
rectum
 Insidensi pielonefritis meningkat dalam kelompok
berikut :
1. Manula ( manusia usia lanjut )
2. Wanita yang secara seksual aktif
3. Ibu hamil
4. Pasien diabetes
5. Pasien penyakit renal lain spt gangguang fungsi ginjal.

6/28/2019
Etiologi
4

 Pielonefritis terjadi karena infeksi bakteri pada ginjal


 Bakteri tsb biasanya adalah flora intestinal dan fekal
normal yang mudah tumbuh di urin.
 Yang paling sering ditemukan adalah E.coli

6/28/2019
Patofisiologi
5

 Infeksi menyebar dari kandung kemih kedalam ureter


kemudian ke ginjal seperti terjadi pada refluks
vesikoureter.
 Bakteri yang mengalir balik ke jaringan intrarenal dapat
menimbulkan koloni infeksi bakteri dalam tempo 24-48
jam.
 Infeksi dapat juga terjadi karena instrumentasi,karena
infeksi hematogen atau infeksi limfatik.
 Pielonefritis juga bisa terjadi karena ketidakmampuan
mengosongkan kandung kamih,statis urin,obstruksi urin
akibat tumor,striktur, atau hiperplasia prostat benigna.

6/28/2019
Mnifestasi klinis
6

 rasa tidak enak demam


- Lebih dari 39 ° C (102 ° F)
- Tetap Bertahan selama lebih dari dua hari
 panas dingin
 sakit perut (kadang-kadang terjadi)
 mual dan muntah
 nyeri buang air kecil
 perlu buang air kecil sering, di malam hari
 warna urin keruh atau abnormal
 darah dalam urin
 bau yang kuat dari urin

6/28/2019
Diagnosis
7

 Penegakan diagnosis memerlukan px urinalisis dan


kultur,gejala yang khas meliputi :
 Piuria ( pus dalam urin )
 Bakteruria yang signifikan
 BJ dan osmolalitas yang rendah
 Ph urin yang agak alkali
 Proteinuria,glikosuria,ketonuria.
 Ct-scan
 Urografi ekskretori

6/28/2019
Tatalaksana
8

 Tatalaksana sesuai dengan mikroorganisme penyebab :


 Enterococcus : ampisilin,penisilin G atau vankomisin
 Staphylococcus : penisilin G
 E.coli : sulfoksazol,asam nalidiksat dan nitrofurantoin.
 Proteus : ampisilin,sulfoksazol,asam nalidiksat,dan
sefalosporin.
 Pseudomonas : gentamisin,tobramisin atau kabernisilin.
 Kalau organisme penyebab tidak bisa diidentifikasi
berikan antibiotik spektrum luas.

6/28/2019
Komplikasi
9

 Syok septik
 Pielonefritis kronik
 Insufisiensi renal yang kronis

6/28/2019
Prognosis
10

 Sebagian besar kasus pielonefritis menyelesaikan


tanpa komplikasi setelah perawatan. Kadang-kadang
pengobatan bisa panjang dan agresif. Dalam hal
apapun, tujuannya adalah untuk menghindari
komplikasi seperti:
 kekambuhan,
 sepsis atau infeksi menyebar ke seluruh tubuh, dan
 gagal ginjal atau ketidakmampuan ginjal untuk
membuat urine.

6/28/2019
Pielonefritis
11 kronik
 Definisi
Merupakan keadaan inflamasi yang persisten pada
ginjal dan dapat menyebabkan pembenutkan parut
dalam ginjal.

6/28/2019
Etiologi
12

 Bakteri
 Metastase kanker
 urogenus

6/28/2019
epidemiologi
13

 Paling sering ditemukan pada orang yang memiliki


faktor predisposisi pielonefritis akut rekuren spt
pasien yang mengalami obstruksi urinarius atau
refluks vesikoureter.

6/28/2019
Manifestasi klinis
14

 Nyeri pada pinggang


 Anemia
 BJ urin rendah
 Proteinuria
 Leukosit dalam urin
 Hipertensi pada stadium lanjut

6/28/2019
Diagnosis
15

 Uremia
 Bakteriuria yang bersifat intermiten
 Jika tidak ditemukan bakteri dalam urin maka
penegakkan diagnosis bergantung pada pemeriksaan
urografi ekskretori dan hasil biopsi renal

6/28/2019
Tatalaksana
16

 Mengendalikan hipertensi
 Menghilangkan obstruksi yang terjadi
 Terapi antimikroba jangka panjang

6/28/2019
Terima kasih
17

6/28/2019

Anda mungkin juga menyukai