Anda di halaman 1dari 21

Konsep Pernikahan dalam Islam

Menurut Bahasa,
pernikahan adalah al-
jam’u dan al-
dhamu yang berarti
menurut istilah, pernikahan berkumpul atau
bergabung
adalah akad serah terima
antara laki-laki dan
perempuan dengan tujuan
untuk saling memuaskan diri
antara satu sama lain untuk
membentuk sebuah bahtera
rumah tangga yang sakinah
serta masyarakat yang
sejahtera.
Aqad nikah
 terdiri dari dua kalimat "ijab dan qabul"
 Telah dapat menaikkan hubungan dua makhluk
Allah dari bumi yang rendah ke langit yang tinggi.
 berubahlah kekotoran menjadi kesucian, maksiat
menjadi ibadah, maupun dosa menjadi amal
sholeh.

Aqad nikah bukan hanya perjanjian antara dua insan. Aqad nikah
juga merupakan perjanjian antara makhluk Allah dengan Al-Khaliq.
Begitu sakralnya aqad nikah, sehingga Allah menyebutnya
"Mitsaqon gholizho" atau perjanjian Allah yang berat. Juga
seperti perjanjian Allah dengan Bani Israil dan juga Perjanjian
Allah dengan para Nabi adalah perjanjian yang berat, Allah
juga menyebutkan aqad nikah antara dua orang anak manusia
sebagai "Mitsaqon gholizho". Karena janganlah pasangan suami
istri dengan begitu mudahnya mengucapkan kata cerai
Rasulullah SAW bersabda:
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi memuji Allah dan
menyanjung-Nya, beliau bersabda:

“Saya shalat, tidur, berpuasa, makan dan menikahi wanita. Barang siapa yang
tidak suka dengan perbuatan(sunnah)ku maka dia bukanlah dari golonganku”

(H.R. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a)


Tujuan
MenikaH
• Allah SWT. sangat menganjurkan ummatnya untuk melakukan pernikahan
apabila telah memenuhi syarat untuk menikah. Sebagaimana firman Allah
dalam (Q.S. AR-Ruum : 31) yang artinya:

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

• Dan adapun hadist yang menganjurkan untuk melakukan pernikahan yaitu :

Wahai para pemuda! Siapa saja di antara kamu yang mampu menikah, maka hendaknya ia
menikah. Karena nikah itu dapat menundukkkan pandangan dan menjaga kehormatan.
Namun barang siapa yang tidak mampu, hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat
memutuskan syahwatnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Tujuan Pernikahan dalam Islam
01 Menikah untuk menjauhi perbuatan maksiat

02 Menikah sebagai penyempurna agama

03 Menikah demi memiliki keturunan

04 saling memberikan kenyamanan pada pedamping

05 Menikah sebagai penegak syari’at agama


Hukum Pernikahan
sebagaimana
Dalam Islamfirman-Nya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku
adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim
Dan orang-orang yang (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
tidak mampu kawin Allah berfirman:
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga
hendaklah menjaga Dan janganlah kamuKemudian
atau Makruh
empat. menjatuhkan jika kamu takut tidak akan
Haram
kesucian (diri)
mempunyai niatnya,
dirimu sendiri kedalam
dapat berlaku kebinasaan
adil, maka (kawinilah) seorang
dengan saja, atau budak-budak
tanganmu
dikhawatirkan
sendiri.
tidak yang kamu miliki. Yang
sehingga Allah
buruk terhadap demikian itujwb
bertanggung adalah lebih dekat kepada tidak
memampukan mereka [Q.S. Al-Baqarah
istrinya; balas terhadap (2) : 195]
berbuat aniaya.
1 dendam 3 [Q.S. An-Nisa 5 (4) : 3]
dengan karunia-Nya. keluarganya.
[Q.S. An-Nur (24) : 33]
Wajib 2 Sunah Mubah
karena mampu Hukum asal
dikhawatirkan mengendalikan 4 pernikahan.
akan melakukan perbuatannya dari
zina. perbuatan zina.
Syarat-syarat
Pernikahan
Adanya persetujuan antara kedua calon mempelai

Bagi pengantin yang belum cukup umur 21 tahun


harus mendapat izin dari orang tua atau walinya.

Masing-masing tidak terkait perkawinan, kecuali bagi calon


laki-laki yang sudah memiliki izin dari pengadilan (atas perse-
tujuan istrinya)

Kedua calon pengantin tidak pernah terjadi perceraian


dua kali.

Telah lepas dari masa iddah karena putusnya pernikahan


5 Rukun Nikah
Dua saksi ini harus
memenuhi
Dikutipsyarat Wali Hakim
dari
Tidak memiliki
Imam adil
Zakaria
Mempelai
wali nasabdalam
dan
sebagaimana
al-Anshari wanita
disebutkan
dalam yang
sama Fathul Wahab bi Syarhiberagama
dengan
Fathul Wali
pula oleh Wahab Imam
Nasab
syarat:
biZakaria
Syarhi laki-laki
al-Anshari
Minhaj
Minhaj al-Thalab (Beirut: Dar al-Fikr),
terpercaya.
al-Thalaborang yang (Beirut:Imam Dar
diangkat Abu
al-Fikr),
dimaksud
oleh juz
juz II, hal.
II,
ialah hal.
42: calon istri
41, rukun nikah tersebut islam,
ialah: dan
sekaliWali hilang tidak tahu
Suja’keberadaannyaWali
dalam Matan
pemerintah (Menteri yang
jauh al-
Agama) halal dinikahi olehberakal, merdeka, adil,
sejauh
Ghâyah
yang bertindak
minimal 92,5wa sebagai
kmWali mempelaiwali pria. Seorang wali
dalam tidak yangfasik mempunyai dan tidak
ٌ‫صيََة‬
ِ ‫ٌو‬ ‫ان‬
ِ ََ ‫ٌوََا ِه‬
َ dalam ‫ٌو َو ِلي‬
َ tahanan ٌ‫زَ ْو َجة‬laki-laki
‫ٌو‬
َ pernikahan. َ‫المرأةةٌله" "ز‬
َ ‫ ْوج‬tidak ‫س‬ ُ
َ ‫ َْم‬dilarang
‫بحل" خ‬
ٌُ‫وعلمانه‬ َ
‫وتعيين" أ ْر َك‬
.‫غي ِْرهَا‬ ‫ٌو‬ ِ‫ َكاح‬pertalian
َ ‫واختيار‬
َ uhram ِ‫ٌالن‬
‫انحل‬ِ ‫الزوج‬ َ
‫ فِفييٌأ ْر َك‬:‫شرط‬
ٌ‫صل‬ َ
ْ ‫وف‬
Taqrîb (Surabaya: Al-
penjara /suatu yang haji darahatau umrah.
DalamdijumpaiWali
boleh Peraturan Menteri memperistri
sedang perempuan
Hidayah,
Mempelai 2000), hal. Wali 31 Duadengan Saksi mempelai Shighat
Agama
melakukan (PMA) ibada No.haji yang
2 tahun
atau masuk
“Syarat
kategori haram
“Pasal tentang
mengatakan, wali dan
rukun-rukun dua nikah calon
dan suami ialah halal
lainnya. menikahi calon
Rukun-rukun nikahistriada
(yakni Islam dan
lima,
yakni mempelai
1987
pria,
dinikahi.
mempelai bukanKeharaman
mahram),
wanita, tidak
wali,
ituterpaksa,
dua saksi,
wanita.
bisa ditertentukan, dan tahu akan
danmana shighat.
saksi membutuhkan
rukun nikah berarti bagian enam
jadi dari
karena nikah
pertalian
halalnya calon istri baginya.” itu sendiri
darah, yang ketiadaan
persyaratan,
salah satu diantaranya yakni akan menjadikan
hubungan persusuan, atau nikah tersebut menjadi tidak
Islam, baligh, berakal, hubungan kemertuaan. sah.
merdeka, lelaki, dan
adil.”
Suruhan memberikan mas kawin terdapat dalam Al-
Qur'an:

Artinya "berikanlah mas kawin (mahar) kepada


wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan"
(Q.S. An Nisaa:4)
Proses Sebuah Pernikahan
yang Berlandasakan
Al-Qur’an dan As-Sunnah
yang Shahih.
sebagai seorang muslim kita tidak di
perkenankan melakukan pernikahan yang
tidak sesuai dengan kaidah-kaidah agama
Islam karena jika itu terjadi pernikahan yang
awalnya bernilai ibadah bisa berubah menjadi
suatu perzinaan jika pernikahan yang
dilakukan diluar syariat Islam.
Pernikahan yang
dilarang dalam islam
1. Nikah Mut’ah
• Mut'ah berasal dari bahasa arab yang artinya harfiahnya
bersenang-senang.
• menurut istilah berarti pernikahan kotrak untuk jangka
waktu tertentu sebagai balasan bagi suatu imbalan jasa
atau upah.
• Pernikahan ini haram karena aqadnya semata-semata
hanya untuk bersenang-seang saja antara laki-laki dan
perempuan.
Pada awalnya nikah ini diperbolehkan oleh
Rasulullah
Setelah SAW, karena pada
itu Rasulullah SAWsaat itu kaum
melarang muslimin
pernikahan
sedang mengalami peperangan yang berkepanjangan
jenis ini, karena dikhawatirkan terdapat unsure
dan jauh dari isteri mereka, pertimbangannya agar
pelecehan terhadap wanita, dan tidak sesuai
kaum muslimin yang berada di medan peperangan
dengan tujuan pernikahan itu sendiri.
terhindar dari bahaya dan kehinaan zina.
2. Nikah Muhallil

 Nikah Muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seseorang


laki-laki terhadap perempuan yang telah di talak tiga,
dengan maksud agar mantan suaminya yang mentalak
isterinya tadi dapat menikahinya lagi.

 Nikah seperti ini dilarang oleh agama, bahkan dilaknak oleh


Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda : “Dari Ibnu Mas’ud
ia berkata : Rasulullah SAW mengutuk laki-laki yang Muhallil dan
Muhallal Lahu (HR.Tarmidzi dan Nasai).
3. Nikah Syighar

Seorang laki-laki menikahkan anak perempuannya, saudara


perempuannya atau budak perempuannya kepada seorang
laki-laki dengan syarat laki-laki tersebut menikahkah pula
anak perempuannya saudara perempuanya atau budak
perempuannya kepada bapak atau wali perempuannya
tersebut, baik ada atau tidak adanya mas kawin.
4. Pernikahan Khadan

Khadan mempunyai arti gundik atau piaraan, baik


laki-laki yang menjadikan perempuan sebagai
gundiknya atau sebaliknya. Pernikahan Khadan
merupakan tradisi jahiliyah dan di dunia modern
istilah khadan berganti dengan istilah “kumpul
kebo”. Pernikahan atau cara yang seperti ini dilarang
oleh agama dan melecehkan nilai-nilai dari rumah
tangga yang sacral dan suci.
5. Pernikahan Silang (Beda Agama)

Pernikahan silang
adalah pernikahan “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik,
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak
lintas agama atau
yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
pernikahan antara menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-
laki-laki dan orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
perempuan yang mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
berbeda keyakinan baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
dan berbeda agama.
surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah
Dan Islam melarang menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)
pernikahan silang kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.(QS.
ini seperti yang Al Baqarah : 221)
disebutkan dalam
firman Allah :

Anda mungkin juga menyukai