Anda di halaman 1dari 21

TRANSIENT ISCHEMIC

ATTACK (TIA)
CIKITA, EUNIKE, MUSA
3B. Gawat darurat
• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan
nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien.
• Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan.
DEFINISI

TIA atau serangan iskemik otak sepintas (SOS) adalah


penurunan aliran darah yang berlangsung sepintas
(tidak menetap atau tidak permanen) ke area
tertentu dari otak, sehingga mengakibatkan
disfungsi neurologis yang berlangsung singkat
(kurang dari 24 jam).
EPIDEMIOLOGI

Sekitar 15-26% pasien stroke, pernah mengalami TIA


sebelumnya.
Sehingga TIA termasuk faktor risiko stroke, dan
disebut sebagai warning sign (tanda peringatan)
terjadinya stroke.
Setelah TIA, antara 10-15% pasien mengalami stroke
iskemik dalam waktu 3 bulan, dan sebagian besar
diantaranya terjadi dalam waktu 48 jam setelah
terjadinya TIA.
ETIOLOGI

• Tersering: tromboemboli dari atheroma pembuluh


darah besar
• Lain: lipohialinosis pembuluh darah kecil intrakranial
dan emboli kardiogenik.
• jarang adalah vaskulitis atau kelainan hematologis.
PATOFISIOLOGI

Penyempitan pembuluh darah diotak akibat adanya suatu


ateroma (trombus) yang terbentuk didalam pembuluh darah
arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah
keotak

Emboli serebral: trombus berupa bekuan darah dinding arteri yang


berasal dari tempat lain, kemudian menyumbat arter yang lebih kecil
yaitu pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis diotak

Keduanya menyebabkan otak kehilangan suplai darah sehingga


otak akan mencoba memulihkan aliran darah dengan vasodilatasi.
Jila suplai darah dapat dipulihkan, maka fungsi dari sel-sel otak yang
terkena dapat berfungsi kembali.
GEJALA KLINIS

• Secara umum, tergantung pada pembuluh darah


otak yang mengalami gangguan, yaitu sistem
karotis atau vertebrobasilaris.
Sering :
• Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
(hemiparesis, hemiplegi)
• Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
(hemihipestesi, hemi-anesthesi)
• Gangguan bicara (disartria)
• Gangguan berbahasa (afasia)
• Gejala neurologik lainnya: Jalan sempoyongan (ataksia)
• Rasa berputar (vertigo)
• Kesulitan menelan (disfagia)
• Melihat ganda (diplopia)
• Penyempitan lapang penglihatan (hemianopsia, kwadran- anopsia)

Gangguan tersebut terjadi mendadak, dan biasanya berlangsung dalam


waktu yang singkat (beberapa menit), jarang sampai lebih dari 1-2 jam,
diikuti kesembuhan total tanpa gejala sisa.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Umum: pemeriksaan tekanan darah,
frekuensi nadi dan pernafasan, jantung, bising
karotis/subklavia, dan tanda vital lainnya.
• Pemeriksaan neurologis: untuk menemukan adanya
tanda defisit neurologis berupa status
mental,motorik,sensorik sederhana dan kortikal
luhur, fungsi serebelar, dan otonomik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan sekunder:


- CT scan kepala (atau MRI)
- EKG (elektrokardiografi)
- Kadar gula darah
- Elektrolit serum
- Tes faal ginjal
- Darah lengkap
- Faal hemostasis

Catatan: CT scan atau MRI kepala pada pasien TIA


biasanya tidak menunjukkan kelainan, kecuali dengan
teknik khusus
Pemeriksaan lain (sesuai indikasi):
• Foto toraks
• Tes faal hati
• Ekokardiografi (jika diduga emboli kardiogenik)
• TCD (transcranial Doppler)
• EEG (elektro-ensefalografi)
Diagnosis Klinis Diagnosis Banding
ditegakkan berdasarkan anamnesis, Stroke iskemik (infark)
pemeriksaan fisik neurologis dan CT Stroke hemoragik
scan kepala Gangguan fungsi otak yang
(bila diperlukan). menyerupai TIA/
stroke, misalnya:Cedera otak
traumatik: hematoma
epidural/subdural, Tumor otak,
Infeksi otak: abses, tuberkuloma,
Todd’s paralysis (hemiparesis pasca
serangan kejang), Gangguan
metabolik: hipo/
Hiperglikemia.
KOMPLIKASI

Antara 10-15% pasien mengalami stroke iskemik


dalam waktu 3 bulan, dan sebagian besar
diantaranya terjadi dalam waktu 48 jam setelah
terjadinya TIA.
PENATALAKSANAAN
• Bila mendapat serangan TIA, pasien harus segera
dibawa ke rumah sakit agar mendapatkan
pemeriksaan untuk menemukan penyebab dan
penanganan lebih lanjut.
• Bila skor ABCD2 > 5, pasien harus segera mendapat
perawatan seperti perawatan pasien stroke iskemik
akut.
• Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes
dan penyakit gangguan darah harus segera
diterapi.
• Untuk mencegah berulangnya TIA dan serangan
stroke, perlu diberikan obat antiplatelet, misalnya
asetosal, clopidogrel, dipyridamole, cilostazol.
Antiplatelet therapy with aspirin (50-325 mg/d),
consider use of clopidogrel, ticlopidine, or aspirin-
dipyridamolein patients who are intolerant to aspirin
or those who experience TIA despite aspirin use
• Pada stenosis karotis, mungkin diperlukan tindakan
carotid endarterectomy atau carotid angioplasty.
• Jika ada fibrilasi atrial,mungkin diperlukan
antikoagulan oral, misalnya warfarin, rifaroxaban,
dabigatran, apixaban.
PENCEGAHAN

memodifikasi faktor risiko seperti hipertensi,


diabetes, alkohol, merokok, obesitas, sindrom
metabolik, aktivitas fisik, kolesterol, diet dan obat-
obatan.
Mengobati penyakit jantung yang telah ada.
Memperbaiki kontrol diabetes
mengurangi asupan alkohol berlebihan.
KRITERIA RUJUKAN

Pasien segera dirujuk ke RS untuk penanganan lebih


lanjut.
PROGNOSIS

Prognosis bonam bila faktor risiko dapat teratasi dan


penanganan cepat dilakukan. Pemberian obat
antiplatelet dan antikoagulan dapat mencegah
berulangnya TIA dan serangan stroke iskemik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai