Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110

Pokok Pokok Pikiran Balai Pelaksana Jalan


Nasional Wilayah XVI, Maluku dan Maluku Utara

Oleh : AJID KUNYO, ST. MT


NIP : 19640715 1986021012
LANDASAN PELAKSANAAN TUGAS

 MENDUKUNG TUGAS dan FUNGSI KEMENTERIAN PU


dan PERUMAHAN RAKYAT DIDALAM
MENSUKSESKAN
NAWA CITA JOKOWI – JK

MENJALANKAN TUGAS dan FUNGSI BALAI


PELAKSANA JALAN NASIONAL WILAYAH XVI
MALUKU DAN MALUKU UTARA SESUAI YANG
TELAH DITETAPKAN
DASAR PEMIKIRAN
 ARAH KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

 Mengingat terbatasnya sumber daya pembangunan, pengurangan kesenjangan wilayah


antar wilayah dilakukan dengan:

 Mendorong dan mempercepat pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Maluku, dan


Maluku Utara, melalui percepatan pembangunan klaster-klaster industri.

 Investasi pemerintah dan swata perlu secara bijak dioptimalkan bagi pembangunan
klaster-klaster industri di wilayah ini untuk memicu dampak pengganda (multiplier effect)
pada daerah sekitar, khususnya di daerah tertinggal dengan membuka akses jalan baru
pada wilayah – wilayah yang terisolasi, sehingga hasil pertanian dan perkebunan akan
dapat lebih mudah di pasarkan pada daerah perkotaan.

 Percepatan keterkaitan pertumbuhan antar industri dan spasial, melalui pengembangan


industri berbasis potensi sumber daya alam setempat, yang didukung oleh semakin
mantapnya struktur industri domestik.

 Keterkaitan antara pusat pertumbuhan wilayah dan daerah sekitarnya, perlu difasilitasi
dengan infrastruktur wilayah yang terintegrasi dan terhubung dengan baik, khususnya
infrastruktur jalan dan perhubungan, baik laut maupun udara serta pasokan energi.
Rencana Strategis Pembangunan Maluku dan Maluku Utara
KUNCI SUKSES PELAKSANAAN TUGAS
Memenuhi kebutuhan infrastruktur bidang ke Puan wilayah
Maluku dan Maluku Utara berupa infrastruktur jalan dan
Jembatan dalam rangka mendukung pengembangan wilayah dan
kelancaran distribusi barang dan jasa.

Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif


Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat
Maluku dan Maluku Utara dalam pembangunan infrastruktur
jalan dan jembatan.

Mengembangkan teknologi yang tepat guna dan kompetitif


serta meningkatkan keandalan mutu infrastruktur ke Puan.

Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif


dan terpadu dengan prinsip good governance serta
mengembangkan SDM yang profesional.
TARGET OUTCOME KEDAULATAN ENERGI DAN
INFRASTRUKTUR 2015-2019 (1)

KEDAULATAN ENERGI

INDIKATOR Kondisi 2014 Target Akhir 2019

• Rasio Elektrifikasi (%) 81,5 100 (96,6*)

• Konsumsi listrik per kapita (kWh)** 843 1200

• Pembangunan FSRU (unit) 2 3

• Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.690

• Pembangunan SPBG (unit) 40 118

• Jaringan gas kota (sambungan rumah) 102 ribu 1 jt

• Pembangunan kilang baru (unit) - 2

INFRASTRUKTUR DASAR

• Akses Air Minum layak 68,5% 100%

• Akses Sanitasi Layak 60,5% 100%

• Kawasan Kumuh Perkotaan 37.407 Ha 0 Ha

• Backlog Kebutuhan Rumah 13,5 Juta 6,8 Juta


*) Kemampuan Kementerian ESDM
**) Sebagai perbandingan konsumsi listrik per kapita saat ini: Vietnam 1.000 kWh, Thailand 2.200 kWh, Malaysia 4.200 kWh, Jepang 7.800 kWh, USA
13.200kWh
TARGET OUTCOME KEDAULATAN ENERGI DAN
INFRASTRUKTUR 2015-2019
Kondisi 2014 Target Akhir 2019

KONEKTIVITAS

• Kemantapan Jalan Nasional 94% 100 %

• Biaya Logistik 23,5% 19,2 %

• Pangsa Angkutan Umum 23% 32%

• Kab/Kota yang dijangkau pitalebar 72% 100%

KETAHANAN AIR

• Kapasitas Air Baku 51.4 M3/Detik 118.6M/Detik

• Storage Per Kapita 62.3 M3/Kapita 78.36 M3/Kapita

• Irigasi yang diairi waduk 11% 20%

• Jaringan Irigasi Permukaan 7.145 Juta Ha 7.914 Juta Ha

• Kapasitas Desain Banjir 5-25 Tahunan 10-100 Tahunan


TOL LAUT DALAM MENDUKUNG POROS MARITIM DUNIA

Nilai
Keterangan Program Keterangan
(Rp.Milyar)
Termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer, serta
24 Pelabuhan Strategis 243,696
lahannya
Short sea shipping 7,500 Kapal, pelabuhan Panjang, sumur, Bojanegara, Kendal, Pacitan, Cirebon
Fasilitas kargo umum dan bulk 40,615 Rencana induk pelabuhan nasional
Pengembangan pelabuhan non-komersil 198,100 1.481 pelabuhan
Pengembangan pelabuhan komersil lainnya 41,500 83 pelabuhan
Transportasi multimoda untuk mencapai
50,000 Jalan akses, kereta pelabuhan, kereta pesisir.
pelabuhan
Revitalisasi industri galangan kapal 10,800 12 galangan kapal
Kapal container, barang perintis, bulk carrier, tug & barge, tanker, dan
Kapal untuk 5 tahun ke depan 101,740
kapal rakyat
Kapal patroli 6,048 Kapal patrol dari Kelas IA s/d V
Pembangunan Infrastruktur Mendukung 13 Kawasan Industri di Luar Jawa
PROYEK STRATEGIS
Kebutuhan penanganan infrastruktur untuk  Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung,
mendukung 13 Kawasan Industri sebesar Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera
Rp.55,444.8 Triliun  Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung
 Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang, Jalan
Susumuk-Bintuni
SEKTOR INVESTASI  Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado – Bitung, Sei Mangke –
 Bandara 8,200.00  Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT dan
 Elektrifikasi Manggarai–Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api .
 Jalan 8,079.74
 Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3,
 Kereta Api 10,085,00 Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2
 Ketenagalistrikan 10,477.06 Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU
Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali,
 Pelabuhan 17,664.00 Bantaeng dan PLTGU Tangguh.
 Sumber Daya AIR 939.00  Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Pengembangan,
Total 55,444,80 Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara Syamsuddin Noor-
Banjarmasin

SUMATERA MALUKU
1. Kuala Tanjung - 12. Buli, Halmahera
Sumut Timur-MaluT
2. Seimangke – Sumut
3. Tanggamus - PAPUA
Lampung 13. Teluk Bintuni,
Papua Barat
KALIMANTAN
4. Batulicin – Kalsel
5. Ketapang - Kalbar
6. Landak - Kalbar;

SULAWESI
7. Palu – Sulteng
8. Morowali - Sulteng
9. Bantaeng - Sulsel
10. Bitung – Sulut
11. Konawe – Sultra
Pembangunan Infrastruktur Mendukung Kawasan Ekonomi Khusus
Lhokseumawe
KEK SEI MANGKEI
Kabupaten Simalungun, Sumut Tarakan
1 KEK BITUNG
Kota Bitung, Sulawesi UtaraKEKMOROTAI
8 Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara
KEK MBTK KEK PALU 6 Raja Ampat
Kota Palu, Sulawesi Tengah
Padang - Pariaman
Kabupaten Kutai Timur, Kaltim
4 Sorong Papua Barat
5
2 Teluk Bituni, Papua
KEK TANJUNG API-API Barat
Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan Garombing, Kab.
Batu Licin Baru. Sulsel
Jawa Barat
KEK TANJUNG LESUNG Taka Bonerate,
Kab. Pandeglang, Banten
3 Selayar
Sulawesi Selatan Merauke
7 Keterangan
KEK MANDALIKA Lokasi KEK yang telah ditetapkan s.d. 2014
Kab. Lombok Tengah, NTB
Indikasi Lokasi KEK 2014-2019
Indikasi lokasi dan Bisnis KEK 2014-2019
No Lokasi Bisnis yang Perlu dikembangkan

1 Sorong, Papua Barat Pengolahan hasil laut dan industri pengilangan

2 Teluk Bintuni,Papua Barat Industri pupuk dan petrokimia dengan sumber bahan baku dari Tangguh Train 3

3 Merauke, Papua Food and Energy Industries

4 Garombong, Kab Baru, Sulsel Refinery, Petrochemical, dan depo logistic energy

5 Tarakan, Kalimantan Utara Industri Manufaktur

6 Batulicin, Kalsel Industri pengilangan dan industri bebasis metal

7 Padang-Pariaman, Sumatera Barat Industri agro berbasis Karet, Kakao, dan Kelapa Sawit

8 Lhokseumawe, Aceh Industri manufaktur dan galangan kapal

9 Jawa Barat (Bandung dan Jabodetabek) High tech Industries, R&D, dan Jasa Pendidikan/ Kesehatan

10 Taka Bonerate, Selayar, Sulawesi Selatan Industri Pariwisata berbasis Maritim

11 Raja Empat, Papua Barat Industri Pariwisata berbasis Maritim


Pembangunan Infrastruktur Mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
dalam Destinasi Pariwisata Nasional
DUKUNGAN LANJUTAN TERHADAP Proyek Strategis
16 KSPN PRIORITAS
Danau Toba, dskt • Rantauprapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan- Sibolga
Sumatera
• Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
Kep. Seribu, dskt
• Reaktivasi jalur KA antara Yogyakarta – Magelang & Magelang – Ambarawa
Kota Tua – Sunda Kelapa, dskt
Jawa • Pembangunan Bandara Internasional di DI Yogyakarta
Borobudur, dskt
• Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo
Bromo – Tengger – Semeru, dskt
16 KSPN Prioritas

Tanjung Puting, dskt • Pelebaran Jalan Sp. Meluang - Pelabuhan Derawan


Kalimantan
• pelebaran jalan Lingkar Luar Kota Labuhan Bajo
Toraja, dskt • pembangunan jalan Toraja
Sulawesi Bunaken, dskt • Pembangunan jalur KA antara Manado - Bitung
Wakatobi, dskt

Kintamani-Danau Batur, dskt • Bandara Internasional Lombok


Bali-Nusa Menjangan-Pemuteran, dskt • Pembangunan dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo,
Tenggara Kuta-Sanur-Nusa Dua, dskt • Pelabuhan Laut Pulau Komodo
Rinjani, dskt • Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca,
Pulau Komodo, dskt • Pengembangan Dermaga Wisata di Maumere
Ende-Kelimutu, dskt • Pengembangan Dermaga Wisata di Ende
Papua-Kep.
Maluku Pengembangan Pelabuhan di Sorong dan Faspel Laut Arar
Raja Ampat, dskt
LOKASI 33 PEMBANGUNAN PLTA GUNA
MENDUKUNG PEMBANGUNAN 49 WADUK
• Wampu, 45 Mw,-Asahan
III (FTP 2), 174 Mw, • Karama Peaking (Unsolicited)
Hasang (FTP 2, 40 Mw, 150 Mw, Karama Baseload
Simonggo-2, 86 MW, (Unsolicited), 300 Mw
Batang Toru (Tapsel), 510 (Sulbar)
• Peusangan 1 – 2, 88 Mw, Mw, Masang-2, 55 Mw
• Duminanga, 1
Peusangan-4, 400 Mw (Sumut)
Mw,Sawangan, 12 Mw • PLTA Tersebar Maluku
(NAD)
(Sulut) Utara, 4.5 Mw, (Malut)
• Bontobatu (FTP2),
110 Mw, Malea, 90
Mw (Sulsel)
• Isal 3 , 4 Mw, Nua (Masohi), 6
Mw, Wai Tala 13.5 Mw, Wai
Tala 40.5 Mw, Isal, 6 Mw,
PLTA Tersebar Maluku , 18.5
Mw(Maluku)

• Simpang Aur (FTP2),


23 Mw, Ketahun-3,
61 Mw (Bengkulu) • Warsamson, 46,5
Mw(Papua Barat)

• Merangin, 350
Mw(Jambi) • Orya 2, 10 Mw,
Kalibumi-2, 5 Mw,
• Kusan, 65 Mw(Kalsel) Mariarotu II 1.3 Mw,
Baliem, 10 Mw,
• Semangka (FTP2), Kalibumi III Cascade,
56 Mw(Lampung) 5 Mw, Baliem, 40
• Brang Beh 1, 8 Mw, • Maubesi ,1 Mw,
Brang Beh 2, 4.1 Mw • Konawe, 50 Mw, Mw, Tatui, 4 Mw,
Kudungawa, 2 Mw,
NTB) Watunohu 1, 20 Mw Amai, 1.4 Mw
Ubungawu III, 0.2 Mw
(Sultra) (Papua)
(NTT)
APBN TAHUN 2015
BIDANG INFRASTRUKTUR

Terdapat gap pembiayaan sebesar Rp. 85,7Triliun dalam


rangka mengejar pemenuhan target RPJPN, diantaranya:
• Rasio elektrifikasi 96,6%
• Air Minum dan Sanitasi 100 %
• Perumahan layak 100 %
104,32

117,35

154,44
148,61

213,11
142,80
(Rp.Miliar)
Kementerian/ 2011 2012 2013 2014 2015
No
Lembaga Indikatif APBN Indikatif APBN Indikatif APBN Indikatif APBN (Miliar Rupiah)
APBN Kebutuhan* Gap
1 Pekerjaan Umum 56.467,6 57.960,7 61.480,9 62.563,1 69.102,7 77.978,0 69.063,2 84.148,1 81.338,2 123.324,0 41.985,8
2 Perhubungan 21.371,6 22.111,7 26.602,3 28.117,7 31.299,4 36.679,3 34.081,3 40.370,5 44.933,9 72.328,0 27.394,1
Perumahan
3 2.759,5 2.759,5 4.616,7 4.604,1 5.129,1 5.168,1 4.242,0 4.565,2 4.621,5 12.163,0 7.541,5
Rakyat
4 ESDM 15.172,7 15.298,6 15.689,0 15.804,7 17.304,7 18.803,9 13.500,7 16.263,2 10.023,5 16.849,0 6.825,5
5 Kominfo 3.307,6 3.450,3 3.464,0 3.245,9 3.433,7 3.807,4 3.579,6 3.619,9 4.859,8 4.859,8 -
)
6 BPLS 1.286,0 1.286,0 1.331,0 1.606,9 2.256,9 2.256,9 845,1 845,1 843,2 843,2** -
7 Basarnas 1.054,6 1.163,8 959,2 1.111,8 1.311,7 1.666,4 1.438,8 2.188,8 2.420,0 3.489,0 1.069,0
8 BPWS - 292,5 299,6 299,6 399,6 399,6 381,6 381,6 195,5 400,0 204,5
9 LPP RRI - - - - 869,0 985,2 783,0 998,5 889 1.109,0 220,0
10 LPP TVRI - - - - 853,2 864,2 765,0 1.075,6 866,5 1.347,0 480,5
Total Infrastruktur 101.419,6
*) Kebutuhan 2015 berdasarkan 104.323,1
hasil usulan K/L 114.442,7 117.353,8
pada Trilateral Meeting.131.960,0 148.609,0 128.680,3 154.456,5 150.991,1 236.636,2 85.720,9
**) Sesuai keputusan MK, bila revisi Perpres telah terbit, diperlukan tambahan Rp. 781 M untuk membayar sisa ganti rugi kepada masyarakat di wilayah
terdampak.
Terima kasih
Oleh : AJID KUNYO, ST. MT
NIP : 19640715 1986021012

Anda mungkin juga menyukai