ENDOKRIN Pemicu 3 Hartomas Bumiharjo
ENDOKRIN Pemicu 3 Hartomas Bumiharjo
Hartomas Bumiharjo
405140065
ANATOMI
Anatomi Pankreas
• Berwarna dadu-kelabu
• Panjang 12-15 cm
• Berat kurang lebih 90 gram
• Kelenjar eksokrin produksi cairan pancreas ke
duodenum
• Kelenjar endokrin produksi glukagon dan
insulin ke dalam darah
• Letak retroperitoneal
• Bagian-bagian : caput, collum, corpus, dan cauda
Vaskularisasi
ARTERI
oA. pancreatico duodenale
superior (cab. A.
gastroduodenalis)
oA. pancreatico duodenalis
inferior (cab. A. mesenterica
superior)
VENA
Darah dialirkan ke dalam :
o V. lienalis
o V. mesenterica superior
o V. portae
PEMBULUH GETAH BENING
o Nnll pancreaticolienalis
o Nnll pancreaticoduodenalis
o Nnll celiacus
INNERVASI
o Plexus celiacus
HISTOLOGI
• Organ tambahan sistem
pencernaan
– Hepar
– Vesica biliaris
– Pankreas
• Eksokrin
• endokrin
Duktus hepatikus
kanan - kiri
Duktus
hepatikus
komunis
Duktus
sistikus
Duktus
biliaris
komunis/
Koledokus
Duktus
pankreatikus
utama
Ampula
hepatopankreat
ikus
Duodenum
Pankreas
• Eksokrin
– Asini serosa dan sel
zimogenik lobulus
• Asinus penkreatikus terdiri
dari sel zimogenik yang
mengelilingi sebuah lumen
sentral yang kecil
• Duktus eskretorius setiap
asini terlihat sentroasinar
yang terpulas pucat di dalam
lumennya
• Produk sekretorik keluar dari
asini melalui duktus
interkalaris
– Septum jar. ikat
intralobularis dan
interlobularis
• Pembuluh darah
• Duktus interlobularis
• Saraf
• Corpusculum lamellosum
(pacinian corpuscle)
• Endokrin
– Insula pancreatica (pulau
langerhans)
Pankreas eksokrin
Duktur Duktus
interkalaris/ pankreatikus
intralobularis utama
Sel Duktus
sentroasinar interlobularis
• Fungsi pankreas eksokrin
– Sel enteroendoktin (APUD) di mukosa duodenum
mensekresi hormon sekretin dan kolesistokinin yang
fungsinya mengatur sekresi eksokrin dari pankreas
– Kimus asam di duodenum sekretin dilepaskan
sel sentroasinar dan duktus interkalaris yang lebih
kecil menghasilkan cairan encer kaya natrium
bikarbonat penetralan kimus asam, penghentian
kerja pepsin, menciptakan PH netral untuk aktivitas
enzim pankreas
– Lemak dan protein di duodenum CCK dilepaskan
sel asinar mensekresi amilase, lipase,
deoksiribonuklease, ribonuklease, tripsinogen,
kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase
pencernaan enzimatik karbohidrat, lemak, protein
Insula pancreatica
• Pulau langerhans
– Sel endokrin tersusun
berderet dan
berkelompok
– Jaringan ikat halus dan
anyaman kapiler
diantara sel endokrin
– Kapsul jaringan ikat
tipis memisahkan
pankreas endokrin dari
asini serosa eksokrin
• Sel alfa (Endocrinocytus A)
– Sitoplasma merah muda
– Letak lebih perifer
– Penghasil hormon glukagon
• Sel beta (Endocrinocytus B)
– Sitoplasma biru
– Letak lebih ditengah
– Lebih mendominasi
– Penghasil hormon insulin
• Sel delta (Endocrinocytus D)
– Jumlah paling sedikit
– Letak dimana saja
– Penghasil hormon
somatostatin
• Sel polipeptida
pankreas(Endocrinocytus PP)
– Penghasil hormon polipeptida
pankreas
FISIOLOGI
Pankreas
• Pankreas eksokrin
• Pankreas endokrin
Pankreas eksokrin
• Getah pankreas eksokrin mengandung
– Enzim pankreas disekresi sel-sel asinus pankreas
• Enzim proteolitik
– Tripsinogen
– Kimopripsinogen
– prokarboksipeptidase
• Amilase pankreas
• Lipase pankreas
– Larutan cair basa disekresi sel-sel duktus pankreas
• Komponen encer alkalis yang banyak mengandung NaHCO3
PENGAKTIFAN ENZIM • Amilase dan
PROTEOLITIK Lipase
Prokarboksipeptidase
pankreas
Enterokinase
disekresikan
Karboksipeptidase
dalam
bentuk aktif
Tripsinogen Tripsin secara
langsung
Kimotripsinogen
otokatalisis
Tripsinogen
Pankreas Endokrin
• Sel alfa (Endocrinocytus A)
– Penghasil hormon glukagon
• Kadar gula darah rendah sekresi glukagon mempercepat perubahan
glikogen, asam amino, dan asam lemak di hepatosit menjadi glukosa
• Sel beta (Endocrinocytus B)
– Penghasil hormon insulin
• Kadar gula darah meningkat sekresi insulin meningkatkan transpor
membran glukosa kedalam hepatosit, otot, dan sel adiposa juga mempercepat
konversi glukosa menjadi glikogen di hepatosit
• Sel delta (Endocrinocytus D)
– Penghasil hormon somatostatin
• Menurunkan dan menghambat aktivitas sekretorik sel A dan sel B melalui
pengaruh lokal di insula pancreatica
• Sel polipeptida pankreas(Endocrinocytus PP)
– Penghasil hormon polipeptida pankreas
• Menghambat pembentukan enzim pankreas dan sekresi alkali
• Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans
terdiri atas sel α, sel β, sel δ, dan sel F. Sekresi sel – sel ini berupa hormon
yang akan langsung diangkut melalui pembuluh darah.
2. β (Insulin)
Target : Sebagian besar sel
Efek :
– membantu pengambilan glukosa oleh sel,
– menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid,
– menurunkan kadar glukosa darah.
– Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh somatostatin.
3. δ (Somatostatin)
Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek :
– menghambat sekresi insulin dan glukagon,
– menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan.
– Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target : Organ pencernaan
Efek :
– menghambat kontraksi kantong empedu,
– mengatur produksi enzim pankreas,
– mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan.
– Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
Reseptor insulin kombinasi dari empat subunit yang saling berikatan bersama
oleh ikatan disulfide 2 subunit alfa ( terletak seluruhnya di luar membrane sel )
dan 2 subunit beta ( menembus membrane, menonjol ke dalam sitoplasma ).
Insulin berikatan dengan subunit alfa — subunit beta mengalami autofosforilasi —
protein kinase — fosforilasi dari banyak enzim intraselular lainnya.
Insulin synthesis
and secretion
Insulin harus
menempel pada reseptor
dinding sel.
Pintu gerbang glukosa
dinding sel terbuka.
Glukosa masuk lewat
gerbang, di angkut oleh
“glucose-carrier”.
Glucose-carrier
membawa glukosa ke
mitokondria.
Dalam mitokondria
glukosa dibakar dengan
o2 menghasilkan energi
dan panas.
INSULIN
Insulin Plasma Tinggi Insulin Plasma Rendah
(Keadaan Sesudah Makan) (Keadaan Puasa)
Hati Ambilan glukosa Produksi glukosa
Sintesis glikogen Glikogenolisis
Tidak adanya glukoneogenesis Glukoneogenesis
Lipogenesis Tidak adanya lipogenesis
Tidak adanya ketogenesis Ketogenesis
Otot Ambilan glukosa Tidak adanya ambilan glukosa
Oksidasi glukosa Oksidasi asam lemak & keton
Sintesis glikogen Glikogenolisis
Sintesis protein Proteolisis & pelepasan asam amino
Jaringan Ambilan glukosa Tidak ada ambilan glukosa
lemak Sintesis lipid Lipolisis & pelepasan asam lemak
Ambilan trigliserida Tidak ada ambilan trigliserida
Metabolic actions of
insulin in striated
muscle, adipose
tissue, and liver.
Insulin Action on target cell
Insulin resistance
associated with obesity is
induced by adipokines, free
fatty acids, and chronic
inflammation in adipose
tissue.
Pancreatic β cells
compensate for insulin
resistance by
hypersecretion of insulin.
o Tahap klinis :
• Insulin requiring for survival diabetes, seperti pd kasus defisiensi peptida-C.
• Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak
cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan
hormon dari luar tubuh.
• Not insulin requiring diabetes.
Epidemiologi DM
• According to the American Diabetes Association, approximately 1.5
million new cases of diabetes are diagnosed each year in the United
States, and diabetes is the leading cause of end-stage renal disease,
adult-onset blindness, and nontraumatic lower extremity amputations.
• Almost half of diabetes deaths occur in people under the age of 70
years; 55% of diabetes deaths are in women.
• The total number of people with diabetes worldwide was estimated to
be between 151 million and 171 million at the turn of the century, and
is expected to rise to 366 million by 2030.
• The prevalence of diabetes is increasingly sharply in the developing
world as people adopt more sedentary life styles, with India and China
being the largest contributors to the world's diabetic load.
Diabetes Mellitus Tipe 1
• Diabetes mellitus tipe 1 ( childhood-onset diabetes, juvenile diabetes,
insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM ) adalah diabetes yang terjadi
karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya
sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM
dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
It accounts for
approximately 5% to 10% of
all cases, and is the most
common subtype diagnosed
in patients younger than 20
years of age.
Patofisiologi DM Tipe 1
ICA (Islet Cell
Antibody)
Insulitis
Kerusakan permanen
sel Beta
Patofisiologi DM Tipe 1
Tanda-Gejala DM Tipe 1
• Urin ↑
• Hyperglycemi
• Blurred vision
• Weight loss
• Weakness total body potassium loss & the
general catabolism of muscle protein
• Ketoacidosis exacerbates the dehydration &
hyperosmolality anorexia, vomit, nausea
Diabetes Mellitus Tipe 2
• Diabetes mellitus tipe 2 ( adult-onset diabetes, obesity related
diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM )
terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi
darah.
• The two metabolic defects that characterize type 2 diabetes are (1)
a decreased response of peripheral tissues to insulin (insulin
resistance) and (2) β-cell dysfunction that is manifested as
inadequate insulin secretion in the face of insulin resistance and
hyperglycemia
Patofisiologi DM Tipe 2
Resistensi insulin PREDIABETES
kompensasi
DIABETES
Glukosa darah meningkat
Patogenesis DM tipe 2 :
• resistensi insulin perifer
Penurunan progresif fungsi sel beta •penurunan fungsi sel Beta
pankreas
•hepatic glucose production
Insulin (-) Menyerupai DM tipe 1
Tanda-Gejala DM Tipe 2
• Urin ↑ and thirst
• Neuropathic or cardiovascular complication
• Chronic skin infection
• Vaginitis
• Overweight / obese
• Acanthosis nigricans (axilla, groin, back of neck
hyperpigmented and hyperchromatic)
• Hyperglycemic hyperosmolar dehydrated,
hypotensive, lethargic, ≠Kussmaul respiration
Algoritma DM
Pemeriksaan - TTGO
• TTGO : a gold standard for making the diagnosis of type 2 diabetes,
commonly used for diagnosing gestational diabetes and in conditions of
pre-diabetes.
• With an oral glucose tolerance test, the person fasts overnight (at least
eight but not more than 16 hours).
• Then first, the fasting plasma glucose is tested. After this test, the person
receives 75 grams of glucose (100 grams for pregnant women).
• IT’S A MUST !!!
– the person must be in good health (not have any other illnesses, not
even a cold)
– the person should be normally active (not lying down)
– the person should not be taking medicines that could affect the blood
glucose
– For three days before the test, the person should have eaten a diet
high in carbohydrates (200-300 grams per day).
– The morning of the test, the person should not smoke or drink coffee.
Evaluating the results of TTGO
• Normal response: A person is said to have a normal response when the 2-
hour glucose level is less than 140 mg/dl, and all values between 0 and 2
hours are less than 200 mg/dl.
• Gestational diabetes: A woman has gestational diabetes when she has any
two of the following: a 100g OGTT, a fasting plasma glucose of more than
95 mg/dl, a 1-hour glucose level of more than 180 mg/dl, a 2-hour glucose
level of more than 155 mg/dl, or a 3-hour glucose level of more than 140
mg/dl.
Pemeriksaan – HbA1C
• The red blood cells that circulate in the body live for about three months
before they die off. When sugar sticks to these cells, it gives us an idea of
how much sugar is around for the preceding three months. In most labs,
the normal range is 4%-5.9 %.
• In poorly controlled diabetes, its 8.0% or above, and in well controlled
patients it's less than 7.0% (optimal is <6.5%).
A1c(%) Mean blood sugar (mg/dl)
6 135
7 170
8 205
9 240
10 275
11 310
12 345
Pencegahan
1. Pencegahan primer upaya yang ditujukan pada
kelompok yg memiliki faktor resiko, mereka yg belum
terkena DM, namun berpotensi untuk menjadi DM &
kelompok prediabetes.
• Prediabetes :
GDP antara 100-125mg/dL.
Glukosa darah 2 jam stlh muatan glukosa (TTGO) antara
140-199mg/dL
• Program penurunan BB.
• Diet sehat.
• Latihan jasmani.
2. Pencegahan Sekunder
Mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada
diabetes.
Pengobatan yang cukup & deteksi dini penyulit.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan pada kelompok diabetes yg telah
mempunyai penyulit agar mencegah kecacatan lebih
lanjut.
Hipoglikemia
• Hipoglikemi adalah penurunan kadar glukosa darah
dibawah 60 %, hipoglikemi baru timbul gejala bila kadar
glukosa lebih rendah dari 45 %.
• Disebabkan oleh :
– penurunan bahan pembentuk glukosa
– penyakit hati
– ketidakseimbangan hormonal
Etiologi hipoglikemia :
• Hipoglikemi pada DM stadium dini
Insulin
• pasien hiperosmolar hiperglikemik non
ketotik sensitif terhadap insulin
• pemberian insuli drip sangat dianjurkan
Kalium
• pemberian kalium dikurangi jika tampak
fungsi ginjal membaik
Diuresis osmotik
Tanda KHAS HIPERGLIKEMI :
Kesadaran menurun dan dehidrasi berat Hipovolemia
Insulin
• Diberikan pada jam kedua dalam bentuk bolus (IV) dosis
180mU/kgBB, lanjutkan 90mU/jam/kgBB.
• Bila GD < 200mg/dL kecepatan dikurangi menjadi
45mU/jam/kgBB
• Bial GD sabil lanjutkan drip insulin 1-2 unit/jam
Bikarbonat
• Koreksi natrium bikarbonat dilakukan bila pH <7,1
Kalium
• Diberikan pada pasien yang tidak syok
• Dapat dilakukan per infus, per oral (sadar)
Antibiotik
• Untuk mencegah infeksi dan mencegah luasnya infeksi
• Sefalosporin 2 – 3 gr IV / harii atau floxacine
PROGNOSIS
• Bila diabetes mellitus diketahui sejak dini dan
adanya penanganan yang tepat dan cepat,
maka prognosis akan ke arah yang lebih baik.
Serat
• Anjuran konsumsi serat kurang lebih 25 g/hari diutamakan serat larut
• Sumber serat: kacang-kacangan, buah, sayuran, serta sumber karbohidrat yang tinggi
serat, karena mengandung vitamin, mneral, serat dan bahan lain yang baik untuk
kesehatan
Pemanis
• Dikelompokkan menjadi pemanis bergizi (glukosa alkohol dan fruktosa) dan pemanis tak
bergizi (aspartam, sakarin, acesulfame, potassium, sukralose, neotame)
• Batasi penggunaan pemanis bergizi
• Fruktosa tidak dianjurkan karena efek samping pada lipid plasma
LATIHAN JASMANI
Tujuan:
• Membantu mempertahankan BB ideal.
• Meningkatkan kapasitas kerja jantung.
• Mengurangi resiko komplikasi jangka panjang.
• Membantu kerja metabolisme tubuh
mengurangi kebutuhan insulin.
Pantau kemungkinan hipoglikemia, perhatikan jenis
latihan jasmani, intensitas latihan, tingkat
kebugaran, dan kebiasaan sehari-hari pasien.
Hal-hal yang direkomendasikan sebelum latihan:
• Injeksi insulin minimal 1-2 jam sebelum latihan.
• Periksa kadar glukosa darah sebelum latihan, jika
rendah, asupi dengan KH yang awitan kerjanya cepat
(pisang, jus, dextrosa).
• Jika kadar glukosa darah tinggi, periksa ketonuria. Jika
(+), tunggu selama 2 jam, tidak boleh olahraga dahulu,
gunakan insulin kerja cepat untuk mengatasi
hiperglikemi, kemudian cek kembali.
• Jika latihan >30 menit, periksa kadar glukosa dan
makan KH tambahan selama latihan.
• Kurangi dosis insulin, sebelum dan sesudah latihan.
• Penurunan dosis insulin tergantung durasi dan
peningkatan aktivitas dibanding normal.
• Catat kadar glukosa darah, makanan, dan dosis insulin.
• Prinsip latihan jasmani yaitu memenuhi bbrp hal
yaitu : frekuensi, instensitas, durasi dan jenis
– Frekuensi: jumlah olahraga perminggu sebaiknya
teratur 3-5x per minggu
– Intensitas : ringan dan sedang ( 60-70% max heart
rate)
– Durasi :30-60 menit
– Jenis : latihan jasmani endurans (aerobik) spt jalan,
jogging, berenang dan bersepeda
• Latihan jasmani sebaikny yg disenangi serta mgkn
dilakukan sesering mgkn dan hendak melibatkan
otot2 besar
• Melakukan latihan jasmani d perhatikan hal-hal
berikut: pemanasan, latihan inti, pendinginan,
dan peregangan
Latihan Jasmani
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada latihan jasmani
Pemanasan (warm up) ↑ suhu tubuh
↑ denyut nadi hingga mendekati intensitas latihan
Menghindari cedera
5-10 menit
Latihan inti (conditioning)
Pendinginan (cooling-down) Mencegah penimbunan asam laktat
Mencegah pusing ( terkumpunya darah di otot
yang aktif )
5-10 menit
Peregangan (stretching) Melemaskan dan melenturkan otot yang teregang
Menjadikan lebih elastis
Terutama usia lanjut
DM tipe 1:
- Selalu monitor GD
DM tipe 2:
• M↓kan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat
selular
• M↓kan produksi glukosa hati
• M↑kan pemakaian glukosa oleh sel usus m↓kan glukosa darah & menghambat
Mekanisme kerja
absorpsi glukosa di usus sesudah makan
• M↑kan pemakaian glukosa oleh jaringan peifer yang dipengaruhi AMPK
• Stimulasi GLP-1 (Glucagon Like Peptide-1) menekan fungsi sel alfa pankreas
mengurangi hiperglikemi saat puasa
• Diabsorpsi
Farmakokinetik
• Konsentrasi tertinggi setelah 1-2 jam
dan
• T ½ rosiglitazone : 3-4 jam
Farmakodinamik
T ½ pioglitazone : 3-7 jam
• Hambat enzim alfa glukosidase pada dinding eritrosit di proximal usus halus
perlambat pemecahan & penyerapan KH kompleks hambatan pembentukan
monosakarida intraluminal, menghambat & perpanjang p↑an glukosa darah pp,
Mekanisme kerja dan pengaruhi respon insulin plasma p↓an glukosa darah pp
• Efektif untuk pasien dengan diet tinggi KH
• Obat hanya mempengaruhi GD pad waktu makan, tidak untuk setelah itu
• Monoterapi tidak merangsang sekresi insulin tidak hipoglikemia
Kontraindikasi Irritable bowel syndrome, obstruksi sal cerna, sirosis hati, gangguan fungsi ginjal
• Sediaan : Oral
• Dosis awal : 50 mg, dinaikkan bertahap
Sediaan dan Dosis • Dosis : 150 – 300mg/hari
•Anjuran : suapan pertama makan langsung diberikan
GOLONGAN INCRETIN
Nama Obat Keterangan