Hartomas Bumiharjo
405140065
Anatomi kelenjar tiroid
• Dibedakan menjadi 2:
– Hipotiroidisme Klinik
kadar TSH tinggi, kadar fT4 rendah
– Hipotiroidisme Subklinik
kadar TSH tinggi, kadar fT4 normal, tanpa gejala atau ada
gejala sangat minimal
• Secara klinis dikenal :
1. Hipotiroidisme sentral karena kerusakan
hipofisis/hipotalamus.
2. Hipotiroidisme primer apabila yg rusak kelenjar
tiroid.
3. Krn sebab lain : sebab farmakologis, defisiensi
yodium, kelebihan yodium & resistensi perifer.
Penyebab hipotiroidisme primer &
hipotiroidisme sentral
Penyebab Penyebab Hipotiroidisme Hipotiroidisme
Hipotiroidisme Sentral Primer Sepintas (‘transient’)
Lokalisasi 1. hipo- atau agenesis 1. Tiroiditis de Quervain
hipofisis/hipotalamus kelenjar tiroid 2. Silent thyroiditis
1. tumor, infiltrasi tumor 2. Destruksi kelenjar tiroid 3. Tiroiditis postpartum
2. Nekrosis iskemik • Pasca radiasi 4. Hipotiroidisme
(sindrom Sheehan • Tiroiditis autoimun, neonatal sepintas
pada hipofisis) Hashimoto
3. Iatrogen (radiasi, • Tiroiditis De Quervain
operasi) • Postpartum tiroiditis
4. Infeksi (sarcoidosis, 3. Atrofi (berdasar
histiosit) autoimun)
4. Dishormogenesis
sintesis hormon
5. Hipotiroidisme transien
(sepintas)
Tanda & Gejala
• Gejala dibedakan menjadi 2 :
– umum krn kekurangan hormon tiroid di jaringan
– spesifik disebabkan krn penyakit dasarnya
Thyroid reserve ++ + + 0
Thyroid
+ or 0 + or 0 + or 0 0
antibodies
Serum thyroxin ++ + or 0 0 0
Serum
++ + + or 0 + or 0
cholesterol
TSH response
Supranormal Supranormal Supranormal Supranormal
to TRH
ECG ++ + + or 0 + or 0
• Tujuan :
– Meringankan keluhan dan gejala
– Menormalkan metabolisme
– Menormalkan TSH (bukan mensupresi)
– Membuat Tз (dan T₄) normal
– Menghindari komplikasi dan resiko
• Prinsip yg digunakan dlm melakukan subsitusi :
- Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosis awal
dan makin landai peningkatan dosis.
- Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama,
dosis harus hati2.
• Penyakit Graves
• Functioning adenoma ("hot nodule") dan Toxic
Multinodular Goiter (TMNG)
• Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormon
tiroid
• Pengeluaran yang abnormal dari TSH
• Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)
• Pemasukkan yodium yang berlebihan
Penyebab tirotoksikosis
Hipertiroidisme Tirotoksikosis tanpa Hipertiroidisme
primer hipertiroidisme sekunder
•Penyakit Graves •Hormon tiroid berlebih •TSH-secreting
•Gondok multinodula (tirotoksikosis faktisia) tumor chGH
toksik •Tiroiditis subakut (viral secreting tumor
•Adenoma toksik / De Quervain) •Tiroroksikosis
•Obat : yodium lebih, •Silent tiroiditis gestasi (trimester
litium •Destruksi kelenjar : pertama)
•Karsinoma tiroid yg amiodaron, l-131, •Resistensi hormon
berfungsi radiasi,adenoma,infark tiroid
•Struma ovarii
(ektopik)
•Mutasi TSH-r Gѕ α
Gejala-Gejala Hipertiroid
Keringat berlebihan
Ketidaktoleranan panas
Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat
Gemetaran - tremor
Kegelisahan; agitasi
Denyut jantung yang cepat
Kehilangan berat badan
Kelelahan
Konsentrasi yang berkurang
Aliran menstruasi yang tidak teratur dan sedikit
Tanda & Gejala Hipertiroidisme
umumnya & pada penyakit Graves
Sistem Gejala dan tanda Sistem Gejala dan tanda
Umum Tak tahan hawa panas Psikis dan Labil,iritabel,tremor,psikosis,ne
Hiperkinesis,capek,BB turun, saraf rvositas,paralisis periodik
tumbuh cepat, toleransi obat, dispneu
youthfullness
Hiperdefekasi, lapar
Gastrointestinal Makan banyak, haus, Jantung hipertensi,aritmia,palpitasi,gag
muntah, disfagia, al jantung
splenomegali
Muskular Rasa lemah Darah dan Limfositosis,
limfatik anemia,splenomegali,leher
membesar
Genitourinaria Oligomenorea,amenorea,libi Skelet Osteoporosis,epifisis cepat
do turun, infertil, menutup dan nyeri tulang
ginekomastia
Kulit Rambut rontok, berkeringat,
kulit basah, silky hair dan
onikolisis
• Spesifik untuk penyakit Graves ditambah
dengan:
– Optalmopati (50%) edema pretibial, kemosis,
proptosis, diplopa, visus menurun, ulkus
kornea
– Dermopati (0,5 – 4)%
– Akropaki (1%)
Diagnosis
Uji Diagnostik Tiroid
Uji fungsi tiroid Tiroksin (T4)
Triiodotironin (T3)
Tirotropin (TSH)
Uji TRH
Uji isotropik
Uji tangkap iodium
Uji supresi dan stimulasi
Uji penglepasan perklorat
Morfologi kelenjar Sidik tiroid
USG
CT scan dan MRI
Etiologi kelainan tiroid Antibodi antireseptor TSH (TRAb)
(imunologik) Antibodi antitiroglobulin (anti-Tg)
Antibodi antimikrosomal (anti-TPO)
Lain-lain Petanda tumor
Sidik seluruh tubuh dengan NaI131/ TI201
Biopsi jarum
Efek Berbagai Obat yang Digunakan Dalam Pengelolaan Tirotoksikosis
Kelompok obat Efeknya Indikasi
Obat antitiroid Menghambat sintesis hormon Pengobatan lini pertama
• Propiltiourasil (PTU) tiroid dan berefek pada Graves. Obat jangka
• Metimazol imunosupresif (PTU juga pendek prabedah/pra-RAI
menghambat konversi
• Karbimazol T4T3)
• Antagonis adrenergik-β
Β-adrenergik-antagonis Mengurangi dampak hormon Obat tambahan, kadang
• Propanolol tiroid pada jaringan sebagai obat tunggal pada
• Metoprolol tiroiditis
• Atenolol
• Nadolol
Bahan mengandung iodine Menghambat keluarnya T4 Persiapan tiroidektomi. Pada
• Kalium iodida dan T3 serta produksi T3 krisis tiroid, bukan untuk
• Solusi Lugol ekstratiroidal penggunaan rutin
• Natrium ipodat
• Asam lopanoat
Obat lainnya Menghambat transpor Bukan indikasi rutin. Pada
• Kalium perklorat yodium, sintesis dan subakut tiroiditis berat dan
• Litium karbonat keluarnya hormon. krisis tiroid
Memperbaiki efek hormon di
• Glukokortikoid jaringan dan sifat imunologis
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan
– membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan
cara :
• menekan produksi hormon tiroid (obat anti tiroid)
• merusak jaringan tiroid (iodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
1. Beristirahat
– kasus yang ringan: berobat jalan dengan observasi yang baik.
– kasus yang berat: istirahat total, lebih-lebih bila pasien
direncanakan akan dioperasi.
2. Makanan
– tinggi kalori
– tinggi vitamin dan mineral
– cukup protein
3. Anti Tiroid
Indikasi :
– Memperpanjang remisi/ mendapatkan remisi menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis.
– Kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum / sesudah pengobatan pada
pasien yang mendapat iodium radioaktif.
– Persiapan untuk tiroidektomi.
– Pengobatan pasien hamil dan lanjut usia.
– Pasien dengan krisis tiroid.
• Penggunaannya diawali dengan dosis besar sampai mencapai eutiroidisme
dan untuk mempertahankan diberikan dosis kecil.
• Obat anti tiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis awal Maintenance
(mg/hari) (mg/hari)
Karbimazol 30-60 5-20
Metimazol 30-60 5-20
Propiltiourasil (PTU) 300-600 50-200
Cara Kerja :
• Bersifat imunosupresif pada penyakit Graves
• Menurunkan konsentrasi TSAb (Thyroid Stimulating Antibody) yang
bekerja pada sel tiroid.
• Tidak mempengaruhi sekresi hormon yang sudah terbentuk.
• Jika dikombinasi dengan tiroksin :
~ Menghambat produksi hormon tiroid
~ Menurunkan produksi antibody terhadap reseptor TSH
~ Menurunkan frekuensi kambuhnya hipertiroidisme
Efek Samping :
Hipersensitif.
Bersifat sementara dan pemberian obat diganti dengan jenis
lain
Agranulositosis.
Bila timbul agranulositosis pemberian obat dihentikan.
• Perbaikan klinis pasien tergantung pada jumlah hormon tiroid
yang tersimpan dalam kelenjar dan kecepatan sekresi kelenjar.
Efek samping :
- Hipotiroidisme
- Eksaserbasi hipertiroidisme
- Tiroiditis
5. Operasi (Tiroidektomi)
– Tiroidektomi subtotal sangat efektif untuk menanggulangi
hipertiroidisme.
– Kelenjar yang tertinggal sesudah operasi penting sekali sebab
bila terlalu besar biasanya kambuh kembali sedang bila terlalu
kecil terjadi hipotiroidisme.
Indikasi :
Pasien muda dengan struma yang besar dan tidak sembuh dengan
obat anti tiroid.
Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat anti
tiroid dosis besar.
Alergi terhadap obat anti tiroid dan tidak dapat menerima iodium
radioaktif.
Adenoma toksik atau struma multinodular toksik.
Penyakit Graves yang berhubungan dengan 1 atau lebih nodul.
• Sebelum operasi
– pasien diberi obat anti tiroid sampai eutiroid
– lalu diberi Kalium Iodida 100-200 mg/hari atau
– cairan lugol 10-15 tetes/hari selama 10 hari untuk
mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
Pengobatan
• Umum cairan untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit (NaCl
dan cairan lain) dan kalori (glukosa)
• Pemberian hidrokortison
• Mengobati faktor pencetus mis; infeksi
• Pemberian antipiretik asetaminofen, jangan pakai aspirin
(melepas ikatan protein-hormon tiroid, free hormon
meningkat)
komplikasi
Badai tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari
kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba.
Badai tiroid bisa menyebakan:
- demam
- kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa
- kegelisahan
- perubahan suasana hati
- kebingungan
- perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
- pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.
Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat
berbahaya dan memerlukan tindakan segera.
Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan
ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia)
dan syok.
Badai tiroid biasanya terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati
atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh:
- infeksi
- trauma
- pembedahan
- diabetes yang kurang terkendali
- ketakutan
- kehamilan atau persalinan
- tidak melanjutkan pengobatan tiroid
- stres lainnya.
Badai tiroid jarang terjadi pada anak-anak.
Penyakit Grave
• Suatu penyakit autoimun yang biasanya ditandai oleh
produksi autoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH
pada kelenjar tiroid
• Etiologi :
1. TSI (Tiroid Stimulating Immunoglobulin) suatu
antibodi yg sasarannya adalah reseptor TSH di sel
tiroid
• TSI merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid
serupa dengan yang dilakukan oleh TSH
Faktor resiko
• Genetik
• Infeksi
• Merokok
• Stress
• Pajanan iodine
• Post partum
Manifestasi klinik
• Trias basedow :
1. Struma
2. Hipertiroidi
3. Eksoftalmus
• BMR meningkat
• Peningkatan pembentukan panas keringat berlebihan
• BB turun
• Tremor
• Palpitasi
• Kewaspadaan mental meningkat mudah tersinggung,
tegang, cemas, emosional
• Pria impotensi
• Wanita oligomenorrhea/amenorrhea
OFTALMOPATI GRAVES
N o physical signs or symptoms
Klas 0
O nly signs, no symptom (hanya stare, lidlag, upper eyelid
Klas 1 retraction
S oft tissue involvement (palpebra bengkak, kemosis, etc)
Klas 2 90%
P roptosis (>3mm dari batas atas normal) 30%
Klas 3
E xtraocular muscle involvement (sering dengan diplopia)
Klas 4 60%
C orneal involvement 9%
Klas 5
S ight loss (karena saraf optikus terlibat) 34%
Klas 6
Patofisiologi
Diagnosis
• TT4, TT3, fT4, fT3, TSH
• Ekskresi yodium urin
• Kadar tiroglobilin
• Uji tangkap I131
• Skintigrafi
• FNA (fine needle aspiration biopsy)
• Antibodi tiroid (ATPO-Ab, ATg-Ab)
• TSI
• Eksolftamometer Herthl periksa mata
Penatalaksanaan
• Obat antitiroid
• Ablasio dengan yodium radioaktif
• Tiroidektomi
Penatalaksanaan
OG ringan •Air mata artifisial & salep
•Tetes mata B-inhibitor
•Kacamata hitam
•Hindari rokok
OG berat & aktif •Glukokortikoid dosis besar
•Radioterapi orbital
•Dekompresi orbital
OG berat namun •Dekompresi
inaktif
Prognosis
• Bisa terjadi remisi / eksaserbasi pada penyakit Graves
kecuali jika glandula terangkat pada operasi dan rusak
karena radioiodine
• Faktor resiko
– Surgical crisiss terjadi karena dilakukannya
operasi pada saat belum eutiroid
– Medical crisis stress apapun seperti stres
fisik, psikologik, infeksi, dll
• Kecurigaan terjadinya kriris tiroid
– Adanya Triad
• Menghebatnya tanda tirotoksikosis
• Kesadaran menurun
• Hipertermia
– Jika ditemukan adanya Triad, maka gunakan
indeks klinis krisis tiroid indeks skor Burch-
Wartosky
Kriteria diagnostik untuk Krisis Tiroid (Burch-Wartofsky, 1993)
Pada kasus toksikosis pilih angka tertinggi, >45 highly suggestive, 25-44
suggestive of impending storm, <25 kemungkinan kecil
Pengobatan
1. Umum : diberikan cairan untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
(NaCl dan cairan lain) dan kalori (glukosa), vitamin dan oksigen
kalau diperlukan
2. Koreksi krisisnya secara cepat :
1. PTU dosis besar (600-1000 mg) diikuti 200mg PTU / 4jam
2. Memblok cikal bakal keluarnya hormon
3. Menghambat konversi perifer dari T4T3 dengan propanolol,
ipiodat, dan beta blocker
3. Hidrokortison 100mg/8jam atau dengan deksametason 2mg/6jam
diberi karena defisiensi steroid dan menghambat konversi
perifer T4
4. Antipiretik dengan asetaminofe. Jangan diberi aspirin
(meningkatkan free-hormon)
Tiroiditis
Segolongan kelainan yang
ditandai dengan inflamasi tiroid
Klasifikasi
• Tiroiditis akut disertai rasa sakit
– Tiroiditis infektisiosa akut = tiroiditis supurativa
– Tiroiditis karena radiasi
– Tiroiditis traumatika
• Tiroiditis subakut
– Disertai rasa sakit
• Tiroiditis granulomatosa = non supurativa = de
Quervain
– Tanpa rasa sakit
• Tiroiditis limfositik subakut
• Tiroiditis post partum
• Tiroiditis karena obat
• Tiroiditis kronis
– Tiroiditis Hashimoto
– Tiroiditis Riedel
– Tiroiditis infektisiosa kronis
Tiroiditis Infektisiosa Akut
• Etiologi penyebaran hematogen atau lewat
fistula dari sinus piriformis dekat laring
• Jarang terjadi karena kelenjar tiroid resisten
terhadap infeksi
– Berkapsul
– Mengandung iodium tinggi
– Kaya pembuluh darah
– Kaya saluran limfe untuk drainase
• Biasa terjadi pada keadaan
– Mempunyai penyakit tiroid sebelumnya
– Supresi sitem imun
Tiroiditis akut disertai rasa sakit
Tiroiditis Infektisiosa Akut
• Keluhan • Lab
– Nyeri hebat pada kelenjar – Fungsi tiroid umumnya
tiroid normal
– Panas – Leukosit dan LED ↑
– Menggigil • Skintigrafi
– Disfagia – Daerah supuratif tidak
– Disfonia menyerap radioaktif
– Sakit leher depan • Pengobatan
– Nyeri tekan – Aspirasi dan drainase
– eritema daerah supuratif
– Beri antibiotik yang sesuai
• Etiologi
– Memijat-mijat kelenjar tiroid terlalu keras
– Penggunaan sabuk pengaman terlalu
kencang
• Mungkin dapat timbul tirotoksikosis
T sitotoksik Antigen--HLA-B35
T sitotoksik HLA-DR3
Penurunan TSH
HIPOTIROID
Pathogenesis of Hashimoto thyroiditis. Three proposed models for mechanism of thyrocyte destruction in
Hashimoto disease. Sensitization of autoreactive CD4+ T cells to thyroid antigens appears to be the initiating event
for all three mechanisms of thyroid cell death. See the text for details.
Tiroiditis Hashimoto
• Perjalanan penyakit
Hipertiroid karena inflamasi Penurunan fx tiroid perlahan
Hipotiroid menetap
Tiroiditis kronik
Tiroiditis Hashimoto
• Pengobatan
– Levotiroksin
• 6 bulan Mengecilkan struma
• Sampai kadar TSH normal
– Pasien tiroiditis hashimoto disertai nodul
AJH (memastikan ada tidaknya limfoma atau
karsinoma)
Tiroiditis kronik
Tiroiditis Riedel
• Kelenjar tiroid membesar progresif dan tidak
disertai rasa sakit, keras, bilateral
• Etiologi diduga proses autoimun (titer antibodi
tiroid meningkat)
• Jarang dijumpai
• ♀:♂ = 4:1 30-50 tahun
• Kelenjar tidak simetris, teraba seperti batu dan
melekat pada jaringan otot sekitar tidak
bergerak waktu menelan
Tiroiditis kronik
Malaise dan kelelahan
Hipotiroid (30-40%)
Fibrosis peritiroidal
Sesak napas
Tiroiditis Riedel
• Lab
– Kebanyakan: T3, T4, TSH normal
– 30-40%: hipotiroid subklinis atau nyata
– 2/3 pasien peningkatan antibody tiroid
– Priksa juga kadar kalsium dan fosfor mengetahui
kemungkinan hipoparatiroid
• Skintigrafi uptake rendah
• Gambaran makroskopis keras, putih, avaskular
• Histologi hyalinized fibrosis tissue dengan sedikit sel
limfosit, plasma, dan eosinofil; tidak ada folikel tiroid
• Pengobatan
– Obati hipotiroid
– Atasi penekanan2 terutama trakea dan esofagus
– Glukokortikoid dan tamoksifen dapat diberikan
Tiroiditis kronik
Tiroiditis infektisiosa kronis
• Jarang
• Etiologi
– Jamur
– Mikrobakteri
– Parasit
– Sifilis
• Rasa sakit dan demam jarang didapatkan
Tiroiditis kronik
STRUMA
Definisi
• Pembesaran kelenjar tiroid disertai hipertiroid atau hipotiroid
Morfologi
• Difuse
Fungsional
– Grave’s disease
– Endemic goiter • Toxic
• Nodule – Grave’s disease
– Cold nodule – Hot nodule
– Hot nodule
– Kista – Autonomi adenoma
– Carsinoma • Non Toxic
– Cold nodule
– Endemic goiter
– Karsinoma
Nodul tiroid
• Nodul tiroid = adenoma tiroid
• Adenoma pny arti lebih spesifik: suatu
pertumbuhan jinak jaringan baru dari
struktur kelenjar.
• Nodul tdk spesifik: karena dpt berupa
kista, karsinoma, lobul dari jaringan
normal / lesi fokal lain yg berbeda dari
jaringan normal.
Klasifikasi Nodul Tiroid
Adenoma Karsinoma
•Adenoma makrofolikuler (koloid •Papiler (75%)
sederhana) •Folikuler (10%)
•Adenoma mikrofolikuler (fetal) •Meduler (5-10%)
•Adenoma embrional (trabekular) •Anaplastik (5%)
•Adenoma sel Hurtle (oksifilik, onkositik) •Lain-lain: limfoma tiroid (5%)
•Adenoma dgn papila
•Signet-ring adenoma
Kista Lain-lain
•Kista sederhana (simple cyst) •Inflamasi tiroid
•Tumor kistik/padat (perdarahan, •Tiroiditis subakut
nekrotik) •Tiroiditis limfositik kronik
•Penjakit granulomatosa
•Nodul kolloid •Gangguan pertumbuhan
•Nodul dominan pd struma nodusa •Dermoid
•Agenesis lobus tiroid unilateral (jarang)
Karakteristik nodul & penilaian resiko
• Konsistensi keras & sukar • 20% nodul soliter bersifat ganas
digerakkan, walaupun nodul ganas sedangkan nodul multipel jarang
dapat mengalami degenerasi kistik & yg ganas, tetapi nodul multipel
kemudian menjadi lunak.
dapat ditemukan pd 40%
keganasan tiroid.
• Sebaliknya nodul dgn konsistensi
lunak lbh sering jinak, walaupun
nodul yg mengalami kalsifikasi dpt • Nodul yg muncul tiba2 / cepat
ditemukan pd hiperplasia membesar perlu dicurigai ganas.
adenomatosa yg sudah berlangsung
lama.
• Nodul dicurigai ganas bila
disertai dgn pembesaran KGB
• Infiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya regional / perubahan suara
merupakan petanda keganasan,
menjadi serak.
walupun nodul ganas tdk slalu
mengadakan infiltrasi.
Gambaran Klinik karsinoma tiroid pd pasien
dgn nodul tiroid soliter- eutiroid
Karsinoma folikular
• 10 – 27,8% dari karsinoma tiroid
• Bersifat unifokal
• Metastasis ke tulang dan paru, jarang metastasis ke
kelenjar limfe leher, pertumbuhan lambat
Karsinoma tipe patologik
Karsinoma medular
• Berasal dari sel parafolikular (sel C) kadanf
mengeluarkan kalsitonin
• 3 – 10% dari karsinoma tiroid
Karsinoma anaplastik
• 3 – 8% dari karsinoma tiroid
• Penyusupan lokal cepat, metastasis hematogen, sangat
agresif
• Sering menyebabkan kesulitan bernapas karena iinfiltrasi ke
trakea sampai ke lumen yang ditandai dengan dispnea
dengan stridor inspirasi
Klasifikasi TNM karsinoma tiroid
T. Tumor primer
T0 Tidak terbukti ada tumor
T1 < 1 cm
T2 1 – 4 cm
T3 > 4 cm
T4 Tumor (biarpun kecil) menembus simpai tiroid)
N Kelenjar getah bening regional
N0 Tidak ditemukan
N1 Pembesaran (dapat dipalpitasi)
N1a Hanya ipsilateral
N1b Kontralateral, bilateral, garis tengah, atau
mediastinum
M. Metastasis jauh
M0 Tidak ada
M1 Ada
Pemeriksaan kelenjar tiroid
Morfologi
• Besar, bentuk, batasnya
• Konsistensi, hubungan dengan struktur sekitarnya
• USG, foto Rö
Fungsi
• Uji metabolisme
• Uji fungsi tiroid, kadar hormon
• Antibodi tiroid
Lokasi dan fungsi
• Sidik radioaktif/ tes yodium radioaktif
Diagnosis patologik
• Fungsi jarum halus untuk pemeriksaan sitologi
• Biopsi insisi/eksisi untuk pemeriksaan histologi
• Diagnosis yang pasti dapat ditegakkan dengan biopsi
asprasi jarum halus (FNA), kecuali pada karsinoma
folikuler.
• Pemeriksaan fisik yang khas untuk tumor tiroid tumor
ikut bergerak dengan gerakan menelan, pada std lanjut
tumor terfiksasi dan tidak lagi bergerak.
• Pemeriksaan lab:
– T4, T3, FT4, TGB, dan TSH dalam plasma.
• Pemeriksaan penunjang:
– Sidik radioaktif/thyro – scan menggunakan radioaktif
teknesium (Tc99m) atau yodium 131 (I 131)
• Menunjukkan gambaran fungsional jaringan tiroid
• Untuk menentukan hot nodule (hiperfungsi), cold
nodule (hipofungsi), atau warm nodule (normal)
– USG
• Menentukan nodul tunggal, multipel padat, atau kistik
• Terbatas nilainya dalam menyingkirkan kemungkinan
keganasan dan hanya dapat mendeteksi nodul yang
berpenampang lebih dari setengah sentimeter
• Pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus (FNAB)
– Cukup akurat untuk mendiagnosis karsinoma tiroid,
tiroiditis, atau limfoma
– Cara diagnosis yang lebih akurat dibandingkan
pemeriksaan radioaktif atau USG
Pembedahan
Pembedahan diagnostik (biopsi)
• Berupa biopsi insisi atau eksisi
• Hanya dilakukan pada tumor yang tidak dapat
dikeluarkan seperti karsinoma anaplastik
Pembedahan terapeutik
• Lobektomi total
• Lobektomi subtotal
• Istmolobektomi
• Tiroidektomi total dilakukan pada karsinoma tiroid
berdiferensiasi baik
Pembedahan tiroid
Jenis Contoh indikasi
Biopi insisi Struma difus pradiagnosis
Biopsi eksisi Tumor (nodul) terbatas pradiagnosis
Tiroidektomi Hipertiroidi (Graves)
Subtotal Struma nodosa benigna
Hemitiroidektomi Kelainan unilateral (adenoma)
(istmolobektomi)
Tiroidektomi total Keganasan terbatas tanpa kelainan kelenjar limfe
Tiroidektomi radikal Keganasan tiroid dengan kemungkinan metastasis
ke kelenjar limfe regional
Penyulit bedah
Saat kejadian Penyulit
Langsung sewaktu -Perdarahan
pembedahan -Cedera n.rekurens uni- atau bilateral
-Cedera pada trakea, esofagus, atau saraf di leher
-Kolaps trakea karena malasia trakea
-Terangkatnya seluruh kelenjar paratiroid
-Terpotongnya duktus torasikus di leher kanan
Segera pascabedah -Perdarahan di leher
-Perdarahan di mediastinum
-Udem di laring
-Kolaps trakea
-Krisis tiroid/tirotoksikosis
Beberapa jam -Hematoma -Infeksi luka
sampai beberapa -Udem laring -Paralisis n.rekurens
hari pascabedah -Cedera n.laringeus -Hipokalsemia
superior menjadi nyata
Lama pascabedah -Hipotiroid -Hipoparatiroid/hipokalsemia
-Paralisis n.rekurens -Cedera n.laringeus superior
-Nekrosis kulit -Kebocoran duktus torasikus
GAKI
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Pendahuluan
• GAKI
– Kretin (1-10%)
– Gangguan otak (5-30%)
– Hipotiroidisme (30-50%)
Daerah yang tidak
atau hanya sedikit
Defisiensi Iodium Cadangan Iodium ↓
mengandung Iodium
(pegunungan/bukit)
Kadar T4 ↓ Produksi T4 ↓
Hiperplasi
Kecepatan pemecahan Iodium ↑
Epidemiologi
• Banyak pada orang yang bermukim di daerah yang
hanya sedikit atau bahkan tidak sama sekali
mengandung Iodium
– Pegunungan Iodium terbawa air hujan
– Daerah yang sering terkena air bah
menghanyutkan Iodium tanah (cth: lembah sungai
gangga)
• WHO regional office for South East Asia (2000)
+ 600 jt orang tinggal di wilayah miskin Iodium
dengan + 170 jt orang menderita gondok
• Survei nasional gondok endemis (1980/1982)
40 jt penduduk (20%) bermukim di daerah miskin
iodium
Abortus
Lahir mati (stillbirth)
Anomali kongenital
Spektrum GAKI Meningkatnya kematian perinatal (PMR)
Meningkatnya kematian anak (IMR)
Kretin endemik tipe neurologik
retardasi mental
Fetus bisu tuli
diplegia spastik
mata juling
Kretin miksudematosa
cebol
defisit mental
hipotiroidisme
Defek psikomotor
Neonatus Gondok neonatal
Hipotiroidisme neonatal
Gondok
Anak dan remaja Hipotiroidisme juvenil
Retardasi mental
Gangguan perkembangan fisik
Iodine induce hyperthyroidism (IIT)
Gondok dengan segala akibatnya
Dewasa Hipotiroidisme
Gangguan fungsi mental
Kepekaan thdp radiasi nuklir meningkat
Yodium
• Merupakan sumber utama yodium alam.
• Sumber yodium antara lain :
a. Air tanah, tergantung sumber air berasal dari batuan tertentu
(kadar paling tinggi apabila air ini bersumber dari igneous
rock, 900 ug/kg bahan).
b. Air laut mengandung sedikit yodium, shg kandungan yodium
garam rendah.
c. Plankton, ganggang laut dan organisme laut lain berkadar
yodium tinggi sebab organisme ini mengkonsentrasikan
yodium dr lingkungan sekitarnya.
d. Sumber bahan organik yg berada dalam oksidan,
desinfektan, yodofor (iodophor), zat warna makanan dan
kosmetik dan vitamin yg beredar di pasaran menambah
yodium jg.
e. Ikan laut, cumi2 yg dikeringkan mengandung banyak
yodium.
Faktor defisiensi yodium
• Merupakan sebab utama terjadinya gondok
endemik di mana-mana.
• Gondok adalah cara adaptasi manusia terhadap
kekurangan unsur yodium dalam makanan dan
minumannya.
• Yodium organik ditimbun dlm kelenjar
tiroid/diekskresikan lewat urin, dlm keadaan
seimbang clearance yodium konstan dan
eksresi bergantung pd plasma maka scr praktis
jumlah yg keluar dlm urin sepadan dgn yg
masuk tubuh lewat resorpsi usus.
Pencegahan dan pengobatan
• Pemberian yodium atau hormon tiroid jangka lama
mengecilkan kelenjar.
• Pada kasus dengan gondok besar yang disertai gejala
tekanan perlu tindakan operasi.
• Pencegahan:
– Dalam coklat ditambahkan yodium untuk anak sekolah
– Disebarkan lewat saluran air minum (PAM)
– Dimasukkan dalam roti dan dalam garam beryodium
serta suntikan minyak yang mengandung yodium.
• WHO, UNICEF dan ICCIDD
menganjurkan kebutuhan yodium sehari
sbg berikut :
– 90 mg u/ anak prasekolah ( 0-59 bulan)
– 120 mg u/ anak sekolah dasar (6-12 tahun)
– 150 mg u/ dewasa (di atas 12 tahun)
– 200 mg u/ wanita hamil dan wanita menyusui
Asupan, penyerapan, dan ketersediaan
Iodium
• Pengolahan makanan mengurangi kadar Iodium
– Penggorengan ↓ 20%
– Penggilingan ↓ 23%
– Perebusan ↓ 58%
• Makanan bersifat asam paling banyak
mengalami penyusutan (60-81%)
• Iodium mudah diserap dalam usus
• Kurang Kalori Protein menghambat penyerapan
Iodium
Asupan, penyerapan, dan ketersediaan
Iodium
Usia Dosis • Jika + zat goitrogenik
dosis di↑kan
(μg/hari)
• Zat goitrogenik ada pada
0-12 bulan 50 beberapa makanan
pokok:
1-6 tahun 90
– Ubi kayu
7-12 tahun 120 – Ubi jalar
12 – dewasa 150 – Maizena
– Rebung
Hamil 200 – Buncis
Menyusui 200 – Padi
Kandungan iodium dalam makanan
Jenis makanan Keadaan segar Keadaan kering
(μg/hari) (μg/hari)
Ikan air tawar 17-40 68-194
Ikan air laut 163-3180 471-4591
Kerang 308-1300 1292-4987
Daging hewan 27-97 -
Susu 35-56 -
Telur 93 -
Serealia biji 22-72 34-92
Buah 10-29 62-277
Tumbuhan polong 23-36 223-245
Sayuran 12-201 204-1636
Faktor Goitrogen
• Goitrogen adalah zat/bahan yg dapat
mengganggu hormogenesis tiroid sehingga
akibatnya tiroid dapat membesar.
• Peran klinis goitrogen baru dipikirkan apabila
setelah yodium secara adekuat diberikan tetapi
tak terlihat prevalensi gondok seperti yg
diharapkan.
• Makanan/zat pd binatang yg berpotensi bersifat
goitrogen, belum konklusif sbg penyebab
gondok pd manusia.
Faktor lingkungan yg berpengaruh terhadap
Goitrogenesis
Mekanisme yg Kelompok goitrogen Keterangan
dipengaruhi
Transportasi Tiosianat Dampak kelompok ini dapat
yodium cyanogenic dicegah dengan pemberian
Glycosides yodium cukup. Banyak
terdapat di alam : crucifera,
cassava, rebung, ubi jalar,
lima beans
Oksidasi, Tioglisid, isotiosianat Efeknya tak dapat dihambat,
organifikasi disulfid dan waterborne hanya dgn yodium saja.
goitrogens Contoh : brambang, bawang,
brassica, yellow turnips
Proteolisis, Yodida (ganggang laut Yodium lebih dari 2 gram
pelepasan hormon dan sebagainya) sehari akan menghambat
dan dehalogenasi sintesis dan penglepasan
hormon
Yodium berlebihan (Iodide excess)
• Apabila masukan melebihi jumlah yg diperlukan u/ sintesis
hormon scr fisiologis.
• Syarat mutlak terjadinya iodide excess masukan yodium
besar dan terus-menerus.
• Dengan dosis besar yodium terjadi inhibisi hormono-
genesis khusus yodinisasi tironin dan proses couplingnya.
• Pada pemberian scr kronik, dapat terjadi escape/ adaptasi
erhadap hambatan tsb.
• (vide Wolff-Chaifoff effect) bila tidak mampu melaksanakan
escape terhadap hambatan, maka ia akan mengalami
inhibisi hormo-genesis dan terjadilah hipotiroidisme. TSH
meninggi dan muncul gondok.
Survei epidemiologis Gondok Endemik (menurut
klasifikasi Perez/modifikasinya (1960))
A B C
Grade 0 : tidak teraba Krn perubahan awal gondok perlu Akhir ini kriteria palpasi
diwaspadai maka grading system, disederhanakan u/ mencegah
Grade I : teraba dan terlihat khususnya Grade I dibagi lg dlm 2 kesulitan membedakan grade Ia dan
hanya dgn kepala ditengadahkan kelas : grade Ib diatas dimodifikasi sbg
berikut :
Grade II : mudah dilihat, kepala Grade Ia : tidak teraba/ jika teraba
posisi biasa tidak lebih besar dari kelenjar tiroid Grade 0 : tidak terlihat maupun teraba
normal gondok
Grade III : terlihat dari jarak
tertentu Grade Ib : jelas teraba dan Grade I : gondok teraba tetapi tidak
membesar, tetapi umumnya tdk terlihat apabila leher dalam posisi
terlihat meskipun kepala posisi normal (tiroid tak terlihat membesar).
menengadah. Ukuran tiroid disebut Meskipun tdk membesar adanya
normal apabila sama/ > falangs nodul meskipun tdk membesar
akhir ibu jari tangan pasien. dimasukkan dlm grade ini.