Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

PLASENTA PREVIA
Oleh:
AMANDA PUTRA
ISNA MAGFIRAH KHAERANI

Pembimbing:
dr. Munizar, Sp.OG

BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2017
Pendahuluan
Perdarahan obstetrik merupakan salah satu penyebab
kematian pada ibu hamil selain hipertensi dan infeksi baik di
negara maju maupun di negara berkembang.
Perdarahan obstetrik meupakan penyebab
langsung kematian 13%dari 4693 ibu hamil yang
dicatat oleh Pregnancy Mortality Surveillance System
of the Centers for Disease Control and Prevention

Perdarahan obstetrik yang tidak cepat diatasi


dengan transfusi darah atau cairan infus,
serta fasilitas penanggulangan lainnya,
prognosisnya akan fatal bagi penderitanya.
Pada sebuah laporan oleh Chicaki dkk
»perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian
terdiri atas
robekan plasenta
solusio jalan lahir akreta
plasenta Koagulopati termasuk plasenta /inkreta dan atonia uteri
(19%) (14%) ruptur uteri previa (7%) perkreta (15%)
(16%) (6%)
Tinjauan Pustaka
PLASENTA PREVIA adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Plasenta previa merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada ibu
hamil karena berkaitan dengan perdarahan antepartum dan intrapartum yang
masif.

PENINGKATAN MORTALITAS
PERSALINAN
PLASENTA PREVIA NEONATUS
PREMATUR
3 KALI LIPAT
Resiko Terjadinya Plasenta Previa
»Insidensi plasenta previa pada ibu hamil < 20 tahun adalah 1 : 1500
»Ibu hamil > 35 tahun adalah 1 : 100
»Multiparitas
»Riwayat Seksio Cesaria (SC)
»Merokok
»Peningkatan kadar Maternal Serum Alpha-Fetopretein (MSAF) ≥2.0 MoM
Meningkat 8 kali pada wanita dengan riwayat persalinan > 4 kali
Wanita hamil yang merokok memiliki resiko 2 kali lebih besar
Plasenta previa ditemukan pada 1 dari 200 kelahiran, tetapi hanya
20% yang berupa plasenta previa lengkap (plasenta menutupi
seluruh serviks)
Insidensi plasenta previa di Parkland Hospital yaitu 1 : 390
kehamilan. Angka ini diambil berdasarkan data dari 280 ribu
ibu hamil dari tahun 1998 sampai 2006.

Prevalensi plasenta previa diperkirakan mencapai 0,5% dari


seluruh kehamilan, dan peningkatannya berkaitan dengan
peningkatan jumlah operasi sectio cerasea (SC)
Klasifikasi Plasenta Previa

Berdasarkan letaknya:

Letak Rendah
Marginal
Berada pada ±2
Berada pada
cm dari OUI
pinggir OUI

Letak Parsial Totalis


Menutupi Menutupi
sebagian OUI seluruh OUI
Klasifikasi Plasenta Previa
Berdasarkan derajatnya:
»Derajat 1, Lateral Placenta Previa
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak
sampai ke pinggir pembukaan.

»Derajat 2, Marginal Placenta Previa


Plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostium uteri internum)

»Derajat 3, Complete Placenta Previa


plasenta menutupi ostium waktu tertutup dan tidak menutupi bila pembukaan hampir
lengkap

»Derajat 4, Central Placenta Previa


plasenta menutupi seluruh ostium pada pembukaan hampir lengkap.
Etiologi
Usia Lanjut Multiparitas

»1 dari 100 untuk wanita », Insidennya untuk wanita para 3


berusia > 35 tahun atau lebih adalah 1 dari 175.

Cacat pada Uterus Ukuran Plasenta Besar

»Cacat pada uterus karena bekas »kehamilan ganda dan eritroblastosis


bedah sesar, kerokan, miomektomi, fetalis bisa menyebabkan pertumbuhan
dan sebagainya plasenta melebar ke segmen bawah uterus

Merokok

»Hipoksemia akibat karbon monoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan


plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi.
Patofisologi

Tapak plasenta akan mulai mengalami


pelepasan pada usia kehamilan yang lanjut,
umumnya pada trimester ketiga dan mungkin
juga lebih awal, oleh karena mulai
terbentuknya segmen bawah rahim.
».Sebagaimana diketahui, tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal,
yaitu bagian desidua basalis yang tumbuh menjadi bagian dari segmen
bawah rahim.

»Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka


plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan mengalami
laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta.
»Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal
dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervilus plasenta.

»Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah rahim itu,


perdarahan pada plasenta previa berapapun pasti akan terjadi
(unavoidable bleeding), perdarahan di tempat itu relatif
dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim
dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen
otot yang dimilikinya sangat minimal, dengan akibatnya pembuluh
darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna.
»Darah yang keluar berwarna merah segar, tanpa rasa nyeri
(painless). Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
internum, perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh
karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada
bagian terbawah, yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya,
pada plasenta previa parsialis atau letak rendah, perdarahan
baru terjadi pada waktu mendekati atau waktu persalinan
dimulai
Manifestasi Klinis
Plasenta Previa
Perdarahan yang tidak nyeri dan biasanya
muncul menjelang akhir trimester kedua atau
setelahnya.
Perdarahan dari tempat implantasi palsenta di segmen bawah
uterus dapat berlanjut setelah plasenta dilahirkan karena segmen
bawah uterus lebih rentan mengalami gangguan kotraksi daripada
korpus uterus.

Perdarahan ini biasanya berhenti spontan, namun kemudian dapat


muncul kembai.
Pada sebagian kasus, terutama pada mereka
yang plasentanya tertanam dekat tapi tidak
menutupi os serviks, perdarahan mungkin
belum terjadi sampai persalinan dimulai

Perdarahan ini dapat bervariasi


dari ringan sampai berat dan
secara klinis dapat menyerupai
solusio plasenta.
Pemeriksaan Penunjang

»USG (ultrasonography)
Pemakaian USG transvaginal telah secara nyata
menyempurnakan tingkat ketepatan diagnosa
plasenta previa.

»MRI (magnetic resonance imaging)


Menggunakan MRI untuk memvisualisasikan
kelainan plasenta, termasuk plasenta previa.
Diagnosis

»Anamnesia
»Pemerikaan Fisik

»Pemeriksan Penunjang
Anamnesis
»Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 24
minggu, tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, berulang
dengan volume lebih banyak daripada sebelumnya,
terutama pada multigravida
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaaan Luar
• Inspeksi: Perdarahan, banyak atau sedikit, beku
• Palpasi: Kepala terapung atau mengolak ke samping
 Pemeriksaan inspekulo
Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya
plasenta previa dapat dicurigai.
 Pemeriksaaan Letak plasenta secara langsung
Hanya dapat dilakukan di kamar operasi karna resiko terjadinya
perdarahan tinggi.
PemeriksaanPenunjang
»USG dilakukan untuk menentukan letak plasenta. USG
dapat dilakukan secara transabdominal maupun
transvaginal.
Tatalaksana

Tatalaksana Umum
»Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk
menentukan sumber perdarahan. Pememriksaan dalam
tidak dianjurkan
»Perbaiki kekurangan cairan/darah
»Lakukan penilaian jumlah perdarahan
Tatalaksana
Tatalaksana Khusus
»Terapi Konservatif
Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan
secara non-invasif
»Terapi ekspektatif
»Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis
»USG untuk memastikan letak plasenta
»Berikan tokolitik bila ada kontraksi
»Perbaikan anemia
Tatalaksana
Tatalaksana Aktif
» Terminasi kehamilan
• Usia kehamilan cukup bulan
• Janin mati atau menderita anomali
• Perdarahan aktif dan banyak
»Persalinan pervaginam masih dimungkinkan. Jika tidak,
lahirkan dengan seksio sesarea
Terminasi Kehamilan pada Plasenta Previa
»Seksio sesarea
• Persalinan pilihan utama pada plasenta previa
• Pemilihan teknik operasi sangat penting karena lokasi plasenta
dan perkembangan segmen bawah rahim.
»Persalinan spontan
• Persalinan spontan biasanya dilakukan pada psien yang
mengalami plasenta previa tipe marginal dan presentasi kepala
Komplikasi
Maternal Fetal
»Kelahiran preterm
»Anemia, bahkan syok
»anomali kongenital
»plasenta inkreta dan
»respiratory distress
bahkan plasenta perkreta
syndrome
»anemia
Prognosis
Sekitar 70% pasien denga plasenta
previa paling tidak mengalami satu kali
episode perdarahan.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
» Nama : ny. Sabda Niar
» Usia : 34 tahun
» Pekerjaan : IRT
» Alamat : Kuta Alam
» No. CM : 1-08-95-73
Anamnesis
»Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir

»Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 1 jam SMRS. Darah yang
keluar berwarna merah segar. Pasien mengaku hamil 9 bulan dengan HPHT tanggal 26-
03-2017 dan TTP pada tanggal 31-12-2017. Pasien mengaku rutin setiap bulan
melakukan ANC pada dokter kandungan.USG terakhir 1 bulan yang lalu dikatakan janin
tunggal dalam keadaan baik dan plasenta 2cm di dekat jalan lahir. Pasien mengeluhkan
perdarahan tanpa disertai nyeri dan perdarahan berlangsung saat pasien sedang
beristirahat. Perdarahan pertama berlangsung tidak terlalu banyak berwarna merah dan
beberapa saat kemudian perdarahan keluar kembali tanpa ada penyebab. Pasien tidak
ada riwayat trauma, keputihan ada, tidak berbau dan tidak gatal. Riwayat demam
sebelumnya tidak ada. BAB dan BAK dalam batas normal.
Anamnesis
»Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes melitus dan hipertensi sebelumnya disangkal. Riwayat asma dan
alergi disangkal.

»Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat hipertensi, Diabetes Melitus,
dan asma, maupun alergi.

»Riwayat pemakaian Obat


Pasien mengkonsumsi Nifedipin 4x10mg dan inj dexamethason 6mg/12jam.
Anamnesis
»Riwayat Menstruasi
Usia 14 tahun, 5-6 hari, 2-3kali ganti pembalut, dismenore disangkal.

»Riwayat Menikah
1 kali pada usia 23 tahun

»Riwayat pObstetrik
1. Laki-laki, 9 tahun, BBL 3800 gram, SC a/I Ketuban Habis di RS Meulaboh
2. Perempuan, 6 tahun, BBL 3200 gram, PV di RS Blang Pidie
3. Hamil Saat Ini

»Riwayat Konstrasepsi
Konstrasepsi dengan kondom
Pemeriksaan Fisik
»Vital Sign
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Heart Rate : 82 x/menit
Respiratory Rate : 18 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5 ‘C
Pemeriksaan Fisik
»Kepala dan leher:
mata tidak anemis, sklera tidak ikterik dan tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.

»Paru:
simetris, stem fremitus kanan=stem fremitus kiri, sonor pada kedua lapangan
paru, vesikuler (+/+), ronki (-/-) dan wheezing (-/-).

»Jantung:
bunyi jantung I > bunyi jantung II, regular, murmur tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
»Abdomen:
Leopold 1: TFU 27 cm dan TBJ 2325 gram.
Leopold 2: Punggung kanan, DJJ 145 dpm.
Leopold 3: Bagian terbawah kepala janin.
Leopold 4: Belum memasuki PAP.

»Ekstremitas: edema kedua tungkai tidak ada, pucat tidak ada.

»Genetalia dan anus:


I : v/u tenang.
Io : Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (+).
Vt: Tidak dilakukan.
Pemeriksaan Penunjang
»Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal
21/11/2017
Darah Rutin
Hb 10,0 g/dl
Ht 31 %
Leu 8,2x103/mm3
Tro 326x102 U/L
Erit 3,9x106/mm3
Hitung jenis 2/0/0/80/12/6
Na/K/Cl 138/4,5/106
Ur/Cr 14/0,50 mg/dl
Hepatitis Negatif
CT/BT 7/2 menit
GDS 79 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
»USG

BPD : 81,3 mm Plasenta implantasi di corpus posterior,


AC : 302 mm letak rendah
FL : 68,6 mm Kesimpulan : Janin tunggal hidup
SDP : 4,1 mm persentasi kepala dengan usia kehamilan
TBJ : 2298 gr 35-36 minggu dengan plasenta previa
letak rendah
Diagnosa Kerja

»G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec


Plasenta Previa Letak Rendah, BSC 1x (IDT 9 tahun).
Tatalaksana
»Tatalaksana Pematangan paru
»Hemodinamik stabil: Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan
tanda-tanda perdarahan
»Penegakan diagnosis: (Cek lab darah lengkap, hitung jenis,
Ur/cr, CT/BT, elektrolit, GDS) dan CTG
»Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam selama 2
hari
»Tokolitik: Nifedipin 4 x 10mg
Rencana

»Tatalaksana Konservatif dengan tokolitik dan pematangan paru

Prognosis
»Quo ad vitam : Bonam
»Quo ad functionam : Bonam
»Quo ad Sanactionam : Bonam
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

20 November 2017 S/ keluar darah dari 1 jam yang lalu, saat ini darah mulai berhenti.
Pukul 08.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 120/80 mmHg, N : 90x/mnt, RR : 20x/mnt, S :
36.40C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri : his negatif, DJJ 150 dpm
I: V/U tenang
Io: Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (+).
VT: Tidak dilakukan
A/ G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec Plasenta Previa Letak
Rendah, BSC 1x (IDT 9 tahun).

P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan tanda-tanda


perdarahan.
Pematangan paru: Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam
selama 2 hari
Tokolitik: Nifedipin 4 x 10mg selama 2 har
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

21 November 2017 S/ keluar darah dari jalan tidak ada dan pasien belum merasakan kontraksi.
pukul 06.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 110/80 mmHg, N : 88x/mnt, RR : 20x/mnt, S :
36.50C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri : his negatif, DJJ 145 dpm
I: V/U tenang
Io: Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (-).
VT: Tidak dilakukan
A/ G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec Plasenta Previa Letak
Rendah, BSC 1x (IDT 9 tahun).
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan tanda-tanda
perdarahan.
Pematangan paru: Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam
selama 2 hari
Tokolitik: Nifedipin 4 x 10mg selama 2 hari
USG konfirmasi poli
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

21 November 2017 S/ tidak ada perdarahan yang keluar.


pukul 11.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 110/80 mmHg, N : 88x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36.5 0C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri : his negatif, DJJ 145 dpm
I: V/U tenang
Io: Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (+).
VT: Tidak dilakukan
A/ G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec Plasenta Previa Letak Rendah, BSC 1x
(IDT 9 tahun).
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan tanda-tanda perdarahan.
Bed rest total
Hasil USG konfirmasi poli
Kesimpulan : Janin persentasi kepala tunggal hidup dengan usia kehamilan 35-36 minggu
dengan plasenta previa letak rendah.
Terapi lanjutan
Pematangan paru: Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam selama 2 hari
Tokolitik: Adolat oros 1x30mg.
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

22 November 2017 S/ Keluar darah dari jalan lahir (-)


pukul 07.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 110/70 mmHg, N : 88x/mnt, RR : 20x/mnt, S :
36.50C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri : His (-), DJJ 140 dpm
I: V/U tenang
Io: Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (-).
VT: Tidak dilakukan
A/ G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec Plasenta Previa Letak
Rendah, BSC 1x (IDT 9 tahun).
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan tanda-tanda
perdarahan.
Bed rest total
Terapi lanjutan
Pematangan paru: Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam
selama 2 hari
Tokolitik: Adolat oros 1x30mg.
Rencana persalinan : observasi bila perdarahan (+)
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

22 November 2017 S/ Pasien mengeluhkan perut terasa tegang dan gerakan janin dirasakan.
pukul 21.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 120/80 mmHg, N : 90x/mnt, RR : 20x/mnt, S :
36.50C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri : His 2 x dalam 10 menit selama 25 detik., DJJ 143 dpm
I: V/U tenang
Io: Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (-).
VT: Tidak dilakukan
A/ G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec Plasenta Previa Letak
Rendah, BSC 1x (IDT 9 tahun).
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan tanda-tanda
perdarahan.
Bed rest total
Terapi lanjutan
Pematangan paru: Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam
selama 2 hari
Tokolitik: Adolat oros 1x30mg.
Rencana persalinan : observasi bila perdarahan (+)
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

23 November 2017 S/ Pasien mengeluhkan keluar darah segar dari jalan lahir.
pukul 07.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 120/80 mmHg, N : 88x/mnt, RR : 20x/mnt, S :
36.30C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri : His 2 x dalam 10 menit selama 20 detik., DJJ 148 dpm
I: V/U keluar darah dari jalan lahir.
Io: Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (+).
VT: Tidak dilakukan
A/ G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec Plasenta Previa Letak
Rendah, BSC 1x (IDT 9 tahun).
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan tanda-tanda
perdarahan.
Bed rest total
Terapi lanjutan
Pematangan paru: Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam
selama 2 hari
Tokolitik: Adolat oros 1x30mg.
Kaltrofen supp II /8 jam. S/ Pasien mengeluhkan keluar darah
segar dari jalan lahir.
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

23 November 2017 S/ Pasien mengeluhkan keluar darah segar dari jalan lahir semakin banyak.
pukul 20.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 100/70 mmHg, N : 96x/mnt, RR : 22x/mnt, S :
36.00C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri : His 2 x dalam 10 menit selama 30 detik., DJJ 150 dpm
I: V/U keluar darah dari jalan lahir.
Io: Portio livide, OUE tertutup, flour (-), Fluxus (+).
VT: Tidak dilakukan
A/ G3P2A0 Hamil 35-36 Minggu JPKTH + HAP ec Plasenta Previa Letak
Rendah, BSC 1x (IDT 9 tahun).
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, His, Djj/Jam, dan tanda-tanda
perdarahan.
Bed rest total
Terapi lanjutan
Pematangan paru: Pematangan paru: (IV) Dexamethason 6 mg/12 jam
selama 2 hari
Tokolitik: Adolat oros 1x30mg.
Kaltrofen supp II /8 jam.
Rencana persalinan : Sectio caesarea cyto.
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

23 November 2017 Laporan operasi 23 November 2017


pukul 20.00 Wib Nama pasien: Sabda Niar
Diagnosis pra bedah: plasenta previa letak rendah
Diagnosis pasca bedah: plasenta previa letak rendah
Tindakan: Sectio Caesaria
IUD post plasenta
1. Buat insisi pfannenstiel ± 10 cm abdomen terbuka, insisi pada SBR lalu
dipecah air ketuban keruh + mekonium warna hijau kuning.
2. Kepala anak diluksir keluar lalu lahir bayi tak segera menangis apgar score
6-8.
3. Plasenta dicorpus lateral kanan meluas kebawah tepi menutupi OUI kesan
plasenta marginalis pada pembukaan 2 cm.
4. Plasenta lahir lengkap,kesan bayi cukup bulan.
5. Jahit dinding luka operasi dengan vicryl 0.
6. Reperitonialisasi, cuci bersih.
7. Operasi selesai.
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

24 November 2017 S/ Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian yang telah dilakukan operasi.
pukul 23.30 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 130/80 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36.30C,
St. Generalis : dbn
pasien mulai rawat
St. Obstetri :
ruangan Arafah 3 B: asi belum keluar
U: satu jari dibawah umbilikus
B: bab belum ada
B: bak melalui kateter urin
L: lokhia rubra
E: episiotomy tidak dilakukan
A/ POD 0 para 2 post SC a/i plasenta previa marginalis.
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, dan tanda-tanda perdarahan.
Instruksi setelah Sectio caesarea cyto
Atasi infeksi : inj. Cefotaxime 2gr/24 jam
Atasi nyeri : kaltrofen supp II/ 8jam
Atasi stress ulcer : inj. Ranitidine 1 amp/8jam
Multivitamin : sohobion 1x1
Bayi rawat NICU.
Ibu mobilisasi bertahap
Observasi kateter urine 1x 24jam
Laboratorium 2 jam post section caesaria
Kronologis Terminasi Kehamilan

Lab Darah Rutin Post Operasi

Pemeriksaan Tanggal
24/11/2017
Darah Rutin
Hb 11,7 g/dl
Ht 33 %
Leu 10,2x103/mm3
Tro 313x102 U/L
Erit 3,7x106/mm3
Hitung jenis 2/0/0/70/12/6
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

24 November 2017 S/ Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian yang dilakukan operasi berkurang.
pukul 07.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 110/70 mmHg, N : 88x/mnt, RR : 20x/mnt, S :
36.30C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri :
B: asi sudah keluar
U: satu jari dibawah umbilikus
B: bab belum ada
B: bak 500 ml kateter urin jam 06.00 wib
L: lokhia rubra
E: episiotomy tidak dilakukan
A/ POD 1 para 2 post SC a/i plasenta previa marginalis.
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, dan tanda-tanda perdarahan.
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

24 November 2017 Instruksi setelah Sectio caesarea cyto


pukul 07.00 Wib Atasi infeksi : inj. Cefotaxime 2gr/24 jam
Atasi nyeri : kaltrofen supp II/ 8jam
Atasi stress ulcer : inj. Ranitidine 1 amp/8jam
Multivitamin : sohobion 1x1
Bayi rawat NICU.
Ibu mobilisasi bertahap
Kronologis Terminasi Kehamilan
Tanggal

26 November 2017 S/ Pasien mengeluhkan nyeri pada bekas operasi berkurang.


pukul 07.00 Wib O/KU : baik, Kesad : CM, TD : 120/80 mmHg, N : 90x/mnt, RR : 20x/mnt, S :
36.40C,
St. Generalis : dbn
St. Obstetri :
B: asi sudah keluar
U: satu jari dibawah umbilikus
B: bab normal
B: bak normal
L: lokhia rubra
E: episiotomy tidak dilakukan
A/ POD III para 2 post SC a/i plasenta previa marginalis.
P/ Hemodinamik stabil : Observasi KU, TTV, dan tanda-tanda perdarahan.
Visite DPJP pasien PBJ
Atasi infeksi : Cefadroxil 2x 500mg
Atasi nyeri : Asam mefenamat 3x500mg
Multivitamin : sohobion 1x1
Pasien direncanakan PBJ
Pembahasan
Pasien G3P2A0 hamil 35-36 minggu Hal ini terjadi karena pada triwulan
datang dengan dengan keluhan ketiga karena segmen bawah uterus
perdarahan dari jalan lahir sejak 1 jam lebih mengalami perubahan berkaitan
SMRS dengan semakin tuanya kehamilan,
segmen bawah uterus akan semakin
melebar, dan serviks mulai membuka.
Perdarahan pertama berlangsung Darah yang berwarna merah segar, sumber
tidak terlalu banyak berwarna merah perdarahan dari plasenta previa ini ialah sinus
dan beberapa saat kemudian uterus yang robek karena terlepasnya plasenta
perdarahan keluar kembali tanpa ada dari dinding uterus, atau karena robekan sinus
penyebab. marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak
dapat dihindarkan karena ketidakmampuan
serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi menghentikan perdarahan
tersebut
Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini perdarahan
yang terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa
totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah
yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai.

Pada pasien ini, hal yang menjadi faktor resiko terjadinya


plasenta previa, adalah riwayat persalinan dengan seksio
sesaria sebelumnya.
Kesimpulan
»Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen
bawah rahim sehingga plasenta mendekati atau menutupi baik
sebagian maupun seluruh ostium uteri internum.

»Perdarahan tanpa rasa nyeri merupakan gejala khas yang sering


dijumpai pada plasenta previa.

»Prinsip dasar penanganannya adalah setiap ibu dengan


perdarahan antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas melakukan transfusi darah dan operasi.
»Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kecuali dalam keadaan siap
operasi, karena dapat menyebabkan perdarahan yang hebat.

»Apabila perdarahan yang telah berlangsung atau yang akan


berlangsung tidak akan membahayakan ibu dan atau janinnya, dan
kehamilannya belum cukup 36 minggu atau taksiran berat janin
belum sampai 2500 gram dan persalinan belum mulai, dapat
dibenarkan untuk menunda persalinan sampai janin dapat hidup di
luar kandungan lebih baik lagi.
»Anemia harus segera diatasi mengingat kemungkinan perdarahan
berikutnya. Menilai banyaknya perdarahan harus lebih didasarkan
pada pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit secara berkala,
daripada memperkirakan banyaknya darah yang hilang pervaginam.
Pada pasien ini prognosisnya baik karena
dengan pengelolaan yang baik, prognosis ibu
dengan plasent previa dewasa ini sudah lebih
baik. Hal ini berkat diagnosis yang lebih dini
dengan USG dan penanganan yang lebih
cepat.
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai