Anda di halaman 1dari 11

Disusun :

Mutiara Utami 41101058


Anggra Pratama 41101059
Windah Stevi S 41101060
Yulia Wiji P 41101061
Yopi Maulana 41101062
Yepi Fredia 41101063
• darah beredar dalam system kardiovaskular,
tersusun dari komponen korpuskuler/seluler
dan komponen cairan
• Komponen korpuskuler (eritrosit, leukosit,
dan trombosit)
• Komponen cairan/plasma
– 90% air
– Protein plasma (albumin, globulin, faktor
pembekuan) dan elektrolit
Fungsi darah
1. organ transportasi (O2)
Pertukaran O2 dan CO2 ini dilakukan oleh
Hb (eritrosit)
2. organ pertahanan tubuh(imunologik) ->
leukosit (granulosit dan limfosit) serta
protein plasma khusus (immunoglobulin)
3. homeostasis
 Jika↓ darah bermakna dari komponen darah
korpuskuler maupun non korpuskuler yang
tidak dapat diatasi oleh mekanisme
homeostasis tubuh dalam waktu singkat maka
diperlukan penggantian -> transfusi darah,
khususnya dari komponen yang diperlukan
• Definisi
Transfusi darah adalah suatu rangkaian
proses pemindahan darah donor ke dalam
sirkulasi darah resipien sebagai upaya
pengobatan. Bahkan sebagai upaya untuk
menyelamatkan kehidupan
• Berdasarkan asal darah yang diberikan
transfusi dikenal:
– Homologous transfusi; berasal dari darah orang
lain,
– Autologous transfusi; berasal dari darah sendiri
Tujuan transfusi darah adalah:
(1)mengembalikan dan mempertahankan
volume yang normal peredaran darah
(2)mengganti kekurangan komponen seluler
atau kimia darah
(3)meningkatkan oksigenasi jaringan
(4)memperbaiki fungsi homeostasis
(5)tindakan terapi khusus.4
1. Untuk mengembalikan dan mempertahankan suatu volume peredaran darah
yang normal, misalnya pada anemia karena perdarahan, trauma bedah,
atau luka bakar luas.
2. Untuk mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, misalnya
pada anemia, trombositopenia, hipoprotrombinemia, hipofibrinogenemia,
dan lain-lain. Keadaan anemia yang memerlukan transfusi darah:
a. Anemia karena perdarahan
Biasanya digunakan batas Hb 7 – 8 g/dL. Bila Hb telah turun hingga 4,5 g/dL,
maka penderita tersebut telah sampai kepada fase yang membahayakan dan
transfusi harus dilakukan secara hati-hati.
b. Anemia hemolitik
Biasanya kadar Hb dipertahankan hingga penderita dapat mengatasinya sendiri.
Umumnya digunakan patokan 5 g/dL. Hal ini dipertimbangkan untuk
menghindari terlalu seringnya transfusi darah dilakukan.
c. Anemia aplastik
d. Leukemia dan anemia refrakter
e. Anemia karena sepsis
f. Anemia pada orang yang akan menjalani operasi
• Identitas pasien harus dicocokkan secara lisan
maupun tulisan (status dan papan nama).
• Pemeriksaan identitas dilakukan di sisi pasien.
• Identitas dan jumlah darah dalam kemasan
dicocokkan dengan formulir permintaan darah.
• Tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan suhu
harus diperiksa sebelumnya, serta diulang secara
rutin.
• Observasi ketat, terutama pada 15 menit pertama
setelah transfusi darah dimulai.
• Sebaiknya satu unit darah diberikan dalam waktu 1-2
jam tergantung status kardiovaskuler dan dianjurkan
tidak lebih dari 4 jam mengingat kemungkinan
proliferasi bakteri pada suhu kamar.4
1. Macam – Macam Komponen Darah
• Whole blood (darah lengkap)
• Packed red cells (sel darah merah pekat)
• Washed or filtered red cells (sel darah merah
yang dicuci)
• Frozen-thawed – deglycerolized RBC (sel darah
merah beku- dicairkan cuci)
• Fresh frozen plasma(plasma segar beku)
• Cryoprecipitate
• Konsentrat trombosit dari whole blood
• Konsentrat trombosit dengan teknik apheresis
• Granulocytes
2. Transfusi Trombosit
3. Transfusi Suspensi Trombosit
4. Transfusi Suspensi Granulosit/ Neutrofil
5. Transfusi Plasma Segar Beku (Fresh Frozen
Plasma)
6. Transfusi Kriopresipitat
7. Konsentrat Faktor VIII (Faktor Anti Hemofilia
A)
8. Kompleks Faktor IX
9. Albumin
10. Imunoglobulin
11. Transfusi Darah Autologus
1. Reaksi Transfusi Darah Secara Umum
2. Reaksi Transfusi Hemolitik Akut
3. Reaksi Transfusi Hemolitik Lambat
4. Reaksi Transfusi Non-Hemolitik
a. Demam
b. Reaksi Alergi
c. Reaksi Anafilaktik
5. Efek Samping Lain dan Resiko Lain
Transfusi

Anda mungkin juga menyukai