Anda di halaman 1dari 19

Hukum Kontrak Konstruksi

(studi kasus)

Disampaikan pada peserta Diklat Hukum Kontrak Konstruksi di


lingkungan Balai Jasa Konstruksi, Wilayah V, Kalimantan

Pada hari dan tanggal : Rabu, 18 April 2018


Bertempat di : Banjarbaru, Kalimantan Selatan
dapat diartikan sbg. seperangkat peraturan
HUKUM yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya.

yaitu keseluruhan dokumen yang mengatur


KONTRAK hubungan hukum antara Pengguna Jasa
KONSTRUKSI dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.

adalah seperangkat peraturan yg mengatur


HUKUM KONTRAK hubungan hukum antara . Pengguna Jasa
KONSTRUKSI dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi
Aspek hukum dalam kontrak konstruksi meliputi:
a. Penghentian Sementara Pekerjaan (Suspension of Work);
b. Pengakhiran Perjanjian/Pemutusan Kontrak;
c. Denda Keterlambatan (Liquidity Damages);
d. Penyelesaian Perselisihan / Settlement of Dispute;
e. Keadaan Kahar;
f. Hukum Yang Berlaku;
g. Bahasa Kontrak;
h. Domisili(Contract Language);
i. Waktu Pelaksanaan (Construction Priod);
j. Pengesampingan Berlakunya Pasal 1266 KUHPer;
k. Klaim – Klaim;
l. Prioritas Dokumen

Pasal ini (Pasal 1266 KUH Per) menyatakan bahwa pemutusan kontrak
secara sepihak harus melalui suatu keputusan Pengadilan.Bila dikehendaki
pemutusan kontrak tanpa melalui keputusan Pengadilan, maka
pemberlakuan Pasal ini harus dikesampingkan dan hal ini harus disebutkan
dalam kontrak.
Tahapan dalam Pelaksanaan Kontrak Konstruksi, paling kurang
harus memenuhi:
• Kontrak di tanda tangani oleh PPK dan Penyedia
sesuai ketentuan;
• Surat Penyerahan Lapangan/ lokasi pekerjaan;
• Surat Perintah Mulai Kerja/SPMK;
• Pemeriksaan bersama (MC 0 %;
• Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/ PCM;
• Request:
• Pelaporan;
• Pembayaran hasil pekerjaan:
• Perubahan Kontrak;
• SCM ( pemberlakuan kontrak kritis);
• Penyesuaian Harga ( Kontrak > 13 bulan, bila ada );
• Serah Terima Pekerjaan/ PHO –FHO):
Skema Tahapan Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa

Pra - kontrak Kontrak / Pelaksanaan kontrak

TA berjalan TA yang akan datang

Dok. Pengadaan : Dok. Kontrak


Dokumen Dok.Rencana Umum
 Dok kualifikasi;
Pengadaan (RUP)
 Dok Pemilihan

Perencanaan pengadaan Pelaksanaan pemilihan Pelaksanaan kontrak


penyedia barang/jasa FHO

Rencana umum Rencana pelaks. Tandatangan PHO


pengadaan (RUP) pengadaan Kontrak
Masa pemeliharaan

Para pihak PA/KPA ULP/Pejabat PPK; Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak;


Pengadaan Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;
PPK; ULP/Pejabat Penyedia Barang/Jasa.
Pengadaan
Tahapan pelaksanaan kontrak/pekerjaan

pekerjaan (MC 0%)


Penyerahan lokasi

Pengukuran dan
perhitungan vol
Tandatangan

PHO (100%)
Masyarakat
Penerbitan

PCM/RPPK
pekerjaan

Sosialisasi
kontrak

SPMK

FHO
Pelaksanaan fisik pekerjaan
Paling lambat 14 hari
kalender

Persiapan pelaksanaan fisik


pekerjaan
Pemeliharaan hasil
pelaksanaan fisik pekerjaan

Rentang waktu kegiatan pelaksanaan fisik pekerjaan


PROSEDUR ADMINISTRASI PELAKSANAAN KONTRAK
KONSTRUKSI
PROSEDUR ADMINISTRASI PELAKSANAAN KONTRAK
KONSTRUKSI (lanjutan)

terjadi karena adanya kesalahpahaman atau


perbedaan pendapat atau persepsi diantara para
pihak yang kemudian menimbulkan akibat hukum
BAGAN ALIR SERAH TERIMA LAPANGAN/LOKASI
PEKERJAAN

terjadi karena adanya kesalahpahaman atau


perbedaan pendapat atau persepsi diantara para
pihak yang kemudian menimbulkan akibat hukum
SERAH TERIMA LAPANGAN/LOKASI PEKERJAAN

a. Penyerahan lokasi pekerjaan segera dilakukan setelah penandatanganan


kontrak oleh kedua pihak dilaksanakan.
b. Penyerahan lokasi pekerjaan oleh PPK kepada Penyedia, dimaksudkan agar
Penyedia dapat segera melakukan kegiatan untuk melaksanakan kontrak,
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
c. PPK berkewajiban menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan
penyedia yang tercantum dalam rencana kerja yang telah disepakati oleh
para pihak untuk melaksanakan pekerjaan;
d. Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan penyedia,
seperti yang tercantum di dalam rencana kerja untuk pelaksanaan pekerjaan
dan terbukti merupakan suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.
e. Peristiwa kompensasi, adalah keadaan dimana Penyedia dapat meminta
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan sebagai kompensasi atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang dikarenakan bukan kesalahan
Penyedia. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya hambatan, sehingga PPK
tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan sebagaimana yang
tercantum didalam rencana kerja.
BAGAN ALIR PROSEDUR PENYELENGGARAAN RAPAT
PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK (PCM)

terjadi karena adanya kesalahpahaman atau


perbedaan pendapat atau persepsi diantara para
pihak yang kemudian menimbulkan akibat hukum
PROSEDUR PENYELENGGARAAN RAPAT PERSIAPAN
PELAKSANAAN KONTRAK (PCM)

Sebagaimana ketentuan didalam isi dokumen kontrak yang menyebutkan, bahwa:


a. PPK bersama dengan penyedia, dan unsur perencanaan, unsur pengawasan,
harus sudah menyelenggarakan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
b. Dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak, PPK dapat mengikutsertakan Tim
Teknis dan/atau Tim Pendukung.
c. Beberapa hal yang perlu dibahas dan disepakati dalam Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak, meliputi:
1) Program mutu, yang disusun oleh Penyedia, dan paling sedikit berisi :
a) Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b) Organisasi kerja Penyedia;
c) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e) Prosedur instruksi kerja;
f) Jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
dan
g) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.
2) Program mutu dapat direvisi sesuai kondisi lokasi pekerjaan.

Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita Acara dan
ditandatangani seluruh peserta rapat.
PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN MUTUAL CHECK AWAL (MC0%)

terjadi karena adanya kesalahpahaman atau


perbedaan pendapat atau persepsi diantara para
pihak yang kemudian menimbulkan akibat hukum
Prosedur perubahan
desain/perubahan kontrak
Peran/keterlibatan para pihak:
• PPK;
• Tim teknis : Direksi teknis/lapangan;
Konsultan supervisi;
• Panitia peneliti pelaksanaan kontrak;
• Penyedia;
Prosedur penanganan kontrak
kritis/ SCM
 Peran dan tanggung jawab para pihak ?
Prosedur penerimaan hasil pekerjaan
oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan (PPHP)
Contoh studi kasus dalam lingkup Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (pelaksanaan kontrak
konstruksi):
Contoh kasus :
 PPHP ditetapkan oleh PA/KPA, untuk membantu PPK dalam menerima hasil
pekerjaan setelah dilakukan pemeriksaan dan pemgujian terhadap hasil pekerjaan
yang akan diserahterimakan;
 PPHP menerima tugas PPK untuk melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan, setelah
Penyedia menyatakan pekerjaan selesai dan menyampaikan kepada PPK untuk
dilakukan serahterima hasil pekerjaan;
 Pada umumnya PPHP mempunyai tugas/jabatan rangkap, sehingga membutuhkan
banyak waktu dan tenaga ekstra untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik;
 Pada kondisi seperti tersebut, tugas PPHP rentan terhadap temuan hasil audit,
antara lain:
- hasil pemeriksaan yang dinilai kurang cermat dan dapat merugikan negara
atau indikasi adanya penyimpangan terhadap ketentuan dalam kontrak atau
peraturan lainnya yan berlaku;
- hasil pemeriksaan PPHP terhadap pekerjaan yang telah dinyatakan selesai,
dinilai belum lengkap sehingga dinilai belum dapat mewakili terhadap
seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan;
- Pertanyaan:
- Prosedur yang bagaimana untuk dilakukan, agar PPHP dapat melakukan tugas
pemeriksaan hasil pekerjaan dengan baik, sehingga hasil pekerjaan dapat dinilai
layak untuk di terima, sesuai ketentuan.
terjadi karena adanya kesalahpahaman atau
perbedaan pendapat atau persepsi diantara para
pihak yang kemudian menimbulkan akibat hukum

terima kasih semoga bermanfaat dan sukses

Anda mungkin juga menyukai