Anda di halaman 1dari 22

ASPEK HUKUM

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


II. Aspek Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

A. Bidang Hukum Yang Terkait Dengan Pengadaan


Barang/Jasa Instansi Pemerintah

1. Hukum Administrasi Negara (HAN).

2. Hukum Perdata.

3. Hukum Pidana.

4. Hukum Persaingan Usaha.


Bagan Bidang Hukum Yang Terkait Dengan
Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah

Persiapan Surat Penandatangan Berakhirnya


Penunjukan Kontrak Kontrak
Penyedia Barang/
Jasa (SPPBJ)

HAN H. Perdata

H. Pidana/Hukum Persaingan Usaha


1. Hukum Administrasi Negara (HAN)

a. Dalam proses pengadaan apabila para penyedia


barang/jasa tidak puas atas keputusan dari
PPK/Pimpinan K/L/D/I dapat melakukan
sanggahan (pasal 27 Keppres No. 80 Tahun 2003).

b. Setelah sanggahan dijawab, dan PPK/Pimpinan


K/L/D/I tetap mengeluarkan SPPBJ/atau
membatalkan proses pelelangan, maka apabila
penyedia barang/jasa merasa tidak puas maka
dapat mengajukan gugatan untuk membatalkan
keputusan di Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN).
c. Keputusan PPK/Pimpinan K/L/D/I merupakan
obyek dari PTUN .
d. Persyaratan Keputusan Pejabat Negara Yang
Dapat Dituntut ke PTUN (UU No. 5 Tahun 1986
tentang PTUN) :
1) Dari Sifat Keputusan tersebut :
a) Sifatnya berupa penetapan, bukan pengatura;
b) Sifatnya individuil;
c) Sifatnya kongkrit/tidak abstrak.

2) Bertentangan dengan perundang-undangan yang


berlaku;

3) Menggunakan kewenangan tidak sesuai dengan


tujuan kewenangan pejabat yang mengeluarkan
kewenangan;

4) Keputusan yang diambil tanpa pertimbangan yang


benar;
d. Contoh Kasus

1) Kasus pembatalan lelang pengadaan KPU USO di Departemen


Kominfo Tahun 2006.

a) Pokok gugatan : Pimpro membatalkan pelelangan dengan


alasan terjadi pelanggaran prosedur dan kesalahan
dokumen pengadaan (kriteria evaluasi tidak transparan)
serta panitia melakukan tindakan post bidding. Pimpro
memutuskan untuk melakukan pelelangan ulang.
Kemudian calon pemenang mengugat keputusan
pembatalan pelelangan tersebut.

b) Putusan : Pengadilan pertama PPK kalah dan didenda.


Putusan Pengadilan Banding PPK dimenangkan dan proses
pelelangan ulang tetap dapat dijalankan.

c) Pendapat LKPP : Tindakan PPK membatalkan pelelangan


sudah benar.
d. Lanjutan Contoh Kasus

2) Kasus pembatalan lelang pengadaan IT Di Departemen Dalam


Negeri Tahun 2008.

a) Pokok gugatan : Dirjen membatalkan pelelangan dengan


alasan PPK menganti spesifikasi teknis sehingga peralatan
IT yang dibeli dikhawatirkan tidak bisa koneksi dengan
sebelumnya dan menganti PPK dan serta memerintah
pelelangan ulang. Kemudian calon pemenang mengugat
keputusan Dirjen pembatalan pelelangan tersebut.

b) Putusan : Pengadilan pertama Dirjen dikalahkan dan


didenda.
Status sekarang sedang diproses di Pengadilan Banding.

c) Pendapat LKPP : tindakan Dirjen memutuskan


membatalkan pelelangan bertentang dengan Keppres No.
80 Tahun 2003 karena alasan tidak tepat.
d. Lanjutan Contoh Kasus

3) Kasus pembatalan lelang pengadaan Kapal di Departemen


Kelautan 2009.

a) Pokok gugatan : PPK membatalkan pelelangan dan


memutuskan dilakukan pelelangan ulang karena terjadi
pelanggaran prosedur dan kesalahan dokumen pengadaan
(kriteria evaluasi tidak transparan) dan panitia melakukan
tindakan post bidding. Calon pemenang lelang mengugat
keputusan PPK tersebut.

b) Putusan : sedang dalam proses di pengadilan PTUN tingkat


I.

c) Pendapat LKPP : karena dokumen pengadaan melanggar


ketentuan Keppres No. 80 Tahun 2003 maka tindakan PPK
membatalkan pelelangan dibenarkan.
d. Lanjutan Contoh Kasus

4) Kasus gugatan pemenang lelang di Kabupaten Sumbawa


(2010).

a) Pokok gugatan : PPK menetapkan pemenang


pembangunan Gedung Pertemuan di Kabupaten Sumbawa.
Salah satu perserta lelang mengugat keputusan PPK
karena menduga panitia melakukan evaluasi tidak sesuai
dengan persyaratan dalam dokumen pengadaan.

b) Putusan : sedang dalam proses di pengadilan PTUN tingkat


I.

c) Pendapat LKPP : kesalahan panitia dalam evaluasi, maka


kontrak harus dibatalkan dan dilakukan pelelangan
kembali.
d. Lanjutan Contoh Kasus

5) Kasus gugatan pemenang lelang di Departemen Perindustrian


Tahun 2009.

a) Pokok gugatan : PPK menetapkan pemenang pembangunan


Gedung Akademi Kulit di Yogyakarta. Salah penyedia barang
yang dikalahkan mengugat keputusan pemenang karena
beberapa anggota panitia pengadaan belum bersertifikat.

b) Putusan : sedang dalam proses di pengadilan PTUN tingkat


I.

c) Pendapat LKPP : Kesalahan penunjukan panitia pengadaan


yang tidak bersertifikat mengakibatkan proses pengadaan
menjadi tidak sah. Akan tetapi karena sudah kontrak sudah
berkahir dan sudah dibayar maka bukan merupakan obyek
PTUN lagi, kesalahan ini akan menjadi temuan auditor.
2. Hukum Perdata

a. Mengatur hubungan hukum privaat (pribadi)


masyarakat (sebagai pribadi atau badan hukujm)
dengan masyarakat lain atau negara sebagai badan
hukum publik dengan masyarakat;

b. Hubungan hukum antara Penguna barang/jasa


dengan penyedia barang/jasa yang terjadi pada
proses penandatangan kontrak s/d berakhirnya
kontrak merupakan hubungan hukum privaat yang
diatur oleh Hukum Perdata;

c. Semua sengketa yang terjadi dalam hubungan


hukum privaat diselesaikan di Peradilan Umum atau
Lembaga Arbitrase.
d. Jenis Sengketa Perdata Dalam Pengadaan

1) Sengketa pembatalan kontrak: pembatalan kontrak


pengadaan barang/jasa karena diindikasikan bahwa
proses pengadaan barang/jasanya terjadi
pelanggaran prosesdur dan/atau KKN.

2) Sengketa pelaksanaan kontrak : sengketa kontrak


antara PPK dengan penyedia barang/jasa yang
ditunjuk.
e. Penyelesaian Sengketa Perdata Dalam
Pengadaan

1) Sengketa di luar pengadilan :


a) Musyawarah.
b) Mediasi
c) Abritase

2) Sengketa di pengadilan.
f. Contoh Kasus Perdata Dalam Pengadaan

1) Gugatan tuntutan ganti rugi Pengadaan Pembangunan Kantor


Kapolda Aceh Tahun 2009.

a) Pokok gugatan : PPK membatalkan kontrak karena penyedia


barang terlambat dan tidak dapat melaksanakan pekerjaan.
Penyedia yang ditunjuk mengugat perdata dan menuntut
ganti rugi atas pembatalan kontrak dengan alasan
keterlambatan pelaksanaan kontrak bukan kesalahan
penyedia dan usulan penyedia untuk menambah biaya
kontrak karena kondisi tanah tidak sesuai sehingga pekerjaan
pondasi harus bertambah, walaupun kontraknya adalah
kontrak lump-sum.

b) Putusan : Sedang dalam proses di Pengadilan Negeri.

c) Pendapat LKPP : Tindakan PPK sudah benar karena jenis


kontraknya lump sum. Apabila jenis kontrak lump sum tidak
boleh ada penambahan nilai dan pekerjaan. Semua resiko
tanggungjawab penyedia barang/jasa.
f. Contoh Kasus Perdata Dalam Pengadaan

2) Gugatan tuntutan pembayaran eskalasi harga pembangunan


jalan di Provinsi Riau Tahun 2008.

a) Pokok gugatan : Kontraktor menuntut tambahan besaran nilai


eskalasi harga karena perhitungaan eskalasi harga yang
ditetapkan PPK lebih kecil (kurang) karena variabel
penghitungan tidak sesuai dengan rumus yang ditetapkan
dalam Kontrak dan Keppres No. 80 Tahun 2003.

b) Putusan : Putusan Abritase memenangkan tuntutan


kontraktor.

c) Pendapat LKPP : Karena proses pelelangannya ada beberpa


pelanggaran maka kontraknya seharusnya batal dan eskalasi
tidak dapat diberikan. Dan disarankan untuk diajukan ke PN.
3. Hukum Pidana

a. Apabila terjadi tindak pidana dalam proses


pengadaan barang/jasa instansi pemerintah maka
negara dapat menuntut untuk diadili di peradilan
umum.

b. Hukum pidana bersifat publik : walaupun pihak


korban tidak menuntut, negara tetap berhak untuk
menghukum orang yang melakukan perbutan pidana
tersebut.

c. Tuntutan pidana masih tetap berlaku meskipun para


pihak telah membuat perjanjian untuk tidak saling
menuntut atas perbuatan pidana yang dilakukannya
dalam proses pengadaan.
d. Tindak Pidana Dalam Pengadaan

1) Tindak pidana korupsi :

a) Suap.
b) Mark-up harga.
c) Fiktif.
d) Gratifikasi.
e) Pengaturan pelelangan

2) Tindak pidana umum :

a) Pemalsuan dokumen.
b) Penipuan
f. Contoh Kasus Pidana Dalam Pengadaan

Tindak Pidana Korupsi antara lain sebagai berikut :


1) Pengadaan Kotak suara Pemilu Tahun 2004 .
2) Pengadaan Segel Pemilu Tahun 2004.
3) Pengadaan Alat Laboratorium Departemen Kelautan dan Perikanan.
4) Pengadaan Bus Way Pemda DKI Jakarta.
5) Pengadaan Proyek Indonesia Investasi di BKPM.
6) Pengadaan Jasa Konsultan FS Untuk Bandara Kutai Kartanegara.
7) Pengadaan Pembangunan Bandara Kalimatan Tengah.
8) Pengadaan Alat Bengkel dan Alat Ketrampilan BLK Depnakertrans.
9) Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran di Kota Medan.
10) Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran dan Alat Berat di Provinsi Jawa Barat.
11) Pengadaan Buku Sekolah di Kabupaten Sleman.
12) Pengadaan Alat Berat di Riau.
13) Pengadaan Kapal di Kabupaten Bengkalis.
14) Pengadaan Alat Test Pact Flu Burung Departemen Pertanian.
15) Pengadaan Alat Seleb Padi Di Bulog.
16) Pengadaan Dana Hibah di Departemen Pendidikan Nasional.
17)Pengadaan Simulator Polri
18)Pengadaan Pembangunan Kompelks Olahraga Hambalang
g. Pelaku Tindak Pidana Dalam Pengadaan

1) Menteri/Pimpinan K/L/D/I (apabila intervensi).


2) DPR/DPRD (apabila intevesi).
3) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
4) Panitia Pengadaan (Pelelangan).
5) Panitia Penerima dan Pemeriksa Barang.
6) Bendahara.
7) Penyedia Barang/Jasa.
4. Hukum Persaingan Usaha

a. Hukum persaingan usaha : mengatur larangaan


praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

b. Pelanggaran persaingan usaha dalam proses


pelelangan dapat diadukan kepada Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU).

c. Pelanggaran persaingan usaha dalam pengadaan


dapat diadukan setalah kontrak ditandatangani.
d. Pelanggaran Persaingan Usaha Dalam Pengadaan

1) Persekongkolan Tender (pelelangan) :


a) Penambahan persyaratan yang diskriminatif.
b) Penghalangan peserta lelang dari luar daerah.
c) Persekongkolan tender untuk memenangkan salah
satu perusahaan.

2) Satu Kepemilikan Saham dan atau Satu Kepegurusan

Dua perusahaan atau lebih apabila sahamnya dimiliki


oleh satu pihak atau satu kepengurusan dilarang
mengikuti pelelangan di dalam satu paket.
f. Contoh Kasus Persaingan Usaha

1) Pengadaan alat uji kendaraan bermotor di Kota Surabaya;


2) Pengadaan E-KTP;
3) Pengadaan kotak suara Pemilu 2004.

Anda mungkin juga menyukai