Anda di halaman 1dari 18

Asuhan keperawatan

Dengan Masalah Thalesemia

Kelompok 9
Muhammad Andry Amrullah
Almunawarah
Ita Norrahmah
Norsyahidatul Jannah
Winda Rusanti
Pengertian
Thalassemia adalah suatu penyakit congenital herediter yang
diturunkan secara autosom berdasarkan kelainan hemoglobin.
Dan thalasemia juga merupakan suatu gangguan darah yang ditandai
oleh defisiensi produksi rantai globin pada hemoglobin.
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi
kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah sehingga umur
erirosit menjadi pendek ( kurang dari 100 hari ).
Macam – macam thalasemia
1. Thalesemia beta
Thalasemia beta meliputi:
a) Thalasemia beta mayor
b) Thalasemia Intermedia dan minor
2. Thalesemia alpa
Etiologi
Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein
yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagaimana mestinya.
Hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah
merah dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh bagian tubuh yang membutuhkannya sebagai energi.
Patofisiologi
Thalassemia terjadi apabila terdapat kelainan pada gen yang
mempengaruhi produksi rantai globin sehingga produksi Hb menurun.
Kelainan pembentukan rantai globin yang paling sering terjadi terkait
dengan globin alfa dan globin beta dan menyebabkan thalassemia alfa
dan thalassemia beta.
pathway
Manifestasi Klinis
Letargi
Pucat
Kelemahan
Anoreksia
Sesak nafas
Tebalnya tulang kranial
Pembesaran limpa
Menipisnya tulang kartilago
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Hematologi
2. Studi Zat Besi
3. Elektroforesis Hemoglobin (Hb)
4. Pemeriksaan Genetik
5. Aspirasi Sumsum Tulang
6. Pencitraan
7. Pemeriksaan pada Jantung dan Liver
Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. CT scan dan MRI
b. EKG dan ekokardiografi
c. Biopsi hati bila perlu
Penatalaksanaan
1. Transfusi sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb sekitar 11 g/dl.
2. Pemberian chelating agents (Desferal) secara intravena atau subkutan.
3. Tindakan splenektomi perlu dipertimbangkan terutama bila ada tanda – tanda
hipersplenisme atau kebutuhan transfusi meningkat atau karena sangat
besarnya limpa.
4. Transplantasi sumsum tulang biasa dilakukan pada thalasemia beta mayor.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Asal Keturunan / Kewarganegaraan
2. Umur
3. Riwayat Kesehatan Anak
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
5. Pola Makan
6. Pola Aktivitas
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
8. Riwayat Ibu Saat Hamil (Ante natal Core – ANC)
9. Data Keadaan Fisik Anak Thalasemia
Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan
b. Intoleransi aktivitas
c. Ketidakseimbangan nutrisi
d. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit
e. Kurangnya pengetahuan
Intervensi Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen ke sel.
Tujuan: agar perfusi jaringan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengisian oksigen
seluler menjadi normal.
Kriteria hasil:
1) Pertukaran ventilasi yang adekuat
2) Pembekuan dalam batas normal
3) Awasi tanda-tanda vital
4) Kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay oksigen dan kebutuhan.
Tujuan: agar suplay oksigen dan kebutuhan menjadi adekuat.
Kriteria:
1) Mengidentifikasi perilaku yang tidak efekif
2) Mengkaji situasi saat ini yang akurat
Rasional:
1) Istirahat meningkatkan perfusi oksigen jaringan
2) Untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan: keseimbangan nutrisi untuk pembentukan sel darah merah menjadi normal.
Kriteria:
1) Penurunan Hb < 6 gram
2) Keadaan tubunya lemah, pucat, kurus
3) Tidak ada nafsu makan
Rasional:
1) Kolaborasi dalam pemberian transfusi
2) Pemberian makanan yang bergizi dan mengandung vitamin dan mineral
3) Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi
d. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologis.
Tujuan: agar mempertahankan tidak terjadinya kerusakan pada kulit.
Kriteria:
1) Pasien tidak mengalami kerusakan kulit
2) Pasien mempertahankan sirkulasi kulit yang adekuat
3) Pasien memahami tentang tindakan pencegahan untuk perawatan kulit
4) Pasien dan anggota keluarga mendemonstrasikan tindakan pencegahan untuk perawatan kulit.
Rasional:
1) Deteksi dini terhadap perubahan kulit dapat mencegah atau meminimalkan kerusakan kulit.
2) Untuk mengurangi tekanan pada jaringan, meningkatkan sirkulasi dan mencegah kerusakan kulit.
e. Kurangnya pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurang informasi tentang penyakit yang diderita.
Tujuan: agar keluarga dan klien dapat memahami tentang proses pengobatan dan memahami
tentang penyakit yang diderita.
Kriteria:
1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya yang diderita.
2) Beri penjelasan pada keluarga tentang penyakit dan kondisi sekarang.
3) Menganjurkan keluarga selalu memperhatikan penyakit yang dialami klien dan faktor-faktor
yang berhubungan.
Rasional:
1) Mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan keluarga tentang penyakit klien.
2) Dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang keluarga akan merasa tenang dan
mengurangi rasa cemas.
3) Dengen memperhatikan faktor yang berhubungan dengan penyakit klien maka dapat
mengurangi sakit dengan tindakan beristirahat, jangan banyak bergerak disaat sakit.
4) Minta keluarga klien untuk mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Mengetahui seberapa jauh pemahaman keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan.
Implamentasi
a.Melakukan pendekatan pada keluarga untuk menjelaskan tentang
penyakit thalasemia, penyebab tanda dan gejala.
b.Mengobservasi tanda-tanda vital.
c.Memberi penjelasan pada keluarga tentang penyakit thalashimea.
d.Kolaborasi dengan tim medis
Evaluasi
Merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan. Tujuan evaluasi
adalah untuk menilai apakah tujuan dalam keperawatan tercapai atau
tidak untuk melakukan pengkajian ulang untuk menilai apakah tujuan
tercapai sebagian, seluruhnya atau tidak tercapai dapat dibuktikan dari
perilaku pasien dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Dalam hal ini juga sebagai langka koreksi terhadap rencana
keperawatan semula. Untuk mencapai rencana keperawatan berikutnya
yang lebih relevan.
APAKAH ADA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai