mempunyai potensi terjadinya kecelakaan kerja yang cukup besar. Berbagai macam kecelakaan di tempat kegiatan konstruksi antara lain akibat benda yang jatuh dari atas, karena terpukul, terkena benda tajam, terkena aliran listrik atau kebakaran, terpeleset dll. Dari data yang ada persentase kecelakaan pada pekerjaan konstruksi adalah sbb: - 30% - pengangkutan dan lalu lintas - 29% - kejatuhan benda - 5 % - kebakaran - 26% - tergelincir, terpukul - 10% - jatuh dari ketinggian
Sumber : ASTEK tahun 1981-1987
Penyakit akibat kerja harus mendapatkan perhatian secara khusus karena: 1. Penyakit yang terjadi dapat menimbulkan cacat. 2. Penyebabnya adalah akibat perbuatan manusia, peralatan atau bahan yang digunakan 3. Penyakit akibat kerja akan menurunkan produktivitas dan kemampuan kerja 1. Jenis-jenis kecelakaan kerja di bidang jasa konstrksi 2. Sebab-sebab kecelakaan kerja 3. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja 4. Sebab-sebab gangguan kesehatan kerja 5. Pencegahan terhadap gangguan kesehatan kerja 6. Pemeriksaan kesehatan kerja 1. Faktor manusia Bahaya kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh manusia itu sendiri, antara lain karena kurangyna pengertian mengenai K-3, kurangnya disiplin teknik serta kondisi mental pekerja, misalnya: a. Emosional b. Kejenuhan c. Dan lain-lain 2. Faktor kontruksi, peralatan dan lingkungan a. Tidak adanya perencanaann K-3 b. Kurangnya pengamanan c. Penggunaan/pengoperasian peralatan yang tidak benar/tidak sesuai d. Kegagalan konstruksi e. Keadaan lingkungan yang tidak baik 1. faktor manusia dapat ditempuh melalui: a. Kampanye dan penyuluhan K3 secara teratur untuk menumbuhkan kesadaran ber K3 b. Mengadakan latihan dan demonstrasi K3 bagi para pekerja maupun staf kontraktor c. Memasang poster-poster dan tanda-tanda K3 pada tempat-tempat yang strategis d. Memberikan sanksi yang tegas bagi mereka yang tidak disiplin dan mematuhi peraturan K3 serta memberi penghargaan bagi mereka yang disiplin dan patuh melaksanakan K3 e. Usahakan adanya pertemuan, diskusi dan dialog tentang K3, sebelum mulai atau selesai bekerja, dan dilakukan secara berkala 2. Faktor konstruksi, peralatan dan lingkungan a. Pencegahan kecelakaan akibat angkutan, penggunaan alat dan lalu lintas. b. Pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh kejatuhan benda c. Pencegahan kecelakaan yang disebabkan tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/keras d. Pencegahan kecelakaan karena jatuh dari tempat yang tinggi e. Pencegahan akibat terkena aliran listrik, kebakaran dan ledakan f. Bagian tubuh yang perlu dilindungi Untuk dapat melakukan PPPK perlu adanya 1. Orang yang dapat melakukan PPPK 2. Alat dan bahan 3. Daftar nama, alamat, nomor telepon 4. Petunjuk 5. Cara memberikan pertolongan pertama 1. Golongan fisik 2. Golongan mental-psikologi 3. Golongan fatal 4. Golongan hayati 5. Golongan kimia 6. Jabatan kerja 7. Pekerjaan dengan peralatan yang bergetar 8. Operator 9. Tukang kayu 10. Tukang batu 11. Tukang las 12. Pekerja dengan bahan peledak 13. Pekerja pengecatan 14. Petugas laboratorium 15. Pekerjaan kantor, Administrasi dan lain- lain 16. Petugas survey Pekerjaan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan : 1. Situasi 2. Isolasi 3. Ventilasi 4. Alat pelindung diri 5. Pemeriksaan kesehatan 6. Latihan dan informasi sebelum bekerja 7. Istarahat dalam bekerja Pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan secara teratur, lebih-lebih bila diketahui adanya penyakit berjangkit secara cepat di tempat kerja. Untuk pekerja yang bertugas pada pekerjaan yang berpolusi menimbulkan penyakit, perlu dilakukan pengobatan secara kontinue.