Anda di halaman 1dari 38

OLEH :

Drs. SELAMAT, M.M


Hukum Perburuhan

 Hukum Perburuhan diulas agar kita memahami posisi buruh


dan majikan dalam suatu hubungan kerja, karena hubungan
kerja pada dasarnya akan memuat hak dan kewajiban kedua
belah pihak.

 Hak dan kewajiban kedua belah pihak termuat dalam syarat-


syarat kerja. Syarat-syarat kerja adalah petunjuk yang harus
ditata / diatur oleh pihak buruh maupun majikan dalam suatu
hubungan kerja serta dituangkan dalam PERJANJIAN
KERJA
Syarat Kerja

 Syarat kerja yang akan kita bahas meliputi:


- Upah
- Jam Kerja & Lembur
- Cuti
- Waktu Istirahat
- Pekerja Perempuan
- Perlindungan
- Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Upah

 [DEFINISI]
Upah adalah hak pekerja / buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan. (Pasal 1 angka 30 UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan)
Upah

 [DASAR HUKUM]
- Pasal 27 UUD 1945
- UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

[KOMPONEN UPAH]
• Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada
buruh menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya
ditetapkan berdasarkan perjanjian
Upah

○ Tunjangan tetap adalah pembayaran teratur berkaitan


dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk
buruh dan keluarganya, yang dibayarkan bersamaan
dengan upah pokok (contoh: tunjangan anak,
tunjangan kesehatan, tunjangan perumahan)

○ Tunjangan tidak tetap adalah pembayaran yang secara


langsung atau tidak langsung berkaitan dengan buruh
diberikan secara tidak tetap, dibayarkan tidak
bersamaan dengan pembayaran upah pokok (contoh:
insentif kehadiran)
Upah

 [BUKAN KOMPONEN UPAH]


○ Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata
/ natur karena hal yang bersifat khusus atau
untuk meningkatkan kesejahteraan buruh
(contoh: fasilitas antar jemput, pemberian
makan secara cuma-cuma, sarana kantin)

○ Bonus adalah pembayaran yang diterima buruh


dari hasil keuntungan perusahaan atau karena
prestasi
Upah

○ Tunjangan Hari Raya (THR),


adalah pendapatan yang wajib dibayarkan oleh
pengusaha kepada pekerja menjelang hari raya
keagamaan

○ THR diberikan kepada pekerja yang telah mempunyai


masa kerja 3 (tiga) bulan lebih dengan jumlah
proporsional ( masa kerja / 12 X upah sebulan)

○ Masa kerja di atas 12 (dua belas) bulan atau lebih


menerima THR 1 (satu) bulan gaji
 [UPAH MINIMUM REGIONAL]

Yaitu upah terendah yang terdiri dari upah pokok, termasuk


tunjangan tetap yang diterima oleh pekerja di wilayah
tertentu dalam satu propinsi.
Upah

 [UNSUR YANG MEMPENGARUHI


PEMBAYARAN UPAH]
buruh sakit
- 4 (empat) bulan pertama dibayar 100%
- 4 (empat) bulan kedua dibayar 75%
- 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50%
- bulan selanjutnya dibayar 25% sebelum
pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh
pengusaha
Upah

 Kedudukan upah, apabila pengusaha pailit, upah buruh


merupakan hutang yang didahulukan pembayarannya

 bentuk upah, pada dasarnya diberikan dalam bentuk uang,


namun dalam bentuk lain diperbolehkan namun nilainya
tidak melebihi 25 % nilai upah.
Jam Kerja & Upah Lembur

 JAM KERJA DAN UPAH LEMBUR


 Pasal 77 UU 13/2003 , Waktu Kerja:
 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu
 Lembur adalah selebihnya dari jam kerja yang diatur dalam
point di atas
Jam Kerja & Upah Lembur

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu


kerja harus memenuhi syarat:

1. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan

2. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3


(tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam
dalam 1 (satu) minggu
Upah Per Jam

Status Pekerja Rumus

Bulanan 1 / 173 X upah / bulan

Harian 3 / 20 x upah / hari

Borongan / dasar satuan 1 / 7 X rata-rata kerja


sehari
Upah Lembur

 Hari Kerja Biasa:


- Jam I  1,5 X upah per jam
- Setiap jam berikutnya (Jam II)  2 X upah per jam

Hari istirahat mingguan / hari raya:


- Setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam apabila hari raya
jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6
hari kerja semingu  2 X upah per jam
- Jam I  3 X upah per jam
- Setiap jam berikutnya (Jam II)  4 X upah per jam
Istirahat Kerja & Cuti

Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada


pekerja/buruhmeliputi :
○ istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya
setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam
terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja
○ istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
○ cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari
kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja
selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus
Istirahat Kerja & Cuti
○ cuti besar / istirahat panjang , bagi buruh yang
telah bekerja selama 6 tahun terus-menerus pada
seorang majikan atau beerapa majikan yang
tergabung dalam satu organisasi berhak istirahat
selama 3 bulan lamanya
○ cuti haid, tidak diwajibkan bekerja pada hari
pertama dan kedua waktu haid
○ cuti hamil / bersalin / keguguran, buruh perempuan
diberi istirahat 1 ½ sebelum dan 1 ½ setelah
melahirkan, atau 1 ½ bulan setelah gugur
kandungan
○ cuti menunaikan ibadah agama, diberikan waktu
cuti secukupnya tanpa mengurangi hak cuti lainnya
Cuti karena alasan penting

pekerja/buruh menikah 3 (tiga) hari


menikahkan anaknya 2 (dua) hari
mengkhitankan anaknya 2 (dua) hari
membaptiskan anaknya 2 (dua) hari
isteri melahirkan atau keguguran 2 (dua) hari
kandungan
suami/isteri, orang tua/mertua atau anak 2 (dua) hari
atau menantu meninggal dunia

anggota keluarga dalam satu rumah 1 (satu) hari


meninggal dunia
PEKERJA PEREMPUAN

 Pekerja perempuan dilarang dipekerjakan pada malam hari


dan pada tempat yang tidak sesuai kodrat dan martabat

 Pekerja perempuan tidak diwajibkan bekerja padahari


pertama dan kedua waktu haid

 Pekerja perempuan yang masih menyusui harus diberi


kesempatan sepatutnya menyusui bayinya pada jam kerja
Pekerja Anak

 Laki-laki / perempuan yang berumur kurang dari 15 tahun


 Pengusaha dilarang mempekerjakan anak
 Pengusaha yang mempekerjakan anak karena alasan
tertentu wajib memberikan perlindungan:
a. Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari
b. Tidak mempekerjakan dari pk. 18.00 – 06.00
c. Tidak mempekerjakan dalam tambang bawah tanah, lubang
bawah tanah, di terowongan
d. Tidak mempekerjakan pada tempat yang membahayakan
kesusilaan, keselamatan, dan kesehatan kerja
Pekerja Anak

e. Tidak mempekerjakan anak pada pekerjaan kontruksi jalan,

jembatan, bangunan air, dan bangunan gedung

f. Tidak mempekerjakan di pabrik di dalam ruangan yang tertutup

yang menggunakan alat mesin

g. Tidak mempekerjakan anak pada pembuatan, pembongkaran

dan pemindahan barang di pelabuhan, dermaga, galangan

kapal, stasiun, tempat pemberhentian dan pembongkaran

muatan serta tempat penyimpanan barang.


Perlindungan Kerja

 Tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas

keselamatan, kesehatan serta kesusilaan,

pemeliharaan moril kerja sesuai martabat manusia

 Tenaga kerja berhak atas jaminan social tenaga kerja

yang terdiri dari jaminan kecelakaan kerja, jaminan

kematian, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan

kesehatan
Perjanjian Kerja

 Hubungan kerja adalah hubungan perdata yang didasarkan pada

kesepakatan antara pekerja dengan pemberi pekerjaan atau pengusaha.

 Perjanjian kerja berisikan hak dan kewajiban masing-masing pihak baik

pengusaha maupun pekerja

 Perjanjian kerja lisan  diperbolehkan akan tetapi wajib membuat surat

pengangkatan bagi pekerja yang bersangkutan, yang memuat: nama dan

alamat pekerja, tanggal mulai bekerja, jenis pekerjaan, besarnya upah.\

 Perjanjian untuk waktu tertentu tidak boleh lisan


Perjanjian Kerja

 Perjanjian kerja tertulis harus memuat:

a. Nama, alamat perusahaan serta jenis usaha

b. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, alamat pekerja

c. Jabatan atau Jenis pekerjaan

d. Tempat pekerjaan

e. Upah yang diterima dan cara pembayaran

f. Hak dan kewajiban para pihak

g. Kategori perjanjian (PKWT, atau PKWTT)

h. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja

i. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat


Perjanjian Kerja

• Perjanjian kerja didasarkan pada:

a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan hubungan

kerja

b. Kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian

c. Ada pekerjaan yang diperjanjikan

d. Perkerjaan yang dijanjikan tidak bertentangan dengan

ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku


Perjanjian Kerja

 Macam-macam perjanjian kerja:

1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu  jangka waktunya

tertentu

2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu / karyawan tetap

3. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Pemborong Pekerjaan

4. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Penyedia Jasa

Pekerja
Perjanjian Kerja

 Perjanjian kerja bersama atau peraturan perusahaan wajib dibuat

secara tertulis oleh pengusaha, memuat syarat kerja dan tata tertib

perusahaan, harus disahkan oleh menteri atau petugas yang ditunjuk

 Hal yang diatur  hak dan kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban

pekerja, syarat kerja, tata tertib perusahaan, jangka waktu berlakunya

peraturan perusahaan paling lama 2 tahun

 Perusahaan yang memiliki karyawan di atas 50 orang wajib mempuat

Perjanjian Kerja Persama


P erjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)

 KKWT adalah hubungan kerja yang waktunya terbatas

 KKWT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan


kerja

 KKWT hanya diperbolehkan untuk :

- pekerjaan yang sekali selesai / sementara,

- pekerjaan yang diperkirakan akan selesai dalam

jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun,


P erjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)

○ pekerjaan yang bersifat musiman,

○ pekerjaan yang berhubungan dengan produk,atau

kegiatan baru yang masih dalam tahap penjajakan

 KKWT didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat

tiadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya

boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu

paling lama 1 (satu) tahun


Pemutusan Hubungan Kerja

○ pekerja/buruh masih dalam masa percobaan kerja, bilamana telah

dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya

○ pekerja/buruh mengajukan permintaan pengunduran diri, secara tertulis atas

kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha,

berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu

untuk pertama kali

○ pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam

perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau

peraturan perundang-undangan; atau

○ pekerja/buruh meninggal dunia.


Penghitungan uang pesangon

○ masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;


○ masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua)
tahun, 2 (dua) bulan upah;
○ masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga)
tahun, 3 (tiga) bulan upah;
○ masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4
(empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;
○ masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5
(lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
○ masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6
(enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
○ masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7
(tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
○ masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8
(delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
○ masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan
upah.
Perhitungan uang penghargaan masa kerja
 masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam)
tahun, 2 (dua) bulan upah;
 masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9
(sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
 masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12
(dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;
 masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari
15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah;
 masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari
18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;
 masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
 masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;masa
kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh )
bulan upah.
Uang penggantian hak yang seharusnya diterima

○ cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;

○ biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya


ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
○ penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan
ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon
dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi
syarat;
○ hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
Pengawasan
 Pengawasan ketenaga kerjaan
dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenaga kerjaan yang mempunyai
kompetensi dan independen guna
menjamin pelaksanaan peraturan
perundang undangan ketenaga kerjaan
‘yang ditetapkan oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
Hubungan industrial

 Dalam melaksanakan hubungan


industrial ,pemerintah mempunyai fungsi
menetapkan kebijakan ,memeberi kan
pelayanan , melaksanakan pengawasan
dan melakukan penindakan terhadap
pelanggaran peraturan perundang
undangan ketenaga kerjaan .

Hubungan industrial dilaksanakan
melalui sarana;
 A. Serikat pekerja/serikat buruh.
 B. Organisasi pengusaha
 C. Lembaga kerjasama bipartit
 D. Lembaga kerja sama tripartit
 E. Peraturan perusahaan
 F. Perjanjian kerja bersama
 G. Peraturan perundang undangan ketenaga
kerjaan
 H. Lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.
Ketentuan pidana dan sanksi
administratif
 Pelanggaran terhadap pasal dan ayat
tertentu dalam undang undang
ketenagaan kerjaan ini , dapat diberikan
sangsi pidana penjara atau sanksi
adminbistratif sesuai dengan bunyi
pasal pasal yang dinyatakan dalam BAB
XVI ini .
Konvensi dasar International
Labour Organization ( ILO )
 Kebebasan berserikat ( konvensi ILO
Nomor 87 dan Nomor 98)
 Diskriminasi ( Konvensi ILO Nomor 100
dan Nomor 111)
 Kerja paksa ( Konvensi ILO Nomor 29
dan Nomor 105)
 Perlindungan anak ( Konvensi ILO
Nomor 138 dan Nomor 182.

Anda mungkin juga menyukai