DIABETES MELLITUS
• Menguraikan pengertian dan klasifikasi
diabetes melitus secara umum
• Menguraikan faktor risiko, gejala dan
diagnosis diabetes melitus secara umum
• Menguraikan etiologi, patofisiologi, dan
komplikasi yang berhubungandengan
diabetes melitus tipe 1 dan 2.
• Memahami dan mendiskusikan garis-garis
besar pendekatanpenatalaksanaan dan
terapi diabetes melitus.
• Menguraikan farmakoterapi insulin
• Menguraikan farmakoterapi obat
hipoglikemik oral yang saat ini beredar,
terutama di Indonesia
• Menyarankan strategi untuk mencegah
timbulnya dan makin parahnya penyakit
diabetes, termasuk tata laksana untuk
mencegah komplikasi yang umum
menyertai diabetes melitus
• Menguraikan dan memberikan saran
tentang pelayanan kefarmasian dan peran
apoteker dalam penatalaksanaan diabetes
melitus
Diabetes Melitus
5
KLASIFIKASI DIABETES MELITUS
8
PERBANDINGAN DM TYPE I
DAN II
FAKTOR RESIKO DM Type II
DIAGNOSA
11
KADAR HB1AC UNTUK DIAGNOSIS DIABETES
MELITUS ATAU PREDIABETES
12
PATOGENESIS DM TIPE 2
13
Kriteria pengendalian DM
Terapi Non Farmakologi
• Pengaturan Diet
• Olahraga
Pengaturan Diet
• Diet yang baik merupakan kunci
keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
• Diet yang dianjurkan adalah makanan
dengankomposisi yang seimbang dalam
hal karbohidrat,protein dan lemak, sesuai
dengan kecukupan gizi baik sebagai
berikut: Karbohidrat : 60-70%, Protein :
10-15%, Lemak : 20-25
Pengaturan Diet
• Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut
dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya
ditujukan untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal.
• Penurunan berat badan telah dibuktikan
dapat mengurangi resistensi insulin dan
memperbaiki respons sel-sel β terhadap
stimulus glukosa.
Pengaturan Diet
Terapi Kombinasi
Fixed-dose combination yang paling efektif adalah sebagai berikut:
1. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI) dengan diuretik
2. Penyekat reseptor angiotensin II (ARB) dengan diuretik
3. Penyekat beta dengan diuretik
4. Diuretik dengan agen penahan kalium
5. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI) dengan antagonis
kalsium
6. Agonis α-2 dengan diuretic
7. Penyekat α-1 dengan diuretic