Anda di halaman 1dari 32

TEKNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM

BIRO HUKUM
Daerah Istimewa Yogyakarta
SECARA UMUM
YANG HARUS DIPERHATIKAN

2
LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN
PERATURAN PER UU AN

– Pasal 18 ayat (6) UUD 1945


– Undang-undang No 12 tahun 2011 ttg
Pembentukan Per UU an
– Undang-undang pembentukan daerah
otonom
– Undang-undang No. 23 tahun 2014
– Permendagri No. 80 Tahun 2015 ttg
Pembentukan Produk Hukum Daerah
– Peraturan per UU an sektoral sesuai dengan
materi muatan perda
ASAS PEMBENTUKAN
PEMBENTUKAN PER UU AN

• KEJELASAN TUJUAN
• KELEMBAGAAN ATAU ORGAN PEMBENTUK
YANG TEPAT
• KESESUAIAN ANTARA JENIS , HIERARKI DAN
MATERI MUATAN
• DAPAT DILAKSANAKAN
• KEDAYAGUNAAN DAN HASIL KEGUNAAN
• KEJELASAN RUMUSAN
• KETERBUKAAN.
(Pasal 5 UU No. 12 Thn 2011)
JENIS
DAN HIERARKHI
PER UU AN

a. Undang Undang Dasar Negara RI Tahun 1945


b. Tap MPR
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti UU
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi
g. Peraturan Daerah kabupaten/Kota
SELAIN
PER UU AN

TERMASUK JENIS PER UU AN ADALAH


PERATURAN YANG DITETAPKAN :

a. MPR, DPR, DPD, MK, MA, BPK, KY, BI, Menteri, Badan, Lembaga
atau Komisi yang setingkat yang dibentuk dengan UU
b. DPRD Provinsi, Gubernur,
c. DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota
d. Kepala Desa atau yang setingkat.

=Diakuai keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum


mengikat
BAGAIMANA
CARA MENYUSUN
PERDA/PERKADA YANG BAIK......?

7
2 (DUA) HAL DILAKUKAN :

1. PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK


2. PENYUSUNAN DRAF RAPERDA
NASKAH AKADEMIK RAPERDA
WAJIB/TIDAK ?
Pasal 56 UU No. 12 Thn 2011
(2) Raperda Prov disertai dengan
penjelasan atau keterangan
dan/atau Naskah Akademik
(3) Dalam hal Raperda Prov mengenai :
a. APBD Prov
b. Pencabutan Perda Prov; atau
c. Perubahan Perda Prov yg hanya terbatas mengubah bbrp
materi ;
disertai dg keterangan yg memuat pokok pikiran
dan materi muatan yg diatur.
Lanjutan :
Pasal 57 :
(1) Penyusunan NA Raperda dilakukan sesuai
dengan teknik penyusunan NA
(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan NA
sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum
dalam Lampiran I yg merupakan bagian
tidak terpisahkan dari UU ini.
• Sedangkan untuk penyusunan Perkada,
dalam Undang Undang Nomor 12 tahun
2011 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan, tidak
ada amanat bahwa penyusunan
Perkada diawali dengan penyusunan
Naskah Akademik.

11
4 (empat) hal :
TERTIB
REGULASI • TERTIB KEWENANGAN
DLM • TERTIB SUBSTANSI
PENYUSUNAN • TERTIB PROSEDUR
PERDA
/PROSES PEMBENTUKAN
• TERTIB IMPLEMENTASI
TERTIB KEWENANGAN

Dasar kewenangan penyusunan


Raperda meliputi :
1. Undang-undang Nomor 23 Thn
2014, lampiran II
2. Undang-undang sektoral
TERTIB SUBSTANSI

Tertib Substansi meliputi :

1. Politik Hukum
2. Materi Hukum
3. Asas Hukum
TERTIB PROSEDUR/Proses
Pembentukan Perda

Perencanaan
Perencanaan

Penyusunan
Penyusunan
Pembahasan
Pembahasan
Penetapan
Penetapan
Pengundangan
Pengundangan
Penyebarluasan
Penyebarluasan
TERTIB IMPLEMENTASI

Bermakna bahwa setelah Perda


selesai diundangkan, maka tidak
berarti perda tersebut sudah bisa
bekerja dengan sendirinya, tetapi
masih diperlukan langkah 2 hukum
lanjutan agar Perda bisa effektif.
Langkah langkah hukum lanjutan :
• Sosialisasi Perda
• Manajemen Hukum
a. Aparatur/SDM
b. Anggaran
c. Sapras
d. Bahan
e. Methode/tata caranya
• Koord penegakan (satpol PP dan PPNS)
KERANGKA PERATURAN
DAERAH/PERKADA
• Judul
• Pembukaan
• Batang Tubuh
• Penutup
• Penjelasan (jika diperlukan)
• Lampiran (jika diperlukan)

18
JUDUL
• Judul hrs singkat, jelas, tetapi
mencerminkan norma yang diatur
• Judul tidak boleh ditambah dgn singkatan
atau akronim

19
PEMBUKAAN

• Frase “DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA


ESA”
• Jabatan Pembentuk Peraturan Daerah
• Konsideran --Menimbang
• Dasar Hukum--- Mengingat
• Diktum--Memutuskan, Menetapkan

20
Konsideran Menimbang
• Konsideran menimbang, memuat uraian
singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan
pembuatan perda atau perkada (unsur
filosofis, sosiologis dan yuridis
• Konsideran menimbang cukup memuat satu
pertimbangan yang berisi uraian singkat
perlunya melaksanakan ketentuan Pasal atau
beberapa pasal.

21
Konsideran mengingat
• Kewenangan pembuatan produk hukum
• Peraturan per UU an yang memerintahkan
pembentukan produk hukum
• Peraturan yang tingkatannya lebih tinggi atau
sama
Dan Diikuti penyebutan Lembaran Daerah dan
Tambahan Lembaran Daerah

22
BATANG TUBUH, berisi :

• Ketentuan Umum
• Materi Pokok yang diatur
• Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
• Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
• Ketentuan Penutup

23
Ketentuan Umum
• Batasan pengertian atau definisi -
Pengertian dirumuskan sesuai kebutuhan,
sedangkan definisi diambil dari peraturan per
UU an di atasnya dan tidak boleh dikurangi
atau ditambahkan
• Singkatan atau akronim yang digunakan dalam
peraturan
• Kata atau istilaah yang digunakan berulang-
ulang di dalam pasal atau beberapa pasal
selanjutnya.
24
Materi Pokok Yang Diatur
• Ditempatkan langsung setelah bab
ketentuan umum, dan jika tidak ada
pengelompokan bab, maka materi pokok
diletakkan setelah pasal pasal ketentuan
umum

25
Ketentuan Pidana
• Ketentuan pidana memuat rumusan yang
menyatakan penjatuhan pidana atas
pelanggaran terhadap ketentuan yang
berisi norma larangan atau perintah
• Ketentuan pidana ditempatkan dalam
bab tersendiri, sesudah materi pokok
yang diatur atau sebelum bab ketentuan
peralihan

26
Lanjutan :
• Rumusan ketentuan pidana harus
menyebutkan secara jelas norma larangan
atau perintah yang dilanggar dan
menyebutkan pasal atau beberapa pasal yang
memuat norma tersebut. Dengan demikian
perlu dihindari pengacuan kepada ketentuan
pidana peraturan perundang-undangan lain

27
Ketentuan Peralihan
• Ketentuan peralihan memuat penyesuaian
pengaturan tindakan hukum atau hubungan
hukum yang sudah ada berdasarkan
peraturan per UU an lama terhadap peraturan
Per UU an yang baru, yang bertujuan untuk :
- menghindari kekosoangan hukum
- menjamin kepastian hukum
- mengatur hal hal yang bersifat transsisional
atau bersifat sementara.
28
KETENTUAN PENUTUP
• Memuat ketentuan mengenai :
- penunjukan organ atau alat kelengkapan
yang melaksanakan peraturan per UU an
- nama singkat peraturan per UU an
- status peraturan per UU an yang sudah ada
- saat mulai berlakunya peraturan per UU an

29
PENJELASAN
• Setiap UU, Peraturan Daerah diberi
penjelasan.
• Peraturan per UU an dibawah UU (selain
Perda) dapat diberi penjelasan jika diperlukan.
• Penjelasan berfungsi sebagai tafsiran resmi
atas norma tertentu dalam batang tubuh.
• Penjelasan peraturan Per UU an memuat
penjelasan Umum dan Pasal demi Pasal

30
LAMPIRAN
• Dalam hal Peraturan Daerah memerlukan
lampiran, hal tersebut dinyatakan dalam
batang tubuh bahwa Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini
• Judul lampiran ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital yang diletakkan di sudut kanan
atas tanpa diakhiri tanda baca dengan rata
kiri.

31
TERIMA KASIH

hal 32

Anda mungkin juga menyukai