Anda di halaman 1dari 19

Winida Marpaung, M.

Psi, Psikolog
Defenisi
 Gangguan Spectrum Disorder adalah
gangguan perkembangan saraf yang
melibatkan luasnya berbagai perilaku
bermasala termasuk defisit dalam bahasa dan
perkembangan perseptual dan motor; tidak
mampu berpikir realitas, gangguan dalam
berkomunikasi sosial.
SEJARAH ASD
 Tahun 1943 ditemukan oleh Kanner dimana ia
mendeskripsikan bahwa pulahan ribu anak-anak
Amerika Serikat dari Socioekonomi yang berbeda
terindikasi AUTISM.
 Berkisar antara 30 dan 60 anak dari 10.000 anak
terdiagnosa ASD.
 Hingga sampai sekarang jumlah anak dengan ASD
tetap ada
kasus
 Mathew berusia 5 tahun. Dia jarang berbicara
dengan orang lain dan hampir tidak pernah
membuat kontak mata langsung dan
berkelanjutan. Orangtua Mathew melihat 3 tahun
yang lalu anak-anak yang lain mulai meletakkan
kata-kata menjadi kalimat dan percakapan 2 arah
dengan orangtuanya, sementara Mathew tidak
pernah mengembangkan kemampuan tersebut.
 Mathew menghabiskan waktunya sendirian,
sering bermain dengan mainannya di dalam
kamar. Saat melakukannya, ia sering melakukan
gerakan repetitif, berulang-ulang seperti
mendorong kereta mainannya bolak-balik
ratusan kali. Mathew tidak suka meninggalkan
rumahnya, menurut orangtuanya berkaitan
dengan dia terlalu peka terhadap semua
pemandangan dan suara di luar. Dia juga
berjuang dengan hal-hal menyimpang dari
rutinitas normalnya sehari-hari sehingga
menyebabkan ia menjerit sekeras mungkin
berulang kali.
 Dalam Diagnostic and Statistics of Mental Disorders IV-
Text Revison (DSM IV-TR), gangguan Autisme
dikategorikan sebagai gangguan yang pertama kali
muncul pada masa kanak, dimana secara khas anak akan
mengalami gangguan perkembangan pada 3 bidang,
yaitu: gangguan sosial, komunikasi, dan perilaku dengan
minat terbatas dan berulang (American Psychiatric
Asociation, 2000).
 Sedangkan dalam Diagnostic and Statistics of Mental
Disorders V (DSM V), autisme dijelaskan sebagai
sekelompok gangguan perkembangan yang berpengaruh
hingga sepanjang hidup yang memiliki dasar penyebab
gangguan perkembangan di otak (neurodevelopmental).
Gangguan yang terjadi pada otak anak menyebabkannya
 Gangguan yang terjadi pada otak anak menyebabkannya
tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan
hal ini termanifestasi pada perilaku menonjol pada 2
bidang, yaitu: gangguan komunikasi sosial, dan perilaku
dengan minat terbatas dan berulang (American
Psychiatric Asociation, 2013).
Tabel 1. Tingkat keberatan gejala ASD
dalam DSM V

Tingkat Kebutuhan mendapatkan bantuan

Tingkat 1 Membutuhkan bantuan minimal dalam mengerjakan tugas pengelolaan


Ringan hidup sehari-hari

Tingkat 2 Membutuhkan bantuan yang cukup banyak untuk dapat melakukan fungsi
Menengah hidup sehari-hari

Tingkat 3 Membutuhkan bantuan yang sangat banyak, bahkan untuk melakukan


Berat fungsi hidup dasar
Kriteria diagnostik
A. Defisit berkelanjutan dalam komunikasi sosia dan
interaksi sosial diberbagai konteks, sebagaimana cirinya.
1. Defisit dalam hubungan timbal balik sosial emosional.
Misalnya dari pendekatan sosial yang abnormal dan
kegagalan percakapan bolak-balik, mengurangi berbagai
minat, emosi, dan pengaruh kegagalan untuk memulai
atau merespons interaksi sosial.
2. Defisit dalam perilaku komunikatif nonverbal ang
digunakan untuk interaksi sosial, misalnya mulai dari
komunikasi verbal dan nonverbal yang buruk; kelainan
padakontak mata dan bahasa tuhuh atau defisit dalam
memahami dan menggunakan gerak tubuh; serta
kurangnya total ekspresi wajah dan komunikasi nonverbal.
3. Defisit dalam pengembangan, pemeliharaan, dan
pemahaman hubungan, memulai misalnya dari
kesulitan menyesuaikan perilaku agar sesuai dengan
berbagai konteks sosial; kesulitan dalam berbagai
permainan imajinatif atau berteman dan tidak
adanya minat pada teman sebaya.
B. Pola, perilaku, minat, atau kegiatan yang dibatasi berulang
yang ditunjukkan paling sedikit dua hal berikut;
1. Gerakan motor stereotip atau berulang penggunaan
benda atau ucapan (misalnya stereotip motorik
sederhana, mengantri mainan, atau membalik benda,
echolalia dan idiosyncratic phrases) .
2. Ketegasan pada kesamaan, kepatuhan yang tidak fleksibel
terhadap rutinitas atau pola ritual perilaku verbal aau
nonverbal (misalnya ketegangan ekstrem pada perubahan
kecil, kesulitan dengan transisi, pola berpikir yang kaku,
dan ritual salam perlu dilakukan rute yang sama atau
makan makanan yang sama setiap hari)
3. Sangat terbatas, minat yang tetap dengan intensitas
atau fokus tidak normal (misalnya keterikatan atau
keasyikan yang kuat dengan objek yang tidak biasa,
terlalu terbatas atau minat kaku)
4. Hiperaktif atau hipokreativitas terhadap masukan
sensorik atau minat yang tidak biasa dalam aspek
sensorik lingkungan (misalnya ketidakpedulian terhadap
rasa sakit/suhu, respons negatif terhadap suara atau
tekstur tertentu, membaui secara berlebihan atau
mneyntuh benda, atau tertarik secara visual terhadap
lampu atau benda bergerak/berputar)
C. Simtom harus ada pada periode perkembanan awal, tetapi
tidak sepenuhnya terwujud sampai tuntutan sosial melebihi
kapasitas yang terbatas.
D. Simtom menyebabkan kerusakan klinis yang signifikan
secara sosial, pekerjaan, atau bidang penting lainnya dari
fungsi saat ini.
E. Gangguan ini tidak lebih baik dijelaskan oleh kecacatan
Intelctual developmental Disorder) atau keterlambatan
perkembangan secara keseluruhan. Kecacatan intelektual
atau gangguan spectrum autism sering terjadi bersamaan.
Untuk membuat komorbid ASD dengan MR maka
tingkat kominikasi sosial harus di bawah tingkat
perkembanan yang diharapkan.
Karakteristik pemerosesan
informasi pada anak ASD
 Secara khusus kemampuan kognitifnya mengalami
keunikan pada 3 bidang:
1) Fungsi eksekutif (executive function) atau kemampuan
merencanakan, memulai, mengelola dan
mempertahankan perilaku dalam rangka mencapai
tujuannya,
2) Theory of mind (ToM) atau kemampuan memahami
perasaan dan pikiran orang lain,
3) Pemusatan pemahaman dengan cara mengintegrasikan
berbagai informasi detail menjadi suatu kesatuan yang
lebih bermakna (central coherence).
FUNGSI EKSEKUTIF
 Fungsi Eksekutif ini menjelaskan: Dimana perilaku
repetitif diatribusikan pada kerusakan lobus frontalis
yang menyebabkan kesulitan merubah atensi (inability to
shift attention) dan keterpakuan (perseveration). Sebagai
bagian dari kesatuan kerja bagian pre-frontal cortex
(PFC), maka fungsi eksekutif sering dikaitkan dengan
kerja PFC lainnya seperti atensi dan memori. Beberapa
hambatan yang dialami oleh anak dengan ASD dikaitkan
dengan gangguan PFC, di antaranya adalah: kesulitan
melakukan inhibisi, minat terbatas, gagal melakukan
rencana, pola respon tetap/tidak fleksibel, sulit
memahami perspektif orang lain dan kurang mampu
memonitor perilaku diri sendiri
Fungsi eksekutif terdiri dari
 Kemampuan menghambat perilaku
(inhibition), perubahan set perilaku
(shifting), merencanakan (planning),
mengingat (memory), dan monitor diri
(self-monitoring).
Theory of mind (T0M)
 Menemukan bahwa anak ASD memiliki hambatan
perkembangan memahami pikiran dan perasaan orang
lain jika dibandingkan anak-anak seusianya.
Kemampuan khusus ini sering dijelaskan dengan
menggunakan istilah empati (empathy), kemampuan
membaca pikiran orang (mind-reading), atau theory of
mind (ToM).
Central coherence
 Central coherence adalah kecenderungan untuk
memproses secara menyeluruh informasi pada
konteksnya, atau mengelola makna baru yang lebih
tinggi. Kesulitan yang biasa dihadapi anak ASD adalah
mereka memahami bahasa dan kata secara langsung
tanpa memasukkan pemahaman kontekstual sehingga
pemahamannya yang keluar menjadi kurang tepat,
contohnya: “buang pikiran jauh-jauh” sebenarnya
artinya jangan dipikirkan, tapi anak dengan autisme
tidak dapat memahami bagaimana membuang pikiran
dari kepala seperti membuang sampah keluar rumah.
Beberapa strategi pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk
memfasilitasi modalitas belajar pada anak dengan ASD
(AAWA, 2013):

1. “Menyederhanakan bahasa dan menggunakan kalimat


yang bermakna konkret”
2. Mengajarkan dengan eksplisit dan memberikan contoh.
3. Menggunakan alat bantu visual
4. Memberikan waktu yang cukup untuk memproses
informasi
5. Kegiatan/lingkungan terstruktur, rutin dan terprediksi

Anda mungkin juga menyukai