Anda di halaman 1dari 81

Sosialisasi Hasil Workhsop

Pengelolaan Perbekalan Farmasi


 Obat merupakan komponen penting dalam upaya
pelayanan kesehatan dan oleh karena itu
diperlukan pengelolaan yang benar, efisien dan
efektif secara berkesinambungan.
 Diperlukan koordinasi yang baik dan terbuka
antara pihak terkait seperti Instalasi Farmasi
dengan pengelola program kesehatan merupakan
prasyarat dapat diterapkannya pengelolaan obat
yang baik
 1. UU No 36 th 2009 ttg Kesehatan
 2. PP No 72 th 1998 ttg Pengamanan
Sediaan farmasi
 3. Peraturan Presiden No 16 th 2018 ttg Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah
 4. Permenkes No 74 th 2016 ttg standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas
 5. Permenkes No 21 th 2016 ttg
Penggunaan Dana kapitasi
 6. Permenkes No 5 th 2019 ttg perencanaan dan
pengadaan b’dsrkan katalog elektronik
REGULASI PENGAWASAN
PEREDARAN OBAT
PP 72 Tahun Permenkes No
Permenkes No.
12/2017 tentang
1998 tentang 72/73/74 Tahun
Penyelenggaraan
Pengamanan Permenkes No 9 2016 tentang
PP No. 51 Tahun 2009 tentang Imunisasi dan
Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan
Sediaan Farmasi Pekerjaan Kefarmasian
Apotek Kefarmasian di
Permenkes No 28 /
dan Alat 2017 tentangIzin dan
Rumah Sakit /
Penyelenggaraan
Kesehatan Apotek / Puskesmas
Praktik Bidan

“Peredaran
adalah Perolehan sumber
Penyaluran dan Vaksin pilihan oleh
Penyerahan Pelayanan dokter dan
Pekerjaan Kefarmasian kefarmasian Kewenangan
yang harus adalah pembuatan adalah suatu pengelolaan obat
memperhatikan termasuk pengendalian Apotek adalah pelayanan oleh Bidan
pemeliharan mutu Sediaan Farmasi, sarana langsung dan
mutu. pengamanan, pengadaan, pelayanan bertanggung
penyimpanan dan kefarmasian jawab kepada
Penyaluran pendistribusian atau pasien berkaitan
dilakukan oleh penyaluran obat, tempat dengan sediaan
Badan Usaha pengelolaan obat atas dilakukan farmasi dengan
yang memiliki resep dokter, pelayanan praktek maksud mencapai
izin. informasi obat serta kefarmasian hasil yang pasti
pengembangan obat, oleh Apoteker untuk
bahan obat dan obat meningkatkan
Penyerahan tradisional mutu kehidupan
dilakukan untuk pasien
digunakan dalam
Pelayanan
Kesehatan
*) Melalui persetujuan BPOM
ARAH KEBIJAKAN
Mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan,
mutu, efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin, alkes

1. Aksesibilitas
2. Keterjangkauan
3. Penggunaan obat yang rasional dan alkes yang tepat guna
4. Jaminan keamanan, mutu & manfaat

Pelayanan kesehatan yang prima, merata dan


terjangkau, termasuk pelayanan kefarmasian
.
Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
.
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
(PP 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 19)

Mandiri Bersama Profesi Lain

1. Rumah Sakit
1. Apotek
2. Puskesmas
3. Klinik
2. Toko Obat
4. Praktek Bersama
Pasal 21
Ayat 1

Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada


Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker
harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian 6
SARANA DAN PRASARANA

Ruang
Ruang
Penyerahan
Konseling
Obat

Ruang
Ruang
Penyimpanan
Peracikan
Obat & BMHP

Sarana yang
Ruang diperlukan untuk Ruang
Penerimaan menunjang pelayanan Arsip
Resep kefarmasian

7
Standar Pelayanan Kefarmasian
(Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP)
Rumah Sakit Apotek Puskesmas
(PMK 72/2016) (PMK 73/2016) (PMK 74/2016)
Pemilihan - -

Perencanaan Perencanaan Perencanaan

Pengadaan Pengadaan Permintaan

Penerimaan Penerimaan Penerimaan

Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan

Pendistribusian - Pendistribusian

Pemusnahan dan Pemusnahan dan Pemusnahan dan


Penarikan Penarikan Penarikan

Pengendalian Pengendalian Pengendalian

Administrasi Pencatatan dan Pelaporan Administrasi

- - Pemantauan dan evaluasi


CAKUPAN PELAYANAN
KEFARMASIAN PUSKESMAS
(Permenkes No. 74/2016)
Tujuan :
Menjamin kelangsungan
PENGELOLAAN ketersediaan dan keterjangkauan
SEDIAAN FARMASI Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
DAN BMHP (BMHP)
PELAYANAN
KEFARMASIAN
Tujuan :
1. Meningkatkan mutu dan
memperluas cakupan Yanfar
2. Menjamin efektifitas , keamanan
dan efisiensi obat dan BMHP
PELAYANAN 3. Meningkatkan kerjasama dg profesi
FARMASI KLINIK lain
4. Meningkatkan kepatuhan pasien
terkait obat dan BMHP
5. Meningkatkan penggunaan obat
secara rasional  patient safety
9
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
meliputi standar

a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan


Medis Habis Pakai

b. Pelayanan Farmasi Klinik.

10
SIKLUS PENGELOLAAN OBAT

Perencanaan

Penggunaan Pengadaan
Dukungan Manajemen

Distribusi Penyimpanan
Menjamin tersedianya obat dg mutu
yang baik, tersebar secara merata &
teratur, hingga mudah diperoleh pada
tempat & waktu yang tepat.

Dana yang tersedia dapat digunakan


dengan sebaik2nya &
berkesinambungan untuk memenuhi
kepentingan masyarakat yg berobat
ke puskesmas
PERAN SETIAP TINGKATAN DALAM
PENGELOLAAN OBAT

TK.Puskesmas &
Sub Unit Pelayanan
:
Kepala Puskesmas
PUSAT PROVINSI KAB/KOTA Petugas Gudang Obat
Petugas Lapangan Puskel
Petugas lapangan Posyandu
Petugas Obat Pustu
Bidan Desa
PERAN
SETIAP Pertemuan, Konsultasi Pengelolaan Obat
bg petugas Puskesmas
TINGKATAN
Perencanaan keb.obat u/ PKD Tim
Perencana Obat Terpadu berdasarkan
“bottom up“

TINGKAT KAB/KOTA Perhitungan rencana kebutuhan obat


untuk 1 th Anggaran berdsrkan pola
konsumsi & epidemiologi

Melakukan Bimtek, Monitoring & evaluasi


ketersediaan
Obat & BMHP ke Puskesmas
KEMENKES
PERENCANAAN OBAT TERPADU

MENGOPTIMALKAN DANA OBAT


MELALUI
PENINGKATAN KOORDINASI, INTEGRASI
DAN SINKRONISASI ANTAR INSTANSI
YANG TERKAIT DENGAN PERENCANAAN
OBAT SEHINGGA PERENCANAAN OBAT
MENJADI LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN
DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU
DAN MEMPERLUAS CAKUPAN PELAYANAN
KESEHATAN 15
PERENCANAAN (1)
Merupakan kegiatan proses seleksi untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi

Untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan


keterjangkauan sediaan farmasi/kekosongan obat

Tujuan Perencanaan :

• Mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi yang


mendekati kebutuhan
• Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
• Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat

16
PERENCANAAN (2) *
Proses Seleksi Sediaan Farmasi mempertimbangkan :

• Pola penyakit
• Pola Konsumsi
• Sediaan farmasi periode sebelumnya
• Data Mutasi Sediaan farmasi
• Rencana Pengembangan
• Mengacu pada daftar Obat Esensial nasional (DOEN) dan Formularium Nasional
(FORNAS)
• Proses seleksi harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas (Dokter, dokter
gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan

Proses perencanaan kebutuhan sediaan farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang
(bottom up), Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan
menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)

* khusus untuk standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas


17
RENCANA KEBUTUHAN OBAT
Dinkes Kab/Kota
Dinkes Provinsi RKO DASAR

RSU Pusat RKO


RKO RUJUKAN
RSU Daerah NASIONAL

Acuan dan Pembatasan:


 Formularium Nasional
Ditjen P2P  Daftar Orphan Drug
Ditjen KESGA RKO PROGRAM  Kontrak Pengadaan Obat
Ditjen YANKES  Data Ijin Edar
 Kapasitas Produksi
FORMULARIUM NASIONAL

KETERJANGKAUAN

AKSESIBILITAS POR

FORMULARIUM
NASIONAL PASIEN/
ASPEK LEGAL IMPLEMENTASI
MASY
FORMULARIUM NASIONAL

KETERJANGKAUAN

AKSESIBILITAS POR

FORMULARIUM
NASIONAL PASIEN/
ASPEK LEGAL IMPLEMENTASI
MASY
Permenkes Nomor 5 Tahun 2019
(Perencanaan dan Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik)

Tujuan: Menjamin transparansi, efektifitas, dan efisiensi proses perencanaan dan


pengadaan obat melalui e-Purchasing berdasarkan katalog elektronik yang
dilaksanakan oleh institusi pemerintah dan institusi swasta

Perencanaan Pengadaan Obat Pemantauan dan Pembinaan dan


Obat Evaluasi Pengawasan

1. Dilakukan melalui e-
1. Pengadaan obat oleh Monev obat . Menteri,
Institusi institusi pemerintah 2. Pada pengadaan obat Gubernur dan
pemerintah dan dan swasta dilakukan dilakukan terhadap data: Bupati/Wali kota
melalui e-Purchasing. a. Realisasi pemenuhan melakukan
swasta wajib pesanan obat.
2. FKTP milik swasta
menyampaikan b. Realisasi pendistribusian pembinaan dan
dan Apotek yang
RKO bekerjasama dgn obat. pengawasan
c. Realisasi penerimaan obat. sesuai dengan
menggunakan BPJS hanya dapat
d. Realisasi pembayaran
melakukan
obat.
tugas dan
e-Monev Obat pengadaan obat PRB kewenangan
masing-masing

Institusi pemerintah dan swasta yang tidak menyampaikan RKO dikenakan sanksi
penghentian sementara transaksi e-Purchasing. Diaktifkan kembali setelah
menyampaikan RKO tahun berjalan.
PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN

 Pemilihan Obat
 Kompilasi Pemakaian Obat
 Perhitungan Kebutuhan Obat
 Proyeksi Kebutuhan Obat
 Penyesuaian Rencana Pengadaaan
KEBUTUHAN DATA UNTUK PENYUSUNAN
RKO PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI
DINKES KAB/KOTA

 Pemakaian rata-rata
 Jumlah obat yang akan diterima
 Ketersediaan obat (sisa stock) pada akhir
tahun anggaran
 Pola Penyakit
 Perkembangan Pola penyakit
KEBUTUHAN DATA OBAT PROGRAM

 Jumlah penduduk
 Prevalensi penyakit
 Target sasaran / cakupan program
 Kemampuan daerah dalam pencapaian
sasaran / cakupan program
 Ketersediaan bahan / operasional dalam
penegakan diagnosis
PENGADAAN
“Fokus kegiatan pada realisasi perencanaan kebutuhan dengan
pengadaan efektif dan terjamin mutunya”.

PENGADAAN
• Merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan,
penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan
dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok,
penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan dan
pembayaran

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan*


• Bahan baku obat harus disertai sertifikat analisa
• Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet
(MSDS)
• Sediaan Farmasi harus memiliki Izin Edar,
• Masa Kadaluarsa minimal 2 tahun kecuali untuk sediaan farmasi
tertentu atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan 25
PENGADAAN
• Pengadaan berdasarkan obat :
– Pusat : Obat Program, Obat Bencana Kesehatan,
Buffer Stok Pusat, dan vaksin reguler Dit Tata
Kelola Oblik dan Perbekkes
– Propinsi : Buffer Stok Propinsi (Dapat berupa
Obat Program atau Obat Pelayanan Kesehatan
Dasar dan BMHP) Dinkes Prov
– Kabupaten/Kota : Obat Pelayanan Kesehatan
Dasar, BMHP, Vaksin dan Reagensia Dinkes
Kab/Kota
PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS

 Berkoordinasi dengan IFK (ketersediaan obat


di IFK, proses pemesanan ke IFP dan rencana
Pengadaan ) duplikasi pengadaan
 Berdsrkan kebutuhan yg mendesak ( tdk tersedia
di IFK dan IFP)
 Sudah BLUD dan
 SDM sdh memiliki sertifikat pengadaan (
PPK/Pejabat pengadaan dan tim PPHP)
PERMENKES No 21 Tahun 2016 ttg
PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
UNTUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL
PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

• Pengadaan obat, alkes dan BMHP dapat dilakukan


oleh SKPD Dinkes kab/kota sesuai Perundang
undangan yg berlaku
• Berpedoman pada FORNAS
• Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang
dibutuhkan tidak tercantum dalam FORNAS dapat
menggunakan obat lain termasuk obat tradisional,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara
terbatas, dengan persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
PENERIMAAN
“Fokus kegiatan pada kesesuaian yang
tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima”.

• Pemeriksaan kesesuaian:
⤿ spesifikasi sesuai permintaan
⤿ jumlah
⤿ mutu
⤿ waktu penyerahan
⤿ kedaluwarsa
• Kelengkapan catatan penerimaan (No Bets dan ED)
• Yang menerima  tenaga kefarmasian

29
PENERIMAAN
• Penerimaan harus berdasarkan
Faktur pembelian / SPB/ LPLPO PERIKSA:
yang sah. 1. KONDISI KEMASAN DALAM
• hanya dapat melakukan KEADAAN BAIK sesuai
2. KESESUAIAN OBAT YANG
penerimaan yang ditujukan DITERIMA DG SP/LPLPO
untuk Fasyanfar sesuai 3. KESESUAIAN OBAT YANG
SP/LPLPO DITERIMA DG FAKTUR
• Dilakukan oleh Apt/TTK PJ
Ketidaksesuaian nama ketidaksesuaian
• Bila Apt/TTK PJ berhalangan, produsen, nama pemasok, nomor bets TTD FAKUR/LPLPO/SPB
didelegasikan ke Tenaga nama Obat/Bahan Obat, atau tanggal & NAMA, SIPA/SIPTTK,
jumlah, bentuk, kekuatan kedaluwarsa STEMPEL
kefarmasian (Surat
sediaan Obat, dan isi
pendelegasian) kemasan
• Bila Apt PJ Puskesmas
berhalangan, didelegasikan ke KOREKSI
Tenaga kefarmasian/ tenaga BETS/KADALUARSA &
PRODUK KONFIRMASI KE
medis/ tenaga kesehatan lain
DIKEMBALIKAN PEMASOK

BERITA ACARA 30
DIHARI
PENERIMAAN
YANG SAMA
TIDAK SESUAI
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan
menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan obat-obatan yang diterima
pada tempat yang aman dari pencurian
serta gangguan fisik yang dapat merusak
PENYIMPANAN mutu obat.
SEDIAAN
FARMASI Kegiatan-kegiatan penyimpanan antara
lain adalah pengaturan sanitasi
temperatur, sinar/cahaya, kelembaban,
fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu
produk dan keamanan petugas sehingga
produk terjamin kualitasnya
Kondisi penyimpanan
normal

Kondisi penyimpanan normal untuk obat


didefinisikan sebagai penyimpanan
dalam keadaan kering, ventilasi yang baik
dengan suhu berkisar antara 15ºC
sampai 25ºC - 30ºC
1.Suhu kamar terkendali (15-
25oC), seperti sediaan padat
atau oral dan alkes

2.Suhu sejuk (15o – 25oC),


pada ruangan AC seperti
beberapa sediaan injeksi,
tetes mata, tetes telinga, salep
mata.

3.Suhu dingin (2o – 8oC), pada


almari pendingin seperti :
obat sediaan suppositoria,
insulin dan serum.
Ruang penyimpanan 4.Suhu cool box (8-15°C),
pada obat- obat tertentu:
propiretik suppo.
Instruksi Penyimpanan
di Label

1. Jangan disimpan pada suhu diatas 30°C


bermakna penyimpanan dari suhu 2°C-
30°C.
2. Jangan disimpan pada suhu diatas 25°C
bermakna penyimpanan dari 2°C - 25°C.
3. Jangan disimpan pada suhu diatas 15°C
bermakna penyimpanan dari 2°C - 15°C.
4. Jangan disimpan pada suhu diatas 8°C
bermakna penyimpanan dari 2°C - 8°C.
PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
• Obat ED
PEMUSNAHAN
• Obat rusak
OBAT • Obat yang telah dicabut izin edarnya

• Daftar / rekap sediaan farmasi yang akan


dimusnahkan
TAHAPAN • BAP
PEMUSNAHAN • Koordinasi jadwal, metode, tempat
• Menentukan tempat pemusnahan
• Melakukan pemusnahan sesuai ketentuan

PENARIKAN/ • Sesuai ketentuan yang berlaku


RECALL • Dilaporkan kepada Badan POM
PENGENDALIAN
Fokus kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat, kerusakan, kadaluwarsa, dan
kehilangan serta pengembalian pesanan”
Cara untuk pengendalian persediaan sediaan farmasi :
a. Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan
(slow moving)
b. Melakukan Evaluasi persediaan yang tidak digunakan
dalam tiga bulan berturut-turut (death stock)
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan
berkala

36
ADMINISTRASI
“Harus Dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu”

Kegiatan Administrasi terdiri dari


a. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan sediaan farmasi yang meliputi perencanaan
kebutuhan, pengadaan (surat pesanan, faktur), penerimaan dan penyimpanan (kartu
stok), pendistribusian, penyerahan (nota atau struk penjualan), pengendalian
persediaan, pengembalian, pemusnahan dan penarikan. Dan pencatatan lainnya
sesuai kebutuhan.
Jenis-jenis pelaporan yang dibuat menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.
Pelaporan eksternal merupakan kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya.
b. Administrasi Keuangan
c. Administrasi Penghapusan

37
ADMINISTRASI
Catatan, dokumen, laporan pelaksanaan
pekerjaan Kefarmasian
Surat Pesanan
Minimal Rangkap 2
Catatan barang datang

Faktur/Bukti Pengadaan
 Diarsip sesuai SP
 Disimpan paling singkat 3
tahun

Kartu Stok
 Sumber, tujuan, info obat
 Manual atau elektronik

Lain-lain
 Resep dan catatan
pengobatan
 Catatan monitoring suhu
 Laporan
 BA Pemusnahan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Mengendalikan dan menghindari


terjadinya kesalahan pengelolaan
Sediaan Farmasi  menjaga kualitas
maupun pemerataan pelayanan;
2. Memperbaiki pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai SOP
3. Memberikan penilaian terhadap
capaian kinerja pengelolaan
Lanjut slide dokter agung
• Penggunaan antibiotik yang bijak
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

MENGAPA
HARUS
MINUM
ANTIBIOTIK
mengapa
kita
minum
antibiotik
Anda pernah mengalami ini?

Batuk
Diare tanpa darah

Muntah

Pilek
Demam 43
Tahukah Anda?

Batuk pilek:
• bukan penyakit
• cara tubuh untuk
melindungi paru-
paru dari
menumpuknya
lendir

44
Tahukah Anda?

Muntah dan diare:


Cara tubuh untuk
membuang zat-zat
beracun dari perut

45
Tahukah Anda?

Penyebab tersering penyakit-


penyakit dengan gejala batuk pilek,
muntah, dan diare tanpa darah
adalah VIRUS
Bakteri

Apa
bedanya?
Virus

47
Bakteri dan Virus

Apabila tubuh kita sebesar benua


Eropa

Virus sebesar bola


Bakteri sebesar bis
kaki
Jumlah Jumlah
manusia bakteri:
di dunia: triliunan
7 miliar

49
Tubuh Anda:
10 triliun sel
tubuh
90 triliun sel
bakteri
50
Sebagian
besar
BAKTERI
itu
BAIK atau
JAHAT?

51
Bakteri baik di alam:

• Membersihkan polusi
• Menghancurkan sampah
• Melindungi tanaman
dari jamur dan bakteri
jahat
• Menyediakan zat gizi
untuk tanaman

52
Bakteri baik di
tubuh kita
• Ubah makanan jadi zat gizi
• Membuat vit B & K
• Menjaga usus sehat
• BAB lancar
• Melindungi tubuh dari
bakteri jahat
• memicu pembentukan
antibodi
• menghambat bakteri
jahat
53
Tapi ada juga sebagian
kecil bakteri yang jahat!

Disentri

TBC
Bakteri jahat
membuat kita sakit
Typhus
Mengapa orang bisa sakit ?

Faktor Dalam
Tubuh
Stamina
Kekebalan
Faktor Diluar tubuh
TubuhBakteri
Virus
Parasit
Trauma
Cuaca
Polusi
Infeksi & Penyakit

Infeksi bakteri: bakteri berhasil


masuk ke dalam tubuh dan
memperbanyak diri

Tidak semua orang yang terinfeksi


akan mengalami penyakit

sakit karena bakteri berhasil lolos


dari sistem pertahanan tubuh dan
menyebabkan kerusakan setempat
atau umum
Yang mana yang dibunuh
antibiotik?

Bakteri Virus 57
Tidak
Bakteri sakit
jahat

Bakteri Sakit
jahat

Yang mana yang butuh antibiotik?


58
Bagaimana Bakteri jadi
RESISTEN
Terbentuknya bakteri Resistensi
Selective Pressure

Saling hidup
keseimbangan ekosistem
Terbentuknya bakteri Resistensi
Selective Pressure
ANTIBIOTIK
Terbentuknya bakteri Resistensi
Selective Pressure

ANTIBIOTIK
Terbentuknya bakteri Resistensi
Selective Pressure

ANTIBIOTIK
Mekanisme Resistensi
Selective Pressure

ANTIBIOTIK
2 STRATEGI
CEGAH RESISTENSI
CEGAH
SELECTIVE CEGAH
PRESSURE TRANSMISI

ANTIBIOTIK KEWASPADAAN
BIJAK UNIVERSAL
Penyakit yang bisa diobati dengan antibiotik

Infeksi saluran kemih Common cold

Virus
Bakteri

Strep throat Diare (99%)


Bisul / abses Bronkitis Akut
Ganggren Influenza (flu)
Beberapa pneumonia Campak
OMA* Cacar Air
Sinusitis* AIDS
Demam tifoid Demam dengue
Tuberkulosis Hepatitis
Apa masalah dalam
penggunaan antibiotik?
• Kerusakan ginjal; Kerusakan hati
Toksisitas

Interaksi dengan • Dapat mempengaruhi / dipengaruhi


efek obat lain
obat lain
Reaksi • Reaksi anafilaksis, Steven-Johnson
Syndrome
Hipersensitivitas
Gangguan • Pewarnaan gigi (Tetrasiklin)
kehamilan/janin • Gangguan hati pada wanita hamil

• Muncul “SUPERBUGS”
Resistensi Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang
tidak bijak
Riset Kesehatan
Penelitian WHO Survey Nasional
Dasar Nasional
(2005) Depkes (2009)
(2013)
• 50% resep di • Antibiotik • 86.1%
fasilitas diresepkan masyarakat
kesehatan untuk penyakit-
primer dan RS penyakit yang
menyimpan
di Indonesia disebabkan antibiotik di
mengandung virus seperti rumah tanpa
antibiotik diare akut dan resep dokter
flu
Mengapa Resistensi Antibiotik
Sangat Berbahaya?

Konsekuensi komunitas
Konsekuensi individu
Jenis resisten menginfeksi
ABs tidak lagi bekerja masyarakat
tidak ada AB yang bekerja
Sakit lebih berat, bahkan pada orang yang
sakit lebih lama, minum AB untuk pertama
risiko toksistas, kali
risiko kematian,
lebih mahal
MORTALITAS
2013 700.000 / tahun

2050 10.000.000/tahun
WHO 2013
AMR: Global problem, Mortality and
Economic impact

§ EROPA THAILAND USA USA


UNION
• Population 70 M
• Population 300 M • Population 250 M
-Populatin 500 M • >38.000 death/
• >23.000 death/ • >135.000 death/
-25.000 death/ yrs
yrs yrs
year • 3.2 Mextra ALOS • 2 Mextra ALOS • Cost Rp. 56. T
-2,5 Mextra ALOS • Cost US$ 1.3 B • Cost US$ 20 B
-Cost € 1.5 / yrs

WHO, 2007
Penggunaan Antibiotik (2010):
Sebelum & Setelah Intervensi
120
N=197
100 96.45
87.82

80

60

40 32.49
29.44

20
6.60
0.00 0.51 0.51
0
bacterial infection for common cold for high fever use antibiotic to
prevent bacterial
infection in viral
disease.

before after
Seberapa cepatkah resistensi
dapat terjadi?
Pengembangan satu
antibiotik baru
membutuhkan 10-15
tahun

Resistensi antibiotik dapat


terbentuk 2 tahun setelah
antibiotik pertama
digunakan
Resistensi Antibiotik:
Masalah Bersama

 Antibiotik bukan penyembuh semua penyakit

 Belajar & cari informasi dari sumber terpercaya

 Gunakan antibiotik sesuai PEDOMAN YANG BENAR

 anribiotik bukan mencegah, tetapi terapi infeksi


bakteri
Jaga kesehatan dengan Cerdas

• Tanyakan dokter DIAGNOSIS : apakah


infeksi bakteri?
• Kalau Infeksi bakteri, apakah
antibiotik sudah sesuai?
• Waspada, antibiotik menyebabkan
bakteri dapat menjadi resisten
TIDAK PERLU PENGOBATAN
ANTIBIOTIK

Diare tanpa darah


Batuk

Demam

Muntah
Pilek
77
Operasi tanpa Antibiotik

Ganlion
Partus pervaginam

Cabut Gigi

FAM
Tonsilectomy
Operasi tanpa Antibiotik

Circumsisi

Herniotomy Strumectomy
bijak-antibiotik.com

www.drugs.com

www.milissehat.web.id

www.kidshealth.org

www.aap.org

www.mayoclinic.com

www.cdc.gov

www.aafp.org

GUNAKAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK-


BERTANGGUNG JAWAB.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai