Anda di halaman 1dari 38

Case Report

TUBERKULOSIS PARU

Disusun oleh: Pembimbing


Nurul Maghfirah dr. Sri Dianova, Sp.P
1707101030084

Bagian/ SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
2018
Pendahuluan Tuberkulosis merupakan infeksi
bakteri kronik yang disebabkan
oleh Mycobacteruim Tuberculosa

• Menginfeksi sepertiga
penduduk dunia.

• Meskipun jumlah kematian


akibat tuberkulosis menurun
22% antara tahun 2000 dan
2015.

• Namun tuberkulosis masih


menepati peringkat ke-10
penyebab kematian tertinggi
di dunia pada tahun 2017
berdasarkan laporan WHO
Pendahuluan

Indonesia termasuk kedalam 20 besar negara dengan


insidensi tertinggi infeksi Tuberkulosis, dengan insidental rate
lebih dari 300 per 100.000 penduduk

Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China


dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC
paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.

Diperkirakan telah terdapat 558.000 kasus dari multi-drug resistant TB


(MDR-TB) pada tahun 2017, dan 77 negara dan wilayah telah
melaporkan setidaknya terdapat satu kasus dari extensively drug-
resistant TB (XDR-TB)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

IDENTIFIKASI
 Nama : Tn. MF
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Usia : 22 tahun
 Alamat : Banda Aceh
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Status perkawinan : Belum menikah
 Agama : Islam
 Tanggal Masuk : 26 November 2018
Anamnesis

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan batuk berdarah ± 10
Keluhan Utama jam SMRS, darah berwarna merah segar tidak
bercampur makanan. volume ±1 aqua gelas (±200cc).
Batuk berdarah
sebelumnya Pasien mengeluhkan batuk bardahak
Keluhan Tambahan hilang timbul sejak ± 2 minggu namun sulit untuk
dikeluarkan, Pasien juga mengeluhkan ada muntah
Batuk berdahak, muntah,
sebelum batuk berdarah, muntah berisi makanan
Nyeri uluhati yang dimakan tanpa disertai darah. Pasien juga
mengeluhkan nyeri uluhati ,nyeri hilang timbul yang
dirasakan seperti terbakar, nyeri tidak menjalar dan
sering nyeri ketika Pasien telat makan. Sesak napas
dan nyeri dada tidak dikeluhkan Pasien. Demam,
berkeringat di malam hari, penurunan nafsu makan
dan penurunan berat badan disangkal. BAB dan BAK
dalam batas normal.
Riwayat Dahulu
Riwayat TB paru, DM, hipertensi, Asma, penyakit jantung tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit TB paru diakui (+) yaitu teman dekat Pasien namun sudah
tuntas minum OAT ± 1 tahun yang lalu.

Riwayat Pengobatan
riwayat OAT dan obat inhaler tidak ada.

Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang wiraswasta yang bekerja di warung makan. Pasien
mengaku tidak pernah merokok, namun Pasien merupakan perokok pasif, dan
pasien belum menikah.
Pemeriksaan Fisik

Compos 120/80 96x/m 20 x/ 36,3°C


mentis mmHg enit menit (Aksila)
Pemriksaan Fisik
 Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), spider nevi (-), telapak tangan dan kaki tidak
pucat
 Kepala : Rambut hitam, distribusi merata, sukar dicabut
 Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
 Mata :Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+)
 Telinga : Kesan normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)
 Hidung : Sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping hidung (-),
 Mulut : Sianosis (-), tremor (-), hiperemis (-), tonsil hiperemis (-/-),
 T1 /T1.
 Leher : Pembesaran KGB (-), TVJ: 5+2 cmH20, Eksophtalmus (-), endophtalmus (-), edema
palpebra inferior (-).
 KGB : submandibula, supraclavicula, axila, inguinal tidak teraba
Thorax Anterior
Pemeriksaan
Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Fisik Paru
Inspeksi Statis : simetris
Dinamis : pergerakan dinding dada kanan dan kiri sama
(simetris)
Palpasi
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Atas
Tengah Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Bawah Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Perkusi
Sonor Sonor
Atas
Tengah Sonor Sonor
Bawah Sonor Sonor

Auskultasi Vesikuler (+), rhonki (-), Vesikuler (+), rhonki(-),


Atas wheezing (-) wheezing (-)

Vesikuler (+), rhonki (-), Vesikuler (+), rhonki(+),


Tengah
wheezing (-) wheezing (-)

Vesikuler (+), rhonki(+),


Vesikuler (+), rhonki (+),
Bawah wheezing (-)
wheezing (-)
Thorax Posterior
Pemeriksaan
Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Fisik Paru
Inspeksi Statis : simetris
Dinamis : pergerakan dinding dada sebelah kanan dan kiri
sama
Palpasi
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Atas
Tengah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal

Bawah Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal


Perkusi
Sonor Sonor
Atas
Tengah Sonor Sonor
Bawah Sonor Sonor

Auskultasi Vesikuler (+), rhonki (-), Vesikuler (+), rhonki(-), wheezing


Atas wheezing (-) (-)

Vesikuler (+), rhonki (-), Vesikuler (+), rhonki(+), wheezing


Tengah
wheezing (-) (-)

Vesikuler (+), rhonki(+), wheezing


Vesikuler (+), rhonki (+),
Bawah (-)
wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik

Jantung Abdomen

 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat  Inspeksi : Cekung, simetris, venektasi (-)
 Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 6  Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
midclavicula sinistra tekan (-) epigastrium, turgor kulit tidak kembali
lambat.
 Perkusi : Batas jantung kanan atas
ICS II, parasternal dextra, Batas  Perkusi : Thympani, shifting dullness (-)
jantung kiri bawah ICS V midclavicula
 Auskultasi : Bising usus (+) kesan meningkat,
sinistra
peristaltik 7 kali permenit
 Auskultasi : Bunyi jantung I/II (+)
normal, murmur (-), gallop (-)
 Genital : Tidak diperiksa
 Ekstremitas
Ekstremitas atas : Gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-),
pigmentasi normal, telapak tangan pucat (-), jari tabuh (-), turgor
kembali lambat (-), CRT < 2”

Ekstremitas bawah : Gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-),


pigmentasi normal, telapak kaki pucat (-), turgor kembali lambat
(-), CRT < 2”
Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan 26-11-2018 Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 16,1 14,0-17,0 g/dL
Hematokrit 45 45-55 %
Eritrosit 5,5 4,7-6,1 106/mm3

Trombosit 237 150-450 103/mm3

Leukosit 8,4 4,5-10,5 103/mm3


MCV 81 80-100 Fl
MCH 29 27-31 Pg
MCHC 36 32-36 %
RDW 12,9 11,5-14,5 %
MPV 8,6 7,2-11,1 Fl
Eosinofil 3 0-6 %
Basofil 1 0-2 %
Neutrofil batang 0 2-6 %

Neutrofil segmen 64 50-70 %


Limfosit 23 20-40 %
Monosit 9 2-8 %

Gula darah sewaktu 94 <200 mg/dL

Ureum 25 13-43 mg/dL


Kreatinin 1,04 0,67-1,17 mg/dL
Natrium 143 132-146 mmol/L
Kalium 4,3 3,7-5,4 mmol/L
Pemeriksaan Penunjang

Foto thorax (26 November 2018)


Interpretasi Ro Thoraks AP
Jantung tidak membesar, Aorta dan hillus normal, infiltrate
di apical paru kiri, Sinus kostofrenikus, diafragma, costae
normal.
Kesan : TB Paru Aktif

Pemeriksaan Gen Xpert (03 Desember 2018)


RESULT: MTB detected Very Low
Rif Resistance NOT Detected
Diagnosis

 Hemoptisis ringan - sedang ec dd/


1. TB paru
2. Bronkitis
2. Pneumonia
 Syndrome Dispepsia
TERAPI

Non farmakologis Farmakologi


 Observasi KU  IVFD RL 15 gtt/menit
 Diet MB TKTP  Inj. Asam traneksamat 500 mg/8 jam
 Inj. Vitamin K 1 amp/8 jam
 Domperidon 3x10 mg
2 Desember 2018
3 Desember 2018

4 Desember 2018
Analisis Kasus
Gejala klinis pada penderita Tb paru dibagi
menjadi :
1. Gejala sistemik
 Demam, tidak tinggi, naik turun, terutama
pada sore dan malam.
 Batuk berdarah.
 Sering berkeringat pada sore dan malam
 Batuk berdahak sulit dikeluarkan ± 2  Badan terasa lemah,
minggu
 Nafsu makan dan penurunan berat badan.

2. Gejala respiratorik
 Batuk kronis, >3minggu,
kering/berdahak/berdarah.
 Sesak napas, biasanya muncul saat batuk-
batuk.
 Rasa nyeri dada.
 Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri yang menular dan
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
1. Tb paru terkonfirmasi bakteriologis on
OAT kategori 1
2. Hemoptisis ringan ec TB paru
3. Syndrome Dispepsia
 Pemeriksaan BTA, interpretasinya :
 2 kaliiiiiiii
TB aktif :
 Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus
bawah.
 Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular.
 Bayangan bercak milier.
 Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang).
TB inaktif
 Fibrotik
 Kalsifikasi
 Schwarte atau penebalan pleura
Berdasarkan jumlah darah yang keluar :
Ringan : < 40 ml per hari
Sedang : 40- 200 ml per hari
Berat : 200-600 ml atau lebih dalam 48 jam atau terjadi
1. Tb paru terkonfirmasi bakteriologis on ketidakstabilan hemodinamik
OAT kategori 1
Berdasarkan volume darah yang dikeluarkan 
2. Hemoptisis ringan ec TB paru
 Derajat 1 ( blood streak)
3. Syndrome Dispepsia
 Derajat 2 (1-30 cc/24 jam)
 Derajat 3 ( > 30-150 cc /24 jam)
 Derajat 4 (> 150-500 cc /24 jam)
 Derajat 5 /Massive (> 500 cc/24 jam)
Berdasarkan frekwensi terjadinya haemoptisis 
 Single haemoptisis (interval kejadian haemopts < 7
hari )
 Repetaed haemoptisis (interval kejadian haemopts >
7 hari )
 IVFD RL 15 gtt/menit
 Domperidon 3x10 mg (k/p)
 Curcuma 3x1
 Pro tb 4 Fdc 1x3 tab
PRINSIP PEMBERIAN OAT

Pemberian •OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis


obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan
OAT kategori pengobatan

•Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan


DOT - PMO pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment)
oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).

Tahapan •Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif


dan lanjutan
Panduan OAT yang Digunakan Di
Indonesia

TB paru kasus kambuh dan gagal


Paduan obat yang dianjurkan :
pengobatan
 2 RHZE / 4 RH atau
 2 RHZE / 4R3H3 atau
Pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil
 2 RHZE/ 6HE.
uji resistensi dengan menggunakan
Paduan ini dianjurkan untuk minimal 5 OAT
 1) TB paru BTA (+), kasus baru  2 RHZES / 1 RHZE / 5 RHE
 2) TB paru BTA (-), dengan gambaran  2 RHZES/1 RHZE/5 H3R3E3
radiologik lesi luas (termasuk luluh
paru)
Efek Samping Minor OAT dan
Penatalaksanaannya

Efek samping Kemungkinan Tatalaksana


Penyebab

Minor OAT diteruskan


Tidak nafsumakan, mual, Rifampisin Obat diminum malam sebelum
sakit perut tidur

Nyeri sendi Pirazinamid Beri aspirin/allopurinol


Kesemutan sampai dengan INH Beri vitamin B6 1x100 mg/hari
rasa terbakar di kaki

Warna kemerahan pada air Rifampisin Beri penjelasan, tidak perlu


seni diberi apa-apa
Efek Samping Mayor OAT dan
Penatalaksanaannya
Efek samping Kemungkinan Penyebab Tatalaksana

Mayor Hentikan pengobatan


Gatal dan kemerahan pada Semua jenis OAT Beri antihistamin dan dievaluasi ketat
kulit
Tuli Streptomisin Streptomisisn dihentikan, ganti
etambutol
Gangguan keseimbangan Streptomisin Streptomisisn dihentikan, ganti
(vertigo dan nistagmus) etambutol
Ikterik/Hepatitis Imbas Obat Sebagian besar OAT Hentikan semua OAT sampai ikterik
(penyebab lain menghilang dan boleh diberikan
disingkirkan) hepatoprotektor
Muntah dan bingung Sebagian besar OAT Hentikan semua OAT dan lakukan uji
(suspect drug-induced pre- fungsi hati
icteric hepatitis)
Gangguan penglihtatan Etambutol Hentikan Etambutol
Kelainan sistemik, termasuk Rifampisin Hentikan Rifampisin
syok dan purpura
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai