Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :

Heri Purnomo (09.31146.992)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MOCH. SROEDJI JEMBER
JUDUL

PEMANFAATAN
LIMBAH JARUM SUNTIK HASIL
PEMBAKARAN INECERATOR
KEDALAM CAMPURAN BETON
LATAR BELAKANG
 Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas
medis. Limbah medis harus sesegera mungkin diolah
setelah digunakan dan penyimpanan menjadi pilihan
terakhir jika limbah tidak dapat langsung diolah.
 Inecerator adalah salah satu pengolahan limbah medis
terutama jarum suntik, tapi pada kenyataannya hasil
pembakaran inecerator masih belum sempurna yang masih
terdapat jarum yang keras.
 Semakin banyak dan meluasnya penggunaan jarum suntik
membuat suatu pemikiran supaya limbah medis tidak
sampai mencemari lingkungan dan dapat merugikan
kehidupan, salah satunya dengan mencampurkan jarum
suntik hasil pembakaran inecerator kedalam beton.
 Menurut peraturan Departemen Kesehatan RI pada tahun
2002, limbah medis dikategorikan berdasarkan potensi bahaya
yang terkandung di dalamnya serta volume dan sifat
persistensinya yang dapat menimbulkan berbagai masalah.
Kategori tersebut adalah:

- Limbah benda tajam


- Limbah infeksius
- Limbah patologi
- Limbah sitotoksik
- Limbah farmasi
- Limbah kimia
- Limbah radioaktif
RUMUSAN MASALAH :

•Kemana jarum suntik setelah digunakan ?

•Dimana tempat yang sesuai untuk pengolahan limbah


jarum suntik ?

•Apa dampak negatif dari penggunaan jarum suntik sekali


pakai yang mebuat limbah jarum suntik semakin
menggunung ?

•Bagaimana solusi penanganan pencemaran lingkungan


akibat dari limbah jarum suntik ?
TUJUAN PENELITIAN :
•Mengidentifikasi dan merumuskan alternative solusi
penanganan jarum suntik hasil pembakaran ineserator.

•Dapat bermanfaat bagi pembangunan yang terutama


memakai bahan beton.

•Mengetahui manfaat bagi lingkungan terhadap


pencampuran jarum suntik hasil pembakaran inecerator.

•Mengetahui komposisi campuran.


MANFAAT PENELITIAN :
• Dapat mengurangi penyebaran penyakit dan tingkat
kecelakaan yang diakibatkan penimbunan jarum suntik /
jarum suntik hasil pembakaran oleh inecerator.
Sehinggga dapat membantu negara dalam memberantas
penyebaran penyakit dan mengurangi angka kematian.

• Dapat menciptakan lingkungan yang sehat, asri, aman,


dan nyaman. Sehingga lingkungan juga dapat dinikmati
oleh para penerus.

• Dapat bermanfaat bagi perkembangan teknologi


pembangunan.
BATASAN MASALAH :
• Jarum suntik bekas pembakaran inecerator berasal dari
limbah medis rumah sakit, klinik, dan lainnya yan telah
dibakar oleh inecerator di Rumah Sakit Jember Klinik
dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jember.
• Jarum suntik bekas pembakaran inecerator hanya
dicampurkan kedalam beton.
• Penggunaan jarum suntik pembakaran inecerator
kedalam campuran beton yang manfaat utama adalah
untuk mencegah dampak negative terhadap lingkungan.
• Dalam penelitian ini kuat tarik terhadap limbah Jarum
suntik tidak diuji/tes.
TINJAUAN PUSTAKA
 Alat suntik atau spuit (Inggris: syringe) adalah pompa piston
sederhana untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau
gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston di dalamnya
yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya
dapat dilengkapi dengan jarum hipodermik atau selang untuk
membantu mengarahkan aliran ke dalam atau keluar tabung.
Alat suntik beserta jarum suntik umumnya dijual dalam satu
paket.
 Kapasitas alat suntik antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml, dan yang
lainnya.
TABEL PERBANDINGAN UKURAN JARUM HIPODERMIK
ATAU JARUM SUNTIK
Jarum Perkiraan Diameter Luar Perkiraan Diameter Dalam

Gauge mm inchi toleransi (in.) mm inchi toleransi (in.)

10 3.404 0.1340 ±0.0010 2.692 0.1060 ±0.0020

11 3.048 0.1200 " 2.388 0.0940 "

12 2.769 0.1090 " 2.159 0.0850 "

13 2.413 0.0950 " 1.803 0.0710 "

14 2.108 0.0830 " 1.600 0.0630 "

15 1.829 0.0720 ±0.0005 1.372 0.0540 ±0.0015

16 1.651 0.0650 " 1.194 0.0470 "

17 1.473 0.0580 " 1.067 0.0420 "

18 1.270 0.0500 " 0.838 0.0330 "

19 1.067 0.0420 " 0.686 0.0270 "

20 0.902 0.0355 +0.0005 0.584 0.0230 +0.0015


-0.0000 -0.0000
Jarum Perkiraan Diameter Luar Perkiraan Diameter Dalam

Gauge mm inchi toleransi (in.) mm inchi toleransi (in.)

21 0.813 0.0320 " 0.495 0.0195 "

22 0.711 0.0280 " 0.394 0.0155 "

22s 0.711 0.0280 " 0.140 0.0055 "

23 0.635 0.0250 " 0.318 0.0125 "

24 0.559 0.0220 " 0.292 0.0115 "

25 0.508 0.0200 " 0.241 0.0095 "

25s 0.508 0.0200 " 0.140 0.0055 "

26 0.457 0.0180 " 0.241 0.0095 "

26s 0.467 0.0184 " 0.114 0.0045 "

27 0.406 0.0160 " 0.191 0.0075 "

28 0.356 0.0140 " 0.165 0.0065 "

29 0.330 0.0130 " 0.165 0.0065 "

30 0.305 0.0120 " 0.140 0.0055 "

31 0.254 0.0100 " 0.114 0.0045 "

32 0.229 0.0090 " 0.089 0.0035 "

33 0.203 0.0080 " 0.089 0.0035 "


Jarum pada umumnya terbuat dari stainless steel.
Hasil penelitian Kumpulamen dan Suderman (dalam
Versieck, J et al12) menunjukkan bahwa penggunaan
jarum stainless steel menyebabkan kontaminasi yang
sangat signifikan untuk Cr dan Ni.

Beberapa sifat fisik penting dari stainless steel :


• Stainless steel adalah zat keras dan kuat.
• Stainless steel bukan konduktor yang baik (panas dan
listrik).
• Stainless steel memiliki kekuatan ulet tinggi. Ini berarti
dapat dengan mudah dibentuk atau bengkok atau
digambar dalam bentuk kabel.
• Sebagian varietas dari stainless steel memiliki
permeabilitas magnetis.
• Tahan terhadap korosi.
• Tidak bisa teroksidasi dengan mudah.
• Stainless steel dapat mempertahankan ujung
tombak untuk suatu jangka waktu yang panjang.
• Bahkan pada suhu yang sangat tinggi, stainless
steel mampu mempertahankan kekuatan dan
tahanan terhadap oksidasi dan korosi.
• Pada temperatur cryogenic, stainless bisa tetap
sulit berubah.
 Inecerator adalah system pengolahan limbah
dengan metode pembakaran dengan suhu
tertentu yang bertujuan mengurangi massa
padat dari limbah asli dengan 80-85% dan
volume (sudah dikompresi agak di truk
sampah ) dengan 95-96%, tergantung pada
komposisi dan tingkat pemulihan bahan
seperti logam dari abu untuk didaur ulang. Ini
berarti bahwa sementara insinerasi tidak
sepenuhnya menggantikan penimbunan,
secara signifikan mengurangi volume yang
diperlukan untuk pembuangan.
INECERATOR DAN JARUM HASIL PEMBAKARAN
Definisi Beton
• Beton merupakan suatu bahan atau batuan buatan yang
dihasilkan dengan mencampurkan agregat halus (pasir),
agregat kasar (krikil), semen portland, dan air sesuai
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)1971.
 Bahan-bahan pembentuk beton

• Semen (portland cement)


• Agregat halus (pasir)
• Agregat kasar (batu pecah/split atau koral)
• Air
• Bahan kimia sebagai bahan tambahan (admixture)
KERANGKA KONSEPTUAL
METODE PENELITIAN
 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
rekayasa sebagai antisipasi dampak terhadap
lingkungan sekaligus rekayasa beton
 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Universitas
Moch. Sroedji jember
 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 6 bulan setelah disetujuinya
proposal tugas akhir.
Bahan Penelitian
 Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jarum suntik hasil pembakaran inecerator sebagai bahan
tambah, semen portland sebagai perekat, agregat kasar
dan agregat halus sebagai bahan pengisi, dan additive
sebagai bahan tambah.
Peralatan Penelitian
 Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
peralatan yang ada di laboratorium di Universitas Moch.
Sroedji Jember sebagai penguji kualitas agregat kasar,
agregat halus, dan air. Serta alat cetak dan test beton,
ditambah mesin molen sebagai pengaduk campuran
beton, dan lainnya sebagai faktor pendukung.
Alur Penelitian
KESIMPULAN

 Dengan mencampurkan jarum suntik hasil pembakaran


inecerator dapat mengurangi dampak negative terhadap
lingkungan.
 Semakin banyak penggunaan jarum suntik akan
mempengaruhi kuat tekan pada beton mutu normal maupun
beton mutu tinggi.
 Semakin banyak penggunaan jarum suntik akan semakin
banyak pencemaran yang ditimbulkan oleh jarum suntik hasil
pembakaran inecerator.
 Semakin banyak penggunaan jarum suntik hasil pembakaran
kedalam campuran beton maka akan semakin sedikit
pencemaran yang ditimbulkan oleh jarum suntik hasil
pembakaran inecerator.
SARAN
 Diharapkan untuk peneliti selanjutnya, untuk
dapat menguji kuat tarik jarum suntik hasil
pembakaran inecerator, sehingga dapat
mengetahui nilai kuat tekan beton yang
diharapkan dan dapat diterapkan dilapangan.
DAFTAR PURSTAKA

 Anonim, 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum dan
Dirjen. Cipta Marga, Jakarta.
 Anonim, 1990. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-
1990-03), Departemen Pekerjaan Umum.
 Departemen Kesehatan RI, 2002. Kategori Limbah Medis Berdasarkan Potensi Bahaya.
 Dipohusoso,I. 1996. Struktur Beton Bertulang. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan, PT. Kanisius Yogyakarta.
 Gideon Hadikusuma, 1994. Pedoman Pengerjaan Beton. Jakarta. Erlangga.
 Hendrawan Diana, Bambang Iswanto dan Ribka Tamburian. 2006. Pencemaran Jarum
Suntik pada Timbunan Tanah, Jurnal Teknik Lingkungan Edisi Khusus, Agustus 2006.
 Mulyono, T., 2003. Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta.
 Nugraha, P. 1989. Teknologi Beton Dengan Antisipasi Terhadap Pedoman Beton 1989.
Universitas Kristen Petra.
 Suripsn. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Offset Yogyakarta.
 Wardana, W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Revisi Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Thanks For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai