Anda di halaman 1dari 24

Pemberian Pertolongan Pertama

Pada Cedera Akibat Listrik


Peraturan Perundangan Yang Terkait
• Undang-undang No.1 tahun 1970
• Permenaker-Trans No. Per. 03/Men/1982
Pengertian
• P3K adalah merupakan pertolongan pertama
yang harus segera diberikan kepada korban
yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit
mendadak dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke tempat tujuan
Maksud dan Tujuan
• P3K dimaksudkan:
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter
atau petugas kesehatan lainnya.

• P3K diberikan untuk:


– Menyelamatkan nyawa korban
– Meringankan penderitaan korban
– Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
– Mempertahankan daya tahan korban
– Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut
Kondisi Fisiologis Manusia
• Pernafasan
• Denyut nadi
• Tekanan darah
• Kesadaran
• Turgor (elastisitas kulit)
• Reflek
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
1. Pedoman tindakan
– Penolong harus memahami dan terampil
– Tindakan pertolongan harus berurutan
– Amankan korban dan beri tanda tempat kejadian
– Cari bantuan sambil memberikan pertolongan
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
2. Ciri-ciri gangguan
– Mengenali ciri-ciri gangguan pada korban
(Lokal/umum)
3. Kesiapan pertolongan
– Personil
– Buku petunjuk/buku pedoman panduan
– Kotak P3K dan kotak khusus dokter
– Alat angkut dan transportasi
– Alat perlindungan
– Peralatan darurat
Petugas P3K
Jumlah Pekerjaan Jumlah Petugas
25-150 1
150 1 petugas tiap 150 orang
Perusahaan Umum
(2 petugas untuk 300 orang
dst)
Perusahaan dengan resiko 25 – 100 1 petugas tiap 100 orang
tinggi, seperti pabrik kimia, 100 (2 petugas 200 orang)
galangan kapal
Rekomendasi Umum Isi Kotak P3K
Kotak A Kotak B Kotak C
No Isi (untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
pekerja pekerja) pekerja)
1 Kasa steril terbungkus 20 10 10
2 Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3 Perban (lebar 10cm) 1 3 4
4 Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5 Perban segitiga 4 4 6
6 Gunting 1 1 1
7 Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
8 Masker 1 1 2
9 Peniti 4 4 4
10 Kain transparan yang menyerap 1 2 4
11 Cairan pembersih luka 100 ml 1 3 6
Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan
Pada Cedera Akibat Listrik
• Voltage (Kekuatan listrik)
• Amper (Arus listrik)
• Type Arus (searah /bolak-balik)
• Lama kontak
• Area Kontak
• Jalan Arus
• Banyaknya jaringan Resistance
• Kandungan Air dalam Jaringan
Akibat Sengatan Listrik Arus searah
dan bolak-balik
1. Akibat arus searah
- Perubahan elektrolit
2. Akibat arus bolak-balik
– Kejang otot
– Berkeringat
– Kerusakan Jaringan
– Voltage 100 volt dan freq 60 Hz, menyebabkan ventrical
vibrilation
– Voltage tinggi dapat menyebabkan paralysis pernafasan
– Arud diatas 20mA dapat menyebabkan kontraksi otot
pernafasan dada, dll
Jaringan Penghantar Listrik
1. Jaringan konduktor
- Pembuluh darah
- Otot
2. Jaringan tidak konduktor
- Tulang
- Kulit kering
- Syaraf tepi
Gejala dan Tanda
• Cidera (luka bakar akibat listrik masuk dan keluar)
• Mati klinis (hilang kesadaran, henti nafas, henti
jantung)
• Kerusakan jaringan (saraf, otot, tulang patah,
mata, ginjal, irama jantung, saluran pencernaan,
pembuluh darah, konduksi, infark)
• Kejang (konstraksi otot tidak teratur)
• Gelisah, nyeri otot, kelumpuhan, gangguan
penglihatan
Pemberian Pertolongan
1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memberikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susutan
Pemberian Pertolongan
2. Mengamankan Tempat Kejadian
a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada
(putuskan aliran dan matikan sumber listrik)
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaust ventilasi, jauhkan
sumber listrik dengan bahaya non konduktor
Pemberian Pertolongan
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban
dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
- Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari
tubuh
- Bila ada tanda henti nafas dan jatung berikan
resusitasi jantung paru
- Selimuti korban
- Bila luka ringan, obati seperlunya (luka bakar ringan)
- Bila luka bakar berat, larikan ke RS/dokter
Prinsip Resusitasi
OTAK SELALU MENDAPATKAN O2

OKSIGEN (O2)

TUBUH SEL (MELALUI DARAH) ENERGI

ZAT LAIN
(MAKANAN, AIR)
ABC KEHIDUPAN
3. Unsur masuknya O2 ke otak
- Jalan nafas (air way)
- Pernafasan (breathing)
- Aliran darah (circulation)
ABC RESUSITASI
Membuka jalan nafas (air way)
- Mempertahankan pernafasan (breathing)
- Mempertahankan Aliran darah (circulation)
Resusitasi Paru
• Baringkan korban terlantang
• Longgarkan pakaian
• Bersihkan mulut, hidung dan tenggorokan
• Bebaskan jalan nafas dengan menengadahkan kepala
• Pada mulut ke mulut, tutup hidung korban dan pada
mulut hidung, gunakan ibu jari tangan untuk menahan
dagu dan menekan bibir bawah agar mulut tertutup
• Ambil nafas dan berikan 4 kali hembusan dengan cepat
sehingga dada korban mengembang
• Lanjutkan pertolongan nafas 12-15 kali permenit
• Jika sudah bernafas pernafasan
Resusitasi jantung paru
• Baringkan korban terlentang di atas dasar yang keras dan kuat
• Kepala korban ditengadahkan
• Tentukan titik kompresi (2 jari di atas ujung tulang dada/titik temu
lengkung iga)
• Letakan tumit tangan diatas titik kompresi
• Kuncilah jari-jari tangan satu dengan jari tangan lainnya
• Dengan kedua tangan tegak lurus terhadap tulang dada lakukan
tekanan dengan bantuan BB, 80 kali /menit dengan kedalaman 4 – 5
cm
• Bila penolong 1 orang: lakukan 2 X nafas dan disusul
• 15 X pijatan jantung
• Bila penolong 2 orang: lakukan bersama-sama dengan
perbandingan 1:5
• Lakukan 4 siklus, bila nadi (-) teruskan RJP
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
• Kapan tidak dilakukan RJP
– Ada lebam mayat
– Ada kaku mayat
– Ada pembusukan
– Korban terpotong-potong
Kapan menghentikan RJP
- Korban pulih
- diganti tenaga terlatih
- kelelahan
- dokter mengatakan untuk menghentikan
- Henti jantung lebih 30 menit
KESALAHAN DALAM RJP
SEBAB AKIBAT
Penderita tidak berbaring pada bidang RJP kurang efektif
yang keras
Posisi penderita tidak horizontal Bila kepala lebih tinggi, darah ke otak
akan kurang
Tekan bahu tekan dagu kurang baik Jalan nafas terganggu
Kebocoran saat melakukan pernafasan Pernafasan buatan tidak efektif
buatan
Lubang hidung kurang tertutup Pernafasan buatan tidak efektif
Letak tangan kurang tepat, arah tekanan Patah tulang, luka dalam paru
kurang
Tekanan terlalu dalam atau terlalu cepat Jumlah yang dialirkan kurang
Rasio RJP dan pernafasan buatan tidak Oksigenasi darah kurang
baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai