Anda di halaman 1dari 15

REVIEW JURNAL

(Corrective maintenance shutdown)

Nama Nim
Wica Tiara (1711000006)
Muhd. Taufiq Hasbullah (1711000057)
Syahril Ramadhan (1711000068)
Yosua Christofanie Rgg (1711000007)

Mata Kuliah : Sistem Perawatan

KELOMPOK III
Corrective maintenance
• Menurut Darwin (2002) Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang
dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan
selama masa waktu preventive maintenance. Pada umumnya, corrective maintenance
bukanlah aktivitas perawatan yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen
mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah
komponen atau sistem ke kondisi semula.
• Menurut Sofy an Assauri (2004) Corrective maintenance, dikenal sebagai breakdown dan
shutdown maintenance. Pemeliharaan hanya dilakukan setelah peralatan atau mesin rusak.
Bila strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai strategi utama akan menimbulkan
dampak tingginya kegiatan pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part
pengganti.
Maintenance adalah kegiatan pendukung bagi kegiatan komersil, maka seperti
kegiatan lainnya, maintenance harus efektif, efisien dan berbiaya rendah.
Dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka mesin / peralatanproduksi
dapat digunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama
jangka waktu tertentu yang telah direncakan tercapai.
• Metode Penelitian
Metode penelitian dari 5 (lima) jurnal yang telah direview menggunakan
metode yang berbeda- beda. Yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),
metode deskriptif analitik dengan menganalisis data-data sekunder berkala (time
series) dan RCM. Secara garis besar jurnal yang saya telaah menggunakan metode
RCM. Dan metode yang saya gunakan untuk merangkum ke-5 (lima) jurnal
penelitian yang bertemakan corrective maintenance shutdown ini menggunakan
Meta-Analis.
HASIL
• Jurnal yang berjudul “Analisa Kerusakan Komponen Engine Arrowvrg Type 330 Ta
Dengan Menggunakan Metode Fmea” oleh Faisal, Jenne Syarif,Darmein tahun 2017
yang intinya kerusakan komponen engine arrow dengan menggunakan metode failure
mode and effect analysis (FMEA) dapat diuraikan sebagai berikut:
• kerusakan yang terjadi padasaat unit lagi dalam masa operasi, kerusakan tersebut biasa
terjadi karena tida adanya perencanaan perawatan, jadi operator tidak mengetahui
kapan komponen pada unit tersebut harus diganti.Satu-satunya cara untuk mencegah
kerusakan pada engine arrow adalah dengan melakukan pemeriksaan dan melakukan
suatu perencanaan perawatan yang baik dan terjadwal.
• komponen Ring piston menjadi komponen yang paling kritis yang paling sering
mengalami kegagalan dengan RPN tertinggi yaitu 504.
• pergantian komponen seperti ring piston, piston dan valve dan membersihkan semua
komponen setiap engine di lakukan Shutdown.
• Jurnal yang berjudul “Analisis Kapasitas Produksi Unit Ammonia dan Urea Pabrik 1A
(Studi Kapasitas Produksi pada Industri Pupuk)” oleh Tri Adi Putra, Chairul Furqon
tahun 2015 yang intinya Pada tahun 2013, hasil produksi PT ”X” belum sesuai dengan
rencana kapasitas produksinya dan da- lam menggunakan kapasitas produksinya baru
sebe- sar 71,58% berdasarkan kapasitas utilitasnya dan pada unit urea baru sebesar
61.09% berdasarkan kapasitas kualitasnya. Berdasarkan data yang diperoleh
ketidakterca- paianya rencana produksi di akibatkan oleh shutdown mesin sehingga
fungsi maintenance perlu ditingkatkan.
• Jurnal yang berjudul “Perencanaan Penjadwalan Dan Persediaan Sparepart Dengan
Metode Reliability Centered Maintenance (Rcm) Di Pt.X” oleh Evi Sisnawati tahun
2016 yang intinya Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas perawatan yang akan dilakukan dengan
menggunakan perawatan penggantian pencegahan dengan interval perawatan 216 jam
• untuk komponen piston silinder blow, 264 jam untuk komponen roda mold, 264 jam
untuk besi pemotong, 288 jam untuk komponen per mold, 456 jam untuk adjusting
shaft core, 720 jam untuk mouth, 744 jam untuk komponen pisau pemotong, dan 1056
jam untuk komponen jarum. Akivitas perawatan penggantian dapat meningkatkan
keandalan komponen 42%- 64% dan pengehematan biaya persediaan sekitar 44%.
• Jurnal yang berjudul “Penjadwalan Kegiatan Pemeliharaan Untuk Memaksimalkan
Availabilitas Mesin” oleh Nur Kumala Sari, Puryani, Apriani Soepardi tahun 2018
yang intinya aktivitas pemeliharaan akan dilakukan dengan menggunakan metode
Reliability Centered Machine, perhitungan kasus yang sudah dilakukan, pada kondisi
usulan penyelesaian kegiatan dilakukan selama 26,13 hari yang dimulai dari tanggal 2
Agustus 2008 dan selesai pada 28 Agustus 2008, sedangkan yang terjadi pada kondisi
aktualnya 30,13 hari yang dimulai tanggal 2 Agustus 2008 dan selesai pada tanggal 1
September 2008. Pada kondisi aktual terjadi beberapa kali keterlambatan operasi yaitu
pada operasi site mobilization include mobile crane (mengatur perpindahan dan posisi crane),
operasi CT shut down (operasi mematikan turbin) dan install new baldes row 1-4 (menasang
blade row baru 1-4). Untuk operasi pengaturan perpindahan dan posisi crane terjadi
keterlambatan karena adanya ketidak puasan perusahaan ketika pemeriksaan crane pada
kondisi yang tidak baik, sehingga kegiatan tersebut terlambat dari jadwal yang telah
dibuat selama 2 hari. Sedangkan untuk operasi mematikan turbin juga terlambat 1 hari
dari operasi sebelumnya yaitu operasi pengaturan crane, dikarenakan kurangnya persiapan
oleh tenaga kerja helper.
Jurnal yang berjudul “Perencanaan Kegiatan Maintenance Dengan Metode Reability
Centered Maintenance Ii” oleh Rachmad Hidayat, Nachnul Ansori, dan Ali Imron tahun
2014 yang intinya yaitu terdapat 11 bentuk kerusakan (failure modes). Dampak yang
ditimbulkan dapat dibagi menjadi 3 kriteria diantaranya: kerusakan yang berdampak
hingga proses produksi terhenti (shut down), kerusakan yang berdampak
• pada menurunnya kuantitas maupun kualitas produk serta kerusakan yang
berpengaruh terhadap keamanan operasi compresor screw. Hasil penilaian risiko
dengan RPN menunjukkan bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan
prioritas utama atau memiliki tingkat kepentingan tinggi untuk diperhatikan
(need most attention) adalah kerusakan fungsi (functional failure) pada piston yang
aus, dan pada spon filter udara keluar yang rusak dengan nilai RPN masing-
masing adalah 45. Kompresi bocor pada piston, filter udara masuk kotor, con rod
bearing abrasive, velve bocor, dan konsumsi oli terlalu banyak pada liner dengan
nilai masing-masing RPN 30. Liner aus dengan RPN 24.
• PEMBAHASAN
• Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan suatu metode perawatan yang
memanfaatkan informasi yang berkenaan dengan keandalan suatu fasilitas, untuk
memperoleh strategi perawatan yang efektif, efisien dan mudah untuk dilaksanakan.
Melalui penggunaan RCM, dapat diperoleh informasi apa saja yang harus dilakukan
untuk menjamin mesin/peralatan dapat terus beroperasi dengan baik. Selain itu juga
ada yang mendefinisikan Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah suatu metode
yang digunakan untuk mengembangkan dan memilih alternatif desain pemeliharaan
berdasarkan kriteria keselamatan operasional (Kurniawan, 2013).
KESIMPULAN
• Dilihat dari inti dan hasil masing-masing ke -5 (lima) jurnal penelitian diatas, maka
disimpulakan bahwa corrective maintenance tidak berdampak signifikan terhadap
perusahaan-perusahan yang menggunakan corrective maintenance shutdown. Dan
dari 5 jurnal yang direview sebagian besar menggunakan metode RCM , Ide utama
RCM adalah untuk mencegah kerusakan dengan mengeliminasi atau mengurangi
penyebab kerusakan. Analisis FMEA memfokuskan pada penyebab kerusakan dan
mekanisme terjadinya kerusakan . Ketika penyebab dan mekanisme kerusakan telah
diidentifikasi untuk setiap failure mode, selanjutnya dapat diberikan saran untuk waktu
pelaksanaan corrective maintenance, atau perencanaan tindakan monitoring untuk
menurunkan failure rate.
• Lampiran 5 Judul Jurnal Penelitian
• Pada tulisan kali ini , kami akan mengambil kesimpulan dari 5 jurnal yang
saya telaah dan telah saya review. Berikut judul 5 jurnal saya yang bertemakan
tentang Corrective maintenance shutdown:
• Analisa Kerusakan Komponen Engine Arrowvrg Type 330 Ta Dengan Menggunakan Metode Fmea
• Analisis Kapasitas Produksi Unit Ammonia dan Urea Pabrik 1A (Studi Kapasitas Produksi pada
Industri Pupuk)
• Perencanaan Penjadwalan Dan Persediaan Sparepart Dengan Metode Reliability Centered
Maintenance (Rcm) Di Pt.X
• Penjadwalan Kegiatan Pemeliharaan Untuk Memaksimalkan Availabilitas Mesin
• Perancangan kegiatan maintenance dengan metode reability centered maintenance II
• Secara garis besar jurnal saya menggunakan metodologi REABILITY
CENTERED MAINTENANCE (RCM). Di bawah ini saya akan
mengklasaifikasi jurnal-jurnal yang metodologi sama :
No ReabilityCentered Maintenance (RCM) metode Failure Mode and Effect Metode deskriptif analitik
Analysis (FMEA).

1 Perencanaan Penjadwalan Dan Persediaan


Sparepart Dengan Metode Reliability
Centered Maintenance (Rcm) Di Pt.X

Analisa Kerusakan Komponen Engine Analisis Kapasitas Produksi Unit


Arrowvrg Type 330 Ta Dengan Ammonia dan Urea Pabrik1A
2 Penjadwalan Kegiatan Pemeliharaan Untuk
Menggunakan Metode Fmea (StudiKapasitasProduksipada
Memaksimalkan Availabilitas Mesin.
IndustriPupuk)

3 Perancangan kegiatan maintenance dengan


metode reability centered maintenance II
Maksud dan tujuan kami mengklasifikasinya dalam table diatas agar lebih
mudah di mengerti terdapat 3 jurnal yang menggunakan metode
ReabilityCentered Maintenance (RCM) , 1 jurnal menggunakan metode metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan 1 jurnal menggunakan metode
deskrptif analitik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai