Anda di halaman 1dari 13

PENGUPAHAN DAN JAMINAN

SOSIAL
UU no. 13 tahun 2003; PP no. 8 tahun 1981 ttg
Perlindungan Upah

Hak untuk menerima upah timbul pada saat


adanya hubungan kerja dan
berakhir pada saat hubungan kerja putus.
• Setiap pekerja berhak untuk menerima upah yang sama
untuk pekerjaan yang sama.

• Hak pekerja itu merupakan hak asasi

• United Nations Deckaration of Human Rights yaitu,


“Everyone, without any discrimination has the right to
equal pay for equal work”
 Dalam menetapkan upah tidak boleh diadakan
diskriminasi jenis kelamin.

 Pekerja pria dan wanita harus mendapat upah yang


sama untuk pekerjaan yang sama nilainya,

 Konvensi ILO no. 100 mengenai Pengupahan yang


Sama bagi Pekerja Laki-Laki dan Wanita Untuk
Pekerjaan yang Sama Nilainya, dan yang telah
diratifikasi dengan UU no. 80 tahun 1957.
► Upah tidak dibayar bila buruh tidak melakukan
pekerjaan (no work no pay), namun upah harus tetap
dibayar jika pekerja tidak melakukan pekerjaannya
bukan karena kehendaknya sendiri.
 Bentuk upah pada dasarnya adalah dalam bentuk
uang. Sebagian dari upah itu dapat diberikan
dalam bentuk lain tetapi tidak lebih dari 25% dari
nilai upah yang seharusnya diterima
 Pembayaran upah harus dilakukan dengan alat
pembayaran yang sah dari Negara Republik Indonesia.
Bila upah ditetapkan dalam mata uang asing, maka
pembayaran dilakukan berdasarkan kurs resmi pada
hari dan tempat pembayaran
 Upah Minimum ditetapkan berdasarkan wilayah propinsi
atau kabupaten/kota; sektor pada wilayah propinsi atau
kabupaten/kota.

 Upah minimum adalah upah terendah yang terdiri dari upah


pokok termasuk tunjangan tetap di wilayah tertentu dalam
satu propinsi.

 Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan Ketetapan


Upah Minimum dapat mengajukan permohonan
penangguhan pelaksanaan Ketetapan Upah Minimum
yang diatur dengan keputusan Menteri.
Jaminan Sosial.
UU no. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja

 Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah program publik


yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk
mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu, yang
penyelenggaraannya menggunakan mekanisme Asuransi
Sosial.
 Melalui UU no. 3 tahun 1992 diatur tentang jenis program
jaminan sosial tenaga kerja, yaitu:

 a. Jaminan Kecelakaan Kerja;


 b. Jaminan Hari Tua;
 c. Jaminan Kematian;
 d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
► Program Jaminan Kecelakaan Kerja.

► Memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga


kerja yang mengalamai kecelakaan atau menderita
penyakit akibat hubungan kerja.

► Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja ditanggung oleh


pengusaha didasarkan atas tingkat resiko kecelakaan,
dengan prosentase tarif dari 0,24% – 1,74 % upah
Program Jaminan Hari Tua.

Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan


sistem tabungan hari tua, yang iurannya ditanggung
oleh pengusaha dan pekerja. Pengusaha menanggung
iuran sebesar 3,7 % upah dan pekerja menanggung 2
% upah.
 Program Jaminan Kematian.

 Jaminan Kematian diberikan kepada ahli waris tenaga kerja


dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan
kerja, sebagai tambahan bagi jaminan hari tua yang
jumlahnya belum optimal.

 Iuran Jaminan Kematian ditanggung oleh pengusaha sebesar


0,3 % upah
• Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

• Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diberikan kepada


pekerja dan keluarga maksimum dengan 3 orang
anak.

• Iuran dibayar oleh pengusaha, dengan jumlah iuran


yang dibedakan antara pekerja lajang sebesar 3%
upah dan pekerja yang berkeluarga sebesar 6% upah.

Anda mungkin juga menyukai