Anda di halaman 1dari 30

Section 1

MANAJEMEN KASUS
ANEMIA APLASTIK

Section 2
Section 3
Gina Nadia
09711xxx

Section 4
Nur Amalina R
09711091

Section 5
Section 1
Definisi

Section 2
Anemia aplastik adalah anemia disertai
pansitopenia pada darah tepi yang
disebabkan kelainan primer pada

Section 3
sumsum tulang dalam bentuk aplasia
atau hipoplasia tanpa adanya ilfitrasi,
supresi atau pendesakan sumsum tulang

Section 4
(Bakta, 2006)

Section 5
Section 1
IDENTITAS PASIEN
Nama : Daris Septiani
Umur : 7 tahun

Section 2
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar

Section 3
Alamat : Ds. Tajug RT1/RW3
Siman, Ponorogo
Rekam Medis` : 6591849

Section 4
Riwayat Rawat Inap Ruang Melati
MRS : 12 Juni 2014

Section 5
Section 1
Anamnesis
Keluhan Utama
Pucat dan Lemas

Section 2
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengelukan
lemas. Pucat terutama terlihat didaerah wajah, telapak tangan dan

Section 3
kaki. Lemas dirasakan sepanjang hari. Pasien juga mengeluhkan
demam sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Demam
muncul tidak terlalu tinggi, sudah minum obat penurun panas
sehingga demam sedikit mereda. Selain itu, pasien mengeluhkan
gusi berdarah hampir 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit

Section 4
sehingga pasien menjadi sulit untuk makan, bintik-bintik
perdarahan di kulit disangkal, mimisan disangkal, luka pada
mulut disangkal, nyeri telan disangkal, buang air besar dan buang
air kecil tidak ada keluhan.

Section 5
Section 1
Keluhan Pasien Anemia Aplastik
Jenis Keluhan %
Pendarahan 83

Section 2
Lemah badan 80
Pusing 69
Jantung berdebar 36

Section 3
Demam 33
Nafsu makan 29
berkurang

Section 4
Pucat 26
Sesak nafas 23
Penglihatan kabur 19

Section 5
Telinga berdengung 13
Section 1
Riwayat Penyakit Dahulu
•Tidak ada riwayat alergi
•Tranfusi darah karena anemia apalastik Februari 2014

Section 2
Riwayat Kelahiran
•Anak pertama
•Persalinan normal di tolong oleh bidan, cukup bulan
(9 bulan), segera menangis dan BBL 3750 gram

Section 3
Section 4
Section 5
Section 1
Riwayat Tumbuh Kembang
•Berbicara agak terlambat, mulai usia 17 bulan
•Berjalan mulai usia 18 bulan

Section 2
Riwayat Pemberian Makan
•Pemberian ASI sampai umur 2 tahun
•Minum susu formula sejak umur 1 tahun

Section 3
•Makan padat sayur dan lauk pauk, 3 kali dalam 1
hari.

Section 4
Riwayat Imunisasi
•Pemberian imunisasi sudah lengkap (Hepatitis, Polio,
BCG, DPT) sesuai jadwal dan dilakukan di Posyandu.

Section 5
Kesimpulan:
Section 1
Riwayat Penyakit Keluarga
•Riwayat atopi (-)
•Keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa

Section 2
Riwayat Kepribadian, Sosial dan Lingkungan
•Anak diasuh oleh ibunya sendiri

Section 3
•Sering bermain dengan teman-teman sebaya
•Lingkungan jauh dari daerah pertanian dan pabrik
dan tidak pernah terpapar insektisida atau bahan
sejenisnya

Section 4
Section 5
Etiologi

Section 1
Section 2
Faktor Kongenital Faktor Didapat

1.Fanconi 1.Bahan Kimia

Section 3
2.Non Fanconi Benzena, insektisida, logam berat
2.Obat-obatan
Kloramfenikol
3.Radiasi
4. Infeksi

Section 4
HIV, EBV, Hepatitis, Rubella
5. Idiopatik

Section 5
Section 1
Penyebab anemia aplastik sebagian besar (50-70%) tidak
diketahui atau bersifat idiopatik.

Sekitar 10-15% berhubungan dengan obat-obatan dan sekitar 5

Section 2
% berhubungan dengan infeksi.

Section 3
Section 4
Section 5
Section 1
Pada pasien ini, anemia aplastik yang terjadi karena faktor
didapat yaitu idiopatik

Pada pasien ini tidak menderita kelainan kongenital.

Section 2
Lingkungan jauh dari daerah pertanian dan pabrik sehingga
tidak pernah terpapar insektisida atau bahan sejenisnya

Section 3
Section 4
Section 5
Section 1
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Section 2
Keadaan umum : Lemah, tampak pucat
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital

Section 3
Nadi : 128 x / menit, kualitas kuat
Respirasi : 22 x / menit
Suhu : 36,6º C
Berat Badan : 21 kg

Section 4
Tinggi Badan : 120 cm

Section 5
Section 1
Status Gizi
Berdasarkan kurva CDC 2000, hasil pengukuran PB/U

Section 2
dan TB/U, IMT/U yaitu > persentil 25(normal)

Section 3
Section 4
Section 5
Section 1
Kepala
Kepala : Bentuk kepala simetris
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, isokor,

Section 2
reflek cahaya +/+
Telinga : Bentuk normal, simetris, sekret (-/-), tidak nyeri
Hidung : Bentuk normal, simetris, sekret (-/-), tidak terdapat
pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis
Mulut : Gusi berdarah (+), ulkus di mulut (-)

Section 3
Lidah : Bentuk simetris, warna merah keputihan
Faring : Tidak hiperemis, tidak ada pseudomembran
Tonsil : Tidak hiperemis, tidak membesar

Section 4
Leher : Vena jugularis tidak teraba pulsasi, tidak teraba
benjolan (-)

Section 5
Section 1
Thorax
Cor
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Tidak teraba adanya thrill, ictus cordis teraba tidak

Section 2
kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 dan S2 reguler tunggal, murmur (-)

Pulmo

Section 3
Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Fokal fremitus simetris, pergerakan napas dada
simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

Section 4
Auskultasi: Suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/- wheezing -/-

Section 5
Section 1
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi : Bunyi usus (+)
Palpasi : Tidak teraba pembesaran hepar dan lien, nyeri
tekan (-)

Section 2
Perkusi : Timpani di seluruh abdomen, asites (-)

Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik


Integumentum : Kulit tampak pucat, Sianosis (-), Ekimosis (-)

Section 3
Section 4
Section 5
Sel Induk Hemopoetik
• Kerusakan sel induk
• Gangguan lingkungan mikro
• Mekanisme imunologik

PANSITOPENIA

Eritrosit Trombosit
Sindrom anemia Perdarahan

Leukosit
Mudah Infeksi
Section 1
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hb :3 g/dl

Section 2
Ht :9,8 %
Trombosit :4 103/µL
Eritrosit : 1,22 106/µL
Leukosit : 1,78 103/µL

Section 3
Hapusan Darah Tepi
Eritrosit : normokromik, normositik
Leukosit : kesan jumlah turun,dominasi limfosit, blast -
Trombosit : kesan jumlah turun

Section 4
Kesimpulan : pansitopenia, susp. anemia aplastik

Section 5
Section 1
Kimia klinik
SGOT : 12 U/L
SGPT : 5 U/L
Creatinin : 0,59 mg/dL

Section 2
BUN : 20,7 mg/dL
GDS : 91 mg/dL
Natrium : 131 mmol/L
Kalium : 4,40 mmol/L

Section 3
Kalsium ION : 1,11 mmol/L

Section 4
Section 5
Section 1
Pemeriksaan Sumsum Tulang

Kesan :Sumsum tulang hiposeluler dengan aktivitas


semua sistem tertekan. Tampak dominasi

Section 2
limfosit dan sel-sel lemak.

Kesimpulan : Anemia aplastik

Section 3
Section 4
Section 5
Hasil Pemeriksaan Fisik Anemia Aplastik

Section 1
Jenis Pemeriksaan Fisik %
Pucat 100

Section 2
Perdarahan 63
Kulit 34
Gusi 26

Section 3
Retina 20
Hidung 7
Saluran cerna 6

Section 4
Vagina 3
Demam 16
Hepatomegali 7
Spleenomegali 0

Section 5
Section 1
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Anemia Aplastik

Section 2
Jenis Pemeriksaan Hasil
Laboratorium Pansitopenia

Section 3
Apusan darah tepi Pansitopenia
Biopsi sumsum tulang Gambaran daerah
kosong yang dipenuhi
sel lemak dengan sel

Section 4
hematopoesis yang
sedikit

Section 5
Section 1
Menurut International Agranulocytosis and Aplastic Study
Group (IAASG):
1. Satu dari tiga sebagai berikut :
a) Hb<10 g/dl atau Ht < 30%

Section 2
b) Trombosit < 50x109/L
c) Leukosit < 3,5x109/L atau neutrofil < 1,5x109/L

2. Retikulosit < 30x109/L (<1%)

Section 3
Section 4
Section 5
Section 1
Pada pasien ini, diagnosis anemia aplastik dibuat berdasarkan:

1. Gejala klinik anemia yang dialami berupa pucat, lemas,


perdarahan gusi dan tanpa organomegali.

Section 2
2. Gambaran darah tepi menunjukkan pansitopenia
3. Gambaran sumsum tulang hiposeluler dengan aktivitas
semua sistem tertekan. Tampak dominasi limfosit dan sel-
sel lemak.

Section 3
Section 4
Section 5
Section 1 Section 2 Section 3 Section 4 Section 5
Diagnosis Kerja
Anemia Aplastik
Section 1
Penatalaksanaan

• O2 nasal 2 Lpm

Section 2
Pemberian oksigen bertujuan untuk mengoptimalkan
oksigenasi jaringan.

•Diet

Section 3
Diet pada pasien disesuaikan dengan kebutuhan kalori.

• Infus Tridex 27 B 20 tpm

Section 4
• Injeksi Cefotaxime 3x750 mg
Pemberian antibiotik digunakan untuk menhindarkan pasien
dari infeksi. Sebaiknya dipilih antibiotik yang tidak
menyebabkan depresi sumsum tulang.

Section 5
Section 1
• Transamin 3x500 mg
Transamin merupakan obat golongan anti fibrinolitik yang
berguna untuk membantu pembekuan darah.

• Tranfusi Whole Blood (Darah lengkap)

Section 2
ke I ½ kolf
ke II ½ kolf
ke III 1 kolf
ke IV 1kolf

Section 3
ke V 1 kolf
Diberikan jika diperlukan saja karena pemberian transfusi darah
terlampau sering akan menimbulkan deperesi dumdum tulang
atau menimbulkan reaksi hemolitik

Section 4
Section 5
Section 1
Prognosis

Menurut Bakta (2006), prognosis anemia aplastik dibagi menjadi 3,

Section 2
yaitu:
1. Kasus berat dan progresif, rata-rata meninggal dalam 3 bulan (10-
15 %)

2. Penderita dengan perjalanan penyakit kronik dengan remisi dan

Section 3
relaps meninggal dalam 1 tahun (50 %)

3. Penderita yang mengalami remisi sempurna atau sebagian, hanya


merupakan bagian kecil penderita

Section 4
Section 5

Anda mungkin juga menyukai