Anda di halaman 1dari 9

Seminar Kasus Kelolaan Manajemen

Keperawatan pada Ny “S” diruang Rajawali 6A


RSUP. Dr. Kariadi Semarang

Oleh : IMAM . AY
Identitas pasien
• Nama : Ny. S
• Usia : 47 Tahun
• No. RM : c737808
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Jawa
• Status Perkawinan: Menikah
• Alamat : Pati
• Pendidikan Terakhir: SMA
• Diagnosa Medis : Post craniotomi
• Kelas Ruangan : I
• DPJP : dr. M. Thohar Aripin
• Jaminan : bpjs
Resume Askep
• 2 bulan yang lalu klien di rawat di RS Tugurejo dengan keluhan
sakit kepala, mual muntah. Pasien masih dalam kondisi sadar
dan masih dapat diajak berkomunikasi. Pada tanggal 16
Februari 2019 Keluarga membawanya ke IGD RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Pasien terdiagnosa intracranial space occupying
lesion
• Saat pindah ruangan Rajawali 1A pasien dalam keadaan
lemah, kesadaran somnolen GCS E2M4V2 . Pada tanggal 20
Februari 2019 klien operasi craniotomy.
• Pada 22 Februari 2019 pukul 15.00 Ny. S dipindahkan ke ruang
Rajawali 6A.terpasang inful RL 20 tpm, DC dan O2 nasal kanul
3 lpm. Pasien dengan tingkat ketergantungan sedang dan
resiko jatuh tinggi.
Pengelolaan pasien baru

S :
Pasien baru pindahan dari ruang Rajawali 1A jam 15.00 dengan keadaan
umum lemah, kesadaran CM terpasang RL 20 tpm, O2 3 lpm
TD=140/100 mmHg, N=90x/menit, RR=21x/menit, S=36,50C, SpO2 99
%.
B :
Pasien dengan diagnosa medis Post craniotomi, Intracranial Space
Occupying Lesion
A :
telah dilakukan pemasangan infus RL 20 tpm, O2 nasal kanul 3 lpm, tingkat
ketergantungan sedang= 11, Resiko tinggi jatuh= 60
R :
Monitor tanda-tanda vital dan bantu ADL
Tingkat ketergantungan : Resiko jatuh pada Ny. S
didapatkan hasil skore 55 (risiko tinggi), diperlukan
intervensi pencegahan resiko jatuh pada Ny. S yaitu:
1.Sarankan untuk minta bantuan
2.Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
3.Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
4.Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
5.Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan
pengaman sisi tempat tidur
6.Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/
penunggu pasien
7.Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga
tentang resiko jatuh pada pasien
-Tingkat kepuasan : pasien dan keluarga
pasien merasa puas dengan pelayanan
keperawatan selama dirawat dirumah sakit
Dr. Kariadi diruang Rajawali 6A.

-Komunikasi Interpersonal: komunikasi


dilakukan pasien dengan tenaga medis
seperti dokter dan juga perawat biasanya
dilakukan saat dokter visit, maupun saat
pemberian tindakkan keperawatan.
Hambatan : hambatan dalam proses keperawatan yaitu
mahasiswa kurang fokus pada pasien kelolaan karena
mahasiswa harus melakukan perawatan pada pasien lain.
Pendukung :
Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan
ADL.
Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai
dengan SOP yang ada.
• Solusi: Komunikasi efektif antar tenaga medis dan
keluarga yaitu untuk pendampingan pasien,
memberikan dukungan kepada pasien sehingga
mengurangi resiko lebih lanjut pada pasien.
Memberikan edukasi tentang penyakit yang dialami
dan mengajarkan cara penanganan sederhana
mengenai kondisi klien yang dapat dilakukan
keluarga saat dirumah.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai