Anda di halaman 1dari 24

Situasi TB Anak

Disampaikan pada

Workshop Tatalaksana TB Anak


Surabaya, 30 Agustus-2 September 2016
Pokja TB Anak Indonesia
PENANGGULANGAN TB
Mengapa Menjadi prioritas ?
• Komitmen global dan nasional:
• RPJMN
• MDGs (goal 6 target 6 C) dilanjutkan SDGs
• Program Prioritas Percepatan Pembangunan Nasional (100
program prioritas, janji presiden)
• Renstra Kementerian Kesehatan
• Standar Pelayanan Minimal

• Beban masyarakat karena TB

• Angka Kesakitan dan Kematian Tinggi


BEBAN PERMASALAHAN TB DI INDONESIA
5 2015

Per
Tahun Hari Jam 100.000
penduduk

Kasus TB 1.600.000 4.384 183 647

Kasus baru
1.000.000 2.740 114 399
TB

Kematian 100.000 274 11 41


*Data 2015 per 30 Mei 2016, Data 2016 per 26 Mei 2016
CAKUPAN LAYANAN PROGRAM TB
DI INDONESIA 2015 5

Indikator Jumlah Rate /100.000


Notifikasi Kasus 330.812 130

Angka 84%
keberhasilan
pengobatan (SR)
Case Detection Rate, semua bentuk 32%
TB
Beban TB RO dan TB/HIV (2015)

Estimasi TB MDR
Kasus Baru 1.000.000 5.600
Pengobatan ulang 600.000 1.100

Total 1.600.000 6.700

Estimates of TB-HIV burden Number Rate


TB-HIV incidence 63,000 25
TB-HIV mortality 22,000 8.5

Source: NTPS 2013 & GTB report 2015


Sumber: SITT, data Pertanggal 13 Mei 2016
Isu isu program (1)
• Prevalensi yang tinggi
• Notifikasi kasus TB yang rendah (32%)
• Pendekatan yang terlalu sentralistis dan global
• Lemahnya kepemimpinan program
• Rendahnya pendanaan domestik
• Tingginya donor dependence
• Kesempatan/eligibilitas donor yang berkurang (middle income country)
• Lemahnya aspek manajemen program
• Perencanaan dan evaluasi program
• Jejaring layanan, sistem kesehatan.
• SDM yang kurang memadai baik kualitas dan kuantitas
• Logistik (stock out/overstock)
• Pemanfaatan informasi strategis yang belum mampu menjawab
masalah manajemen
Isu isu program (2)

• DOTS dasar yang lemah, cakupan yang rendah dan meningkatnya


resistensi
• Exit strategy program belum jelas tearah dan fokus
• Banyak mitra pemain tetapi kurang terintegrasi menjadi kekuatan
yang sinergis
• Penguatan kemitraan yang sinergis “TB is every body bussiness”
Strategi menuju Eliminasi TB
• Visi: Indonesia bebas TB
• Tujuan: Eliminasi TB di Indonesia tahun 2035
Peluncuran Strategi TOSS-TB :
• Peta jalan Eliminasi TB
2016 • Penemuan Intensif, Atif, Massif
• Kemitraan dan mobilisasi sosial

Target dampak pada 2020: Target dampak pada 2025:


• 20% penurunan insiden TB • 50% penurunan insiden TB
2020 • 40% penurunan kematian 2025 • 70% penurunan kematian
TB dibandingkan tahun TB dibandingkan tahun
2014 2014
Target dampak pada 2030: Target dampak pada 2035:
• 80% penurunan insiden TB • 90% penurunan insiden TB
2030 • 90% penurunan kematian 2035 • 95% penurunan kematian
TB dibandingkan tahun TB dibandingkan tahun
2014 2014
Modelling menuju eliminasi
1,200,000 100%
90% 90% 90% 90% 90%
90%
1,000,000 1,000,000 80%

70%
800,000 800,000
60%

600,000 50%
624,000
500,000 40%
400,000
425,000 30%

324,539 20%
200,000 200,000
110,659
190,000 10%

- 99,0000%
2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

2034

2035
insiden jumlah kasus TB yang akan diobati success rate (SR)
Strategi
Pengendalian TB
1. Penguatan Kepemimpinan Program TB di Kabupaten / Kota
2. Peningkatan Akses Layanan TB yang Bermutu dengan “TOSS-TB”
3. Pengendalian Faktor Risiko
4. Peningkatan Kemitraan TB melalui Forum Komite Ahli Gerdunas TB
5. Peningkatan Kemandirian Masyarakat dalam Pengendalian TB
6. Penguatan Manajemen Program melalui Penguatan Sistem Kesehatan
Akselerasi penemuan kasus
• Peningkatan fungsi puskesmas satelit (PS) menjadi puskesmas
pelaksana mandiri (PPM) sehingga pasien segera didiagnosis dan
mendapatkan pengobatan sedini mungkin dan mengurangi angka
penularan TB
• Penemuan kasus secara aktif dengan pendekatan keluarga dan
pemberdayaan & peningkatan peran masyarakat
• Penggunaan alur diagnosa baru
• Diagnosis terduga TB dengan TCM untuk fasyankes yang memiliki TCM
• Bila tidak terdapat TCM, diganosis dengan pemeriksaan mikroskopis
• Memastikan layanan TB masuk ke dalam skema Jaminan
Kesehatan Nasional
Layanan TOSS-TB bermutu
Penemuan Pasif dengan Jejaring Layanan TB (PPM)
Intensif : HIV, DM, PAL, MTBS,
Mandatory
notification DPM IDI
RS Swasta Lab Swasta
Apotik
Klinik IAI
RSU Daerah
RS Paru

Puskesmas Dikes Kab/kota


Cakupan 60% BPPM Labkesda

Penemuan Aktif berbasis keluarga dan masyarakat


Cakupan 40%

Kader,
• Investigasi kontak : 10 – 15 orang
posyandu, pos • Penemuan di tempat khusus : asrama, lapas, rutan,
TB desa, pengungsi, tempat kerja, sekolah
• Penemuan di masyarakat : penemuan massal
TB ANAK
Proporsi TB Anak di antara semua kasus TB
Tahun 1999- 2015

12
11.2
10.5
10
9.4 9 9
8 8 8
6.6
6

2
0.6 0.4 0.6 0.8 0.6 0.7 0.7 0.7 0.6
0
Proporsi TB Anak diantara semua kasus TB 2015
Indonesia 9.0
Papua 17.3
Papua Barat 17.3
Jawa Barat 15.2
Bangka Belitung 11.7
DKI Jakarta 11.2
Banten 9.1
DIY 9.1
Bengkulu 9.1
Kalimantan Selatan 8.9
Jawa Tengah 8.6
Sumaterra Barat 8.2
Kalimantan Timur 8.1
Kalimantan Tengah 7.1
Lampung 6.7
Maluku 6.7
NTT 6.6
Maluku Utara 6.4
Sumatera Selatan 6.3
Kep Riau 5.8
Jawa timur 5.7
Bali 5.3
Sulawesi Tengah 5.2
Kalimantan Barat 5.0
Jambi 4.7
Riau 4.6
Sulawesi Selatan 4.6
Kalimantan Utara 4.4
Sumatera Utara 3.8
NTB 3.6
Sulawesi Barat 2.1 *data per 30 Mei 2016
Gorontalo 1.9
Sulawesi Utara 1.7
Sulawesi Tenggara 1.4
Aceh 1.2
Mengapa TB pada anak penting ?
 TB anak merupakan 10-15% dari seluruh kasus TB
 Anak berisiko tinggi untuk:
• Berkembang menjadi sakit setelah terinfeksi
• Menderita sakit TB berat (meningitis TB, TB milier)
 Infeksi laten TB pada anak
 Jika tidak diobati dengan benar akan menjadi kasus TB di masa dewasanya,
yang merupakan sumber penularan baru.
• Sebagian besar kasus terjadi pada anak umur < 5 tahun

• Sebagian besar penyakit terjadi dalam 2 tahun setelah


kontak dengan sumber penularan
Situasi TB pada anak

• Proporsi TB anak di antara semua kasus TB yang ternotifikasi menurun dari


11% pada tahun 2010 menjadi 6,6% di tahun 2014 dan kemudian naik
kembali menjadi 9 % di tahun 2015.
• Telah disusun Juknis Investigasi Kontak dan PP INH pada Anak  belum
Cetak
• Telah disusun petunjuk Teknis Tatalaksana TB pada Anak  belum cetak
• Diseminasi Investigasi Kontak dan Pengobatan Pencegahan TB dengan INH
pada anak pada 8 Provinsi yaitu: DKI Jakarta, Sumut, Jatim, Banten, Jabar,
Babel, Papua dan Lampung.
• Evaluasi dan bimtek Tatalaksana TB anak ke 7 Provinsi yaitu DKI Jakarta,
Sumut, Jatim, Banten, Jabar, Babel, dan Papua
• Seminar Peningkatan Dokter Spesialis Anak untuk Tatalaksana TB Anak
Masalah
• Tidak semua kasus TB anak dilaporkan
• Kasus TB Anak di Puskesmas sangat rendah karena petugas
cenderung “tidak berani” mendiagnosis dan mengobati TB Anak
• Kasus TB Anak di RS tinggi, tetapi tidak tercatat dan
terlaporkan
• Terapi profilaksis belum semua melaksanakan di tingkat Fasyankes
• Pelacakan kontak serumah bagi pasien TB BTA (+) untuk
menemukan kasus TB Anak  belum semua melaksanakan
• Kasus TB MDR pada anak sudah ditemukan
Rencana Aksi Nasional tahun 2016-2020
Indikator terkait TB Anak:

No Indikator Tingkat Target tahun 2020

1 Cakupan penemuan kasus TB Anak Kota/kabupaten 80%

2 Presentase kab/kota yang mencapai Provinsi 80%


target cakupan penemuan kasus TB
Anak

3 Cakupan anak <5 tahun yang Kota/kabupaten 50%


mendapat PP INH
4 Presentase kab/kota yang mencapai Provinsi 80%
target cakupan anak <5 tahun yang
mendapat PP INH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai