Anda di halaman 1dari 29

KIMIA DASAR

Nama Dosen : Prof. Drs. Sunarhadijoso, M.Sc., APU.


Pekerjaan : 1. Profesor Riset/Peneliti Senior
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) (Telah Purna bakti 1 September 2015)
2. Dosen Ilmu Kimia Forensik
Prodi. Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat.
Kontak HP : 08128377848.

TUGAS/KEGIATAN SAAT INI


• Wakil Ketua Tim Penilai Peneliti (TP2) BATAN
• Ketua Bidang Penegakan Integritas dan Penegakan Etika Peneliti HIMPENINDO (Himpunan
Peneliti Indonesia) Pusat
• Ketua Bidang Fokus Kesehatan dan Obat, Majelis Profesor Riset BATAN
• Reviewer Member ATOM Indonesia Journal
• Ketua Komisi Teknis Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Bidang Peralatan
Kedokteran berbasis Iptek Nuklir
• Ketua Komisi Teknis RSNI Bidang Rekayasa Energi Nuklir
• Anggota Komisi Teknis RSNI Bidang Pengukuran Radiasi
1
MATA KULIAH KIMIA DASAR (2 SKS – PRODI MS + SP)
 7 KALI PERTEMUAN (TERMASUK UTS)
 + 1 KALI PERTEMUAN UAS
 UJIAN TIDAK HARUS BERGABUNG DENGAN PRODI
LAINNYA

MATERI UJIAN : Ada 2 kali Ujian


Ujian Pertama (UTS) : Bahan 3 kuliah pertama
Ujian Kedua : Bahan kuliah pasca UTS
BAHAN EVALUASI KELULUSAN :
• Ujian Kedua …………………………………………….. 30 %
• Ujian Pertama…………………………………………… 25%
• Tugas/Kuis/Latihan soal/Tugas lain yang relevan …25 %
• Kehadiran…………………………………………………. 20 %
2
PERTEMUAN PERTAMA

BAB I
MATERI DAN STOIKHIOMETRI
a). Klasifikasi wujud, sifat dan perubahan materi
b) Perkembangan teori atom
c) Hukum Dasar Ilmu Kimia
d) Konsep Mol dan Persamaan Reaksi Kimia

3
BEBERAPA SATUAN BESARAN YANG PENTING DALAM KIMIA

BESARAN SATUAN KONVERSI SI atau NILAI


BESARAN
Tekanan (P) Atmosfer (atm) 1 atm = 101,325 kN.m-2
Torr (torr) 1 torr =133,322 N.m-2
Pascal (Pa) 1Pa =1 N.m-2

Volume (V) Liter (L) 1 L =10-3 m3

Temperatur (T) Kelvin (K) K = C + 273

Panas (Q), kerja Joule (J) = Newton.m (N.m) 1 J = 1 N.m = 1 kg.m-2.det-2


(W), energi (E) Kalori (kal) 1 kal = 4,184 J
Erg (erg) 1 erg =10-7 J

Massa (m) Gram (g) 1 g =10-3 kg


Jumlah zat mol 1 mol = 6,02 x 1023 partikel

Tetapan gas (R) L.atm/K.mol 0,082


J.K―1.mol―1 8,314
kal.K―1.mol―1 1,987 4
MATERI ATAU ZAT
Segala sesuatu
yang memiliki
Apa itu massa dan
materi menempati ruang

Ada 5 wujud / bentuk / fase zat (materi) yang telah dikenal :


• Padat
• Cair Telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari
• Gas
• Plasma  sudah dikenal lama, namun terbatas pada bidang iptek .
• Kondensat Bose-Einstain  Bentuk/fase materi yang diketemukan sekitar
tahun 1995-an (Penemunya memenangkan Nobel th. 2002)

Temperatur semakin rendah Temperatur semakin tinggi 5


ABSORBSI GAYA FISIKA MENGUBAH MATERI KE DALAM BENTUK YANG LEBIH
“MUDAH BERGERAK”, PELEPASAN GAYA FISIKA MENGUBAH MATERI KE
BENTUK YANG LEBIH “DIAM”

Sistem menyerap energi (+E)


+E GAS

+E CAIR E

E Sistem melepas energi (E)


PADAT

Padat  molekul-molekul saling merapat satu


sama lain Bentuk dan volumenya tetap,
selama tidak ada pengaruh dari luar.

Cair  jarak antar molekul lebih jauh, molekul


lebih mudah bergerak tetapi belum dapat melewati
batas volume  bentuk berubah menurut wadah,
volumenya tetap..

Gas  jarak antar molekul lebih jauh lagi,


gerak molekul memenuhi batas volume
wadah  volume dan bentuk berubah sesuai 6
wadah
KLASIFIKASI MATERI ATAU ZAT

UNSUR SENYAWA CAMPURAN

 TERDIRI HANYA DARI 1  TERDIRI DARI MINIMAL


JENIS ATOM 2 JENIS SENYAWA ATAU
 BERATOM TUNGGAL ATAU MINIMAL 2 FASA
BERATOM JAMAK  SISTEM HOMOGEN
 SISTEM HOMOGEN ATAU HETEROGEN
 MEMPUNYAI SIFAT YANG AIR ES – 1 JENIS SENYAWA, 2 FASA,
UNIK HETEROGEN
AIR AKI – 2 JENIS SENYAWA, 1 FASA,
Fe, Na, H2, P4, S8
HOMOGEN
 TERDIRI DARI MINIMAL 2 JENIS ATOM
 ATOM-ATOM TERSEBUT BERIKATAN DENGAN
KOMPOSISI TETAP MEMBENTUK 1 JENIS MOLEKUL
 MEMPUNYAI SIFAT YANG UNIK
 SISTEM HOMOGEN
H2O, H2SO4, CO(NH2)2
7
(Air, Asam sulfat, Urea)
Sifat dan perubahan materi
Sifat materi

Sifat Fisika  teramati tanpa


Sifat Intrinsik  tidak bergantung pada
mengubah identitas materi :
jumlah : bau, rasa
warna, fasa
Sifat Kimia  teramati dengan Sifat Ekstrinsik  tbergantung pada
mengubah identitas materi : jumlah : bobot, bentuk
reaktivitas

Perubahan materi
Perubahan fisika Perubahan kimia
Es  Air  Uap air kayu/kertas dibakar berubah menjadi abu
Lilin meleleh pada wadah yang Besi berkarat
dipanaskan
Pelarutan garam Beras menjadi nasi

Perubahan Fisika, yaitu perubahan Perubahan Kimia yaitu perubahan


yang tidak menghasilkan materi baru, yang menghasilkan materi baru atau
atau identitas kimiawi baru identitas kimiawi yang baru 8
PERKEMBANGAN TEORI ATOM
Filosofi Aristoteles dan Demokritos

Dua orang filsuf Yunani kuno pada sekitar 300 – 400 tahun sebelum
Masehi, Aristoteles (384 – 322 SM) dan Democritos (460 – 370 SM),
mengemukakan teori tentang materi :
MATERI
• Aristoteles menyatakan bahwa
materi dapat dibelah atau dibagi
secara terus menerus sampai tidak
terhingga.

MATERI

sampai tak berhingga

Democritos menyatakan bahwa


pembelahan atau pembagian materi akan
sampai pada suatu keadaan yang paling
kecil, yang tidak dapat lagi dibagi-bagi,
Atomos, tak dapat lagi dibagi-bagi dan disebut sebagai atom (atomos = tidak
9
dapat dibagi-bagi).
Teori Atom Dalton (1803)
John Dalton ( Inggris, 1766 – 1844)

Substansi terpenting dalam teori atom Dalton adalah :


• Atom merupakan bagian terkecil dari materi.
• Atom unsur sejenis adalah identik, atom unsur yang
berbeda juga berbeda.
• Suatu atom yang tertentu tidak dapat diubah menjadi atom
yang lainnya.
• Gabungan atom-atom membentuk molekul.
• Reaksi kimia merupakan pemutusan dan pembentukan
ikatan antar atom.

Penemuan materi bermuatan positif sebagai berkas sinar anode


atau sinar kanal atau sinar terusan, yang di kemudian
hari diidentifikasi sebagai proton (Eugene Goldstein, 1886),
penemuan elektron (Thomson, 1897), dan disusul kemudian
penemuan neutron (Chadwick, 1926) menunjukkan bahwa
sebagian dari teori Dalton ternyata keliru. 10
Teori Atom Thomson (1897)
Model Atom Roti Kismis
Menyusul penemuan elektron dan sifat muatan negatif elektron, Thomson menyusun
teori atomnya (1897).Substansi terpenting dalam teori atom Thomson adalah :
 Atom terdiri dari bola pejal bermuatan positif dengan elektron bermuatan negatif di
tempat-tempat tertentu pada bola pejal tersebut, seperti sebuah roti bulat yang
bertabur kismis.

Percobaan Hamburan Partikel  (Rutherford)


Foil Au tipis (model atom Thomson-1897)
+
Berkas partikel Alfa +
+ Mayoritas, hasil percobaan
(bermuatan positif)
+ Rutherford
Mayoritas yang seharusnya
+
teramati berdasarkan model
atom Thomson + 11
Percobaan Hamburan Partikel  (1909, Ernest Rutherford, Hans Geiger, Ernest
Marsden, Universitas Manchewster, Inggris)
R : Radium, sumber radiasi
F : foil tipis Au
S : Sintilasi (pendaran) radiasi yang dihamburkan
M: unit deteksi hamburan radiasi
Sudut hamburan

Model Atom Rutherford (1911)


Pemahaman pokok teori atom Rutherford adalah :
• Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan
negatif.
• Jumlah elektron sama dengan jumlah muatan positif dalam inti sehingga atom bersifat
netral.
• Massa atom terpusat pada intinya, karena massa elektron sangat kecil dibandingkan
dengan massa inti atom.

12
Kelemahan Teori atom Rutherford

• Tidak sesuai dengan hukum mekanika klasik yang menyatakan bahwa


partikel bermuatan yang bergerak akan mengalami perlambatan pada
sepanjang lintasan geraknya karena terjadi pemancaran energi dalam
bentuk radiasi.
• Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom merupakan spektrum
garis dan bukan spektrum kontinyu. Sesuai dengan teori mekanika
klasik di atas, spektrum atom seharusnya merupakan spektrum
kontinyu sebab pelepasan radiasi yang menyertai perlambatan gerak
elektron berlangsung secara kontinyu.

13
Teori Atom Bohr (1913)
Niels Bohr (Denmark, 1885 – 1962)

Bohr memperbaiki teori atom Rutherford dengan memasukkan 2 postulat yang


dikenal dengan Postulat Bohr (1913), yaitu :
a. Elektron mengelilingi inti dalam orbit tertentu pada mana tidak terjadi
penyerapan dan/atau pelepasan energi. Pada keadaan tersebut elektron
dikatakan berada pada tingkat energi dasar (ground state) dan keadaan ini
disebut keadaan stasioner (keadaan diam)
b. Penyerapan energi terjadi bila elektron berpindah ke orbit dengan tingkat
energi yang lebih tinggi (elektron tereksitasi) sedang pelepasan energi
terjadi bila elektron berpindah ke orbit dengan tingkat energi yang lebih
rendah (elektron terdeeksitasi).

14
 Perpindahan elektron dengan demikian melibatkan perubahan tingkat energi
yang besarnya memenuhi persamaan Planck :

E = En – En-1 = h. C/

h : Tetapan Planck, 6,626 x 10-34 J.det.


C : Kecepatan cahaya, 2,998 x 1010 cm/det.
Indek n: tingkat energi dasar ke n.
: Panjang gelombang radiasi yang dilepaskan (cm).

 Elektron berada di dalam orbitnya yang merupakan kulit atom di luar inti
dengan tingkat energi yang tertentu. Karena E untuk setiap atom telah
tertentu, sedangkan h dan C juga telah tertentu (karena merupakan
bilangan tetapan), maka  juga mempunyai harga yang tertentu.

 Harga  tersebut bersesuaian dengan warna garis spektrum atom.


Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa spektrum atom kecuali bersifat diskret
(berupa spektrum garis) juga merupakan salah satu karakteristika atom
yang bersangkutan walaupun banyak atom yang mempunyai lebih dari satu
garis spektrum.

15
Model Atom Mekanika Gelombang (1926)

 Berbagai hasil penelitian dalam bidang fisika dan kimia ternyata tidak dapat dijelaskan
dengan teori atom Bohr, khususnya yang berkaitan dengan sifat-sifat atom yang besar.
 Pada tahun 1926 dikembangkan model atom baru yang dikenal dengan nama model
atom Mekanika Gelombang (Mekanika Kuantum).
 Model atom ini menyempurnakan teori atom Bohr dengan menambahkan 3 azas 
a. Azas Ketidakpastian Heisenberg  posisi dan kecepatan elektron tidak dapat
ditentukan secara serentak,
b. Azas De Broglie lintasan gerak suatu partikel pada dasarnya berupa suatu
gelombang,
c. Azas Schrodinger  elektron terdistribusi di luar inti atom di dalam ruang tiga
dimensi dengan karakter pergerakan yang dapat dinyatakan secara matematik
dalam bentuk fungsi gelombang.

Inti
atom

16
Partikel pembentuk inti atom (Nukleon)
1. Proton (Eugen Goldstein, Jerman/Polandia, 1850 - 1930)
Sebelum penemuan elektron oleh Thomson, Goldstein pada 1886 menemukan
bahwa sinar anoda (= sinar kanal = sinar terusan) dibelokkan oleh medan listrik
menuju arah kutub negatif

 Tegangan tinggi yang diberikan pada keadaan tekanan gas H2 dalam tabung
sangat rendah (sekitar 0,001 atm) menyebabkan terlepasnya elektron dari katoda
dan tertarik ke arah anoda, sedangkan molekul gas H2 terurai menjadi atom-atom
hidrogen.
 Atom-atom hidrogen bertumbukan dengan elektron sehingga terjadi pelepasan
elektron dari atom hidrogen dan menghasilkan partikel bermuatan positif yang
dinyatakan sebagai H+
 Partikel H+ kemudian dibuktikan ada di dalam semua inti atom dan disebut
sebagai proton 17
2. Neutron (James Chadwick, Inggris, 1891 – 1974),)
 Massa atom yang terpusat pada inti ternyata tidak ekivalen dengan massa sejumlah
proton yang ada dalam inti atom tersebut. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan?
 James Chadwick, yang pernah bekerja di bawah bimbingan Rutherford, pada tahun
1932 menemukan jawaban melalui percobaan sebagai berikut :

Berilium

parafin

 Ada partikel netral yang dipelantingkan dari Be yang ditembaki dengan partikel .
Partikel netral ini mempunyai energi tinggi dan ketika mengenai lapisan parafin akan
melepaskan proton atau  dari inti atom parafin yang dapat dideteksi oleh detektor
2  + 10n  tak terukur pada detektor
9 4 12
4Be + 6C
1
0n + 126C  135B + 1 p
1  terukur pada detektor
 Selanjutnya diketahui bahwa neutron ada di dalam semua inti atom (kecuali atom
1H) dan massa neutron kira-kira sama dengan massa proton. 18
Struktur atom pasca penemuan neutron

 Penemuan partikel neutron oleh D


Chadwick pada tahun 1932
kemudian semakin
menyempurnakan pemahaman
tentang struktur atom, karena
penemuan ini dapat menjelaskan
fenomena bahwa massa atom
yang dinyatakan terpusat pada
inti terbukti tidak ekivalen
dengan masa proton yang ada di
dalam inti atom tersebut.
 Inti atom He (mempunyai 2
proton) massanya 4 kali inti atom
H (mempunyai 1 proton)  inti
d
atom He mempunyai 2 neutron,
dalam inti atom H tak ada
neutron.

19
STOIKIOMETRI
MASSA ATOM DAN MASSA MOLEKUL RELATIF ([Ar] DAN [Mr])

 Massa Atom Relatif (Ar)


merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa 1 atom karbon-12C

 Massa Molekul Relatif (Mr)


merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan 1/12 massa 1 atom
12C

 Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan aljabar dari massa
atom relatif atom-atom penyusunnya  Untuk setiap molekul X berlaku :

Contoh:
Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ?
Jawab: Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220
20
HUKUM DASAR ILMU KIMIA
1. HUKUM KEKEKALAN MASSA 2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM
(HUKUM LAVOISIER) PROUST)
Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi Perbandingan massa unsur dalam tiap-tiap
adalah tetap. senyawa adalah tetap
Contoh: Contoh:
hidrogen + oksigen  air a. Pada senyawa NH3,
(4g) (32g) (36g) massa N : massa H = 1 Ar . N : 3 Ar . H
6g 32 g 36 g + 2 g sisa hidrogen = 1. 14 : 3. 1 = 14 : 3
4g 38 g 36 g + 6 g sisa oksigen b. Pada senyawa SO3,
massa S : massa O = 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1. 32 : 3. 16 = 32 : 48 = 2 : 3
3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA
(HUKUM DALTON) 4. HUKUM PERBANDINGAN VOLUME GAS
(HUKUM GAY LUSSAC)
Bila dua buah unsur dapat membentuk dua macam
senyawa, maka dalam dua senyawa tersebut untuk Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-
massa salah satu unsur yang sama banyaknya , gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan
perbandingan massa unsur kedua berbanding tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
sebagai bilangan bulat dan sederhana. bilangan bulat dan sederhana (sesuai dengan
Contoh: Bila unsur N dan O disenyawakan dapat koefisien reaksi dalam persamaan reaksi
terbentuk NO dan NO2. kimianya)
Dalam NO, massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8 H2(g) + O2(g) → H2O(g) (reaksi belum setara)
Dalam NO2, massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16 2 H2 + O2 → 2 H2O (reaksi sudah setara)
Untuk massa N yang sama banyaknya (= 7)
volume gas hidrogen yang bereaksi dengan 16
maka perbandingan massa O pada senyawa
liter gas oksigen adalah 2 x 16 liter = 32 liter
NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
5. HUKUM AVOGADRO
Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang
sama, sebaliknya gas-gas yang mengandung jumlah mol sama akan menempati volume yang
sama pula bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama.
Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP , standar temperatur dan tekanan, (0oC,
1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22,4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.
Dengan menganggap gas adalah gas ideal, maka

PV = n.R.T  dengan jumlah mol n = 1 maka V = 273 x 0,082 liter = 22, 386 liter

Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27oC dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)

Jawab:
8,5 g amoniak = (8,5/17) mol = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter

Berdasarkan persamaan gas ideal


PV = n.R.T
V = 0,5 x 0,082 x 273 /1 = 11, 193 liter

22
KONSEP MOL
 Besaran mol adalah besaran jumlah zat yang ekivalen dengan jumlah partikel zat tersebut.
1 mol = satuan jumlah sembarang zat yang setara dengan 6,02 x 1023 partikel za tersebut .
 Bilangan sebesar 6,02 x 1023 ini disebut bilangan Avogadro.
 Besaran mol juga menunjukkan sejumlah zat dalam gram yang setara dengan harga [Ar]
atau harga [Mr] zat tersebut.

1 mol NaCl = 6,02 x 1023 molekul NaCl = 58,5 g NaCl ([Mr] NaCl = 23 + 35,5 = 58,5)
0,5 mol H2 = 3,01 x 1023 molekul H2 = 1 g H2 ([Mr] H2 = 2 x 1 = 2)

 Untuk sembarang gas pada keadaan STP : 1 mol sembarang gas (STP) = 22,4 liter

x 6,02 x 1023
Jumlah mol Jumlah partikel
: 6,02 x 1023
x [Ar] atau [Mr]

: [Ar] atau [Mr]

Jumlah gram Jumlah volume 23


RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL

 Rumus kimia ada 2 macam yaitu Rumus Empiris (RE) dan


Rumus Molekul (RM)
 RE menyatakan jenis atom dan komposisi atau perbandingan
sederhana jumlah masing-masing atom
 RM menyatakan jenis atom dan komposisi atau perbandingan
sebenarnya jumlah masing-masing atom
Contoh :
NAMA Mr RM RE KELIPATAN RE
Glukosa 180 C6H12O6 CH2O (CH2O)n n=6
Propanol 46 C2H6O C2H6O (C2H6O)n n=1
Asam cuka,
60 C2H4O2 CH2O (CH2O) n n=2
Asam asetat

 Untuk menetukan RM harus diketahui RE dan (Mr) – nya.


 Untuk mengetahui RE cukup diketahui RM-nya saja

24
PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Bentuk umum penulisan persamaan reaksi kimia (atau persamaan reaksi) :
p A + q B  r C + s D
Ruas kiri, sebelum reaksi Ruas kanan, sesudah reaksi

Arah reaksi
 p, q, r dan s  Koefisien reaksi, bilangan bulat yang menunjukkan perbandingan
jumlah mol yang paling sederhana
 A dan B  reaktan, zat yang bereaksi
 C dan D  produk, zat yang dihasilkan
 Apabila arah reaksi dituliskan dengan tanda panah dua arah ( atau  ) reaksi
disebut dengan reaksi kesetimbangan

PERSAMAAN REAKSI MEMPUNYAI SIFAT :


1. Jenis atom-atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Bila
koefisien reaksi telah memenuhi keadaan ini berarti reaksi sudah setara atau reaksi
sudah stoikiometris
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan juga perbandingan mol (khusus yang
berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume bila
diukur pada suhu dan tekanan yang sama)

25
CARA MENYETARAKAN PERSAMAAN REAKSI
1. Cara sederhana (cara kira-kira) C6H12O6 + O2  CO2 + O2
Mulailah dari senyawa yang paling komplek, berikan koefisien reaksi 1 untuk senyawa
tersebut (koefisien reaksi 1 tidak perlu dituliskan) dan berikan koefisien reaksi a, b, c
…… dst untuk senyawa lainnya.
C6H12O6 + a O2  b CO2 + c H2O
 Berikan koefisien reaksipada senyawa-senyawa berikutnya secara berturutan untuk
mendapatkan kesetaraan atom-atom di ruas kiri dan ruas kanan.
Di ruas kiri jumlah atom C = 6 , jumlah H =12  agar setara maka b = 6 dan c = 6
C6H12O6 + a O2  6 CO2 + 6 H2O
Di ruas kiri jumlah atom O = 6 + 2.a, di ruas kanan jumlah O = 12 + 6 = 18  6 + 2.a =
18  a =6 
C6H12O6 + 6 O2  6 CO2 + 6 H2O
 Periksa kembali, jumlah masing-masing atom di ruas kiri dan di ruas kanan harus
sama.
Atom C  Ruas kiri = 6, Ruas kanan = 6
Atom H  Ruas kiri = 12, Ruas kanan = 6 x 2 = 12
Atom O  Ruas kiri = 18, Ruas kanan = 12 + 6 = 18
 Persamaan reaksi sudah setara.
26
2. Cara aljabar HNO3 (aq) + H2S (g)  NO (g) + S (s) + H2O (l)
 Berikan koefisien reaksi masing-masing senyawa berturutan dengan a, b, c ….dst. 
a HNO3 (aq) + b H2S (g)  c NO (g) + d S (s) + e H2O (l)
 Tentukan kesetaraan masing-masing atom 
atom N : a = c
atom O : 3a = c + e  3a = a + e  e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2  2a = 4a  b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
 Berikan harga salah satu koefisien reaksi dengan 1  misalnya a = 1 ,
maka  b = d = 1,5 e=2 dan c=1
HNO3 (aq) + 1,5 H2S (g)  NO (g) + 1,5 S (s) + 2 H2O (l)
 Bulatkan semua koefisien reaksi dengan faktor pengali yang sama
2 HNO3 (aq) + 3 H2S (g)  2 NO (g) + 3 S (s) + 4 H2O (l)
 Periksa kembali, jumlah masing-masing atom di ruas kiri dan di ruas kanan harus sama.
Atom H  Ruas kiri = 8, Ruas kanan = 8
Atom N  Ruas kiri = 2, Ruas kanan = 2
Atom O  Ruas kiri = 6, Ruas kanan = 6
Atom S  Ruas kiri = 3, Ruas kanan = 3
 Persamaan reaksi sudah setara.
27
HITUNGAN KIMIA
Hitungan kimia adalah cara-cara perhitungan yang berorientasi pada hukum-
hukum dasar ilmu kimia dan persamaan reaksi kimia.
Beberapa Contoh soal :
1. Berapa % kadar kalsium (Ca) dalam kalsium karbonat (CaCO3,) ? (Ar: C = 12 ; O= 16 ;
Ca=40)
Jawab : 1 mol CaCO3, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O
Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100
Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x 100% = 40%
2. Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27) direaksikan dengan asam klorida
encer berlebih sesuai reaksi :
Al (s) + HCl (aq)  AlCl3 (aq) + H2 (g)
Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas hidrogen yang dihasilkan pada
kondisi standar ?
Jawab: Persamaan rfeaksi harus disetarakan dulu 
2 Al (s) + 6 HCl (aq)  2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)

Dari persamaan reaksi diperoleh kesetaraan 2 mol Al  2 mol AlCl3  3 mol H2


5,4 gram Al = 5,4/27 = 0,2 mol  0,2 mol AlCl3  0,3 mol H2 
AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram
Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 0,3 x 22,4 liter = 6,72 liter
28
3. Suatu bijih besi mengandung 80% Fe2O3 (Ar: Fe=56; O=16). Oksida ini direduksi
dengan gas CO sehingga dihasilkan besi. Berapa ton bijih besi diperlukan untuk
membuat 224 ton besi ?
Jawab: 1 mol Fe2O3  2 mol Fe 
224 ton Fe = 4 ton.mol Fe  2ton.mol Fe2O3
maka : massa Fe2O3 = 2 ton x 160 = 320 ton
Jadi bijih besi yang diperlukan = (100 / 80) x 320 ton = 400 ton

4. Untuk menentukan air kristal tembaga sulfat 24,95 gram garam tersebut dipanaskan
sampai semua air kristalnya menguap. Setelah pemanasan massa garam tersebut
menjadi 15.95 gram. Berapa mol air terkandung dalam 1 mol garam kristal tersebut ?
(Ar Cu = 63,5; S = 32; O = 16; H = 1)
Jawab : Massa air kristal = (24,95 – 15,95) g = 9 g = 0,5 mol.
Jumlah mol tembaga sulfat (CuSO4) = 15,95 g = [(15,95)/(63,5 + 32 + 64)] = 0,1 mol
 0,1 mol CuSO4  0,5 mol air
 1 mol CuSO4  5 mol air  Rumus : CuSO4.5H2O
 Dalam 1 mol garam kristal terikat 5 mol air.
5. Untuk mengoksidasi 20 ml hidrokarbon (CxHy) dalam keadaan gas diperlukan 100 ml
oksigen dan dihasilkan CO2 sebanyak 60 ml. Tentukan rumus molekul hidrokarbon tsb.
Jawab : CxHy (g) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (l)
Reaksi harus disetarakan dulu : CxHy (g) + (x + y/4) O2 (g)  x CO2 (g) + (y/2) H2O (l)
20 ml 100 ml 60 ml
 1 : x = 20 : 60  x = 3  (x + y/4) : x = 100 : 60  (3 + y/4) : 3 = 100 : 60
 300 = 180 + 15 y  y = 8  RM = C3H8 29

Anda mungkin juga menyukai