Anda di halaman 1dari 27

1

PERTEMUAN PERTAMA

Selesai sampai
HITUNGAN KIMIA

2
PERTEMUAN KEDUA 17 OKTOBER 2015

KONFIGURASI ELEKTRON , SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA


1) Konsep bilangan kuantum dan Konfigurasi elektron
2) Perkembangan sistem periodik unsur
3) Peranan elektron dalam ikatan kimia
4) Jenis ikatan kimia
5) Struktur Lewis

3
KONSEP BILANGAN KUANTUM
Konsep Bilangan Kuantum  adalah konsep untuk menjelaskan tingkat energi elektron di
dalam atom
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (= n) menyatakan nomor kulit. Semakin tinggi energi kulit atom
semakin besar harga n. Harga n bergerak dari 1, 2, 3, 4, …. n.
Harga n Nama Kulit
(nomor kulit) Atom
1 K
1 2 3 4 2 L
n 3 M
4 N
dst dst

b. Bilangan Kuantum Azimuth (/)


Bilangan kuantum azimuth (= l) menyatakan sub-kulit atom penyusun kulit atom dan
mempunyai harga dari 0, 1, 2, 3 ………(n – 1).
Harga n Nama / jumlah Harga l
(nama kulit atom) sub-kulit penyusun
1 K s (1) 0
2 L s p (2) 0 , 1
3 M s p d (3) 0 , 1 , 2
4 N s p d f (4) 0 , 1 , 2 , 3
dst dst dst 4
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m) 
Menyatakan orbital atom, yaitu daerah dalam ruang yang menyusun sub-kulit atom.
Sebagai bagian dari sub-kulit atom, orbital atom mempunyai harga bilangan kuantum
magnet yang bergerak dari (- l), (- l + 1), (- l + 2) ……. (+ l).

d. Bilangan Kuantum Spin 


Elektron selain bergerak mengedari inti, juga bergerak berputar pada sumbu elektron.
Arah perputaran elektron pada sumbunya ini dinyatakan dengan bilangan kuantum spin
(= s). Dengan demikian hanya ada 2 buah harga s, yaitu s = + ½ (searah gerak jarum
jam) dan s = - ½ (berlawanan arah gerak jarum jam).

5
KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi Elektron  adalah konsep untuk menjelaskan bagaimana elektron mengisi dan
tersusun di dalam kulit atom. Ada 3 aturan untuk menerangkan susunan elektron dalam atom.
A]. Aturan Aufbau Elektron tersusun di dalam orbital-orbital atom, dimulai dari orbital yang
paling rendah tingkat energinya. Bila suatu orbital telah terisi penuh, maka elektron
berikutnya mengisi orbital yang lebih tinggi tingkat energinya.

sub-kulit

Nama
1s
orbital

Nomor kulit

B]. Larangan Pauli  Dalam sebuah atom tidak mungkin ada sepasang elektron yang
mempunyai harga n, l, m dan s yang sama keempat-empatnya .
 Karena harga s hanya ada 2 macam, maka setiap orbital hanya dapat terisi maksimum
2 buah elektron.
 Dua buah elektron dengan harga s yang berlawanan tersebut (+½ dan ½) membentuk
pasangan elektron.
 Jumlah maksimum elektron dalam kulit ke n dengan demikian adalah 2 n2 (jumlah
orbital pada kulit ke n adalah n2, lihat Tabel Harga n yang disajikan di depan). 6
C]. Aturan Hund  Penyusunan elektron dalam orbital-orbital dengan tingkat energi setara
dimulai dengan mengisi masing-masing orbital terlebih dulu dan baru membentuk
pasangan-pasangan elektron.
Contoh konfigurasi elektron 
1.Atom 11Na (Nomor atom 11)  1s2 2s2 2p6 3s1
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
12 34 5 8 6 9 7 10 11
Dalam contoh di atas elektron ke 8 mempunyai harga n = 2, l = 1, m = 1, s = ½.
2. Atom 23V (Nomor atom 23)  1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
12 34 5 8 6 9 7 10 11 12 13 14 15 19 21 22 23
Dalam contoh di atas elektron ke 22 mempunyai harga n = 3, l = 2, m = 1, s = +½.

KONFIGURASI ELEKTRON PADA ION


 Untuk ion positif (kation), pengurangan jumlah elektron secara berturut-turut adalah dari elektron
pada orbital terluar dari kulit atom yang terluar. Dengan demikian, elektron dengan harga bilangan
kuantum utama n yang tertinggi mempunyai prioritas untuk terlepas lebih dulu.
 Untuk ion negatif (anion), penambahan elektron pada konfigurasi atom netralnya sesuai dengan
jumlah muatan negatif ion terkait.

30Zn (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10)  Zn2+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d10
27Co (1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d )  Co = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
2 2 6 2 6 2 7 3+ 2 2 6 2 6 0 6
2 2s2 2p6 3s2 3p4)  S2 = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
16S (1s
2 2 6 2 5 Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 7
17Cl (1s 2s 2p 3s 3p )
EFEK KESTABILAN ORBITAL DAN KONTRAKSI LANTANIDA/AKTINIDA
 Orbital atom akan mempunyai kestabilan yang tinggi ketika telah berisi penuh atau berisi setengah
penuh Khususnya pada orbital atau sub-kulit d, kestabilan orbital ini mengubah konfigurasi
elektron sehingga menyimpang dari urutan tingkat energi dari Aufbau.
 Fenomena kontraksi lantanida/aktinida (penguatan gaya tarik inti terhadap orbital elektron 5d/6d
karena pengaruh elektron pada subkulit f) juga memberikan efek yang serupa.

KONFIGURASI ELEKTRON
UNSUR KETERANGAN
TEORITIS RIEL
Orbital subkulit d berisi setengah penuh
ns2 (n-1)d4 ns1 (n-1)d5 24Cr, 42Mo

ns2 (n-1)d9 ns1 (n-1)d10 29Cu, 47Ag


Orbital subkulit d berisi penuh
Kontraksi lantanida pada orbital 5d
6s2 4f1 6s2 5d1 57La hingga energi 5d < energi 4f

Kontraksi lantanida pada orbital 5d


6s2 4f8 6s2 5d1 4f7 64Gd hingga energi 5d  energi 4f

Kontraksi aktinida pada orbital 6d


7s2 5f1-2 7s2 6d1-2 89Ac - 90Th hingga energi 6d < energi 5f

Kontraksi aktinida pada orbital 6d


7s2 5f8 7s2 6d1 5f7 96Cm hingga energi 6d  energi 5f

88
KONFIGURASI ELEKTRON UNSUR GAS MULIA
 Gas mulia mempunyai konfigurasi elektron ns2 np6, kecuali He dengan konfigurasi ns2.
 Konfigurasi elektron gas mulia merupakan konfigurasi yang sangat stabil karena semua elektron
berpasangan, mengisi sub-kulit secara penuh.
 Atas dasar itu konfigurasi elektron gas mulia digunakan sebagai dasar penyusunan konfigurasi
elektron atom lainnya.

Contoh :
 2He dijadikan dasar untuk konfigurasi elektron atom 3Li sampai dengan 9F  misalnya 5B =
[2He] 2 s2 2 p1, 9F = [2He] 2 s2 2 p5
 10Ne dijadikan dasar untuk konfigurasi elektron 11Na sampai dengan 17Cl  misalnya 12Mg =
[10Ne] 3 s2 , 16S = [10Ne] 3 s2 3 p4
 18Ar dijadikan dasar untuk konfigurasi elektron 19K sampai dengan 35Br  misalnya 24Cr = [18Ar]
4 s2 3 d4 , 34Se = [18Ar] 4 s2 3 d10 4 p4

CATATAN : Konfigurasi elektron 24Cr = [18Ar] 4 s2 3 d4 berubah menjadi 24Cr = [18Ar] 4 s1 3 d5


Konfigurasi elektron 29Cu = [18Ar] 4 s2 3 d9 berubah menjadi 29Cu = [18Ar] 4 s1 3 d10 9
SISTEM PERIODIK

PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK

1. Triade Dobereiner (1817)

J.W. Dobereiner (Jerman), mengelompokkan unsur-unsur yang telah diketahui mempunyai


kemiripan sifat dalam kelompok-kelompok terdiri atas 3 unsur (triade) berdasarkan urutan
kenaikan berat/massa atom. Didapati korelasi secara umum yaitu bahwa berat/massa atom
unsur yang ditengah kira-kira sama dengan setengah dari jumlah berat/massa atom dua unsur
lainnya.

10
2. Hukum Oktaf dari Newland (1865).
John Newland (Inggris) menyatakan bahwa:
“Bila unsur disusun menurut kenaikan nomor massanya, sifat unsur akan
berulang secara periodik setelah satu oktaf”.
Urutan 1 2 3 4 5 6 7
Unsur Li Be B C N O F
Nomor massa 6,9 9 10,8 12 14 16 19
Urutan 8 9 10 11 12 13 14
Unsur Na Mg Al Si P S Cl
Nomor massa 23 24 27 28 31 32 35,5
Tangga nada
1 2 3 4 5 6 7
do re mi fa sol la si

 unsur yang sudah dikenal masih terbatas, bahkan keberadaan unsur gas mulia juga belum
dikenali
 tidak berlaku lagi bila diterapkan pada deretan atom-atom dengan massa yang besar
(unsur-unsur berat), dan bahkan menjadi tidak tepat lagi dengan diketemukannya gas
mulia.

11
3. Sistem Periodik Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Mendeleyev (Rusia) (1869).
 Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor massa

Kurva volume molar atom dari Lothar Meyer


 Satu bentuk kompilasi keperiodikan sifat 56 unsur yang telah dikenal saat itu apabila
unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan kenaikan nomor massanya .
 Lothar Meyer belum dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa keperiodikan sifat
tersebut terjadi

12
Perioda

Golongan

Tabel periodik
dari Mendeleyev

 Mendeleyev memperkenalkan terminologi Perioda (lajur mendatar dari kiri ke kanan,


sesuai kenaikan nomor massanya) dan Golongan (lajur vertikal dari atas ke bawah,
kemiripan sifat kimia)
 Beberapa posisi pada masing-masing group berisi 2 unsur yang dibedakan sebagai
Golongan IA sampai VIII A dan Golongan I B sampai VIII B
 Unsur gas mulia yang kemudian diketemukan ditempatkan terpisah sebagai Golongan 0.
 Mendeleyev belum dapat menjelaskan posisi isotop di dalam Tabel periodiknya

KELEBIHAN TABEL MENDELEYEV


1. Sifat unsur lebih mudah diketahui dan dipelajari secara sistematis..
2. Dapat meramalkan adanya unsur yang pada saat itu belum diketahui, misalnya unsur Ga
(Golongan III Periode 4) dan Ge (Golongan IV Periode 4).
 Tabel Mendeleyev mendapatkan penghargaan Nobel.
13
4. Sistem Periodik Modern (Moseley , 1942)
 Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atom

 PERIODE: Tujuh jalur mendatar berisi atom-atom dengan nomor atom menaik secara berurutan
 Periode 1 berisi 2 unsur
 Periode 2 dan 3 berisi 8 unsur
 Periode 4 dan 5 berisi 18 unsur
 Periode 6 dan 7 berisi 32 unsur
 GOLONGAN : Ada 18 lajur vertikal, berisi atom-atom dengan konfigurasi elektron yang sama.
 Golongan 1 dan 2 di sisi kiri, golongan 13 -18 di sisi kanan, golongan 3 – 12 berada di antaranyha.
 Golongan 3 periode 6 dan periode 7 adalah kelompok lantanida dan aktinida yang kemudian
dipisahkan dari tabel utama karena sifat yang mirip satu sama lain namun berbeda dengan
golongan lainnya

14
HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DAN SISTEM PERIODIK MODERN

KONFIGURASI ELEKTRON VALENSI


NAMA BLOK
(Nomor Periode = harga n maksimum)
s ns1-2 (alkali dan alkali tanah)  golongan 1 dan golongan 2
p ns2 np1-6 (kecuali He : n s2 )  golongan 13 sampai dengan 18
ns2( n-1)d1-3, ns1( n-1)d5 , ns2( n-1)d 5-8,  golongan 3 sampai dengan 12
d
ns1( n-1)d10, ns 2( n-1)d10 (transisi)
6s2 5d1 4f0 , 6s2 5d0 4f2-7 , 6s2 5d01 4f7 ,  golongan lantanida
6s2 5d0 4f9-14 , 6s2 5d1 4f14 (lantanida)
f
7s2 6d1 -2 5f0 , 7s2 6d1 5f2-4 , 7s2 6d0 5f6-7 ,  golongan aktinida
7s2 6d1 5f7-10 (aktinida)
Blok s dan Blok p  Golongan I A sampai VIII A (Gol. 1 - 2 dan 13 s.d 18)
Blok d  Golongan III B sampai VIII B (meliputi gol.8, 9 dan 10) dan golongan IB (11) - IIB (12)
Blok f  Golongan lantanida dan Golongan aktinida 15
LOGAM,
membentuk kation
NON LOGAM, membentuk
anion (kecuali gas mulia)

METALOID dapat melepas


atau menangkap elektron

KELEBIHAN TABEL PERIODIK PANJANG/MODERN

• Berbasis nomor atom, membawa penjelasan keperiodikan sifat secara lebih fundamental
• Posisi isotop telah tercakup karena isotop sejenis mempunyai satu nomor atom yang sama
• Posisi atom berkaitan dengan konfigurasi elektron, keperiodikan sifat menjadi lebih jelas
• Golongan lantanida dan aktinida terpisah dari bagian utama sehingga tidak mengganggu
karakter periode dan golongan dari unsur-unsur lainnya.

KELEMAHAN TABEL PERIODIK PANJANG/MODERN


• Unsur H yang mempunyai konfigurasi elektron 1s1 yang bersifat gas (non logam) terpaksa harus
ditempatkan pada golongan 1 bersama-sama dengan unsur logam alkali, walaupun atom H
juga dapat menjadi ion negatif H–. (ion hidrida)
. 16
BEBERAPA SIFAT PERIODIK UNSUR
1. Jari-jari atom (R)  jarak antara inti atom ke elektron terluar
Makin ke kanan, makin pendek, karena jumlah proton dalam inti makin banyak Makin ke bawah, makin panjang
karena jumlah kulit atom semakin banyak
2. Potensial ionisasi  adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron terluar dari suatu atom dalam
bentuk gas
Makin ke bawah, makin kecil karena jari-jari atom makin besar. Makin ke kanan, makin besar, karena jari-jari atom
makin pendek. kecuali : golongan III A < gol. II A dan golongan VI A < gol V A.. (Mengapa ?)
3. Afinitas elektron  adalah derajad kemampuan suatu atom bebas dalam bentuk gas untuk menangkap elektron
dari luar, atau dinyatakan sebagai energi yang dilepaskan bila atom bebas dalam bentuk gas menangkap elektron
dari luar.
Makin ke kanan makin besar (makin mudah membentuk anion), makin ke bawah makin kecil (makin sulit
membentuk anion).. Afinitas elektron tidak terdefinisi untuk gas mulia, karena konfigurasi elektron yang sangat
stabil.
4. Keelektronegatifan  Keelektronegatifan menunjukkan kemampuan suatu atom terikat untuk menarik pasangan
elektron yang digunakan dalam ikatan tersebut.
Misalnya senyawa AB  A  B  A : B  A : B (satu garis ikatan mewakili sepasang elektron)
 Bila B lebih elektronegatif dari A, maka pasangan elektron ikatan akan bergeser ke arah B sehingga B mempunyai
kerapatan muatan yang lebih negatif dari A (A lebih elektropositif).
 Besaran ini tidak dapat diukur secara langsung. Yang diukur adalah momen dipol suatu ikatan yaitu hasil kali
antara jumlah muatan listrik dan panjang sumbu ikatan.
 Dengan mengukur momen dipol berbagai macam ikatan antar atom maka Linus Pauling memberikan standar
harga keelektronegatifan F dengan harga 4. Semakin ke kiri dan semakin ke bawah keelktronegativan semakin
kecil.
 Harga keelektronegativan tidak terdefinisi untuk unsur gas mulia.(Mengapa ?)
17
PERANAN ELEKTRON DALAM IKATAN KIMIA
 Ikatan kimia merupakan interaksi atau transfer elektron terluar antar atom untuk
membentuk struktur konfigurasi elektron yang stabil dari pada bila atom tidak berikatan
 Struktur konfigurasi yang stabil adalah struktur dengan elektron terluar sebanyak 2 elektron
(aturan duplet) atau 8 elektron (aturan oktet), seperti konfigurasi elektron unsur gas mulia.
 Mekanisme pencapaian aturan okltet dan/aturan duplet untuk membentuk ikatan kimia
akan mempengaruhi jenis ikatan kimia yang terjadi

JENIS IKATAN KIMIA


1. IKATAN ION  ikatan antara ion positif dan ion negatif. Contoh : NaCl

Na 2.8.1 Na+ 2.8


e
Na+ Cl–

Cl 2.8.7 Cl– 2.8.8 18


UNSUR PEMBENTUK KATION DAN ANION
NOMOR GOL. ELEKTRON TRANSFER MUATAN
VALENSI ELEKTRON ION MISAL

Na+
IA 1 Lepas 1 1+
K+
Mg2+
II A 2 Lepas 2 2+
Ca2+
Al3+
III A 3 Lepas 3 3+
Ga3+
N3–
VA 5 Tangkap 3 3–
P3–
O2–
VI A 6 Tangkap 2 2–
S2–
Cl–
VII A 7 Tangkap 3 1–
Br–

SIFAT-SIFAT SENYAWA ION


 Dalam keadaan padat tidak menghantar listrik, dalam larutan dan dalam bentuk lelehan
menghantar arus listrik
 Mempunyai titik leleh dan titik didih tinggi
 Tidak dapat ditempa, tidak liat, getas
 Permukaannya tidak mengkilap
 Mempunyai struktur kristal
19
2. IKATAN KOVALEN  Terjadi melalui pemakaian bersama pasangan elektron
valensi antara sesama atom non-metal.
Contoh : HCl, Cl2, dan NH4+ (ion amonium)

H  Cl
H 1 Cl 2. 8. 7

H  Cl H  Cl

Cl lebih elektronegatif dari H  ada polaritas kepadatan muatan  ikatan kovalen polar

Cl 2. 8. 7 Cl 2. 8. 7

Cl Cl
Pasangan elektron ikatan dipengaruhi oleh keelektronegativan yang sama  tak ada
polaritas kepadatan muatan  ikatan kovalen tak polar
20
+

+
+
Ion H+ (tak punya
elektron, ada orbital
kosong) Molekul NH3 Ion amonium (NH4+)
(3 ikatan kovalen polar N—H (3 ikatan kovalen polar N—H dan
dan sepasang elektron bebas) 1 ikatan kovalen koordinasi N—H
)
Pasangan elektron ikatan berasal keduanya dari satu pihak saja  ikatan kovalen koordinasi

SIFAT SENYAWA KOVALEN 


a.Titik didih dan titik leleh relatif rendah, untuk senyawa segolongan umumnya
semakin tinggi bila massa relatifnya (MR) semakin besar.
b.Bila berfasa padat berupa kristal yang lunak..
c.Tidak menghantar arus, kecuali dalam bentuk larutan ada yang merupakan
penghantar arus yang tergantung pada besaran derajad ionisasi senyawa dalan
larutan tersebut.
d. Senyawa dengan ikatan kovalen polar dapat saja bersifat non polar, yaitu bila
arah polaritas ikatan saling meniadakan (resultante polaritas menjadi nol).

21
3. IKATAN LOGAM  Teori ikatan logam (= teori lautan elektron atau teori
awan elektron)  Logam terdiri dari ion positif yang dikelilingi oleh elektron yang
bebas bergerak, bahkan dari orbital sebuah atom ke orbital atom lainnya.

SIFAT LOGAM
a.Dalam keadaan padat maupun cair merupakan penghantar arus yang baik  karena
elektron-elektron valensi sangat mudah bergerak
b.Mengkilap  Awan elektron yang terus bergerak membebaskan energi dalam bentuk
radiasi (sinar) yang terpancar sebagai kilap logam.
c.Mudah ditempa dan diubah bentuknya, tetapi liat dan mempunyai titik leleh tinggi 
ion-ion logam adalah sejenis maka susunannya mudah diubah dan digeser ketika
menerima gaya dari luar, sehingga logam mudah diubah bentuknya. Tetapi interaksi
dengan awan elektron menyebabkan atom-atom logam menjadi kesatuan yang kuat
sehingga logam tidak mudah putus dan mempunyai titik didih serta titik leleh tinggi.

.
22
d. Bersifat basa  cenderung sebagai donor elektron, karena elektron bebas bergerak
4. IKATAN HIDROGEN  merupakan ikatan antara atom H dari suatu molekul
dengan atom-atom elektronegatif tinggi (F dan O, dan kadang-kadang N) dari molekul
lainnya. Ikatan ini menghasilkan interaksi molekuler yang menyatukan molekul-molekul
sejenis sehingga dihasilkan massa relatif yang lebih besar

TD

23
5. IKATAN VAN DER WAALS Terjadi karena gaya kohesi antar molekul atau
gaya polarisasi kepadatan muatan antar molekul yang menjadi sangat lemah
karena dipengaruhi tolakan elektrostatik antar elektron valensi. Ikatan ini lebih
merupakan ikatan secara fisika dari pada secara kimia, kekuatannya sangat
lemah (sekitar seperseratus kekuatan ikatan kovalen). Proses sublimasi
merupakan contoh fenomena pemutusan ikatan Van der Waals.

(a) Na+ (b) Interaksi dipol-dipol

O Br+ F Br+ F


H H

(c) Interaksi dipol-dipol terinduksi


Cl–
Interaksi ion-dipol

(d) Interaksi dipol-dipol sesaat Ar Ar


(dispersi London)
+ 
 asimetri distribusi elektron dapat menimbulkan
gaya dispersi London

24
STRUKTUR LEWIS, IKATAN TUNGGAL, IKATAN RANGKAP 2, IKATAN RANGKAP 3

Struktur Lewis adalah perumusan molekul dengan disertai gambaran distribusi elektron
valensi (elektron bebas maupun elektron ikatan) dari atom-atom yang membentuk
ikatan dalam molekul tersebut.
a) Masing-masing atom menunjukkan jumlah elektron valensi sesuai dengan konfigurasi
elektron yang benar
b) Masing-masing atom memenuhi aturan duplet atau aturan oktet
c) Agar [a] dan [b] terpenuhi, suatu ikatan dapat digambarkan sebagai ikatan rangkap 2
atau ikatan rangkap 3 (tidak harus ikatan tunggal).

 Hitung jumlah elektron valensi atom yang berikatan kemudian dibagi 2 untuk memperoleh
jumlah pasangan elektron yang ada
 Tentukan atom sentral dalam ikatan, dan buat ikatan tunggal antara atom sentral dengan
atom lainnya
 Sisa elektron ditentukan sebagai pasangan elektron bebas untuk memenuhi aturan oktet,
bila perlu tentukan adanya ikatan rangkap 2 atau rangkap 3.
 Berikan tanda muatan positif untuk atom yang kekurangan elektron valensi dan muatan
negatif untuk atom yang kelebihan elektron valensi

25
    
Cl 




 Cl Cl  Cl


Cl2


   
Ikatan tunggal Cl – Cl

     





O O



O2 O O O O
     
Ikatan rangkap dua O = O

   






N2 N   N N   N N N
   
Ikatan rangkap tiga N N




  O
H N 


HNO3 O
 



O




O

   Satu ikatan rangkap dua
H  O  N+ N+ = O
 
 –  Satu ikatan kovalen koordinasi N+ – O–


O



26
PERTEMUAN KEDUA

Selesai sampai struktur


Lewis

27

Anda mungkin juga menyukai