Pertemuan Ke 2 ITI 16 Okt 2015
Pertemuan Ke 2 ITI 16 Okt 2015
PERTEMUAN PERTAMA
Selesai sampai
HITUNGAN KIMIA
2
PERTEMUAN KEDUA 17 OKTOBER 2015
3
KONSEP BILANGAN KUANTUM
Konsep Bilangan Kuantum adalah konsep untuk menjelaskan tingkat energi elektron di
dalam atom
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (= n) menyatakan nomor kulit. Semakin tinggi energi kulit atom
semakin besar harga n. Harga n bergerak dari 1, 2, 3, 4, …. n.
Harga n Nama Kulit
(nomor kulit) Atom
1 K
1 2 3 4 2 L
n 3 M
4 N
dst dst
5
KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi Elektron adalah konsep untuk menjelaskan bagaimana elektron mengisi dan
tersusun di dalam kulit atom. Ada 3 aturan untuk menerangkan susunan elektron dalam atom.
A]. Aturan Aufbau Elektron tersusun di dalam orbital-orbital atom, dimulai dari orbital yang
paling rendah tingkat energinya. Bila suatu orbital telah terisi penuh, maka elektron
berikutnya mengisi orbital yang lebih tinggi tingkat energinya.
sub-kulit
Nama
1s
orbital
Nomor kulit
B]. Larangan Pauli Dalam sebuah atom tidak mungkin ada sepasang elektron yang
mempunyai harga n, l, m dan s yang sama keempat-empatnya .
Karena harga s hanya ada 2 macam, maka setiap orbital hanya dapat terisi maksimum
2 buah elektron.
Dua buah elektron dengan harga s yang berlawanan tersebut (+½ dan ½) membentuk
pasangan elektron.
Jumlah maksimum elektron dalam kulit ke n dengan demikian adalah 2 n2 (jumlah
orbital pada kulit ke n adalah n2, lihat Tabel Harga n yang disajikan di depan). 6
C]. Aturan Hund Penyusunan elektron dalam orbital-orbital dengan tingkat energi setara
dimulai dengan mengisi masing-masing orbital terlebih dulu dan baru membentuk
pasangan-pasangan elektron.
Contoh konfigurasi elektron
1.Atom 11Na (Nomor atom 11) 1s2 2s2 2p6 3s1
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
12 34 5 8 6 9 7 10 11
Dalam contoh di atas elektron ke 8 mempunyai harga n = 2, l = 1, m = 1, s = ½.
2. Atom 23V (Nomor atom 23) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
12 34 5 8 6 9 7 10 11 12 13 14 15 19 21 22 23
Dalam contoh di atas elektron ke 22 mempunyai harga n = 3, l = 2, m = 1, s = +½.
30Zn (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10) Zn2+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d10
27Co (1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d ) Co = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
2 2 6 2 6 2 7 3+ 2 2 6 2 6 0 6
2 2s2 2p6 3s2 3p4) S2 = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
16S (1s
2 2 6 2 5 Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 7
17Cl (1s 2s 2p 3s 3p )
EFEK KESTABILAN ORBITAL DAN KONTRAKSI LANTANIDA/AKTINIDA
Orbital atom akan mempunyai kestabilan yang tinggi ketika telah berisi penuh atau berisi setengah
penuh Khususnya pada orbital atau sub-kulit d, kestabilan orbital ini mengubah konfigurasi
elektron sehingga menyimpang dari urutan tingkat energi dari Aufbau.
Fenomena kontraksi lantanida/aktinida (penguatan gaya tarik inti terhadap orbital elektron 5d/6d
karena pengaruh elektron pada subkulit f) juga memberikan efek yang serupa.
KONFIGURASI ELEKTRON
UNSUR KETERANGAN
TEORITIS RIEL
Orbital subkulit d berisi setengah penuh
ns2 (n-1)d4 ns1 (n-1)d5 24Cr, 42Mo
88
KONFIGURASI ELEKTRON UNSUR GAS MULIA
Gas mulia mempunyai konfigurasi elektron ns2 np6, kecuali He dengan konfigurasi ns2.
Konfigurasi elektron gas mulia merupakan konfigurasi yang sangat stabil karena semua elektron
berpasangan, mengisi sub-kulit secara penuh.
Atas dasar itu konfigurasi elektron gas mulia digunakan sebagai dasar penyusunan konfigurasi
elektron atom lainnya.
Contoh :
2He dijadikan dasar untuk konfigurasi elektron atom 3Li sampai dengan 9F misalnya 5B =
[2He] 2 s2 2 p1, 9F = [2He] 2 s2 2 p5
10Ne dijadikan dasar untuk konfigurasi elektron 11Na sampai dengan 17Cl misalnya 12Mg =
[10Ne] 3 s2 , 16S = [10Ne] 3 s2 3 p4
18Ar dijadikan dasar untuk konfigurasi elektron 19K sampai dengan 35Br misalnya 24Cr = [18Ar]
4 s2 3 d4 , 34Se = [18Ar] 4 s2 3 d10 4 p4
10
2. Hukum Oktaf dari Newland (1865).
John Newland (Inggris) menyatakan bahwa:
“Bila unsur disusun menurut kenaikan nomor massanya, sifat unsur akan
berulang secara periodik setelah satu oktaf”.
Urutan 1 2 3 4 5 6 7
Unsur Li Be B C N O F
Nomor massa 6,9 9 10,8 12 14 16 19
Urutan 8 9 10 11 12 13 14
Unsur Na Mg Al Si P S Cl
Nomor massa 23 24 27 28 31 32 35,5
Tangga nada
1 2 3 4 5 6 7
do re mi fa sol la si
unsur yang sudah dikenal masih terbatas, bahkan keberadaan unsur gas mulia juga belum
dikenali
tidak berlaku lagi bila diterapkan pada deretan atom-atom dengan massa yang besar
(unsur-unsur berat), dan bahkan menjadi tidak tepat lagi dengan diketemukannya gas
mulia.
11
3. Sistem Periodik Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Mendeleyev (Rusia) (1869).
Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor massa
12
Perioda
Golongan
Tabel periodik
dari Mendeleyev
PERIODE: Tujuh jalur mendatar berisi atom-atom dengan nomor atom menaik secara berurutan
Periode 1 berisi 2 unsur
Periode 2 dan 3 berisi 8 unsur
Periode 4 dan 5 berisi 18 unsur
Periode 6 dan 7 berisi 32 unsur
GOLONGAN : Ada 18 lajur vertikal, berisi atom-atom dengan konfigurasi elektron yang sama.
Golongan 1 dan 2 di sisi kiri, golongan 13 -18 di sisi kanan, golongan 3 – 12 berada di antaranyha.
Golongan 3 periode 6 dan periode 7 adalah kelompok lantanida dan aktinida yang kemudian
dipisahkan dari tabel utama karena sifat yang mirip satu sama lain namun berbeda dengan
golongan lainnya
14
HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DAN SISTEM PERIODIK MODERN
• Berbasis nomor atom, membawa penjelasan keperiodikan sifat secara lebih fundamental
• Posisi isotop telah tercakup karena isotop sejenis mempunyai satu nomor atom yang sama
• Posisi atom berkaitan dengan konfigurasi elektron, keperiodikan sifat menjadi lebih jelas
• Golongan lantanida dan aktinida terpisah dari bagian utama sehingga tidak mengganggu
karakter periode dan golongan dari unsur-unsur lainnya.
Na+
IA 1 Lepas 1 1+
K+
Mg2+
II A 2 Lepas 2 2+
Ca2+
Al3+
III A 3 Lepas 3 3+
Ga3+
N3–
VA 5 Tangkap 3 3–
P3–
O2–
VI A 6 Tangkap 2 2–
S2–
Cl–
VII A 7 Tangkap 3 1–
Br–
H Cl
H 1 Cl 2. 8. 7
H Cl H Cl
Cl lebih elektronegatif dari H ada polaritas kepadatan muatan ikatan kovalen polar
Cl 2. 8. 7 Cl 2. 8. 7
Cl Cl
Pasangan elektron ikatan dipengaruhi oleh keelektronegativan yang sama tak ada
polaritas kepadatan muatan ikatan kovalen tak polar
20
+
+
+
Ion H+ (tak punya
elektron, ada orbital
kosong) Molekul NH3 Ion amonium (NH4+)
(3 ikatan kovalen polar N—H (3 ikatan kovalen polar N—H dan
dan sepasang elektron bebas) 1 ikatan kovalen koordinasi N—H
)
Pasangan elektron ikatan berasal keduanya dari satu pihak saja ikatan kovalen koordinasi
21
3. IKATAN LOGAM Teori ikatan logam (= teori lautan elektron atau teori
awan elektron) Logam terdiri dari ion positif yang dikelilingi oleh elektron yang
bebas bergerak, bahkan dari orbital sebuah atom ke orbital atom lainnya.
SIFAT LOGAM
a.Dalam keadaan padat maupun cair merupakan penghantar arus yang baik karena
elektron-elektron valensi sangat mudah bergerak
b.Mengkilap Awan elektron yang terus bergerak membebaskan energi dalam bentuk
radiasi (sinar) yang terpancar sebagai kilap logam.
c.Mudah ditempa dan diubah bentuknya, tetapi liat dan mempunyai titik leleh tinggi
ion-ion logam adalah sejenis maka susunannya mudah diubah dan digeser ketika
menerima gaya dari luar, sehingga logam mudah diubah bentuknya. Tetapi interaksi
dengan awan elektron menyebabkan atom-atom logam menjadi kesatuan yang kuat
sehingga logam tidak mudah putus dan mempunyai titik didih serta titik leleh tinggi.
.
22
d. Bersifat basa cenderung sebagai donor elektron, karena elektron bebas bergerak
4. IKATAN HIDROGEN merupakan ikatan antara atom H dari suatu molekul
dengan atom-atom elektronegatif tinggi (F dan O, dan kadang-kadang N) dari molekul
lainnya. Ikatan ini menghasilkan interaksi molekuler yang menyatukan molekul-molekul
sejenis sehingga dihasilkan massa relatif yang lebih besar
TD
23
5. IKATAN VAN DER WAALS Terjadi karena gaya kohesi antar molekul atau
gaya polarisasi kepadatan muatan antar molekul yang menjadi sangat lemah
karena dipengaruhi tolakan elektrostatik antar elektron valensi. Ikatan ini lebih
merupakan ikatan secara fisika dari pada secara kimia, kekuatannya sangat
lemah (sekitar seperseratus kekuatan ikatan kovalen). Proses sublimasi
merupakan contoh fenomena pemutusan ikatan Van der Waals.
24
STRUKTUR LEWIS, IKATAN TUNGGAL, IKATAN RANGKAP 2, IKATAN RANGKAP 3
Struktur Lewis adalah perumusan molekul dengan disertai gambaran distribusi elektron
valensi (elektron bebas maupun elektron ikatan) dari atom-atom yang membentuk
ikatan dalam molekul tersebut.
a) Masing-masing atom menunjukkan jumlah elektron valensi sesuai dengan konfigurasi
elektron yang benar
b) Masing-masing atom memenuhi aturan duplet atau aturan oktet
c) Agar [a] dan [b] terpenuhi, suatu ikatan dapat digambarkan sebagai ikatan rangkap 2
atau ikatan rangkap 3 (tidak harus ikatan tunggal).
Hitung jumlah elektron valensi atom yang berikatan kemudian dibagi 2 untuk memperoleh
jumlah pasangan elektron yang ada
Tentukan atom sentral dalam ikatan, dan buat ikatan tunggal antara atom sentral dengan
atom lainnya
Sisa elektron ditentukan sebagai pasangan elektron bebas untuk memenuhi aturan oktet,
bila perlu tentukan adanya ikatan rangkap 2 atau rangkap 3.
Berikan tanda muatan positif untuk atom yang kekurangan elektron valensi dan muatan
negatif untuk atom yang kelebihan elektron valensi
25
Cl
Cl Cl Cl
Cl2
Ikatan tunggal Cl – Cl
O O
O2 O O O O
Ikatan rangkap dua O = O
N2 N N N N N N
Ikatan rangkap tiga N N
O
H N
HNO3 O
O
O
Satu ikatan rangkap dua
H O N+ N+ = O
– Satu ikatan kovalen koordinasi N+ – O–
O
26
PERTEMUAN KEDUA
27