K
DENGAN ASMA BRONCHIALE DI
RUANG UGD PUSKESMAS JATINOM
OLEH
SADONO
25 JUNI 2019
BAB I Latar Belakang
1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
asuhan keperawatan gawat darurat pada Ny. K
dengan asma bronchiale di Ruang UGD Puskesmas
Jatinom.
Tujuan khusus
Konsep Medis
1 Pengertain
Asma adalah suatau keadan dimana saluran nafas
mengalami penyempitan karena hivesensivitas
terhadap rangsangan tertenu, yang menyebabkan
peradangan, penyempitan ini bersifat berulang dan
di antara episode penyempitan bronkus tersebut
terdapat keadaan ventilasi yang melebihi normal.
Penderita Asma Bronkial, hipersensensitif dan
hiperaktif terhadap rangasangan dari luar, seperti
debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain
penyebab alergi
Gejala kemunculan sangat mendadak, sehingga
gangguan asma bisa dtang secara tiba-tiba jika tidak
dapat mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko
kematian bisa datang.
Gangguan asma bronkial juga bias muncul lantaran adanya
radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan
bagian bawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos
saluran pernapasan, pembengkakan selaput lender, dan
pembentukan timbunan lendir yang berlebihan (Irman
Somarti, 2012).
Hasil
1. Gambaran Lokasi Puskesmas Jatinom
Puskesmas Jatinom terletak di Desa Krajan Kecamatan Jatinom
Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah, yang mewilayahi 9 Desa
yaitu :
Desa Bonyokan
Desa Cawan
Desa Gedaren
Desa Glagah
Desa Jatinom
Desa Jemawan
Desa Krajan
Desa Pandeyan
Desa Puluhan
Jumlah Penduduk pada tahun 2018 adalah 28854 jiwa yang terebar
di 9 Desa.
Pada Tahun 2017 Puskesmas Jatinom terakreditasi dan pada saat
ini sudah terakreditasi Utama.
Fasilitas Layanan Kesehatan Puskesmas Jatinom meliputi
BP Umum
Bp Gigi
KIA / KB
Persalinan
UGD
Rawat Inap
Laboratorium sederhana
Fisioterapi
Dll
Jumlah Kunjungan Pasien Asma Bronchile Pada Tahun
2018
RANAP :4
RAJAL / UGD : 39
5 Besar penyakit Di Puskesmas Jatinom tahun 2018
Hipertensi
DM
Ispa
GEA
Gastritis
Karakteristik Subyek Penelitian
Nama : Ny.K
Umur : 48tahun
Agama :Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan :Buruh
Alamat : Pandeyan , Jatinom
Data Asuhan Keperawatan
Pengkajian :
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 17 Mei
2019
pada pukul10.00 WIB di Ruang UGD Puskesmas
Jatinom
meliputi :Identitas pasien, Identitas
penanggung jawab klien yaitu Tn. T
yang bekerja sebagai buruh, Tn. T merupakan
suami klien yang berumur 50tahun.
RiwayatKeperawatan
Pada tanggal 17 Mei 2019 jam 10.00 WIB klien dibawa
kePuskesmas Jatinom oleh keluarga dengan keluhan batuk
berlendir putih kental, dan lemas. Keluhan ini dirasakan klien
sejak 2 minggu yang lalu,sebelumnya klien periksa ke PKD
Pandeyan,tetapi selama 2 minggu tidak ada perubahan, klien
dianjurkan keluarga untuk periksa ke Puskesmas.
Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian dengan menggunakan
format yang telah ada pada format pengkajian asuhan
keperawatan ilmu penyakit dalam. Selama proses
pengkajian penulis tidak menemukan hambatan, pasien
dan keluarga kooperatif sehingga mempermudah penulis
untuk mengumpulkan data. Penulis mengkaji dari semua
aspek meliputi: bio- psiko-sosial-kultural-spiritual. Dari
pengkajian pada tanggal 17 Mei 2019 pada pukul 10.00
WIB didapatkan data dari pengkajian data bio: data
subjektif hasil dari pengkajian yang saya lakukan adalah
pasien mengatakan batuk keluar lendir dan sesak nafas.
Pasien mengatakan tidak bisa istirahat tidur ketika
malam hari dan sering terbangun karena sesak
nafas. data objektif yang saya temukan dari Ny. K
adalah terdapat lendir kental berwarna putih saat
pasien batuk, auskultasi terdengar suara mengi, TD ;
150/90 mmHg, RR : 30 x/mnt, nafas cuping hidung,
Nadi : 97 x/mnt, terpasang oksigen 2liter/mnt
Hasil pengkajian yang ditemukan penulis dalam
melakukan pengkajian tanggal 17 Mei 2019 sudah sesuai
dengan apa yang ada di teori, sehingga tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik. Pengkajian adalah
langkah awal dari tahapan proses keperawatan dalam
mengkaji harus memperhatikan data dasar pasien.
Imformasi yang didapat dari klien (sumber data primer),
data yang didapat dari orang lain (sumber data sekuder),
catatan kesehatan klien, imformasi atau laporan
laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang
terdekat, atau anggota tim kesehatan merupakan
pengkajian dasar (Asmadi, 2008)
2. Diagnosis
Berdasarkan data pengkajian yang didapat, penulis
menegakkan diagnosa sebagai berikut:
ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan spasme jalan nafas, lendir putih kental,
mukus dalam jumlah berlebih, ketidakefektifan pola
nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan
otot pernafasan, gangguan pola tidur berhubungan
dengan sesak nafas.
1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan spasme jalan nafas, lendir putih kental, mukus
dalam jumlah berlebih.
a)Menurut Nanda (2012) ketidakmampuan untuk
membersihkan sekret atau penyumbatan dari saluran
nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
b)Alasan diagnosa ini ditegakkan karena pada klien
ditemukan data, data subjektif : Pasien mengatakan
batuk keluar lendir dan sesak nafas. Data objektif :
Terdapat lendir kental berwarna putih saat pasien batuk,
auskultasi terdengar suaramengi.
c) Cara memprioritaskan masalah
Diagnosa ini diangkat sebagai prioritas utama pada
kasus ini karena berdasarkan teori Hierarki Kebutuhan
Dasar Manusia Maslow kebutuhan oksigenasi
merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk
bertahan hidup (Mubarak & Chayatin, 2008.)
Kesimpulan
Diagnosa keperawatan yang biasanya ditemukan
pada klien dengan asma bronciale tidak semua
penulis dapatkan pada Ny. K Penulis hanya
mendapatkan tiga diagnosa yaitu : ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan spasme
jalan nafas, lendir putih kental, mukus dalam jumlah
berlebih, ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan Hiperventilasi, keletihan otot pernafasan
dan Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak
nafas.
Saran
1. Bagi ProfesiKeperawatan Diharapkan bagi perawat agar dapat
meningkatkan pengetahuan tentang asma bronchiale, cara pertolongan
pertamapada penderita asma bronchiale dan Asuhan Keperawatan Asma
Bronchiale.