Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN AUDIT

LAPORAN DANA KAMPANYE


PEMILU TAHUN 2019
POKOK PEMBAHASAN

DASAR HUKUM AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE (LDK)

PENGADAAN KAP

KRITERIA KAP

SELEKSI DAN PEMAKETAN PENGADAAN KAP

PELAKSANAAN AUDIT LDK

SAMPEL AUDIT

LARANGAN & SANKSI


DASAR HUKUM AUDIT LDK
Undang-undang 7 Tahun 2017
Pasal 13 huruf k KPU menetapkan KAP untuk mengaudit dana kampanye Pemilu dan mengumumkan
laporan sumbangan dana Kampanye Pemilu

Pasal 335 1. laporan dana kampanye Peserta Pemilu yang meliputi penerimaan dan
pengeluaran wajib disampaikan kepada KAP yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15
(lima belas) hari sesudah hari pemungutan suara.
2. KAP menyampaikan hasil audit kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan.

Pasal 336 1. KPU menetapkan KAP yang memenuhi persyaratan di setiap provinsi
2. KAP paling sedikit memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) membuat pernyataan tidak berafiliasi dengan Peserta Pemilu/Tim Kampanye
b) membuat pernyataan bahwa AP yang bertanggung jawab bukan
anggota/pengurus parpol

Pasal 337 Dalam hal KAP tidak memberikan informasi yang benar, KPU membatalkan KAP yang
bersangkutan dan menunjuk KAP baru

Peraturan KPU Nomor 24 Tahun 2018, Nomor 29 Tahun 2018, Nomor 34 Tahun 2018
Pasal 56 s/d Pasal 63
SURAT KEPUTUSAN KPU NOMOR: 1781/PL.01.6-Kpt/03/KPU/XI/2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Laporan Dana Kampanye Pemilu
PENGADAAN JASA KAP
KAP

Dasar Hukum : 1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Metode Pengadaan : Negosiasi Harga

Jenis Pengadaan : Belanja Jasa Konsultan


Jenis Kontrak : Lumpsump

Standar Perikatan : Audit Asurans dalam kerangka kepatuhan.


Tujuan audit : Menilai kepatuhan laporan dana kampanye Peserta
Pemilu dengan peraturan Perundang-Undangan.
Waktu Audit : Paling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelah diterimanya
Laporan Dana Kampanye dari KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh
TAHAPAN PENGADAAN JASA KAP

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Persiapan

3. Tahap Pemilihan Penyedia


KRITERIA KAP
KAP yang mengikuti pengadaan jasa Audit Dana Kampanye harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

1. memiliki surat izin usaha KAP dari Menteri Keuangan Republik Indonesia;

2. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) KAP;

3. telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh);

4. tidak berafiliasi secara langsung ataupun tidak langsung dengan Pasangan Calon
dan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon
atau Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD;

5. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf d dibuktikan dengan surat


pernyataan di atas kertas bermaterai.
KRITERIA AP
Akuntan Publik (AP) dan tim audit pada KAP yang akan mengaudit dana kampanye harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. memiliki surat izin Akuntan Publik dari Menteri Keuangan Republik Indonesia bagi Akuntan
Publik (AP) yang ditugaskan;

2. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi Akuntan Publik (AP) yang ditugaskan;

3. bukan merupakan anggota dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dan/atau Tim
Kampanye Peserta Pemilu bagi AP dan personil yang ditugaskan dalam Tim audit;

4. tidak berafiliasi secara langsung ataupun tidak langsung dengan Peserta Pemilu dan Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik atau Peserta Pemilu Calon Anggota DPD perseorangan
atau tim kampanye dan dibuktikan dengan surat pernyataan di atas kertas bermaterai;

5. Struktur tim audit paling sedikit terdiri dari:


a. 1 (satu) AP sebagai partner in charge (yang menandatangani laporan hasil audit);
b. 1 (satu) Ketua tim (supervisi dan koordinator harian di lapangan);
c. 2 (dua) orang anggota tim (melaksanakan prosedur audit).
KRITERIA AP
Akuntan Publik (AP) dan tim audit pada KAP yang akan mengaudit dana kampanye harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

6. tim audit yang ditugaskan wajib memiliki pengalaman kerja audit di KAP, dan pendidikan
minimal:
a. ketua tim: 3 (tiga) tahun, S1 Akuntansi;
b. anggota tim: 1 (satu) tahun, D3 Akuntansi

7. diutamakan memiliki sertifikat pelatihan audit atas Laporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan
Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden yang diselenggarakan
oleh asosiasi profesi Akuntan Publik, yang masih berlaku;

8. sertifikat pelatihan sebagaimana dimaksud dalam angka 7 dipenuhi oleh AP dan ketua tim;

9. surat tugas dari KAP kepada personel yang akan mengaudit Laporan Dana Kampanye.
KAP
SELEKSI KAP
1. KPU melakukan seleksi KAP untuk melakukan audit Dana Kampanye.
2. Seleksi KAP termasuk dalam kategori jasa konsultan yang dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
3. Biaya pelaksanaan kerja KAP dibebankan pada APBN.
4. KPU Provinsi menetapkan KAP berdasarkan hasil seleksi untuk melakukan audit LDK
sebagai berikut:
a) 1 (satu) KAP melakukan audit Laporan Dana Kampanye paling banyak 2 (dua)
Parpol Tingkat Provinsi beserta Laporan Dana Kampanye Parpol tingkat
Kabupaten/Kota dalam Provinsi tersebut.
b) 1 (satu) KAP tidak boleh mengaudit 2 (dua) Partai Politik dalam 1 (satu) Provinsi.
c) KAP yang mengaudit Paslon Presiden & Wakil Presiden/Parpol tingkat Pusat/ Calon
anggota DPD tidak boleh mengaudit Parpol tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota.
KEWAJIBAN KAP

 KAP yang hanya memiliki 1 (satu) orang AP yang memenuhi persyaratan


sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 58 Peraturan KPU Nomor 24 Tahun
2018 tentang Dana Kampanye Pemilihan Umum sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan KPU Nomor 34 Tahun 2018, KAP tersebut wajib
melakukan kerja sama dengan KAP lainnya. Kerja sama dilakukan dengan
ketentuan:
1. ditujukan untuk pengalihan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan apabila AP
meninggal dunia, izin AP dibekukan, atau izin AP dicabut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. surat perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak;
3. KAP lainnya memiliki paling sedikit 1 (satu) AP yang memenuhi persyaratan sesuai
dengan ketentuan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang Dana Kampanye;
4. KAP lainnya menggantikan KAP apabila AP meninggal dunia, izin AP dibekukan,
atau izin AP dicabut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
5. KAP lainnya tidak dapat mengikuti seleksi KAP untuk melakukan audit Dana
Kampanye di wilayah yang sama.
 Penggantian KAP dilakukan pada tahap setelah KAP ditetapkan oleh KPU atau KPU
Provinsi/KIP Aceh sampai dengan sebelum laporan hasil audit ditandatangani.
KEWAJIBAN KAP

KAP yang ditunjuk wajib melaksanakan audit dengan ketentuan:


1. Auditor yang akan melakukan audit wajib dilengkapi dengan
surat penugasan dari KAP yang ditunjuk oleh KPU atau KPU
Provinsi/KIP Aceh;
2. KAP wajib menyelesaikan dan menyampaikan laporan hasil
pekerjaan audit kepada KPU atau KPU Provinsi/KIP Aceh paling
lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya Laporan Dana
Kampanye dari Peserta Pemilu;
3. KAP wajib menggunakan Pedoman Pelaksanaan Audit Laporan
Dana Kampanye dalam melaksanakan audit dan membuat
laporan hasil pekerjaan audit, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II dan Lampiran III Keputusan ini; dan
4. KAP wajib membuat dan menyampaikan surat pernyataan
independensi sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
Keputusan ini.
LARANGAN & SANKSI

1. Auditor dilarang membantu memperbaiki kondisi laporan Dana Kampanye yang diaudit.
2. KAP yang ditunjuk dilarang melibatkan pihak-pihak di bawah ini sebagai auditor, antara lain:
a. anggota Partai Politik, Tim Kampanye atau petugas kampanye Pasangan Calon atau calon
anggota DPR, DPD, dan DPRD;
b. pihak yang terlibat dalam penggalangan dana atau pengeluaran uang atau penyimpanan
kekayaan Peserta Pemilu;
c. orang yang mempunyai hubungan khusus atau afiliasi dengan Pasangan Calon, Partai Politik
atau calon anggota DPR, DPD, dan DPRD;
d. anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, pejabat Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretariat KPU Provinsi/KIP Aceh, dan Sekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota;
e. pihak lain yang dilarang oleh Kode Etik Akuntan Publik pada saat AP memberikan audit
kepatuhan; dan
f. pihak yang tidak berdomisili yang sama dengan tempat kedudukan KAP, kecuali domisili pihak
tersebut masih dalam jarak tempuh yang normal dalam hubungan kerja sehari-hari.
3. Apabila KAP yang melaksanakan audit diketahui tidak memberikan informasi yang benar
mengenai pemenuhan persyaratan tidak berafiliasi dengan Pasangan Calon atau Partai Politik dan
bukan merupakan anggota dari Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam huruf B angka 1 huruf
d, KAP yang bersangkutan dibatalkan pekerjaannya dengan terlebih dahulu dilakukan klarifikasi
oleh KPU atau KPU Provinsi/KIP Aceh.
4. KAP yang dibatalkan pekerjaannya sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berhak
mendapatkan pembayaran jasa.
PENYAMPAIAN LAPORAN
DANA KAMPANYE

PARTAI POLITIK KAP


Tk. PROVINSI
di KPU PROVINSI

1. Parpol tingkat Provinsi menyampaikan LDK kepada Provinsi/KIP Aceh paling lambat 15
(lima belas) hari setelah pemungutan suara
PENYAMPAIAN LAPORAN
DANA KAMPANYE

DPD KAP
KPU PROVINSI
/KIP ACEH di KPU RI

1. Calon DPD menyampaikan LDK kepada KPU Provinsi/KIP Aceh paling lambat 14 (empat
belas) hari setelah pemungutan suara
2. KPU Provinsi/KIP Aceh menyampaikan LDK calon DPD kepada KAP yang ada di KPU paling
lambat 1 (satu) hari setelah diterima dari calon DPD
PENYAMPAIAN LAPORAN
DANA KAMPANYE

KAP
PARTAI POLITIK KPU/KIP
Tk. KAB/KOTA
di KPU PROVINSI
KAB/KOTA

1. Parpol tingkat Kabupaten/Kota menyampaikan LDK kepada KPU/KIP Kab/Kota paling


lambat 14 (empat belas) hari setelah pemungutan suara
2. KPU/KIP Kab/Kota menyampaikan LDK Parpol tingkat Kabupaten/Kota kepada KAP
yang ada di KPU Provinsi paling lambat 1 (satu) hari setelah diterima dari parpol
SOSIALISASI AUDIT LDK
KPU Provinsi/KIP Aceh agar melakukan pertemuan/sosialisasi Peraturan dan Keputusan
KPU yang terkait dengan Audit laporan Dana Kampanye dengan peserta Pemilu dan KAP
yang telah ditunjuk untuk mengaudit laporan Dana Kampanye untuk menyamakan
persepsi.

1. Sebelum Pelaksanaan Audit

2. Saat Pelaksanaan Audit


KAP

3. Setelah Pelaksanaan Audit

PARPOL
SOSIALISASI AUDIT LDK
1. Menyamakan persepsi terkait Peraturan dan
Keputusan KPU tentang Audit Dana Kampanye
1. Sebelum Pelaksanaan Audit 2. Menyampaikan kewajiban Peserta Pemilu saat
proses Audit
3. Menyampaikan tugas KAP saat proses Audit

1. KPU memantau proses kerja audit oleh KAP


2. Saat Pelaksanaan Audit
2. KAP meminta klarifikasi kepada Parpol terhadap
bukti transaksi yang tidak jelas

1. KAP menyampaikan laporan hasil audit kepada


KPU

3. Setelah Pelaksanaan Audit 2. KAP Memberikan penjelasan kepada KPU terkait


hasil Audit LDK peserta Pemilu

2. KPU Memberikan penjelasan kepada peserta


Pemilu terkait hasil Audit LDK peserta Pemilu
SAMPEL AUDIT - (PROVINSI)

100% dari keseluruhan Transaksi Penerimaan

Pengambilan Sampel Untuk Transaksi Pengeluaran


Transaksi Partai Politik sampai dengan 50 (lima puluh) Transaksi maka dilakukan sensus

Transaksi Pengeluaran
lebih dari 50 (lima puluh) Transaksi maka dilakukan perhitungan
50+10% dari sisa transaksi

100% dari Jumlah Dapil yang terdapat Calon

20% dari Jumlah Calon Anggota DPRD per Dapil

Penentuan sampel berdasarkan jumlah transaksi terbesar dari calon


anggota DPRD yang dilihat dari lampiran Laporan Dana Kampanye
Pengambilan Sampel Untuk model LADK7-PARPOL, LPSDK4-PARPOL, dan LPPDK7-PARPOL
Transaksi Calon Anggota DPRD
Provinsi 100% dari Transaksi Penerimaan Calon Anggota DPRD yang
menjadi sampel

Transaksi Pengeluaran
sampai dengan 30 (tiga puluh) Transaksi maka dilakukan sensus
Transaksi Pengeluaran
lebih dari 30 (tiga puluh) Transaksi maka dilakukan perhitungan
30+10% dari sisa transaksi
CONTOH PENGAMBILAN SAMPEL
(Parpol tk. Provinsi)
Partai : Apel
Provinsi : Yogyakarta
Jumlah dapil di Provinsi Yogyakarta: 5 dapil
Parti Apel mengajukan calon di seluruh dapil, setiap dapil 10 calon angota DPRD

Jumlah Transaksi Partai Apel : - 105 transaksi Penerimaan


- 200 transaksi Pengeluaan

Jumlah Transaksi per Calon : - 50 transaksi Penerimaan


- 70 transaksi Pengeluaran

Jumlah Sampel
1. Sampel Partai : Penerimaan  105 transaksi
Pengeluaan  50 + (10% x 150) = 65 transaksi
CONTOH PENGAMBILAN SAMPEL
(Parpol tk. Provinsi) Lanjutan
2. Sampel Calon : Dapil 1  (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon A : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon B : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 2  (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon C : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon D : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 3  (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon E : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon F : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 4  (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon G : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon H : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 5  (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon I : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon J : Penerimaan  50 transaksi
Pengeluaran  30 + (10% x 40) = 34 transaksi
SAMPEL AUDIT - (KAB/KOTA)

100% dari keseluruhan Transaksi Penerimaan

Pengambilan Sampel Untuk Transaksi Pengeluaran


Transaksi Partai Politik sampai dengan 50 (lima puluh) Transaksi maka dilakukan sensus
Transaksi Pengeluaran
lebih dari 50 (lima puluh) Transaksi maka dilakukan perhitungan
50+10% dari sisa transaksi

100% dari Jumlah Dapil yang terdapat Calon

20% dari Jumlah Calon Anggota DPRD per Dapil

Pengambilan Sampel Untuk Penentuan sampel berdasarkan jumlah transaksi terbesar dari calon
Transaksi Calon Anggota DPRD anggota DPRD yang dilihat dari lampiran Laporan Dana Kampanye
Kabupaten/Kota model LADK7-PARPOL, LPSDK4-PARPOL, dan LPPDK7-PARPOL

100% dari Transaksi Penerimaan Calon Anggota DPRD yang


menjadi sampel

10% dari Transaksi Pengeluaran Calon Anggota DPRD yang


menjadi sampel
CONTOH PENGAMBILAN SAMPEL
(Parpol tk. Kab/Kota)
Partai : Jeruk
Kabupaten : Sleman
Jumlah dapil di kabupaten Sleman : 5 dapil
Parti Jeruk mengajukan calon di seluruh dapil, setiap dapil 5 calon angota DPRD
Jumlah Transaksi Partai Jeruk : - 54 transaksi Penerimaan
- 100 transaksi Pengeluaan
Jumlah Transaksi per Calon : - 30 transaksi Penerimaan
- 50 transaksi Pengeluaran

Jumlah Sampel
1. Sampel Partai : Penerimaan  54 transaksi
Pengeluaan  50 + (10% x 50) = 55 transaksi

2. Sampel Calon : Dapil 1  (20% x 5) = 1 Calon (diambil dari transaksi terbesar)

Calon U : Penerimaan  30 transaksi


Pengeluaran  (10% x 50) = 5 transaksi

Sampel Calon : Dapil 2  (20% x 5) = 1 Calon (diambil dari transaksi terbesar)


Calon V : Penerimaan  30 transaksi
Pengeluaran  (10% x 50) = 5 transaksi
CONTOH PENGAMBILAN SAMPEL
(Parpol tk. Kab/Kota) Lanjutan

Sampel Calon : Dapil 3  (20% x 5) = 1 Calon (diambil dari transaksi terbesar)


Calon X : Penerimaan  30 transaksi
Pengeluaran  (10% x 50) = 5 transaksi

Sampel Calon : Dapil 4  (20% x 5) = 1 Calon (diambil dari transaksi terbesar)


Calon Y : Penerimaan  30 transaksi
Pengeluaran  (10% x 50) = 5 transaksi

Sampel Calon : Dapil 5  (20% x 5) = 1 Calon (diambil dari transaksi terbesar)


Calon Z : Penerimaan  30 transaksi
Pengeluaran  (10% x 50) = 5 transaksi
Sistematika Laporan Hasil
Pekerjaan Audit
Laporan hasil pekerjaan audit yang disampaikan kepada KPU Provinsi/KIP
Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dalam 2 (dua) laporan terpisah, yang
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
• Laporan I
a) Asersi Peserta Pemilihan Umum;
b) Surat Pernyataan Independensi AP/KAP;
c) Laporan Asurans Independen;
d) Laporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum;
e) Dasar Penunjukan dan Ruang Lingkup Penugasan KAP; dan
f) Tanda Terima Laporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum.

• Laporan II
Ringkasan kertas kerja audit atas Laporan Dana Kampanye Peserta
Pemilihan Umum.
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai