PENGADAAN KAP
KRITERIA KAP
SAMPEL AUDIT
Pasal 335 1. laporan dana kampanye Peserta Pemilu yang meliputi penerimaan dan
pengeluaran wajib disampaikan kepada KAP yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15
(lima belas) hari sesudah hari pemungutan suara.
2. KAP menyampaikan hasil audit kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan.
Pasal 336 1. KPU menetapkan KAP yang memenuhi persyaratan di setiap provinsi
2. KAP paling sedikit memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) membuat pernyataan tidak berafiliasi dengan Peserta Pemilu/Tim Kampanye
b) membuat pernyataan bahwa AP yang bertanggung jawab bukan
anggota/pengurus parpol
Pasal 337 Dalam hal KAP tidak memberikan informasi yang benar, KPU membatalkan KAP yang
bersangkutan dan menunjuk KAP baru
Peraturan KPU Nomor 24 Tahun 2018, Nomor 29 Tahun 2018, Nomor 34 Tahun 2018
Pasal 56 s/d Pasal 63
SURAT KEPUTUSAN KPU NOMOR: 1781/PL.01.6-Kpt/03/KPU/XI/2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Laporan Dana Kampanye Pemilu
PENGADAAN JASA KAP
KAP
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Persiapan
1. memiliki surat izin usaha KAP dari Menteri Keuangan Republik Indonesia;
4. tidak berafiliasi secara langsung ataupun tidak langsung dengan Pasangan Calon
dan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon
atau Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD;
2. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi Akuntan Publik (AP) yang ditugaskan;
3. bukan merupakan anggota dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dan/atau Tim
Kampanye Peserta Pemilu bagi AP dan personil yang ditugaskan dalam Tim audit;
4. tidak berafiliasi secara langsung ataupun tidak langsung dengan Peserta Pemilu dan Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik atau Peserta Pemilu Calon Anggota DPD perseorangan
atau tim kampanye dan dibuktikan dengan surat pernyataan di atas kertas bermaterai;
6. tim audit yang ditugaskan wajib memiliki pengalaman kerja audit di KAP, dan pendidikan
minimal:
a. ketua tim: 3 (tiga) tahun, S1 Akuntansi;
b. anggota tim: 1 (satu) tahun, D3 Akuntansi
7. diutamakan memiliki sertifikat pelatihan audit atas Laporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan
Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden yang diselenggarakan
oleh asosiasi profesi Akuntan Publik, yang masih berlaku;
8. sertifikat pelatihan sebagaimana dimaksud dalam angka 7 dipenuhi oleh AP dan ketua tim;
9. surat tugas dari KAP kepada personel yang akan mengaudit Laporan Dana Kampanye.
KAP
SELEKSI KAP
1. KPU melakukan seleksi KAP untuk melakukan audit Dana Kampanye.
2. Seleksi KAP termasuk dalam kategori jasa konsultan yang dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
3. Biaya pelaksanaan kerja KAP dibebankan pada APBN.
4. KPU Provinsi menetapkan KAP berdasarkan hasil seleksi untuk melakukan audit LDK
sebagai berikut:
a) 1 (satu) KAP melakukan audit Laporan Dana Kampanye paling banyak 2 (dua)
Parpol Tingkat Provinsi beserta Laporan Dana Kampanye Parpol tingkat
Kabupaten/Kota dalam Provinsi tersebut.
b) 1 (satu) KAP tidak boleh mengaudit 2 (dua) Partai Politik dalam 1 (satu) Provinsi.
c) KAP yang mengaudit Paslon Presiden & Wakil Presiden/Parpol tingkat Pusat/ Calon
anggota DPD tidak boleh mengaudit Parpol tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota.
KEWAJIBAN KAP
1. Auditor dilarang membantu memperbaiki kondisi laporan Dana Kampanye yang diaudit.
2. KAP yang ditunjuk dilarang melibatkan pihak-pihak di bawah ini sebagai auditor, antara lain:
a. anggota Partai Politik, Tim Kampanye atau petugas kampanye Pasangan Calon atau calon
anggota DPR, DPD, dan DPRD;
b. pihak yang terlibat dalam penggalangan dana atau pengeluaran uang atau penyimpanan
kekayaan Peserta Pemilu;
c. orang yang mempunyai hubungan khusus atau afiliasi dengan Pasangan Calon, Partai Politik
atau calon anggota DPR, DPD, dan DPRD;
d. anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, pejabat Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretariat KPU Provinsi/KIP Aceh, dan Sekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota;
e. pihak lain yang dilarang oleh Kode Etik Akuntan Publik pada saat AP memberikan audit
kepatuhan; dan
f. pihak yang tidak berdomisili yang sama dengan tempat kedudukan KAP, kecuali domisili pihak
tersebut masih dalam jarak tempuh yang normal dalam hubungan kerja sehari-hari.
3. Apabila KAP yang melaksanakan audit diketahui tidak memberikan informasi yang benar
mengenai pemenuhan persyaratan tidak berafiliasi dengan Pasangan Calon atau Partai Politik dan
bukan merupakan anggota dari Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam huruf B angka 1 huruf
d, KAP yang bersangkutan dibatalkan pekerjaannya dengan terlebih dahulu dilakukan klarifikasi
oleh KPU atau KPU Provinsi/KIP Aceh.
4. KAP yang dibatalkan pekerjaannya sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berhak
mendapatkan pembayaran jasa.
PENYAMPAIAN LAPORAN
DANA KAMPANYE
1. Parpol tingkat Provinsi menyampaikan LDK kepada Provinsi/KIP Aceh paling lambat 15
(lima belas) hari setelah pemungutan suara
PENYAMPAIAN LAPORAN
DANA KAMPANYE
DPD KAP
KPU PROVINSI
/KIP ACEH di KPU RI
1. Calon DPD menyampaikan LDK kepada KPU Provinsi/KIP Aceh paling lambat 14 (empat
belas) hari setelah pemungutan suara
2. KPU Provinsi/KIP Aceh menyampaikan LDK calon DPD kepada KAP yang ada di KPU paling
lambat 1 (satu) hari setelah diterima dari calon DPD
PENYAMPAIAN LAPORAN
DANA KAMPANYE
KAP
PARTAI POLITIK KPU/KIP
Tk. KAB/KOTA
di KPU PROVINSI
KAB/KOTA
PARPOL
SOSIALISASI AUDIT LDK
1. Menyamakan persepsi terkait Peraturan dan
Keputusan KPU tentang Audit Dana Kampanye
1. Sebelum Pelaksanaan Audit 2. Menyampaikan kewajiban Peserta Pemilu saat
proses Audit
3. Menyampaikan tugas KAP saat proses Audit
Transaksi Pengeluaran
lebih dari 50 (lima puluh) Transaksi maka dilakukan perhitungan
50+10% dari sisa transaksi
Transaksi Pengeluaran
sampai dengan 30 (tiga puluh) Transaksi maka dilakukan sensus
Transaksi Pengeluaran
lebih dari 30 (tiga puluh) Transaksi maka dilakukan perhitungan
30+10% dari sisa transaksi
CONTOH PENGAMBILAN SAMPEL
(Parpol tk. Provinsi)
Partai : Apel
Provinsi : Yogyakarta
Jumlah dapil di Provinsi Yogyakarta: 5 dapil
Parti Apel mengajukan calon di seluruh dapil, setiap dapil 10 calon angota DPRD
Jumlah Sampel
1. Sampel Partai : Penerimaan 105 transaksi
Pengeluaan 50 + (10% x 150) = 65 transaksi
CONTOH PENGAMBILAN SAMPEL
(Parpol tk. Provinsi) Lanjutan
2. Sampel Calon : Dapil 1 (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon A : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon B : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 2 (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon C : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon D : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 3 (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon E : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon F : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 4 (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon G : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon H : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Dapil 5 (20% x 10) = 2 Calon (diambil dari 2 transaksi terbesar)
Calon I : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
Calon J : Penerimaan 50 transaksi
Pengeluaran 30 + (10% x 40) = 34 transaksi
SAMPEL AUDIT - (KAB/KOTA)
Pengambilan Sampel Untuk Penentuan sampel berdasarkan jumlah transaksi terbesar dari calon
Transaksi Calon Anggota DPRD anggota DPRD yang dilihat dari lampiran Laporan Dana Kampanye
Kabupaten/Kota model LADK7-PARPOL, LPSDK4-PARPOL, dan LPPDK7-PARPOL
Jumlah Sampel
1. Sampel Partai : Penerimaan 54 transaksi
Pengeluaan 50 + (10% x 50) = 55 transaksi
• Laporan II
Ringkasan kertas kerja audit atas Laporan Dana Kampanye Peserta
Pemilihan Umum.
TERIMA KASIH…