Anda di halaman 1dari 19

 Suatu emulsi adalah suatu sistem yang tidak

stabil secara termodinamik yang mengandung


paling sedikit dua fase cair yang tidak
bercampur, dimana satu diantaranya
didispersikan sebagai bola-bola dalam fase
cair lain.
 senyawa yang larut dalam lemak, seperti
vitamin, diabsorbsi lebih sempurna jika
diemulsikan daripada jika diberikan secara
per oral dalam suatu larutan berminyak.
 Produk kosmetika
 Bila fase minyak didispersikan sebagai bola-
bola ke seluruh fase kontinu air, sistem
tersebut dikenal sebagai suatu emulsi minyak
dalam air (o/w).
 Bila fase minyak bertindak sebagai fase
kontinu, emulsi tersebut dikenal sebagai
produk air dalam minyak (w/o).
Uji pengenceran.
Metode ini tergantung pada kenyataan bahwa
suatu emulsi m/a dapat diencerkan dengan
air dan emulsi a/m dengan minyak. Saat
minyak ditambahkan, tidak akan bercampur
ke dalam emulsi dan dan akan nampak nyata
pemisahannya. Tes ini secara benar
dibuktikan bila penambahan air atau minyak
diamati secara mikroskop.
 . Uji Konduktivitas.
 Emulsi dimana fase kontinyu adalah cair dapat
dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi
dibanding emulsi dimana fase kontinyunya
adalah minyak. Berdasarkan ketika sepasang
elektrode dihubungkan dengan sebuah lampu
dan sumber listrik, dimasukkan dalam emulsi
m/a, lampu akan menyala karena
menghantarkan arus untuk kedua elektrode. Jika
lampu tidak menyala, diasumsikan bahwa
sistem a/m.
 Uji Kelarutan Warna.
 Bahwa suatu pewarna larut air akan larut
dalam fase berair dari emulsi. Sementara zat
warna larut minyak akan ditarik oleh fase
minyak. Jadi ketika pengujian mikroskopik
menunjukkan bahwa zat warna larut air telah
ditarik untuk fase kontinyu, uji ini diulangi
menggunakan sejumlah kecil pewarna larut
minyak, pewarnaan fase kontinyu
menunjukkan tipe a/m.
 Tes Fluoresensi
 Banyak minyak jika dipaparkan pada sinar UV
berfluoresensi, jika tetesan emulsi
dibentangkan dalam lampu fluoresensi di
bawah mikroskop dan semuanya
berfluoresensi, menunjukkan emulsi a/m.
Tapi jika emulsi m/a, fluoresensinya berbintik-
bintik
 Creaming dan sedimentasi
Creaming adalah gerakan ke atas dari
tetesan relatif zat terdispersi ke fase
kontinu,sedagkan sedimentasi adalah proses
pembalikan yaitu gerakan ke bawah dari
partikel
 Agregasi dan koalesensi
 Inversi
 Emulgator adalah bahan aktif permukaan
yang menurunkan tegangan antar muka
antara minyak dan air dan mengelilingi
tetesan terdispersi dengan membentuk
lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi
dan pemisahan fase terdispersi
 Penurunan Tegangan Antar Muka
Peranan emulgator adalah sebagai pemberi batas antarmuka
masing – masing cairan dan mencegah penggabungan antar
partikel partikel sehingga dapat mencegah flokulasi.
 Pembentuk Lapisan Antar muka
Pengemulsi membentuka lapisan tipis menomolekuler pada
permukaan fase terdispersi. Hal ini bedasarkan sifat amfifil ( suka
minyak dan air ) dan pengemulsi yang cenderung untuk
menempatkan dirinya pada tempat yang disukai. Bagian hidrofilik
mengarah keminyak sehingga dengan adanya lapisan tipis kaku ini
akan membentuk sautu penghalang meknik terhadap adhesi dan
flokulasi yang terkemas rapat, sehingga dapat dibentuk emulsi
stabil.
 Penolakan Elektrik
• Bahan pengemulsi sintetik
▪ Anionik pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-) Contoh : Na, K
dan garam-garam ammonium dari asam oleat dan laurat yang larut dalam
air dan baik sebagai bahan pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi ini
rasanya tidak menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan
▪ Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan (+).
Komponen ini bertindak sebagai bakterisid dan juga menghasilkan emulsi
antiinfeksi sepertimpada lotion kulit dan krem
▪ Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah ditempat tersebar luas
digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja keseimbangan molekul
antara hidrofik dan lipofilik
• Emulgator alam
Banyak emulgator alam (tumbuhan, hewan). Bahan alam yang
diperkirakan hanyalah gelatin, kritin dan kolesterol
• Padatan terbagi halus
 Lapisan Monomolekuler
Emulgator ini mampu menghasilkan emulsi dengan membentuk
lapisan tunggal dari molekul atau ion antar muka air atau minyak
yang diadsorpsi.
 Lapisan Multimolekuler
Lapisan liofilik yang terhidrasi membentuk lapisan
multimolekuler di sekeliling tetesan dari minyak yang terdispersi
 Lapisan Partikel Padat
Partikel padat yang kecil dibasahi sampai beberapa derajad baik
oleh fase cair dean non cair yang beraeaksi sebagai emulgator.
Jika partikel terlalu hidrofilik partikel tersebut tinggal dalam fase
cair tapi jika terlalu hidrofobik partikel tinggal, terdispersi dengan
sempurnah dalam fase minyak. Syarat yang kedua adalah bahwa
partikel kecil dalam hubungannya dengan tetesan dan fase
terdispersi.
Lapisan
Monomolekuler

Lapisan Multimolekuler

Emulsi m/a

Lapisan partikel padat


No. Tipe Tipe Lapisan Contoh

1. Bahan Sintetik (Surfaktan) Monomolekuler Anionik :


Sabun : Potassium Laurat
Triethanolamin stearat
Sulfat : Sodium Lauril Sulfat
Alkil Polioxietilen Sulfat
Sulfonat :
Dietil Sodium Sulfosueonate
Kationik :
Komponen Amonium Kuartener
Cetiltrimetil amonium bromida
Polietilrn sorbitan estrt asam lemak
Nonionik :
Polioeksitelen lemak alkohol
Sorbitan ester asam lemak
Polioeksitelen sorbitan ester asam lemak

2. Natural Multimolekuler Hidrofilik Koloid :


Akasia
Gelatin
Monomolekuler Lecithin
Kolesterol

3. Serbuk menjadi padatan Partikel Padat Koloidal Clay :


Bentomit
Veegum
Metalik hidroksida :
Magnesium hidroksida

Anda mungkin juga menyukai