Anda di halaman 1dari 29

Berpikir Kritis

dr Gita Sekar Prihanti MPdKed


PENDAHULUAN
 Dalam memberikan pelayanan kesehatan -
dokter melakukan langkah-langkah ilmiah -
adanya proses berpikir kritis - dokter dapat
mengambil keputusan klinik berdasarkan
clinical reasoning yang jelas dan tepat serta
dapat dipertanggungjawabkan.

 Berpikir kritis tidak hanya diterapkan dalam


proses pengambilan keputusan klinik tetapi juga
dalam kegiatan belajar sehari-hari.
 Berpikir kritis dilakukan setiap orang untuk
mendapatkan pemahaman, melakukan
evaluasi, serta untuk menyelesaikan masalah.

 Masalah ini menjadi dasar dalam kurikulum


Problem Based Learning (PBL).

 Proses pembelajaran yang berangkat dari


masalah ini tentunya melibatkan proses berpikir
kritis.
PEMICU
 Apakah Saudara setuju/tidak setuju perlunya kemampuan
berpikir kritis untuk mahasiswa kedokteran? Berikan alasan
jawaban Saudara
 Berpikir kritis adalah kemampuan para pemikir
untuk bertanggungjawab terhadap pemikiran
mereka sendiri.

 Implikasi : harus membuat kriteria yang objektif


dan standard untuk menganalisa dan menilai
pikiran mereka sendiri - meningkatkan kualitas
pikiran mereka.
Elder, L dan Paul, R. “Critical thinking : Why we must transform our
teaching.” Journal of Developmental Education. Fall 1994 dalam Critical
Thinking, ww.accd.edu/sac/history/keller/accditg/ssct.htm
Seorang pemikir kritis mampu :
 membedakan antara fakta dan opini
 melakukan observasi yang mendetail
 tidak menutupi adanya asumsi dan
mendefinisikan istilah mereka
 membuat pernyataan yang tegas berdasarkan
pada logika dan bukti yang kuat

Ellis, D. Becoming a Master Student, 1997 dalam Critical Thinking,


ww.accd.edu/sac/history/keller/accditg/ssct.htm
Karakteristik pemikir kritis :
 memiliki pertanyaan yang berhubungan dengan
problem
 menilai sebuah pernyataan dan argumentasi
 mampu mengakui dirinya memiliki kekurangan
informasi dan pemahaman mengenai sesuatu
 memiliki rasa ingin tahu
 merasa tertarik untuk menemukan solusi baru
 mampu mendefinisikan secara jelas tentang
kriteria yang digunakan untuk menganalisa
suatu ide/gagasan
Cont…
 bersedia untuk menguji keyakinan, asumsi,
opini serta tidak takut bila ternyata hasilnya
tidak sesuai dengan kenyataan
 mendengarkan orang lain secara hati-hati dan
mampu memberikan feedback
 memandang berpikir kritis merupakan proses
self-assessment yang berlangsung seumur
hidup
 tidak melakukan penilaian sampai semua fakta
telah terkumpul dan dipertimbangkan
 mencari bukti dan pembuktian untuk
menjelaskan (menguatkan/melemahkan)
asumsi dan keyakinan
 mampu untuk memberi opini ketika ditemukan
fakta baru
 memeriksa masalah dari ”dekat”
 mampu menolak informasi yang tidak benar
atau tidak relevan
Ferret, S. Peak Performance (1997) dalam Critical Thinking,
ww.accd.edu/sac/history/keller/accditg/ssct.htm
Kegiatan berpikir kritis menurut
Facione (2004) :
 Interpretasi adalah
 kemampuan untuk memahami dan
menjelaskan pengertian dari situasi,
pengalaman, kejadian, data, keputusan,
konvensi, kepercayaan, aturan, prosedur dan
kriteria.
 Analisis adalah
 mengidentifikasi hubungan dari beberapa
pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi,
dan berbagai model yang dipergunakan
untuk merefleksikan pemikiran, pandangan,
kepercayaan, keputusan, alasan, informasi
dan opini.
 Evaluasi adalah kemampuan untuk menguji :

 kebenaran pernyataan yang digunakan untuk


menyampaikan pemikiran, persepsi,
pandangan, keputusan, alasan, serta opini.

 hubungan berbagai pernyataan, deskripsi,


pertanyaan, dan bentuk lain yang dipakai
dalam merefleksikan pemikiran.
 Inferensi adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi dan memilih elemen/informasi
yang dibutuhkan untuk :
 menyusun simpulan yang memiliki alasan

 menegakkan diagnosis

 memutuskan konsekuensi yang harus diambil


dari data, informasi, pernyataan, kejadian,
prinsip, opini, konsep dan lain sebagainya.
 Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan :
 menyatakan hasil pemikiran, penjelaskan
alasan berdasarkan pertimbangan bukti,
konsep metodologi, kriteriologi dan konteks.

 kemampuan menyampaikan hasil,


menjelaskan prosedur, dan
mempresentasikan argumen.
 Self regulation adalah kemampuan
seseorang untuk mengatur sendiri dalam
berpikir.

(Abrori C, Berpikir Kritis (Critical thinking) dalam Profesi Dokter.


Fakultas Kedokteran Universitas Jember)
MANFAAT BERPIKIR KRITIS DALAM
KEDOKTERAN
Manfaat pertama…
Berpikir kritis dapat diterapkan ketika
kita membaca literatur baik berupa
laporan penelitian, artikel, dll. (CRITICAL
APPRAISAL)
- Mengikuti perkembangan ilmu dalam
dunia kedokteran yang sangat pesat.
- Kita harus pandai menilai apakah literatur
yang kita baca bagus atau tidak, terpercaya
atau tidak, dapat kita terapkan atau tidak.
 Kegiatan membaca literatur juga dapat
digunakan untuk memenuhi rasa ingin tahu
kita mengenai suatu fenomena dalam
pendidikan kedokteran.
 Kita juga bisa mencari bukti/teori yang
mendukung atau menyanggah fenomena
yang ingin kita pelajari.
Untuk melakukan critical thinking ketika membaca,
kita dapat melakukan beberapa strategi di bawah ini :
 Annotating
 Previewing
 Contextualizing
 Questioning
 Reflecting
 Outlining dan summarizing
 Summarizing
 Evaluating our argument
 Comparing and contrasting related readings2
Manfaat yang kedua dari berpikir
kritis...
Dengan berpikir kritis, kita mampu membedakan
antara fakta, opini dan kesimpulan.
 Keliru dalam membedakan ketiga hal tersebut -
berpengaruh terhadap kualitas pemikiran dan
pemahaman kita.
 Kita jadi mudah dipengaruhi (dalam hal negatif) orang
lain.
 Kita juga bisa melakukan kesalahan dalam menilai
sesuatu.
Manfaat ketiga....
Dengan berpikir kritis kita dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan kita.
- Rasa ingin tahu sebagai salah satu karakteristik
berpikir kritis yang membuat kita sibuk mencari
teori, bukti, membuat hipotesis, untuk menjawab
pertanyaan kita tentang suatu fenomena tertentu.
- Kita tidak terpaku pada satu hal saja atau tidak
terpaku pada pemikiran satu orang tertentu.
Manfaat keempat dari berpikir kritis
 Berpikir kritis menjadi dasar dari clinical
reasoning bagi mahasiswa kedokteran.
 Dalam menghadapi suatu masalah (pada pasien),
mahasiswa kedokteran/dokter dituntut untuk
dapat mengambil keputusan yang terbaik.
 Keputusan ini bisa berupa diagnosa, terapi, dan
lain-lain.
Manfaat keempat cont.......
 Langkah-langkah yang dilakukan sebelum
mengambil keputusan klinik sama dengan
langkah-langkah dalam berpikir kritis.
 Proses pengambilan keputusan dimulai dengan :
 interpretasi data klinik yang diperoleh dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
 analisa data dengan mencari hubungan
antara data dan teori berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki sebelumnya.
 Setelah itu mengambil keputusan klinik dengan
melakukan diagnosa dan terapi.
 Dokter juga melakukan evaluasi apakah
keputusan yang diambil sudah tepat dan sesuai
dengan kebutuhan serta keinginan pasien
(health need dan health demand).
 Hal ini juga mencerminkan self-regulation.
 Seorang mahasiswa kedokteran/dokter juga
harus bisa menjelaskan keputusan yang diambil
dengan argumentasi yang tepat dan cara
penyampaian yang baik sehingga keputusan ini
dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat kelima
 Dengan semua manfaat yang telah
diuraikan di atas, berpikir kritis dapat
membantu tercapainya kompetensi
seorang dokter.
 Semua manfaat berpikir kritis diatas dapat terlihat
pada kegiatan pembelajaran kurikulum Problem
Based Learning (PBL)
 Pada saat tutorial maupun ujian, mahasiswa
diberikan suatu masalah.
 Dari masalah tersebut, mahasiswa melakukan
langkah-langkah seperti yang dilakukan pada
kegiatan berpikir kritis.
 Pada saat tutorial, mahasiswa melakukan seven jump
discussion seperti di bawah ini :
a. Analisis masalah
 Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam
skenario dan tentukan kata atau kalimat
kunci skenario
 Mengidentifikasi problem dasar skenario
b. Dengan membuat beberapa pertanyaan penting
c. Analisis problem-problem tersebut dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dengan
merumuskan hipotesis (jawaban sementara) dari
permasalahan atau pernyataan diatas
seven jump discussion……..
d. Identifikasi dan karakteristik pengetahuan yang
diperlukan untuk mendukung hipotesis dan
mengorganisasi dan menguraikan pengetahuan
yang dibutuhkan
e. Membagi anggota untuk mengumpulkan informasi
dari sumber-sumber belajar yang ada
f. Mensintesa masalah yaitu mendiskusikan informasi
yang ada untuk mengetahui apakah ada kesalahan
dan/atau ada yang belum lengkap
Diharapkan langkah-langkah berpikir kritis tersebut
dapat menjadi kebiasaan mahasiswa ketika
menghadapi suatu masalah ilmiah.
 Contoh yang lain adalah penilaian clinical
reasoning bagi mahasiswa klinik (Dokter
Muda) ketika melakukan ujian OSCE.

 Clinical reasoning ini menggambarkan adanya


proses berpikir kritis dalam diri mahasiswa
kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai