Anda di halaman 1dari 42

DETEKSI DINI DAN PENETUAN

STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH

DIREKTORAT BINA GIZI


KEMENTERIAN KESEHATAN RI

1
PENILAIAN ANTROPOMETRI

a. Penimbangan Berat Badan (BB)


b. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
c. Cara menghitung umur
d. Cara menghitung IMT
e. Cara memplot Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
f. Cara memplot Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
g. Interpretasi hasil ploting berdasarkan indikator Indeks Massa
Tubuh menurut Umur
h. Interpretasi hasil ploting berdasarkan indikator Tinggi Badan
Menurut Umur
i. Penentuan Status Gizi

2
CARA MENIMBANG BERAT BADAN

 Untuk menimbang anak, gunakan timbangan


dengan ciri-ciri berikut:
• Kuat dan tahan lama
• Mempunyai presisi sampai 0,1 kg (100 gram)
• Sudah dikalibrasi
• Dapat menimbang sampai 150 kg

3
lanjutan…..

 Menggunakan die-cast beam (spt Detecto):


• Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
• Jarum timbang dalam posisi angka nol setiap kali
akan menimbang
• Anak yang akan ditimbang berpakaian seminimal
mungkin dan tanpa beban tambahan (sepatu, kaus
kaki, topi, jaket, perhiasan, hand phone, dll.)
• Anak yang ditimbang berdiri ditengah alat timbang
• Membaca angka pada jendela baca dan catat hasil
penimbangan.
Prosedur Penimbangan Injak untuk Anak
Letakan timbangan di tempat yang datar

Pastikan posisi bandul pada angka NOL dan


jarum pada dalam keadaan seimbang
(bagian yang dilingkari)

Geser bandul sesuai berat


anak sampai posisi jarum
seimbang. Baca dan catat
berat badan anak pada
kartu status.
Posisikan
anak di atas
timbangan

5
CARA MENGUKUR
TINGGI BADAN PADA ANAK

1. Pastikan hiasan rambut, alas dan kaos


kaki sudah dilepas
2. Posisikan anak berdiri tegak lurus di
bawah microtoise membelakangi dinding
3. Posisikan kepala anak berada di bawah
alat geser microtoise dengan pandangan
lurus ke depan

6
4. Posisikan anak tegak
bebas, bagian belakang
kepala, punggung,
pantat, betis dan tumit
menempel ke dinding.

Pada anak obesitas


minimal tulang belakang
dan pinggang, dalam
posisi seimbang
(tidak membungkuk atau
tengadah)
5. Posisikan kedua lutut dan tumit rapat

6. Pastikan posisi kepala sudah benar dengan


mengecek garis Frankfort

7. Pengukur utama memegang dagu anak dan


papan geser microtoise, sedangkan asisten
pengukur membantu menekan perut dan
lutut anak.

8. Tarik kepala microtoise sampai puncak


kepala anak
8
9. Baca angka pada jendela baca dari arah
depan dan mata pembaca harus sejajar
dengan garis merah

10. Baca angka pada garis merah mulai dari


angka kecil
11.Catat hasil pengukuran tinggi badan

9
Prosedur Penempatan Microtoise

Letakkan microtoise di lantai


yang rata dan menempel pada Paku/tempelkan ujung
dinding yang tegak lurus pita meteran pada
dinding

Geser ke atas kepala


Tarik pita meteran tegak lurus ke microtoise sampai ujung pita
atas sampai angka pada jendela yang menempel pada paku
10
baca menunjukan angka nol
Prosedur pengukuran balita dengan microtoise

Posisikan balita tegak bebas,


Posisikan kepala balita berada bagian belakang kepala, tulang
Posisikan balita berdiri tegak dibawah alat geser microtoise, belikat, pantat dan tumit
lurus dibawah microtoise pandangan lurus ke depan menempel ke dinding
membelakangi dinding

71
Baca angka pada jendela baca
dan mata pembaca harus
72 Posisikan kedua sejajar dengan garis merah
lutut dan tumit rapat

Angka yang dibaca


adalah yang berada
pada garis merah dari
angka kecil ke arah
angka besar Tarik kepala microtoise 11
Catat hasil pengukuran
sampai puncak kepala balita
Cara Menghitung Umur Anak
Contoh 1
Tanggal Hari Bulan Tahun

Ditimbang 18 05 2015
Lahir 09 05 2003

Selisih 09 00 12

Selisih hari = +9 hari  0 bulan


Selisih bulan = +0 bulan  0 bulan
Selisih tahun = +12 tahun  12 tahun

Jumlah (Umur Anak) = 12 tahun


Contoh 2

Tanggal Hari Bulan Tahun

Ditimbang 18 05 2015
(18+30) (05-1)+12 (2015 -1)
48 16 2014

Lahir 27 10 2003

Selisih 21 06 11

Selisih hari = 21 hari  0 bulan


Selisih bulan = 6 bulan  6 bulan
Selisih tahun = 11 tahun  11 tahun

Jumlah (Umur Anak) = 11 tahun 6 bulan


13
Contoh 3

Tanggal Hari Bulan Tahun

Ditimbang 18 05 2015
Lahir 27 10 2003

Selisih (- 9 hari) (-5 bulan) (12 tahun)

• jika selisih tanggal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan,


• jika selisih bulan adalah negatif maka dikurangi 1 tahun,
• Maka :
• 12 tahun - 1 tahun = 11 tahun
• 1 tahun ( 12 bulan) 12 bulan – 5 bulan – 1 bulan = 6 bulan

Jumlah (Umur Anak) = 11 tahun 6 bulan


14
Cara Menghitung IMT
• IMT : menunjukan Indeks Massa Tubuh
-- menunjukan proporsi BB menurut TB

Berat Badan (kg)


IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Cara Memplot IMT/U
• Tentukan umur anak pada garis horisontal. Tarik garis
vertikal sesuai umur anak.
• Tentukan angka IMT pada garis vertikal, misalnya 14 ;
14,2 ; atau 14,3.
• Jika menggunakan kalkulator untuk menghitung IMT,
hasilnya dapat dicatat dan diplot sampai 1 desimal. Tarik
garis horisontal pada nilai IMT yang sesuai.
• Plot titik pada pertemuan garis horisontal dan vertikal
tersebut.
17
18
Cara Memplot TB/U

• Tentukan umur anak pada garis horisontal. Tarik


garis vertikal sesuai umur anak.
• Tentukan angka TB pada garis vertikal, misalnya
hasil pengukuran tinggi badan anak adalah 130
cm, tarik garis horisontal pada skala 130 cm
• Plot titik pada pertemuan garis horisontal dan
vertikal tersebut.
Stunted

Severe Stunted
PENENTUAN STATUS GIZI

 KLINIS:
rambut, kulit, otot, keadaan iga, jar.lemak, mata, lidah,
bibir. Gizi buruk: Kurus, edema (+/-), otot atrofi,
jar.lemak <, pucat, bercak Bitot, dermatitis,dll
 ANTROPOMETRI:
BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB,
IMT/U.
LiLA, Tebal lemak
LABORATORIUM:
Biokimia darah, urine
 ANALISA DIET/MAKANAN:
food recall 24 hours, food record, dan food weighing
food frequency questionaire (FFQ)
21
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
MENGGUNAKAN INDEKS ANTROPOMETRI

 BB/U:
Berat Badan menurut Umur, tidak dapat menggambarkan
ada atau tidak adanya kurang gizi (akut/ kronis)
 PB/U atau TB/U:
Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur, menggambarkan
ada atau tidak adanya kurang gizi kronik  “stunted” atau
pendek
 BB/PB atau BB/TB:
Berat Badan menurut Tinggi Badan, menggambarkan ada
atau tidak adanya kurang gizi akut  “wasted” atau kurus
 IMT/U:
Indeks massa tubuh menurut umur, merupakan indeks yang
paling baik untuk menilai ada tidaknya kelebihan gizi
(Baku rujukan : WHO-2005)
22
Penentuan status gizi berdasarkan antropometri
1.Siapkan tabel baku berat badan menurut
panjang atau tinggi badan (WHO-NCHS)
2.Lihat pada tabel, panjang atau tinggi badan
yang sesuai dengan hasil pengukuran
3.Pada kolom panjang badan yang sesuai, lihat
kolom Z-score, cocokkan dengan berat badan
hasil pengukuran yang menunjukkan status Z-
score
4.Catat status gizi pada kartu status

23
Antrophometri
Tabel Indikator Pertumbuhan
Menurut Z-score
Indikator Pertumbuhan
Z-Score
TB/U BB/U BB/TB IMT/U
Di atas 3 Sangat Sangat
gemuk gemuk
Di atas 2 Gemuk Gemuk
Di atas 1 Risiko gemuk Risiko gemuk
0 (angka
median)
Di bawah -1
Di bawah -2 Pendek BB Kurang Kurus Kurus
Di bawah -3 Sangat Pendek BB sangat Sangat kurus Sangat kurus
kurang

Sumber : WHO 2007


Status Gizi berdasarkan pemeriksaan
Antropometri dan klinis

BB/PB atau Klinis Status Gizi


BB/TB
≥ -2SD Tidak ada Baik
≥ -2SD Ada Buruk
< -3SD Tidak Ada Buruk
< -3SD Ada Buruk

31
PENENTUAN KASUS DAN
TINDAK LANJUT

A. Penemuan Kasus berdasarkan hasil


penentuan status gizi
B. Melakukan penemuan kasus dan tindak
lanjut

32
Penemuan Kasus berdasarkan
hasil penentuan status gizi

Penilaian Penentuan
Antropometri Status Gizi

33
Penemuan Kasus berdasarkan
hasil penentuan status gizi

Anak Normal --- Lanjutkan pola hidup


sehat

Pola Hidup Sehat meliputi pola dan perilaku


makan serta aktivitas fisik.

Pengukuran antropometri secara berkala


(setiap 6 bulan)

34
Penemuan Kasus berdasarkan
hasil penentuan status gizi

Anak Kurus --- Rujuk ke Puskesmas

Untuk anak sangat kurus: diperiksa apakah ada penyakit kronis


penyerta (misalnya tuberkulosis, anoreksia, anemia berat,
kecacingan) rujukan puskesmas untuk pemeriksaan selanjutnya
misal laboratorium

Diagnosis Gizi: ditegakkan diagnosis gizi sesuai dengan prinsip


Problem, Etiologi dan Simptom (PES)
Intervensi: Edukasi, Konseling dan Pemberian Makanan Tambahan

Anak kurus dan sangat kurus dengan komplikasi (antara lain penyakit
penyerta), di rujuk puskesmas perawatan/rumah sakit

35
Penemuan Kasus berdasarkan
hasil penentuan status gizi
Anak Obes --- Rujuk ke Puskesmas
Intervensi: Edukasi, Konseling kepada anak dan keluarga dengan anjuran melaksanakan
pola hidup sehat selama 3 bulan, perhitungan kebutuhan gizi, penentuan jenis diet,
penyusunan menu

Monitoring dan Evaluasi setiap bulan, dilakukan oleh tenaga gizi berkolaborasi dengan
tim kesehatan dan dilaporkan ke sekolah melalui guru UKS

Evaluasi pada 3 bulan pertama :


Bila BB turun atau tetap maka anjurkan untuk meneruskan pola hidup sehat dan
dilakukan evaluasi per 3 bulan
Bila BB naik maka dilakukan kegiatan pengaturan BB terstuktur di puskesmas:
Menyusun menu diet bersama keluarga bersama tenaga gizi
Melakukan latihan fisik terprogram
Membuat catatan harian yang berisi asupan makan dan aktifitas sehari-hari

Anak gemuk dan obes dengan komplikasi (antara lain penyakit penyerta), di rujuk
puskesmas perawatan/rumah sakit
Rujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Diberikan pelayanan sesuai Tatalaksana Kasus Kegemukan dan Obesitas 36
ANEMIA GIZI BESI
• Anemia adalah suatu keadaan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal yang berbeda menurut kelompok
umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis
• Sebagian besar penyebab anemia di
Indonesia adalah karena kekurangan zat
besi yang diperlukan untuk pembentukan
Hb, sehingga disebut “Anemia
Kekurangan Besi atau Anemia Gizi Besi”
Penyebab Kekurangan zat besi
dalam tubuh
• Konsumsi makanan sumber zat besi yang kurang
terutama yang berasal dari hewani
• Kebutuhan yang meningkat seperti pada remaja untuk
tumbuh kembang dan menstruasi
• Menderita penyakit infeksi yang dapat berakibat zat besi
yang diserap tubuh berkurang (kecacingan) atau
hemolisis sel darah merah (malaria)
• Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan
termasuk menstruasi yang berlebihan
Tanda dan gejala Anemia
• Periksa tanda-tanda klinis pada kelopak mata
bawah dalam, bibir, lidah dan telapak tangan
tampak pucat.
• Perhatikan jika ada riwayat pingsan, sering
pusing, kurang konsentrasi,
• Perhatikan gejala 5 L:
Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai.

Diduga Anemia Gizi Besi jika


terdapat tanda-tanda klinis
tersebut
Rekomendasi WHO tentang Pengelompokan
Anemia (g/dl) berdasarkan umur
Anemia
Kategori Tidak Anemia
Ringan Sedang Berat
Anak 6-59 bl 11 10-10.9 7-9.9 <7
Anak 5-11 11.5 11-11.4 8-10.9 <8
tahun
Anak 12-14 12 11-11.9 8-10.9 <8
tahun
WUS tidak 12 11-11.9 8-10.9 <8
hamil
Ibu hamil 11 10-10.9 7-9.9 <7

Laki-laki ≥ 15 13 11-12.9 8-10.9 <8


tahun
Penemuan Kasus dan Tindak lanjut
• Rujuk ke Puskesmas/ fasilitas kesehatan bila ditemukan tanda-
tanda tersebut untuk pemeriksaan lebih lanjut.
• Perhatikan riwayat kesehatan (tranfusi darah berulang), riwayat
keluarga (anemia, thalasemia, suku, riwayat keluarga meninggal
dengan gejala pucat, perut membesar, perubahan bentuk tulang
muka dan warna kulit menghitam), suku untuk pemeriksaan
kemungkinan thalasemia
• Periksa untuk risiko kecacingan) rujukan puskesmas untuk
pemeriksaan selanjutnya (laboratorium)
• Untuk mencegah anemia pada remaja putri (anjuran WHO):
Minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara mandiri 1 tablet setiap
minggu sebelum haid dan 1 tablet setiap hari selama haid.

Anda mungkin juga menyukai