Anda di halaman 1dari 17

GAGAL JANTUNG

PEMBIMBING :
dr. Siska Devi, sp.JP
ANATOMI JANTUNG
STRUKTUR JANTUNG  KATUP JANTUNG
 Epikardium/perikardium  Aorta
 Miokardium  Pulmonal
 endokardium  Trikuspid
RUANG JANTUNG  Bikuspid/ Mitral
 2 Atrium : - Atrium kanan
- Atrium kiri
 2 Ventrikel : - Ventrikel kanan
- Ventrikel kiri
DEFINISI
Gagal jantung

• Merupakan suatu keadaan yang terjadi dimana


jantung tidak mampu memompakan darah
dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh.
ETIOLOGI
Etiologi gagal jantungDengan Penurunan EF Tanpa Penurunan EF (>40-50%)
(<40%)
• Hipertrofi patologis
• PJK • Primer (kardiomiopati hipertrofi)
• Infark miokard • Sekunder (hipertensi)
• Iskemia miokard • Penuaan
• Hipertensi • Pulmonary Heart Disease (PHD)
• Familial / kelainan genetic • Cor pulmonale
• Kelainan katup
• Kenaikan volume
• Kelainan irama dan detak jantung
Klasifikasi Gagal Jantung
Ada berbagai klasifikasi untuk gagal jantung, berdasarkan :
• Tingkat Keparahan Gagal Jantung
• Berdasarkan Curah Jantung
• Berdasarkan Gangguan Fungsi
• Berdasarkan letak
Klasifikasi menurut ACC/AHA Klasifikasi menurut NYHA
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak ada pembatasan
jantung. Tidak terdapat gangguan struktural atau fungsional aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan
jantung. berlebihan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang berhubungan Pasien dengan penyakit jantung dengan sedikit pembatasan
dengan perkembangan gagal jantung, tidak terdapat tanda dan aktivitas fisik. Merasa nyaman saat istirahat. Hasil aktivitas
gejala normal fisik kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang simpatomatis berhubungan dengan Pasien dengan penyakit jantung yang terdapat pembatasan
penyakir structural jantung yang mendasari aktivitas fisik. Merasa nyaman saat istirahat. Aktifitas fisik
ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri
angina.
Stadium D Kelas IV
Penyakit structural jantung yang lanjut serta gejala gagal Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan
jantung yang sangat bermakna saat istirahat walaupun telah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apapun tanpa
mendapat terapi. ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung dapat muncul bahkan
pada saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan
aktifitas
Berdasarkan Curah Jantung
• Gagal jantung curah-tinggi
Pada pasien dengan gagal jantung curah-tinggi, curah jantung tidak melebihi batas
atas normal, tetapi mungkin lebih dekat dengan batas atas normal. Gagal jantung
curah-tinggi terlihat pada pasien hipertiroidisme, anemia, kehamilan, fistula
arteriovenosa, beri-beri, dan penyakit lain.

• Gagal Jantung curah rendah


Pada gagal jantung curah-rendah, curah jantung berada dalam batas normal
pada saat istirahat, tetapi tidak mampu meningkat secara normal selama aktivitas fisik.
Berdasarkan Gangguan Fungsi
• Gagal jantung Sistolik
Gagal jantung sistolik yang utama berkaitan dengan curah jantung yang tidak
adekuat dengan kelemahan, kekelahan, berkurangnya toleransi terhadap exercise, dan
gejala lain dari hipoperfusi.

• Gagal Jantung Diastolik


Gagal jantung diastolik berhubungan dengan peningkatan tekanan pengisian. Pada
banyak pasien yang mempunyai hipertrofi ventrikel dan dilatasi, abnormalitas kontraksi
dan relaksasi terjadi secara bersamaan.
Berdasarkan letak
• Gagal jantung kanan
Gagal jantung kanan terjadi Jika abnormalitas yang mendasari mengenai ventrikel
kanan secara primer seperti stenosis katup pulmonal sehingga terjadi gangguan
pengisian ventrikel kanan yang menyebabkan kongesti vena jugularis
• Gagal jantung kiri
Pada gagal jantung kiri, ventrikel kiri secara mekanis mengalami
kelebihan beban atau melemah, kemudian jantung tidak mampu memompakan
darah ke jaringan.
DIAGNOSA
Kriteria Framingham
Kriteria mayor Kriteria minor
1. Edema paru akut 1. Edema ekstremitas
2. Kardiomegali 2. Batuk malam hari
3. Ronki paru 3. Dispneu d’effort
4. Hepatojugular refluks 4. Hepatomegali
5. Paroximal nocturnal dispneu 5. Efusi pleura
6. Gallop S3 6. Penurunan Vital Capacity 1/3 dari normal
7. Distensi vena leher 7. Takikardi (>120/menit)
8. Peninggian vena jugularis diagnosa ditegakkan dengan mendapatkan 2 kriteria Mayor atau 1
kriteria mayor + 2 kriteria minor yang ditemukan pada saat yang
sama/ bersamaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG TERAPI NON FARMAKOLOGI
 EKG  Pemeriksaan kesehatan rutin
 Scan Jantung  Pola hidup sehat
 Kateterisasi Jantung  Diet / Mengatur pola makan
 Foto Thorax  Menjaga BB ideal
 Elektrolit
FARMAKOLOGI
Dosis awal (mg) Dosis target (mg)
ACEI
Captopril 6,25 (3 x/hari) 50 – 100 (3 x/hari)
Enalapril 2,5 (2 x/hari) 10 – 20 (2 x/hari)
Lisinopril 2,5 – 5 (1 x/hari) 20 – 40 (1 x/hari)
Ramipril 2,5 (1 x/hari) 5 (2 x/hari)
Perindopril 2 (1 x/hari) 8 (1 x/hari)

ARB
Candesartan 4-8 (1 x/hari) 32 (1 x/hari)
Valsartan 40 (2 x/hari) 160 (2 x/hari)
Dosis Awal (mg) Dosis target (mg)
Antagonis Aldosteron
Eplerenon 25 (1 x/hari) 50 (1 x/hari)
spironolakton 25 (1 x/hari) 25-50 (1 x/hari)

β blockers
Bisoprolol 1,25 (1 x/hari) 10 (1 x/hari)
Carvedilol 3,125 (2 x/hari) 25-50 (2 x/hari)
Metaprolol 12,5-25 (1 x/hari) 200 (1 x/hari)
Prognosis
Meskipun penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung telah sangat
berkembang, tetapi prognosisnya masih tetap jelek, dimana angka mortalitas
setahun bervariasi dari 5% pada pasien stabil dengan gejala ringan, sampai 30-
50% pada pasien dengan gejala berat dan progresif. Prognosisnya lebih buruk
jika disertai dengan disfungsi ventrikel kiri berat (fraksi ejeksi< 20%), gejala
menonjol, dan kapasitas latihan sangat terbatas (konsumsi oksigen maksimal <
10 ml/kg/menit), insufisiensi ginjal sekunder, hiponatremia, dan katekolamin
plasma yang meningkat. Sekitar 40-50% kematian akibat gagal jantung adalah
mendadak. Meskipun beberapa kematian ini akibat aritmia ventrikuler, beberapa
diantaranya merupakan akibat infark miokard akut atau bradiaritmia yang tidak
terdiagnosis.

Anda mungkin juga menyukai