Anda di halaman 1dari 141

PENGAWASAN NORMA

K3-LISTRIK

DITJEN BINWAS NAKERTRANS

Sujana.k3l@gmail.com
7/21/2019 081347489696 1
LOGO RUANG LINGKUP

KEMNAKER

Pembinaan dan
Pengawasan Norma K3
Listrik

1.Pengawasan K3 Listrik
2.Pengawasan K3 sistem Proteksi Petir
3.Pengawasan K3 Pesawat Lift
sujana.k3l@gmail.com/
0813 4748 9696
1. Peraturan K3 listrik di tempat Kerja.
2. Pola Binawas Norma K3 Listrik.
3. Sejarah peraturan perundangan K3 listrik
dari AVE 1938 s/d PUIL 2011.
4. Pemeriksaan persyaratan K3 listrik.
5. Sumber Bahaya Listrik.
6. Sistem pengamanan terhadap bahaya listrik.
7. Prosedur Keselamatan Kerja listrik.
8. Bahaya dan pengendalian Kebakaran dan
Peledakan akibat listrik.
9. pemeriksaan keselamatan Kerja listrik.
10.Penerapan SMK3 terkait K3 Listrik.
Pengawasan K3 Listrik di Tempat Kerja

Perencanaan /gambar rencana  sesuai perhitungan teknis

Pembuatan/pemasangan  sesuai gambar rencana

Pemeriksaan dan pengujian pertama

Penggunaan

Pemeliharaaan

Pemeriksaan dan pengujian berkala


 Listrik, IPP, Pesawat Lift
H PENGAWASAN INSTALASI LISTRIK
(ref. UU 1/70 dan PUIL 2011)

Pola Pengawasan K3

Test & Test


Commissioning
Commissioning Berkala

Gambar Pemasangan Pemakaian


Rencana

Pengesahan Pengesahan
Gambar rencana Pemakaian
Mekanisme pelaksanaan evaluasi
Dokumen perencanaan instalasi
gambar rencana seperti chart berikut
listrik meliputi:

Berkas Commissioning 1. Peta lokasi


Perencanaan Reckomendasi 2. Gambar instalasi
= Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik
Analisis berdasarkan
SNI 04-0225-2000 = Rangkaian peralatan dan pe
ngendaliannya
Oleh Pegawai Pengawas
3. Diagram garis tunggal

Tidak 4. Gambar rinci


Memenuhi Syarat 5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan/ material
Ya
7. Ukuran teknis
PENGESAHAN GAMBAR = Sepesifikasi dan cara pasang
Setuju dipasang
= Cara menguji
Reckomendasi
= Jadwal waktu
6
 Dasar Hukum : Kepmen ESDM
No.1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan
KONSUIL sebagai lembaga pemeriksa instalasi
pemanfaatan konsumen tegangan rendah
 Tugas : Melaksanakan pemeriksaan
instalasi pemanfaatan tenaga listrik
konsumen tegangan rendah dan
menerbitkan Sertifikat Laik Operasi
 Cakupan : Instalasi pemanfaatan
konsumen tegangan rendah daya 450
s.d 197 kVA
POLA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
K3 LISTRIK

Pasang
Rancang Operasional Pemeliharaan
/Perubahan
Pemeriksaan : Pemeriksaan : Pemeriksaan :
1. Legalitas 1. Legalitas 1. Dokumen serah terima dari
Perancang Pemasang/ instalatur (Telah disyahkan)
2. Dokumen Instalatir 2. Manajemen operasional (harus ada
Perencanaa 2. Pengesyahan ahli K3 spesialis Listrik jika lebih
n Gambar dari 200 Kva)
rencana 3. Pemeliharaan yang dilakukan oleh
3. Laporan hasil Teknisi
Riksa Uji 4. Dokumen hasil Riksa Uji Berkala
4. As Buit
Drawing
5. Petunjuk
Operasional
 Memeriksa pemenuhan persyaratan administras K3
berkaitan dengan pengesahan / perijinan,
pemasangan atau perakitan, pemakaian,pemeliharaan
instalasi listrik, petir dan lift.

 Memeriksa pemenuhan persyaratan administrasi K3


berkaitan dengan orang/teknisi/operator pelaksana
perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan,
pemakaian, pemeliharaan instalasi listrik, petir dan lift;
1. Memeriksa secara visual kondisi instalasi listrik.
2. Mengidentifikasi potensi bahaya atau menilai
potensi bahaya listrik, petir dan lift.
3. Membuat laporan/nota/rekomendasi penerapan
norma/syarat-syarat K3 bidang listrik, petir dan lift.
4. Penanganan kasus kecelakaan akibat bahaya
listrik, petir dan lift.
3. Sejarah Regulasi K3 Listrik
STANDAR PEMBANGKIT TRANSMISI DISTRIBUSI PEMANFAATAN
AVE N2004-1838 V V V V
1. PUIL 1964 V V V V
2. PUIL 1977 V V V V
3. PUIL 1987 V V V V
4. PUIL 2000 X X X V s/d 35 kV
5. PUIL 2011 X X X V s/d 1 kV
PERMENAKER V V V V
No 12 TH 2015

Standar STANDAR TERBUKA


K3 Listrik SNI – IEC – REGULASI NEGARA LAIN
KETERANGAN : AVE 38 – PUIL 64, PUIL 77 – PUIL 87, PUIL
2000 & PUIL 2011 diberlakukan oleh
Kemenaker sebagai STANDAR WAJIB
 Ahli K3 Listrik
(Permen No 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
47/PPK&K3/VIII/2015)
 Teknisi Listrik
(Permen No 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
48/PPK&K3/VIII/2015)
 Teknisi Lift yang terdiri dari Penyelia
Pemasangan, Teknisi Pemeliharaan, Teknisi
Penyetel dan Penyelia Operasi
(Kepdirjen No. Kep. 407/BW/1999)
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B
Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88

AVE : Algeme Voorschriften voor Strekstroom Instalaties.


 Tiga organisasi Internasional yang bergerak dibidang
Standardisasi :

 International Elecxtrotechnical Commission ( IEC ).


 Komisi internasional yang bertugas mempublikasikanstandar
atau norma dibidang ketenagalistrikan.

 International Commission on Rule for The Approval of Electrical


Equipment ( ICRAEE ).
 Komisi internasional yang bersama-sama IEC menerbitkan
publikasi aturan dan persyaratan pada segi keamanan peralatan
Listrik.

 International Organization for Standardization ( ISO ).


 Organisasi Internasional yang memberikan sertifikasi
standarisasi kepada Badan, Lembaga dan Industri yang
memenuhi seluruh persyaratan atau ketentuan standarisasi.
- PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia / Indonesia
- SNI : Standar Nasional Indonesia / Indonesia
- NEC : National Electric Code / USA
- ANSI : American National Standards Institute’s / USA
- UL : Underwrites Laboratories, inc. / USA
- SAA : Standards Association Australia / Australia
- OVE : Osterreichisher Verband fur Electrotechnic / Australia
- VDE : Verband Deutscher Elektrotechniker / Jerman
- JIS : Japanese Industrial Standards / Jepang
- IS : Indian Standard / India
- CSA : Canadian Satndard Association / Kanada
- BS : British Standard / Inggris
- UTE : Union Technique de Electricite / Prancis
- SEV : Schweizerischer Elektrotechnischer Verein / Swiss
- NEN : Nederlands Norm / Belanda
- KEMA : Keuring van Electrotechnisher Materialen / Belanda
- NEN : Nederlands Norm / Belanda
- NEMKO : Norge Elektriske Materiel Kontrol / Norwegia
- NEMKO : Norge Elektriske Materiel Kontrol / Norwegia
- NBN : Norme Bege / Belgia
- NBN : Norme Bege / Belgia
- DEMKO : Denmark Electriske Material Kontrol / Denmark
- CEI : Comitato Elettrotecnico Italiano / Italia
- CENELEC : Comite Elettrotecnico / Eropa
Berdasarkan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja

1. Melindungi dan menjamin


UNIVERSAL
keselamatan setiap tenaga kerja dan
•Mencegah terjadinya
orang lain di tempat kerja
kecelakaan
•Mencegah agar kecelakaan 2. Menjamin setiap sumber produksi
yang serupa tidak terulang dapat digunakan secara aman dan
kembali (repeated accident) efisien
•Menjamin pekerja dapat
mengembangkan potensinya 3. Meningkatkan kesejahteraan dan
sesuai harkat dan produktivitas Nasional
martabatnya sbg manusia
Penyebab Tidak
Penyebab Penyebab Kecelakaan
Langsung Kerugian
Dasar Langsung Kerja

1. Kurangnya 1. Faktor 1. Tindakan 1. Kontak 1. Manusia (Cedera,


Prosedur/ Pekerjaan Tidak Aman Dengan Keracunan, Cacat,
Kematian)
Aturan 2. Faktor 2. Kondisi Bahaya
2. Mesin/Alat
2. Kurangnya Pribadi Tidak Aman 2. Kegagalan
(Kerusakan
Sarana Fungsi Mesin/Alat)
3. Kurangnya 3. Material/Bahan
Kesadaran (Tercemar, Rusak,
4. Kurangnya Produk Gagal)
Kepatuhan 4. Lingkungan
(Tercemar, Rusak,
Bencana Alam)

Teori Efek Domino – H.W.


Heinrich
 PRINSIP DASAR PENCEGAHAN

Elimination of hazard
Hazard Individual
Remove of the
Hazard Individual individual from
exposure

Hazard Individual Isolation of hazard

Hazard Individual Protection of the


individual
HIRARKI PENGENDALIAN
1 ELIMINASI

2 SUBSTITUSI

3 REKAYASA/
ENGINEERING

4
PENGENDALIAN
ADMINISTRATIF

5 APD
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3

☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (mechine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3

☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
 dll
Penerapan 5S
Bukan hanya semata-mata

secara teknis tetapi juga


berkaitan dengan

Oleh karena itu perlu


Pemantapan Sikap Mental
Sehingga menjadi Kebiasaan
Sikap Mental
Untuk mendukung Peningkatan
Productivitas dan Kualitas
Tempat Kerja Bersih :
1.Production Tinggi
2.Quality Tinggi
3.Cost Tinggi
4.Delivery Tepat Waktu
5.Safety Aman
6.Moral Tinggi
1. Terciptanya tempat kerja yang Rapih, Bersih, Indah, Aman,
Nyaman dan Menyenangkan.
2. Terawatnya ruangan kerja, lemari, meja, kursi, rak, dokumen,
arsip, fasilitas kerja, peralatan kantor dan bangunan kantor
selama proses kerja berlangsung.
3. Terwujudnya disiplin kerja pegawaiyang dibutuhkan untuk
mencapai standar kerja yang lebih baik.
4. Terjaga kesehatan, keselamatan dan kestabilan kerja dan mutu
hasil kerja selama kegiatan kerja berlangsung.
5. Tercapainya perbaikan mutu kerja dengan mengurangi
keanekaragaman (Macam-macam) hasil kerja yang dibuat.
6. Terslenggaranya perbaikan efesiensi dimasing-masing bagian.
7. Terbinanya suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan,
disiplin dan saling menghargai antar sesama pegawai.
1. Kepuasan Pelanggan :
 Minimalisasi Kesalahan.

 Kecepatan dan Ketepatan Layanan.

2. Kepuasan Pemasok :
 Kecepatan dan Ketepatan.

 Layanan Minimalisasi Kesalahan.

3. Kepuasan Pendana :
 Keyakinan Usaha / Kepercayaan.

 Percontoh an Usaha.

4. Pekerja :
 Aman, Nyaman, Sehat, Tidak cepat Jenuh / Semangat.

 Sikap Kerj Positip / Konstructif.

5. Perusahaan :
 Citra / Bonafiditas, Peningkatan Kecepatan Bisnis.

 Penghematan, Peningkatan Laba, Kemampuan Berkembang.


1. Zero Waste :
 Mengurang biaya dan efesiensi meningkat.
2. Zero Injury :

 Keselamatan Kerja Baik.


3. Zero Break Down.
 Pemeliharaan lebih baik.
4. Zero Defect :

 Kualitas lebih baik.


5. Zero Set-Up Time :

 Karena segala sesuatu telah tersusun dengan rapih, maka


tidak ada waktu yang terbuang.
6. Zero Late Delivery :
 Dapat memenuhi permintaan tepat waktu.
7. Zero Customer Claim :

 Dapat memnuhi kebutuhan Customer.


8. Zero Defisit :

 Perusahaan bertambah maju.


 TEMPAT KERJA KELAS 3.
Tempat dimana para pekerja membuang sampah di
sekelilingnya, tetapi tidak ada seorangpun yang
membersihkannya.

 TEMPAT KERJA KELAS 2.


Tempat dimana para pekerja membuang sampah di
sekelilingnya, tetapi Orang lain ( Cleaning Service ) yang
membersihkannyya.

 TEMPAT KERJA KELAS 1.


Tempat dimana tidak ada pekerja/Orang membuang sampah di
sekelilingnya dan setiap Orang mau membersihkan lingkungan
disekitarnya.
JEPANG INDONESIA
INGGRIS
5S 5S 5S 5S

Seiri Sortir Sisih Sort

Seiton Susun Susun Set in Order

Seiso Sapu Sasap Shine

Seiketsu Standarisasi Sosoh Standardize

Shitsuke Swa disiplin Suluh Sustain


INDONESIA

5K 5P 5R

Ketertiban Pemilahan Ringkas

Kerapihan Penataan Rapi

Kebersihan Pembersihan Resik

Kelestarian Penjagaan Rawat

Kedisiplinan Penyadaran Rajin


Pengertian
5R adalah cara/metode untuk
mengatur/mengelola/mengorganisir tempat kerja
menjadi tempat kerja yang lebih baik secara
berkelanjutan

Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja
Ringkas
Rapi Manfaat
Resik 1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan
tempat kerja yang lebih efisien.
Rawat 2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja
Rajin selalu bersih dan luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas
tempat kerja yang bagus/baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan
pemborosan-pemborosan di tempat kerja.
Ringkas
1.Memilah barang yang diperlukan & yang tidak
diperlukan
2.Memilah barang yang sudah rusak dan barang
yang masih dapat digunakan
3.Memilah barang yang harus dibuang atau tidak
4.Memilah barang yang sering digunakan atau
jarang penggunaannya

Rapi
1.Menata/mengurutkan peralatan/barang
berdasarkan alur proses kerja
2.Menata/mengurutkan peralatan/barang
berdasarkan keseringan penggunaannya,
keseragaman, fungsi dan batas waktu
3.Pengaturan tanda visual supaya
Penerapan Budaya 5R Di peralatan/barang mudah ditemukan
Tempat Kerja
Resik
1.Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran,
debu dan sampah
2.Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan
di tempat kerja
3.Meminimalisir sumber-sumber sampah dan
kotoran
4.Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang
sudah usang/rusak (peremajaan)

Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke
waktu

Rajin
Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas
Penerapan Budaya 5R Di
Tempat Kerja
 Penerangan lampu
 Panas setrika listrik

Listrik adalah sesuatu


yang tak terlihat tapi
dapat dirasakan
akibatnya.
 THALES
 Turkey ( 624 – 547 SM )
 Batu Elektron – Listrik Statis

Penggaris dan serpihan kertas


Listrik terjadi akibat
perpindahan elektron
dari satu benda ke benda yang lain
Charles-Augustin de Coulomb
French physicist ( June 14, 1736 - Aug. 23, 1806 )
Dua buah Pithball diganting dengan tali

DAYA
HAMBATAN

KUAT ARUS

TEGANGAN
DAYA HAMBATAN

KUAT ARUS

TEGANGAN
TEGANGAN
Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta
Italy (18 February 1745 – 5 March 1827 )

F N

1,5 V

E = W/Q
André-Marie Ampère
French physicist ( Jan. 20, 1775 - June 10, 1836 )

Arus listrik di dalam rangkaian hanya dapat mengalir pada


rangkaian tertutup.

I = Q/t
Diagram Rangkaian
R Besarnya Hambatan Beban disebut
1). Beban Resitif Impedansi ( Z ),
Dimana :
2). Beban Induktif L Z = R2+ ( L – C )2
3). Beban Capasitif C

 1). Jenis Penghantar ( ρ = Rho )


 2). Besar Penghantar ( Penampang )
 3). Panjang Penghantar
 Besarnya hambatan penghantar : R=ρxL/q
R = Hambatan dalam Ohm
ρ = Hambatan Jenis
L = Panjang dalam meter
q = Penampang dalam mm
George Simon Ohm
German physicist, ( March 16, 1789 - July 6, 1854 )

I
E

Jika beban Hambatan ( R ) dipasang pada sumber Tegangan ( E )


dalam rangkaian tertutup, maka akan mengalir Kuat Arus ( I )

HUKUM OHM :
Besarnya Kuat Arus ( I ) berbanding lurus dengan Tegangannya ( E )
dan berbanding terbalik dengan Hambatannya ( R ).

Rumus Ohm :
I = E/R
DAYA
James Watt
Scotlad ( 19 Jan 1736 – 25 Aug 1819 )

 Daya adalah banyaknya Tenaga yang digunakan


dalam batas Waktu yang ditentukan

P = W/t

P = E x I = I 2 x R = E2 / R
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 2 ayat (2) huruf q


(Ruang lingkup)
Keselamatan Kerja

Setiap tempat dimana


listrik dibangkitkan,
ditransmisikan,
didistribusikan
dan digunakan
3. RUANG LINGKUP K3 LISTRIK
1. Ruang lingkup obyek pengawasan K3 Listrik tersirat dalam
Bab II Pasal 2 ayat (2) q UU 1/70 tertulis; Disetiap tempat
di mana dibangkitkan, diubah, dikumpulkan,
disimpan, di bagi bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air.

Ruang Lingkup K3 Listrik

Pusat Jaringan Para


Pembangkit TET-TT-TM-TR Pelanggan
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q (Objective)


Dengan peraturan perundangan ditetapkan
Keselamatan Kerja

syarat-syarat keselamatan kerja


untuk:

Mencegah terkena
Aliran Listrik Berbahaya
=> Memperhatikan pasal 3 ayat (1)
huruf p UU 1/70;
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat
syarat K3 mencegah terkena aliran Listrik
berbaya
=> Menurut ketentuan PUIL 2011 listrik yang
berbahaya adalah yang melebihi dari 25 Volts
ditempat yang lembab atau 50 Volts ditempat
yang normal
1. KECELAKAAN PADA MANUSIA
Arus listrik 15 – 30 mA sudah dapat
mengakibatkan kematian. Pengaruh pengaruh
lain dari arus listrik yang mengalir melalui
tubuh ialalah panas yang ditimbulkan dalam
tubuh dan pengaruh elektrokimia.
Juga luas permukaan kulit yang tersentuh
ikut mempengaruhi. Kalau benda bertegangan
dipegang penuh dengan tangan pada arus
kurang lebih 10 mA saja, sudah akan sulit
untuk dilepaskan.
Tegangan yang dianggap aman juga ada
kaitannya dengan tahanan kulit manusia.
Untuk kulit kering, tahanan ini berkisar
antara 100 – 500 Kohm. Tetapi kulit basah
misalnya kena keringat dapat memiliki
tahanan sampai serendah 1 Kohm.
Besaran Kering Basah Di dalam air
Tahanan (Ω) 5000 2500 1200
Batas arus aman (mA) 10 10 10
Batas tegangan AC aman (V) 50 25 12

53
PENGERTIAN

 Instalasi listrik adalah bangunan mulai


dari pembangkit tenaga sampai titik
penggunaan akhir

 Peralatan listrik adalah setiap alat


pemakai listrik

 Perlengkapan listrik adalah komponen-


komponen yang diperlukan pada
jaringan instalasi
1. JARINGAN LISTRIK

previous next
Jaringan tersusun terkoordinasi mulai dari pembangkit atau titik suplai
sampai ketitik beban/ daya sesuai tujuan secara permanent

Sistem Jaringan Instalasi Listrik PLN


PEMBANGKIT TRANSMISI TRANSMISI
TET TT
12 KV – 24 KV 150 KV DISTRIBUSI

500 KV
TM
20 KV


PELANGGAN 220 V / 380 V DISTRIBUSI
TR

220 V
Sistem Klasifikasi Tegangan :
•Tegangan Ekstra Tinggi < 745 KV
•Tegangan Tinggi < 275 KV
•Tegangan Menengah < 35 KV
•Tegangan Rendah < 1000 Volt
•Tegangan Ekstra Rendah < 50 Volt

57
SKEMA JARINGAN INSTALASI PELANGGAN

R Merah
S Kuning
T Hitam
N Biru

R – S = 380 Volts
A
S – T = 380 Volts
R – T = 380 Volts M
S – N = 220 Volts 1
R – N = 220 Volts 2
T – N = 220 Volts

M B
3
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin pemasangan instalasi listrik
sesuai standard keselamatan.
2. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
3. Mencegah timbulnya:
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
dengan menerapkan pengendalian (kontrol)
yang tepat terhadap resiko
Bahaya sentuh langsung :
adalah menyentuh pada bagian konduktif yang
normalnya bertegangan.
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
Sistem pengamanan
1. ISOLASI LANTAI KERJA Rd 3000 Ω
V

Kain basah V2
75 kg
27 x 27 Cm
V1
Kayu

Pelat logam 25 x 25 x 0.2 cm

ISOLASI LANTAI KERJA (R1)

R1 min 50 kilo Ohm


Tanah
8
Dengan memasang isolasi lantai kerja yang aman, maka akan ter
hindar adanya aliran arus listrik kebumi melalui tubuh manusia.
62
1. ISOLASI LANTAI KERJ

Isolasi lantai kerja harus memenuhi syarat nilai tertentu


dengan melakukan pengukuran. Alat ukur yang
diperlukan Volt Meter yang memiliki resistan dalam Rd
3000 Ohm.
Tehnik pengukuran resistan isolasi lantai kerja sbb:
Letakkan kain basah ukuran 27 x 27 cm , diatasnya
diletakkan pe lat logam ukuran 25 x 25 x 0.2 cm,
kemudian letakan kayu un tuk meratakan dan
kemudian diberi pemberat 75 kg. Dan siap kan
elektroda bantu ditancapkan ketanah.
 Lakukan pengukuran terutama terhadap elektroda
bantu (V1) dan catat nilai V1. Lakukan pengukuran yang
kedua terhadap pelat logam (V2) dan catat nilai V2.
 Nilai resistan isolasi lantai kerja adalah R1 terhitung
dengan rumus :

R1 = Rd {(V1/V2) – 1} Ohm R1 min. 50 kilo Ohm


BAHAYA SENTUH TIDAK LANGSUNG :
adalah menyentuh bagian konduktif yang
normal-nya tidak bertegangan namun bisa
bertegangan karena adanya kebocoran arus pada
peralatan.
Ough
h
N Bahaya sentuh Tidak Langsung karena
adanya Kegagalan isolasi

66
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung

1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
1. Sistem pembumian pengaman (PP) atau sistem TT
Tujuan pembumian:
Bila terjadi arus bocor atau hubungan singkat, arus akan
tersalur kebumi yang akan menyebabkan meningkatnya
arus sehingga pengaman (Sekering/ fuse) akan
terputus secara otomatik.

Kawat Aktif
Kawat Nol

Sekering
Dialog box

Pada gambar, Bodi TV dihubungkan dengan pembumian,


apabila terjadi arus bocor ke body TV. Maka arus akan
meningkat tak terhingga.
Apa yang akan terjadi?

Kawat Aktif
Kawat Nol
2. Sistem hantaran pengaman (HP)

Sekering
Kawat Aktif
Kawat Nol
Hantaran Pengaman
Dialog box : Pada gambar, Steker dua soket diganti dengan yang tiga
soket.
Apa fungsinyanya?
Sekering Kawat Aktif
Kawat Nol
Hantaran Pengaman
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)

Fasa tunggal 3 kawat

Nol &
Ground
dihubungkan
73
75
MAJOR CAUSE OF HOME FIRE

MCB

PEMBEBANAN LEBIH

Combustible Material
DINDING PANAS MENINGKAT PEMBAKARAN SPONTAN

KELEBIHAN BEBAN PADA PENG-HANTAR


Negative Current Wirings Overloaded
Positive Current
Generator
Earth
Cable getting hot and burns combustible
Combination & Switches 0.5 amp
7.0 amp 3.5 amp-Electric Cable
Fuse

Combustible Material

0.5 amp

Earth 1.0 amp


1.0 amp
1.0 amp 1.0 amp

0.5 amp

Switches, Wirings, Lights


78
Negative Current Safe Installation
Positive Current

Earth
Combination & Switches 0.5 amp
8.0 amp 7.0 amp-Electric Cable
Fuse

Combustible Material

0.5 amp

Earth 1.0 amp


1.0 amp 1.0 amp
1.0 amp

0.5 amp

Switches, Wirings, Lights


80
Perlengkapan Listrik (Motor, Panel, sakelar, dll) harus
memiliki ketahanan tertentu sesuai kondisi lingkungan
setempat  harus sesuai IP yg disyaratkan
81
• Kegagalan isolasi pada
pada kabel, lambat laun
akan meningkat
menjadi hubung
singkat.
• Arus meningkat,
penghantar menjadi
panas tak terhingga,

• SECARA BERKALA
HARUS DILAKUKAN
PENGUKURAN
RESISTAN ISOLASI

82
83
PENGUKURAN
RESISTAN ISOLASI
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S- N S-G T-N T-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3 1000 Ohm /Volt


P1.P1.4

P1.P1.5

P1-P1.6

84
Tujuan Pemasangan pembatas
arus, untuk memutuskan aliran
listrik secara otomatik apabila
NH Fuse
terjadi kondisi berbahaya,

MCCB

3 phase CB
85
PENYEBAB KECELAKAAN
Umumnya penyebab kecelakaan listrik adalah:
• Kesalahan dalam menangani kabel berarus
listrik
• Bersentuhan dengan kabel (arus listrik)
yang berada di atas kepala
• Bekerja pada peralatan yang masih
berarus listrik
• Menggunakan “tools” yang salah
• Lingkungan kerja basah
Terjadi karena:
 Merasa sudah aman saat menggunakan peralatan
listrik
 Adanya bahaya yang mungkin terjadi
 Tidak mempunyai pengetahuan yang cukup
 Berani menggunakan peralatan listrik tanpa dilatih
PENCEGAHAN KECELAKAAN LISTRIK

Pencegahan yang perlu dilakukan :


• Pemasangan “grounding” yang
memadai
• Pemasangan “insulator” yang
memadai
• Dilakukan pembatasan arus listrik
• Pemasangan sekering (fuse) yang
benar
• Pembuatan prosedur yang memadai
(ijin kerja, tag-out dan lock-out
system, safety sign, label)
• Dilakukan inspeksi berkala
• Pemakaian APD yang memadai
(gloves, helmet, shoes)
Sebelum mengerjakan atau
bekerja di dekat peralatan
listrik yang sudah dimatikan,
tindakan pencegahan harus
dilakukan dengan mengunci
gagang sakelar utama dan
memperhatikan ketentuan
yang ditetapkan oleh teknisi
listrik
Sudahkah Perusahaan anda
menggunakan Kebijakan
tentang Penggembokan &
Pelabelan Energi-Energi
Berbahaya (LOTO)
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK

•Prinsip terpenting dalam menangani


korban sengatan listrik :
• Sedapat mungkin matikan sumber listrik
• Jika sumber listrik tidak memungkinkan untuk
dimatikan :
• Lepaskan korban dari sumber listrik dengan
menggunakan bahan yang kering, bukan
penghantar listrik (kayu, pipa plastik, tali)
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK

INGAT !
Jangan pernah membantu menarik korban dari sumber
listrik dengan tangan kosong !
Jika korban telah terbebas dari sumber listrik :
• Segera panggil / cari pertolongan tenaga medis
• Saat menunggu, berilah pertolongan RJP yang
diperlukan (dengan prinsip Danger-Response-Airway-
Breathing-Circulation)
PENGAWASAN NORMA
K3-LISTRIK
LIFT

Mengandung potensi bahaya fatal

92
PEMBATASAN PENUMPANG

Larangan tidak
memakai Lift bila
kebakaran

93
15 ORANG MENINGGAL
TERJEBAK DALAM LIFT

94
Sertifikasi Peralatan LIFT
Lift : sarana transportasi vertikal mengangkut
orang atau barang dengan tenaga penggerak
motor listrik secara kontrol otomatik

T LIFT Mengandung potensi bahaya fatal

Counter weight
Sangkar
Lift

96
LIFT

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


menekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;

97
Sangkar Lift dan counter weight bergerak naik turun
mengikuti rel dg kontrol otomatis dan safety device

T LIFT Mengandung potensi bahaya fatal


M

Counter
weight
Sangkar
Lift

98
Pintu hanya membuka dan menutup otomatis
saat Lift berhenti dengan sempurna
pada lantai yang di-ingini.
Kecepatan dan pengereman teratur secara otomatis.

T LIFT Mengandung potensi bahaya fatal


M

Counter weight
Sangkar
Lift

99
Bahaya yang mungkin terjadi :
(1) Suplai Listrik terhenti
(2) Terjadi kegagalan pada sistem kontrol
(3) Tali baja putus atau rem tidak berfungsi
(Resiko orang terkurung menunggu bantuan dari luar).

T LIFT Mengandung potensi bahaya fatal

Counter weight
Sangkar
Lift
100
LIFT

Apabila terjadi sesuatu hal yang


membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,

Aspek kehandalan dan keselamatan


penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.

101
K3 LIFT

Untuk menjamin kehandalan dan keamanan


pesawat lift, telah ditetapkan syarat-syarat K3,
Dasar :
 Undang undang No 1 th 1970;

 Permenaker No. 03/Men/ 1999 ->


->32/Men/2015.

 Kepmenaker No. 407/M/BW/1999.

102
GAMBAR
RENCANA
MEKANISME PENGAWASAN K3

EVALUASI

OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA

PEMASANGAN RIKSA UJI

OK

IJIN PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
103
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT
Pasal 24
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar DESAIN PEMBUATAN
rencana yang disahkan oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk
Engineering design :
• Konsep desain
Ayat 2 • Standar desain
Dokumen perencanaan • Checking perhitungan konstruksi
-Gambar konstruksi lengkap
-Perhitungan konstruksi
-Spesifikasi dan sertifikasi material Memenuhi syarat

Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar
IJIN K3
internasional yang diakui
PABRIKASI LIFT

104
IJIN PEMASANGAN LIFT
Pasal 24 Ayat (4)
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri : Perencanaan pemasangan lift
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan
penguatannya Doc.Lengka
-Diagram instalasi listrik p
-Diagram pengendali Analisis :
-Rem pengaman Evaluasi gambar dan sertifikat
-Bangunan ruang luncur dan Checking perhitungan kekuatan konstruksi
pintu-pintunya
-Rel pemandu dan penguatannya
-Konstruksi kereta Memenuhi syarat
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan,
tinggi vertikal IJIN K3
-Perhitungan tali baja
LAIK
KONSTRUKSI LIFT
105
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99

PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan

TEKNISI (Adjustment)
Melaksanakan Comissioning,

TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift

PENYELIA OPERASI LIFT


Mengawasi kelaikan operasi lift
106
Lift Supervisory Panel Car Operating Panel
Persyaratan K3 Instalasi penyalur Petir
 Petir merupakan mekanisme listrik di udara,
yang terjadi :
◦ Diantara awan-awan
◦ Antara pusat-pusat muatan di dalam awan
tersebut.
◦ Antara awan dan tanah.
 petir awan-tanah ini sudah cukup besar
untuk dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan pada benda-benda di permukaan
tanah.
Mengapa Bisa Terjadi Petir
• Petir pada alam
merupakan
peristiwa alami
locatnya
muatan muatan
listrik diantara
awan ke awan
atau awan ke
permukaan
bumi.

• Persyaratan
utama
terjadinya
locatan muatan
elektron di
awan dimulai
dari pergerakan
angin ke atas
didalam awan
Cumulus yang
kuat.
Petir
terkadang hadir ketika langit mulai gelap atau mendung, angin
kencang, pohon bergoyang-goyang, dan akhirnya hujanpun datang.
Di saat itulah guruh mulai terdengar, disambut sambaran kilat.
 Tipe
Para ilmuwan telah banyak mengategorikan tipe petir.
Berikut ini tipe petir yang paling umum terjadi di alam :

Petir dari Awan ke Tanah (cloud-to-ground/CG).


Sebagian besar tipe petir ini berasal dari pusat
muatan yang lebih rendah dan mengalirkan
muatan negatif ke tanah. Meskipun demikian,
petir ini juga bermuatan positif pada musim
dingin. Tipe petir ini ditengarai paling
berbahaya dan merusak.

 Petir dalam Awan (intracloud/IC).


Tipe petir ini terjadi jika pusat-pusat muatan
berlawanan pada awan yang sama. Tipe petir
ini biasanya kelihatan seperti cahaya yang
menghambur serta kerlap-kerlip. Kadang-
kadang kilat keluar dari batas awan dan seperti
saluran yang bercahaya.
Petir Antar-awan (intercloud/CC).
Tipe petir ini terjadi di antara pusat-pusat
muatan di awan yang berbeda. Pelepasan
muatan terjadi pada udara cerah antara awan
tersebut.

 Petir Awan ke Udara (cloud-to-sky/CA).


Tipe petir ini biasanya terjadi jika udara di
sekitar awan bermuatan positif berinteraksi
dengan udara yang bermuatan negatif. Jika
petir itu terjadi pada awan bagian bawah,
merupakan kombinasi dengan petir tipe dari
awan ke tanah. Petir itu juga tampak seperti
jari-jari yang berasal dari awan ke tanah.
Menurut muatan nya sendiri, petir dibagi menjadi dua, yaitu :

petir negatif (-) dan petir positif (+).

petir negatif cenderung menyambar berulang ulang dan


bercabang cabang seperti sebuah akar pohon. Sedangkan
petir positif, hanya menyambar sekal

Petir Negatif Petir Positif


 PENERIMA
(AIR TERMINAL)

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm
SISTEM PROTEKSI BAHAYA PETIR
Sistem proteksi external adalah sistem proteksi terhadap sam
baran langsung dengan cara memasang konduktor dibagian
atas obyek yang dilindungi dengan instalasi penyalur petir.
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER - 02 MEN/1989
(SISTEM FRANKLIN)
1 PENERIMA AIR
TERMINAL

HANTARAN TURUN
2 2 (DOWN CONDUCTOR)

3 3
HANTARAN PEMBUMIAN HANTARAN PEMBUMIAN
GROUNDING R <5 Ohm GROUNDING R <5 Ohm

119
Bahaya Sambaran Petir; adalah sangat fatal
terhadap apa saja yang disambarnya

Petir  Awan ke awan

Arus: 5,000 ≈ 200,000 Amp


Panas: 30,000 oC
Awan ke bumi
Kerusakan: Thermis

3 Elektris
Mekanis Sasaran obyek tertinggi
120
BAHAYA SAMBARAN PETIR
• SAMBARAN LANGSUNG

• SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG

KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK
Pengawasan K3 Instalasi +++++++
+++++++++
Penyalur Petir +++++++
-------
PERMENAKER ------
-----
No. PER 31/MEN/2015
Tentang
Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :
Sistem eksternal

Jenis :
konvensional &
elektrostatik
 PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

 PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
Instalasi Penyalur Petir Sistem Franklin Rod
bekerja atas dasar menerima, menyalurkan dan membuang
atau menetralkan kebumi
Persyaratan perancangan sistem ini antara lain:
=Eletroda penerima harus dibuat runcing dengan ketinggian dan
jarak tertentu sehingga masing-masing elektroda penerima
melindungi bangunan dengan sudut perlindungan 112o
=Hantaran penurunan dan elektroda pembumian minimal dua
buah pada setiap bangunan dan harus dipasang sejauh mungkin
dari pintu bangunan
=Resistan pembumian minimal < 5 Ohm. Bila dari hasil
pengukuran resistan pembumian tidak memenuhi syarat akan
dapat mengundang bahaya, yang disebut tegangan langkah
seperti diuraikan sebelumnya.
Dialog box
Apa pendapat anda bila grounding instalasi listrik disatukan/
digabung dengan grounding instalasi penyalur petrir?

125
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya
sebagai ruang berongga yang tertutup - mobil menjadi salah satu wujud sempurna
dari teori Faraday’s Cage atau yang biasa disebut sebagai Sangkar Faraday.
Meski penuh dengan bahan-bahan yang mampu menghantarkan listrik, namun
listrik hanya berjalan mengelilingi permukaan panel dan langsung menuju tanah
Tameng Faraday adalah sebuah ruang tertutup yang terbuat dari bahan-
bahan penghantar listrik. Ruangan itu mampu merintangi medan listrik
statik eksternal.
Kekuatan kilat akan menyebar ke permukaan, sementara bagian dalam
terlindungi. Pesawat modern dibuat dengan kekuatan mengatasi kuat
arus sebesar 250.000 ampere, sementara rata-rata sambaran petir
memiliki kekuatan 32.000 ampere

 Akibat paling serius jika kerucut hidung pesawat yang


tersambar, sebab itu adalah satu-satunya bagian pesawat
yang tak terbuat dari logam. Apalagi di sanalah radar berada.
Namun, jangan khawatir, sebagian besar pesawat telah
dilengkapi konduktor petir khusus di bagian hidung.

Bagaimana dengan penumpang di dalam pesawat? Apakah sambaran


petir akan terasa? "Seringkali penumpang tidak akan melihat apa-apa,
atau mungkin hanya melihat kilatan terang."
o Penangkal Petir : sistem radius dibuat
untuk mencegah datangnya petir
langsung menuju objek yang akan
diproteksi.
o Untuk mencegah sambaran petir,
penangkal petir sistem radius akan
mencegah sambaran petir langsung ke
objek yang dituju.
o Untuk mencegah sambaran petir
langsung menuju ke objek yang
dituju, penangkal petir sistem radius
akan terus menerus mengurangi
muatan listrik yang diciptakan oleh
badai disekitar areal yang akan
diproteksi.
o Petir yang timbul hanya terjadi luar
areal yang diproteksi dan itupun akan
langsung disalurkan ke bumi. Namun
perlu diingat, bahwa jika kita mau
memasang instalasi sistem penangkal
petir, harus dipastikan bahwa alat
penangkal petir nya harus benar-
benar bekerja, karena jika tidak resiko
dan kerusakan yang ditanggung akan
jauh lebih besar. Hal ini karena
cakupan wilayah yang diproteksi
1. Rudal/60 2. Erico Tech/120 3. Neoplash/25 sangat luas.
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat
RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING
R S T N R S T N

ARRESTER

GROUNDING
26
 Untuk mengukur tahanan pembumian
(grounding)
 Elektrode batang pembumian digunakan
untuk membuat kontak dengan masa bumi
dengan baik. Karena itu keadaan kontak
harus diuji.
 Tahanan kontak elektrode dengan bumi
harus cukup rendah sehingga jika timbul
arus bocor listrik ke bumi tegangan sentuh
pada BKT yang disebabkannya tidak
melampaui nilai 50 V.
 Nilai tahanan pembumian maksimum 5 Ohm
141

Anda mungkin juga menyukai