KEPERAWATAN
HERNIA NUKLEUS
PULPOSUS
(HNP)
Kelompok 4
Defenisi HNP
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Riwayat cedara punggung atau HNP
Sebelumnya
d. Pekerjaan dan aktivitas
e. Bearat badan berlebihan
Penatalaksanaan
Pengkajian
Pengumpulan data subjetif dan objektif pada klien dengan
gangguan sistem persarafan sehubungan dengan HNP
bergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri dan adanya
komplikasi pada organ vital lainnya. pengakjian keperawatan
HNP meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan diagnostik.
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis klemin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggak dan jam masuk rumah
sakit, nomor register, diagnosis medis. HNP terjadi pada umur
pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pris dan pekerjaan
atau aktivitas berat (mengangkat benda berat atau mendorong
benda berat)
2. Pemeriksaan Fisik
Kriteria Hasil :
1. Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat
beradaptasi.
2. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau
menurunkan nyeri.
3. Klien tidak gelisah.
4. Klien mengatakan nyeri berkurang.
Intervensi :
a. Kaji nyeri.
b. Bantu klien dalam identifikasi faktor pencetus.
c. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang
nyaman misalnya saat klien tidur, sanggah punggung klien dengan bantal kecil.
d. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan menghubungkan beberapa
lama nyeri akan berlangsung.
e. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-
invasif.
f. Ajarkan relaksasi:
g. Teknik-teknik untuk menurunakn ketegangan otot rangka, yang dapat
menurunkan intensitas nyeri dan juga tingkatkan relaksasi masase.
h. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
Kolaborasi :
a. dengan dokter, pemberian analgesik.
b. Observasi tingkat nyeri dan respons motorik klien 30 manit setelah pemberian
obat analgesik untuk mengkaji efektivitasnya. Setiap 1-2 jam setelah tindakan
perawatan selama 1-2 hari.
Dx 2. Risiko tinggi trauma b.d hambatan mobilitas fisik,
kesulitan atau hambatan dalam melakukan pergerakan
punggung, pelvis dan tungkai.
Tujuan :
Dalam waktu 3x24 jam, klien mampu melaksanakan
aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat ikut serta dalam program latihan.
2. Tidak terjadi kontraksi sendi.
3. Bertambah-nya kekuatan otot.
4. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan
mobolitas.
Intervensi :
• Kaji mobilitas yang ada dan observasi peningkatan
kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.
• Ubah posisi klien dengan tirah baring tiap 2 jam.
• Lakukan gerakan pasif pada ekstremitas yang sakit.
• Inspeksi kulit bagian distal setiap hari. Pantau adanya
iritasi, kemerahan atau luka dan membran mukosa.
• Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri
sesuai toleransi.
• Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada
ekstremitas yang tidak sakit.
Kolaborasi :
• dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Dx 3. Defisit perawatan diri b.d kelainan neuromuscular,
menurunnya kekuatan dan kesadran, kehilangan kontrol atau
koordinasi otot.
Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam, terdapat perilaku peningkatan
dalam perawaatn diri.
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk
kebutuhan merawat diri.
2. Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
dengan kemampuan.
3. Mengiden-tifikasi personal/masyarakat yang dapat
membantu.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan komunikasi untuk buang air kecil, kemampuan menggunakn
urinal, pispot. Antarkan klien ke kamar mandi bila kondisi memunginkan.
b. Identifikasi kebiasaan buang air besar. Anjurkan minum dan meningkatkan
aktivitas.
c. Kaji kemampuan dan tingkat penurunan klien dalam melakukan ADL.
d. Hindari hal yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
e. Sadarkan tingkah laku atau sugesti tindakan pada perlindungan kelemahan.
f. Pertahankan dukungan pola pikir, izinkan klien melakukan tugas, beri saran
yang posistif untuk tugasnya.
g. Rencanakan tindakan untuk mengatasi keterbatasan penglihatan seperti
tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat, dekatkan tempat
tidur ke dinding.
e. Tempatkan perabotan ke dinding, jauhkan dari jalan.
f. Beri kesempatan untuk menolong diri seperti menggunakan kombinasi pisau
dan garpu, sikat dengan pegangan yang panjang, ekstensi untuk berpijak
pada lantai atau ke toilet, kursi untuk mandi.
Kolaborasi:
a. Pemberian suoositoria dan pelumas feses/pencahar.
b. Konsul ke dokter untuk terapi okupasi
Dx 4. Risiko tinggi integritas kulit b.d imobilisasi, tidak
adekuatnya sirkulasi perifer, tirah baring lama.
Tujuan :
Dalam waktu 3x24 jam, klien mampu
mempertahankan keutuhan kulit.
Kriteria Hasil :
1. Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan
luka.
2. Mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka.
3. Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka.
Intervensi :
a. Observasi adanya eritema dan kepucatan dan palpasi
adanya kehangatan dan pelunakan jaringan tiap
mengubah posisi.
b. Ubah posisi klien dengan berbaring tiap 2 jam.
c. Gunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di
bawah daerah-daerah yang menonjol.
d. Lakukan masase pada daerah yang menonjol yang baru
mengalami tekanan pada waktu berubah posisi.
e. Bersihkan dan keringkan kulit. Jagalah linen tetap
kering.
f. Jaga kebersihan kulit dan hindari trauma dan panas
terhadap kulit.
g. Anjurkan untuk melakukan latihan ROM dan mobilisasi
jika mungkin.