Anda di halaman 1dari 22

PEMBELAJARAN

SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
( DENGAN PLATINA )

Sosialisasi KTSP
Sistem Pengapian Konvensional

Adalah sistem kelistrikan untuk menghasilkan percikan


bunga api listrik pada busi sehingga mampu menyalakan
campuran bahan bakar (bensin) dan udara dalam ruang
bakar motor bensin

Untuk dapat menghasilkan percikan bunga api listrik pada busi tersebut , maka
membutuhkan beberapa komponen sistem pengapian . Yaitu :
1. Baterai
2. Kunci kontak
3. Sekering ( fuse )
4. Ignition Coil
5. Contact point ( platina )
6. Condensator
7. Rotor
8. High tension cord
9. Busi
10. Kabel Penggubung
Departemen Pendidikan Nasional 2
Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Keterangan
1.Bateray
2.K.Kontak
3.Koil
4.Platina
5.Kondensator
6.Distributor
7.Busi

Departemen Pendidikan Nasional 3


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Fungsi masing-masing komponen

1.Baterey beerfungsi sebagai


sumber arus listrik yang dipakai
untuk sistem pengapian dan
untuk menyimpan muatan listrik
yang berasal dari sistem
pengisian / alternator

2.Kunci kontak berfungsi untuk


menghubungkan atau memutuskan
arus listrik dari aki ke coil / stater

Departemen Pendidikan Nasional 4


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
3. Coil / bobin berfungsi untuk mempertinggi
tegangan listrik dari 12 volt menjadi 20.000
volt

4. Platina / Pemutus arus berfungsi untuk


memhubungkan atau memutuskan
kumparan primer pada Coil ke chasis /
masa.

Departemen Pendidikan Nasional 5


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
5. Kondensator
Kegunaan : Mencegah loncatan
bunga api diantara celah kontak
pemutus pada saat kontak mulai
membuka
Mempercepat pemutusan arus
primer sehingga tegangan induksi
yang timbul pada sirkuit sekunder
tinggi

Departemen Pendidikan Nasional 6


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
 6. Distributor
Kegunaan :Membagi
dan menyalurkan arus
tegangan tinggi ke
setiap busi sesuai
dengan urutan
pengapian

Departemen Pendidikan Nasional 7


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Advans Vakum
Pada beban rendah atau mencegah,
kecepatan bakar rendah karena tolakan
rendah, temperatur rendah, campuran
kurus. Oleh karena itu waktu
pembakaran menjadi lebih lama, Agar
mendapatkan tekanan pembakaran
maksimum tetap dekat sesudah TMA,
saat pengapian harus dimajukan

Departemen Pendidikan Nasional 8


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
 7.Busi
 Kegunaan :Meloncatkan bunga
api listrik diantara kedua elektroda
busi di dalam ruang bakar,
sehingga pembakaran dapat
dimulai

Departemen Pendidikan Nasional 9


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
50
Tahanan balast

Ke.
BatDistributor
Rup

R 15 1 K
ST1
ST2 Kondensator
+ -
IG
B/AM
15 

Primer
K.Primer

K.Sekunder
Kunci kontak Kontak pemutus
p platina
Koil

+
Dari Bateray 15 

Departemen Pendidikan Nasional 10


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Persyaratan perlu/tidaknya koil dirangkai dengan tahanan ballast
Pada sistem pengapian konvensional yang memakai kontak pemutus, arus primer
tidak boleh lebih dari 4 amper, untuk mencegah :
Keausan yang cepat pada kontak pemutus
Kelebihan panas yang bisa menyebabkan koil meledak ( saat motor mati kunci
kontak ON )
Dari persyaratan ini dapat dicari tahanan minimum pada sirkuit primer

U 12
R min    3
R min 
U
I maks

12
4
 3 I maks 4

Jadi jika tahanan sirkiut primer koil < 3 , maka koil harus dirangkai dengan
tahanan ballast
Catatan :
Untuk pengapian elektronis tahanan primer koil dapat kurang dari 3 ohm.
Contoh : Tahanan rangkaian primer 0,9 - 1 Ohm dan dirangkai tanpa
tahanan ballast.

Departemen Pendidikan Nasional 11


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
 Rangkaian penambahan start
 Selama motor distart, tegangan baterai akan turun karena
penggunaan beban starter. Akibatnya, kemampuan pengapian
berkurang.
 Untuk mengatasi hal tersebut koil dapat dihubungkan langsung
dengan tegangan baterai selama motor distater.
 Contoh : Penambahan start melalui terminal ST 2 pada kuci
kontak Waktu startBateraiKp-+12 V1530Ke motor stater Waktu motor hidup
KKe motor
stater e motor
stater

15
30
Coil / bobin

Kp
- +
Baterai
12 V
tahanan ballast

Departemen Pendidikan Nasional 12


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Sudut pengapian adalah :
Sudut putar kam distributor dari
saat kontak pemutus mulai
membuka 1 sampai kontak
pemutus mulai membuka pada
tonjolan kam berikutnya 2

Contoh : sudut pengapian


Z = jumlah silinder
Untuk motor 4 silinder
P.K

Departemen Pendidikan Nasional 13


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Sudut putar kam
A
distributor :
B A – B = Sudut buka Kp
B – C = Sudut tutup Kp
Sudut tutup kontak
C pemutus dinama
kan sudut dwel

Kesimpulan : sudut dwel adalah sudut putar kam


distributor pada saat kontak pemutus menutup (B )
sampai kontak pemutus mulai membuka ( C ) pada
tonjolan kam berikutnya

Departemen Pendidikan Nasional 14


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP

Hubungan sudut dwel dengan celah kontak pemutus

Celah kontak pemutus kecil


Sudut buka kecil (  )
 
sudut Dwel besar ( )

Sudut dwel besar  celah kontak pemutus kecil


)

Celah kontak pemutus besar


 Sudut buka besar (  )
 
 sudut Dwel kecil (

Departemen Pendidikan Nasional 15


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban motor digunakan advans vakum

Advans Vakum
Pada beban rendah atau
mencegah, kecepatan bakar
rendah karena tolakan rendah,
temperatur rendah, campuran
kurus. Oleh karena itu waktu
pembakaran menjadi lebih lama,
Agar mendapatkan tekanan
pembakaran maksimum tetap
dekat sesudah TMA, saat
pengapian harus dimajukan

Departemen Pendidikan Nasional 16


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Cara Menyetel Dengan Lampu Timing
Pasang lampu timing dan tachometer koil

Kontrol / stel putaran idle


Lihat saat pengapian pada putaran idle. Tanda pengapian terletak
pada puli atau roda gaya. Jika tanda kotor, bersihkan terlebih dahulu.

Stel jumlah silinder

Ke minus
koil
Kabel busi
silinder No 1

Departemen Pendidikan Nasional 17


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
*Apabila saat pengapian tidak tepat, kendorkan sekrup
pengikat distributor sampai distributor dapat digerakkan
*Putar distributor sampai didapatkan saat pengapian tepat,
kemudian keraskan sekrup kembali.
*Kontrol saat pengapian kembali. Kontrol juga dengan melepas slang
vakum dari distributor. Jika ada perbedaan antara saat pengapapian
dengan/tanpa slang vakum, penyetelan karburator salah, atau slang
vakum pada karburator disambung salah.

Departemen Pendidikan Nasional 18


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Petunjuk
 Perhatikan : jika lampu timing dilengkapi dengan penyetel sudut,
penyetel tersebut harus ditepatkan pada posisi “off “ atau 00
Saat pengapian dalam idle biasanya 5 – 100 sebelum TMA
 Penyetelan saat pengapian biasanya harus pada putaran idle. Bila
putaran idle terlalu tinggi, saat pengapian dimajukan oleh sistem advans
di dalam distributor. akibatnya, penyetelan menjadi salah.
Putaran idle untuk motor 4 silinder biasanya 750-850 rpm, untuk motor 6
silinder 600-750 rpm.
Pada mobil – mobil buatan Jerman, Italia, kadang – kadang penyetelan
saat pengapian tidak pada putaran idle. Lihat cara menyetel dalam buku
manual.
Saat pengapian perlu dikontrol setiap  10’000 km.
Pada distributor yang dilengkapi dengan oktan selektor ( Toyota ),
penyetelan saat pengapian dapat dilakukan melalui oktan selektor,
dengan memutar baut penyetel. Hal tersebut bisa dilaksanakan jika
kesalahan saat pengapian hanya sedikit.

Departemen Pendidikan Nasional 19


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Departemen Pendidikan Nasional 20
Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
*TERIMA KASIHHHH......................... !
SELAMAT BELAJAR SEMOGA BERHASIL .
TETAP RAJIN DAN BERDISIPLIN

Departemen Pendidikan Nasional 21


Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP
Departemen Pendidikan Nasional 22
Sosialisasi KTSP Materi 12 - Pengembangan RPP

Anda mungkin juga menyukai