Anda di halaman 1dari 55

Aplikasi Bioteknologi di

Lingkungan

Dwi Ayu Andini


Idola Serlianika
Kelly Risdianti
Lala Karmila
Nia Kurniati
Kel :
6B Weni Nurmalita
3
Biodeteksi
• Suatu hal untuk mendeteksi
lingkungan yang tercemar bahan
beracun dan berbahaya, bisa
digunakan untuk
mengidentifikasi lahan yang ada
ranjau di daerah konflik.

• Misalnya, dalam mengidentifikasi ranjau


dapat menggunakan tanaman yang yang
telah di insert dengan yang peka
terhadap logam, jika akar tumbuhan
tersebut menyentuh logam maka, daun
tumbuhan akan berubah warna.
BIOREMEDIASI

E. JENIS-JENIS
A. PENGERTIAN
BIOREMEDIASI

B. TUJUAN
F. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
C. JENIS-JENIS
MIKROORGANISME
G. KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
D. PROSES
PENGERTIAN BIOREMEDIASI

•Bioremediasi berasal dari dua kata yaitu bio dan


remediasi yang dapat diartikan sebagai proses dalam
menyelesaikan masalah.
• Bioremediasi adalah salah satu teknologi alternatif
untuk mengatasi masalah lingkungan dengan
memanfaatkan bantuan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi
(mycoremediasi), yeast, alga dan bakteri yang
berfungsi sebagai agen bioremediator.
TUJUAN
BIOREMEDIASI

Untuk memecah atau mendegradasi zat


pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air) atau dengan kata lain
mereduksi bahan pencemar dari
lingkungan.
JENIS-JENIS MIKROORGANISME yang
BERPERAN dalam BIOREMEDIASI

Mikroorganisme akan mendegradasi zat pencemar atau polutan


menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Bahan
pencemar dapat dibedakan berdasarkan kemampuan
terdegradasinya di lingkungan yaitu :
•Bahan pencemar yang mudah terdegradasi, yaitu bahan yang
mudah terdegradasi di lingkungan dan dapat diuraikan, baik
secara alamiah yang dilakukan oleh dekomposer (bakteri dan
jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia, contohnya adalah
limbah rumah tangga. Jenis polutan ini akan menimbulkan
masalah lingkungan bila kecepatan produksinya lebih cepat dari
kecepatan degradasinya.
•Bahan pencemar yang lambat sekali terdegradasi, dapat
menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Contohnya
adalah jenis logam berat seperti timbal (Pb) dan merkuri.
PROSES BIOREMEDIASI

1. Biodegradasi merupakan proses dekomposisi


biokimiawi dari suatu senyawa menjadi
senyawa dengan toksinitas yang lebih rendah
atau menjadi produk yang tidak berbahaya
(misalnya CO2 dan H2O) melalui aktifitas
mikroorganisme seperti bakteri dan fungi.
2. Biotransformasi merupakan proses konversi
yang diperantarai secara biokimiawi oleh
aktivitas mikroorganisme, suatu kontaminasi
menjadi kurang toksis.
LANJUTAN

3. Akumulasi Biologis. Beberapa bakteri dan


tanaman mampu mengakumulasi
kontaminan di dalam jaringan mereka. Di
dalam tanaman sifat ini dapat dimanfaatkan
untuk mengakumulasikan kontaminan ke
dalam biomassayang dapat dipanen.
4. Mobilisasi Kontaminan. Mobilisasi
diperantarai secara biokimia dari kontaminan
menjadi larutan yang kemudian dipisahkan
dari tanah terkontaminasi dan kontaminan
akan diambil kembali atau dihancurkan.
LANJUTAN

Sedangkan senyawa-senyawa pencemar menurut


keberadaannya dapat dibedakan menjadi :
•Senyawa-senyawa yang secara alami ditemukan di alam dan
jumlahnya (konsentrasinya) sangat tinggi, contohnya antara
lain minyak mentah (hasil penyulingan), fosfat dan logam
berat.
•Senyawa xenobiotik yaitu senyawa kimia hasil rekayasa
manusia yang sebelumnya tidak pernah ditemukan di alam,
contohnya adalah pestisida, herbisida, plastik dan serat
sintesis.
Jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam
mendegradasi polutan minyak bumi dan logam
berat menjadi bahan yang tidak beracun.

1. Pencemaran Minyak Bumi

Bakteri hidrokarbonuklastik yaitu bakteri yang dapat


menguraikan komponen minyak bumi karena kemampuannya
mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon
sebagai donor elektronnya. Adapun contoh dari bakteri
hidrokarbonuklastik yaitu bakteri dari genus Achromobacter,
Arthrobacter, Acinetobacter, Actinomyces, Aeromonas,
Brevibacterium, Flavobacterium, Moraxella, Klebsiella,
Xanthomyces dan Pseudomonas, Bacillus.
LANJUTAN

Beberapa contoh fungi yang digunakan dalam


biodegradasi minyak bumi adalah fungi dari genus
Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium,
Candida, Sp.orobolomyce, Cladosp.orium,
Debaromyces, Fusarium, Hansenula,
Rhodosp.oridium, Rhodoturula, Torulopsis,
Trichoderma, Trichosp.oron.
2. PENCEMARAN LOGAM BERAT

Enterobacter cloacae dan


Pseudomonas fluorescens Thiobacillus
ferroxidans

Desulfovibrio sp
Spirulina sp
Desulfuromonas
acetoxidans Saccharomyces
cerevisiae dan
Candida sp.
Desulfotomaculum sp
JENIS-JENIS BIOREMEDIASI

BIOREMEDIASI yang
melibatkan mikroba

1. BIOSTIMULASI 2. BIOAUGMENTASI

3. BIOREMEDIASI
INTRINSIK
BIOREMEDIASI
BERDASARKAN LOKASI

1. IN SITU 2. EX SITU

yaitu dapat dilakukan langsung di yaitu bioremediasi yang


lokasi tanah tercemar (proses dilakukan dengan mengambil
bioremediasi yang digunakan limbah tersebut lalu
berada pada tempat lokasi limbah ditreatment ditempat lain,
tersebut). Proses bioremadiasi in setelah itu baru dikembalikan
situ pada lapisan surface juga ke tempat asal. Lalu diberi
ditentukan oleh faktor bio- perlakuan khusus dengan
kimiawi dan hidrogeologi. memakai mikroba.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

1. LINGKUNGAN 5. Kadar H2O dan


karakter geologi.

2. TEMPERATUR 6. Keberadaan zat


nutrisi.

3. OKSIGEN
7. Interaksi antar
Polusi.
4. pH
KELEBIHAN BIOREMEDIASI

1. Proses pelaksanaan dapat dilakukan langsung di daerah


tersebut dengan lahan yang sempit sekalipun.
2. Mengubah pollutant bukan hanya memindahkannya.
3. Proses degradasi dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
yang cepat.
4. Bioremediasi sangat aman digunakan karena menggunakan
mikroba yang secara alamiah sudah ada dilingkungan
(tanah).
5. Bioremediasi tidak menggunakan/menambahkan bahan
kimia berbahaya.
6. Teknik pengolahannya mudah diterapkan dan murah biaya.
KEKURANGAN BIOREMEDIASI

1. Tidak semua bahan kimia dapat diolahsecara


bioremediasi.
2. Membutuhkan pemantauan yang ekstensif .
3. Membutuhkan lokasi tertentu.
4. Pengotornya bersifat toksik.
5. Berpotensi menghasilkan produk yang tidak
dikenal
6. Dapat digabung dengan teknik pengolahan lain
7. Persepsi sebagai teknologi yang belum teruji
Biofuel

Biofuel adalah setiap bahan bakar baik


padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan
dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau
secara tidak langsung dari limbah industri,
komersial, domestik atau pertanian.
Sumber daya alam yang berpotensi sebagai bahan dasar
pembuatan biofuel:

1. Jarak pagar (Jatropa cucas)


2. Jarak kaliki (Riccinus communis)
3. Kacang suuk (Arachis hypogea)
4. Kapuk/Randu (Ceiba pantandra)
5. Karet (Hevea brasiliensis)
6. Kecipir (Psophocarpus tetrag)
7. Kelapa (Cocos nucifera)
8. Kelor (Moringa oleifera)
9. Kemiri (Aleurites moluccana)
10. Sawit (Elais suincensis)
11. Tebu (Saccharum Sp)
12. Jagung (Zea mays)
Strategi umum untuk memproduksi biofuel

1. Menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula,


dan sorgum manis) atau tanaman yang mengandung
pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi
ragi untuk memproduksi etil alkohol.
2. Menanam berbagai tanaman yang kadar minyak
sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, atau
alga. Saat dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati
akan berkurang dan bisa langsung dibakar di dalam mesin
diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk
menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel.
Cara-cara pembuatan biofuel

1. Pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah


tangga, limbah industri dan pertanian)
2. Fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa
oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga
60 persen metana)
3. Fermentasi tebu ataupun jagung untuk menghasilkan
alkohol dan ester dan energi dari hutan (menghasilkan
kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan
bakar).
Manfaat biofuel

a. Tranportasi seperti halnya mobil, bus,


sepeda motor, kereta api, pesawat terbang
dan kendaraan air
b. Pembangkit Listrik seperti halnya pada
peralatan listrik
c. Pemanas pada kompor dan peralatan
memasak lainnya
Pembersihan atau
Penjernihan Air

Air bersih tidak hanya diperlukan


sebagai air minum saja. Masih ada
banyak lagi manfaat air bersih yang
bisa dirasakan, bukan hanya bagi
manusia saja, tetapi juga
lingkungan sekitar. Selain untuk
keperluan rumah tangga seperti
mencuci, mandi dan lain
sebagainya. Air juga sangat penting
bagi tubuh manusia.
Persyaratan bagi masing-masing standar kualitas air
masih perlu ditentukan oleh 4 (empat) aspek yaitu :

1. persyaratan fisik 2. persyaratan kimiawi

3. persyaratan bakteriologis 4. persyaratan radioaktifitas

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita


gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang
paling umum digunakan adalah dengan membuat
saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat
adalah membuat penjernih air atau saringan air
sederhana
Cara Sederhana untuk Mendapatkan Air
Bersih dengan Cara Penyaringan Air :
Saringan Kain Katun Saringan Arang

Saringan air sederhana atau tradisional


Saringan Kapas
Saringan Keramik
Aerasi
Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan Tanah Liat.
Saringan Pasir Cepat (SPC)

Gravity-Fed Filtering System


Saringan Kain Katun
Saringan Kapas
Aerasi
• Memasukan udara kedalam air,
dengan menggunakan nozzle
yang diletakkan dibagian tengah
sehingga meningkatkan
kecepatan kontak gelembung
udara dengan air. Biasanya pipa
ini diletakkan pada bagian dasar
bak aerasi.
• Memaksa air keatas untuk
kontak dengan oksigen, melalui
baling- baling yang diletakkan
dipermukaan air.
• Menyebarkan air dengan udara
diatas lempengan tipis, melalui
tetesan air kecil, atau
mencampur air dengan
gelembung-gelembung udara.
• Mengontakkan air dengan udara
melalui proses terjunan
bertahap.
Saringan Pasir Lambat (SPL)

Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku
dan pengaturan laju
penyaringan
B. Kran untuk
penggelontoran air
supernatant
C. Indikator laju air
D. Weir inlet
E. Kran untuk pencucian balik
unggun pasir dengan air
bersih
F. Kran untuk
pengeluaran/pengurasan
air olahan yang masih
kotor
G. Kran distribusi
Komponen Dasar Saringan Pasir H. Kran penguras bak air
Lambat Sistem Kontrol Inlet bersih
Lanjutan

Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku
B. Kran untuk
penggelontoran air
supernatant
C. Kran untuk pencucian balik
unggun pasir dengan air
bersih
D. Kran untuk
pengeluaran/pengurasan
air olahan yang masih kotor
E. Kran pengatur laju
penyaringan
F. Indikator laju alir
G. Weir inlet kran distribusi
H. Kran distribusi Komponen Dasa Saringan Pasir
I. Kran penguras bak air
bersih
Lambat Sistem Kontrol Outlet
Untuk merancang saringan pasir lambat "Up Flow", beberapa kriteria perencanaan
yang harus dipenuhi antara lain :
• Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu
dilengkapi dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia.
• Kecepatan penyaringan antara 5 - 10 M3/M2/Hari.
• Tinggi Lapisan Pasir 70 - 100 cm.
• Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm.
• Tinggi muka air di atas media pasir 90 - 120 cm.
• Tinggi ruang bebas antara 25- 40 cm.
• Diameter pasir yang digunakan kira-kira 0,2-0,4 mm
• Jumlah bak penyaring minimal dua buah.
Saringan Pasir Cepat (SPC)

Saringan Pasir Cepat


(SPC) atau bahasa
kerennya Rapid Sand
Filter (RSF)
merupakan saringan
air yang dapat
menghasilkan debit
air hasil penyaringan
yang lebih banyak
daripada Saringan
Pasir Lambat (SPL).
Gravity-Fed Filtering System

Gravity-Fed Filtering System merupakan


gabungan dari Saringan Pasir Cepat (SPC)
dan Saringan Pasir Lambat (SPL).
Saringan Arang

Lapisan arang ini


sangat efektif dalam
menghilangkan bau
dan rasa yang ada
pada air baku.
Arang yang
digunakan dapat
berupa arang kayu
atau arang batok
kelapa.
Saringan air sederhana atau tradisional

Pada saringan
tradisional ini selain
menggunakan pasir,
kerikil, batu dan
arang juga ditambah
satu buah lapisan
injuk / ijuk yang
berasal dari sabut
kelapa.
Saringan Keramik

Beberapa filter kramik


menggunakan campuran perak
yang berfungsi sebagai
disinfektan dan membunuh
bakteri. Ketika proses
penyaringan, kotoran yang ada
dalam air baku akan tertahan
dan lama kelamaan akan
menumpuk dan menyumbat
permukaan filter. Sehingga
untuk mencegah penyumbatan
yang terlalu sering maka air
baku yang dimasukkan jangan
terlalu keruh atau kotor.
Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

Saringan tersebut
digunakan untuk
menyaring air yang
berasal dari sumur gali
ataupun dari saluran
irigasi sawah. Seperti
halnya saringan keramik,
kecepatan air hasil
saringan dari jempeng
relatif rendah bila
dibandingkan dengan SPL
terlebih lagi SPC.
Saringan Tanah Liat

Kendi atau belanga


dari tanah liat yang
dibakar terlebih
dahulu dibentuk
khusus pada bagian
bawahnya agar air
bersih dapat keluar
dari pori-pori pada
bagian dasarnya.
Selain cara-cara diatas terdapat Salah satu cara yang
termudah adalah dengan memanfaatkan biji kelor

Catatan :Waktu penyimpanan air yang


telah dijernihkan dengan biji kelor ini
tidak boleh lebih dari 24 jam. Oleh
karena itu, sebaiknya penjernihan air
dilaksanakan secara bertahap dengan
volume tertentu sesuai kebutuhan
PENGOLAHAN LIMBAH

• Limbah pada umumnya berbentuk padat, cair dan gas

Limbah padat Limbah cair limbah gas


biasanya berupa merupakan sisa yang merupakan
hasil buangan produksi atau sisa sisa produksi
industri yang aktivitas yang berbentuk gas atau
berbentuk lumpur, berbentuk cair asap.
bubur atau padatan
yang bisa didaur
ulang aupun tidak
bisa didaur ulang
Macam-macam proses pengolahan limbah

Sampah yang berupa sampah organik


atau berupa tumbuhan bisa diolah
menggunakan metode pirolisis.
Hasil -> arang dan gas metana

Pengolahan Sampah yang berbentuk plastik bisa


sampah diolah kembali menjadi barang baru
industri dengan pencampuran bahan baku lain
untuk meningkatkan kualitasnya

upaya pembatasan penggunaan plastik


sebagai kemasan untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan
Lanjutan . . .

• Metode ini menggunakan bakteri


pengurai, jamur dan protista untuk
Pengolahan menetralkan limbah cair industri
air limbah sehingg air buangan yang
industri dihasilkan benar-benar aman bagi
lingkungan
Mikroorganisme yang berperan dalam
pengolahan limbah

• Bermanfaat dalam menguraikan NH3 dan NO pada


sampah,tinja,dan kotoran hewan ternak,dan dapat menekan
populasi bakteri patogen pada penampung tinja yang
Bakteri menyebabkan sumber air tanah akan terkontaminasi jika air
Nictobacter remebesan tinja bercampur dengan sumber air tanah

• Bertujuan untuk mengendalikan senyawa H2S


Bakteri yang banyak menumpuk di sedimen tambak
Endogenous
Dampak negatif dan positif dalam pengolahan
limbah

 Dampak negatif  Dampak Positif


1. Dibidang etika dan 1. Penyedia bahan bakar
moral alternatif
2. Dibidang sosial 2. Peningkatan kesehatan
ekonomi
PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK BUMI
Limbah yang dihasilkan dari kilang minyak
bumi berupa limbah cair dan limbah padat. Produksi
kilang minyak bumi sebanyak 1000 barrel per hari
akan menghasilkan limbah padat (lumpur minyak)
lebih dari 2.6 barrel.
Di Indonesia, produksi kilang diperkirakan
menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barrel per
hari yang berarti menghasilkan limbah padat
sebanyak 3120 barrel per hari dan dalam waktu satu
tahun menghasilkan limbah sebanyak 1.3 juta barrel,
yang 285.000 barrel diantaranya adalah limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun).
Pengaruh Limbah Minyak Bumi
Limbah lumpur minyak bumi berpengaruh
pada ekosistem pesisir baik terumbu karang,
mangrove maupun biota air, baik yang bersifat
lethal (mematikan) maupun sublethal
(menghambat pertumbuhan, reproduksi dan
proses fisiologis lainnya). Hal ini karena
adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung
di dalam minyak bumi, yang memiliki
komponen senyawa kompleks, termasuk di
dalamnya Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan
isomer Xylena (BTEX). Meskipun merupakan
senyawa aromatik dalam jumlah kecil dalam
hidrokarbon, namun pengaruhnya sangat besar
terhadap pencemaran, perairan.
PENGOLAHAN SECARA FISIKA

Pengolahan secara fisika dilakukan untuk


pengolahan awal yaitu dengan cara melokalisasi
tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas
(oil booms), yang kemudian akan ditransfer dengan
perangkat pemompa (oil skimmers) ke sebuah fasilitas
penerima “reservoar” baik dalam bentuk tangki ataupun
balon dan dilanjutkan dengan pengolahan secara kimia,
namun biayanya mahal dan dapat menimbulkan pencemar
baru.
PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI

Pengolahan limbah secara biologi merupakan


alternatif yang efektif dari segi biaya dan aman bagi
lingkungan. Pengolahan dengan metode biologis disebut
juga bioremediasi, yaitu bioteknologi yang memanfaatkan
makhluk hidup khususnya mikroorganisme untuk
menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan
pencemar .
Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu
mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam
hidrokarbon minyak bumi disebut bakteri
hidrokarbonoklastik. Bakteri ini mampu men-degradasi
senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa
tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang
diperlukan bagi pertumbuhannya.
PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI

Mikroorganisme ini mampu menguraikan komponen


minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi
hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor
elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam
pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi
minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri
pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk
seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang
dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan
reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini
menguraikan minyak bumi.
PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK
TUMPAH
In-situ burning
In-situ burning adalah pembakaran
minyak pada permukaan air sehingga
mampu mengatasi kesulitan pemompaan
minyak dari permukaan laut,
penyimpanan dan pewadahan minyak
serta air laut yang terasosiasi, yang
dijumpai dalam teknik penyisihan secara
fisik. Cara ini membutuhkan ketersediaan
booms (pembatas untuk mencegah
penyebaran minyak) atau barrier yang
tahan api.
Penyisihan minyak secara mekanis

Penyisihan minyak secara


mekanis melalui dua tahap yaitu
melokalisir tumpahan dengan
menggunakan booms dan melakukan
pemindahan minyak ke dalam wadah
dengan menggunakan peralatan
mekanis yang disebut skimmer.
Bioremediasi

yaitu mempercepat proses yang


terjadi secara alami, misalkan dengan
menambahkan nutrien, sehingga
terjadi konversi sejumlah komponen
menjadi produk yang kurang
berbahaya seperti CO2 , air dan
biomass
Sorbent

sorbent yang bisa menyisihkan


minyak melalui mekanisme adsorpsi
(penempelan minyak pada permukaan
sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak
ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi
mengubah fasa minyak dari cair menjadi
padat sehingga mudah dikumpulkan dan
disisihkan. Sorbent harus memiliki
karakteristik hidrofobik,oleofobik dan
mudah disebarkan di permukaan minyak,
diambil kembali dan digunakan ulang.
Dispersan kimiawi

dengan memecah lapisan minyak


menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga
mengurangi kemungkinan
terperangkapnya hewan ke dalam
tumpahan. Dispersan kimiawi adalah
bahan kimia dengan zat aktif yang disebut
surfaktan (berasal dari kata : surfactants =
surface-active agents atau zat aktif
permukaan).

Anda mungkin juga menyukai