Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN


KUALITAS TIDUR PASIEN POST OPERASI
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAKASAAR

NAMA : FIN PAHABOL


NIM : P1409052P
BAB I Data dari Profil Dinas
PENDAHULUAN kesehatan provinsi
Sulawesi selatan pada
A.LATAR Belakang Berdasarkan data tahun 2015 jumlah pasien
internasional dari post operasi dengan
World Health gangguan tidur dan
Organisation (WHO) kecemasan berkisar 1.230
Manusia mempunyai 2012. Jutaan orang di 0rang .dimana 90% pada
kebutuhan tertentu seluru dunia memiliki pasien post operasi dengan
yang harus di penuhi masalah tidur dan gangguan pola tidur dan
secara memuaskan menderita apnea tidur istrahat, dan 10% pada
melalui proses yang kebanyakan pasien post operasi dengan
homeostatis, baik belum tertangani kecemasan. Ramdani
fisiologis maupun kurang lebih 18%. (2015).
psikologis.

Berdasarkan Data awal yang di ambil dari rekam medis di


Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar di peroleh pada tahun
2015 pasien post operasi 3.220 orang. Dan tahun 2016 terjadi
peningkatan pasien post operasi dengan berjumlah 3.640 orang.
Sedangkan pada tahun 2017 pasien post operasi meningkat
3.715 dan periode bulan januari-maret 2018 berjumlah 200
orang.
Lanjutan

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun terjadi
peningkatan angkah kejadian pasien post operasi maka penelitian tertarik untuk
melakukan penelitian dengan Hubungan Tingkat Kecemasan dengan kualitias tidur pada
pasien post operasi di Rumah Sakit Bhayangkara makassar.

2.Tujuan khusus
a)Mengidentifikasi tingkat
C.Tujuan Penelitian
B. Rumusan masalah kecemasan pada pasien post
1. Tujuan Umum operasi di Rumah Sakit
Berdasarkan uraian latar Penelitian ini Bhayangkara Kota Makassar.
belakang di atas, maka dimaksudkan untuk b)Mengidentifikasi kualitas
peneliti merumuskan masalah mengetahui Hubungan tidur pasien post operasi di
penelitian yaitu apakah ada. Tingkat Kecemasan Rumah Sakit Bhayangkara
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Kota Makassar.
DenganKualitas Tidur pasien pasien post operasi di c)Untuk mengetahui hubungan
post operasi di Rumah Sakit Rumah Sakit tingkat kecemasan dengan
Bhayangkara Kota Makassar? Bhayangkara kualitas tidur pasien post
KotaMakassar. operasi di Rumah Sakit
Bhayangkara Kota Makassar.
D. Manfaat penelitian
1.Manfaat teoritis
Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini digunakan untuk menambah pengembangan ilmu
pengetahuan dalam keperawatan, khususnya keperawatan Medikal
Bedah mengenal hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada pasien post operasi di Rs Bhayangkara makassar.

2. Manfaat Aplikatif
BAB II
Memberikan masukan informasi
TINJAUAN PUSTAKA
tentang hubungan tingkat
A. Konsep teori Tentang Post
kecemasan dengan kualitas tidur
Operasi
pasien post operasi di rumah
1. Pengertian post operasi
sakit Bhayangkara Kota
Post operasi adalah
Makassar.
masa setelah dilakukan
pembedahan yang dimulai saat
pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan dan berakhir dengan
tindak lanjut pada tatanan klinik
atau di rumah.Setelah
E. Penelitian Terkait pembedahan keadaan pasien
dapat menjadi kompleks akibat
perubahan fisiologis yang terjadi.
2. B. Tinjauan Umum Tentang
Menurut Luas atau Tingkat Resiko:pas
ien post operasi kualitas Tidur
a. Mayor
b. minor
1. Pengertian KualitasTidur
3. Komplikasi Post Operasi. merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Menurut Baradero (2014). Komplik Mencapai kualitas tidur yang baik tentu bagi
asi post operasi yang akan kesehatan, sama hal dengan sembuh dari
muncul antara lain yaitu hipotensi dan penyakit. (Potter, dan Perry, 2012).
hipertensi. Hipotensi didefinisikan
sebagai tekanan darah systole kurang
dari 70 mmHg atau turun lebih dari
25% nilai sebelumnya

a.Pola Tidur Biasa


Pola tidur biasa juga disebut sebagai tidur Non REM
(Non-Rapid Eye Morement). Pada keadaan ini, adanya dua pola tidur, yaitu pola
sebagian besar organ tubuh secara berangsur-
angsur menjadi kurang aktif, pernapasan teratur, tidur biasa (Non REM) dan pola
kecepatan denyut jantung berkurang, otot mulai
berelaksasi, mata dan muka diam tanpa gerak. tidur paradoksal (REM
b.Pola Tidur Paradoksal
Pola tidur paradoksal disebut juga sebagai REM
(Rapid Eye Morement). Pada fase ini, akan terjadi
gerakan-gerakan mata secara cepat denyut jantung
dan pernapasan yang naik turun, sedangkan otot-otot
mengalami pengendoran (relaksasi total).
perubahan jadwal tidur,
begadang, masalah Lanjutan
pekerjaan, jet lag,
Stuart (2016) membagi
berpesta, tidur terlalu lama tingkat kecemasan
dan jam yang tidak teratur C. Tinjauan umum Tentang menjadi empat tingkat
yaitu: Faktor-Faktor Kualitas Tidur antara lain:
a. Penyakit fisik 1. Faktor-Faktor Yang Berkaitan
b. Obat-obatan dan Dengan Tidur a. Kecemasan Ringan
substansi Faktor-faktor yang berkaitan b. Kecemasan Sedang
c. Gaya hidup
dengan tidur adalah pusing, c. Kecemasan Berat
d. Pola tidur
tempat tidur yang kurang
e. Stres emosional
nyaman, matras terlalu empuk, d. Panik
f. Lingkungan
g. Latihan fisik dan bantal kurang empuk, lampu,
kelelahan dan suhu yang ekstrem dapat
h. Asupan makanan dan menimbulkan gangguangan tidur.
koleris

D. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Kecemasan


1. Pengertian Tingkat kecemasan
Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa jerman angst kemudian
menjadi anxiety yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata yang digunakan
oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan keterangsangan,
Jatman(2014)..
lanjutan
3. Sepulu ( 10 ) komponen kecemasan.
1. Perasaan cemas
2. Keterangan
3. Ketakutan
4. Gangguan tidur
5. Gangguan kecerdasan
6. Perasaan depresi
7. Gejala somatik
8. Gejala sensorik
9. Gejala kardiovarkuler
10. Gejala pernapasan
4. Respon kecemasan
Macam-macam respon kecemasan yaitu (Trans
Info Media) :
1. Respon fisiologi yang yang mempengaruhi
sistem yang ada dalam tubuh manusia adalah :
a. Sistem kardiovaskuler
b. Sistem respirasi 5. Respon perilaku kognitif
1. perilaku
c. Sistem neuromuskuler 2. Kognitif
d. Sistem gastrointestinal 6. gejala kecemasan
a) pada fase 1
e. Sistem perkemihan b) pada fase 2
c) pada fase 3
f. Sistem integument
E. Tinjauan Umum Tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat
kecemasan
Pengertian faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan Stuart (2016). faktor -
faktor tersebut antara lain :
1.Teori psikoanalitik
2. Teori interpersonal
3. Teori behavior
4. Teori perspektif keluarga
5. Teori perspektif biologi
F.Faktor presipitasi
Faktor presipitasi adalah factor-faktor yang dapat menjadi pencetus yang terjadinya
kecemasan Stuart (2016) Faktor pencetus tersebut adalah :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas harga diri
dan fungsi sosial yang terintegrasi dari seseorang.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI
OPERASIONAL
Variabel independen Variabel dependen
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah
Kualitas
Kerangka konsep merupakan salah Tingkat kecemasan Tidur
satu pendekatan untuk memahami pasien post
alur penelitian. kerangka konsep ini operasi
berdasarkan pada landasan teoritis
tentang hubungan-hubungan Tingkat
: variabel yang di teliti
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur
pasien post operasi di rumah sakit
Bhayangkara Kota Makassar. Dengan
demikian kerangka konsep dapat di
gambarkan seperti di bawah ini.
(Nursalam, 2013).

B. Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan pernyataan awal meneliti mengenal hubungan antara
variabel dan merupakan jawaban penelitian tentang kemungkinan hasil penelitian
didalam pernyataan hipotesis terkandung variabel yang akan diteliti dan hubungan
antara variabel-variabel tersebut. Menurut Martono, (2013)
1. Ha (hipotesis alternatif)
Ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pasien post operasi.
2. Ho (hipotesis Null) Tidak ada hubungan tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur pasien post operasi.
B. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel
secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati,
sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat, 2011).
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
C. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur skala K
Variabel
e
t

Variabel Kecemasan adalah respon Skor ≤ 28 Kuesioner Ordinal


independe emosi tanpa objek yang tidak
n: spesifik secara subjektif mengalamai
Tingkat dialami dan dikomunikasikan kecemasan
kecemasan secara interpersonal ditandai dan ≥ 29
pasien post dengan perasaan cemas, mengalami
operasi ketakutan, gangguan tidur kecemasan.
dan gelisa.

Kualitas Kualitas tidur adalah suatu Skor ≤ 50 kuesioner


tidur pasien keadaan dimana tidur yang tidak Nominal
post di jalani seseorang individu mengalamai
operasi menghasilkan kesegaran dan kualitas tidur
kebugaran ketika terbangun, dan ≥ 51
di tandai dengan kelelahan, mengalami
daya ingat menurun, daya, kualitas tidur
gangguan tidur dan tidur
tidak nyenyak.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional cross
sectional yaitu rancangan yang menggambarkan hubungan antara dua variabel
atau lebih, dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien post operasi di Rumah Sakit
Bhayangkara makassar.
penelitian (Arikunto,2016)
B.Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Lokasi Penelitian Ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit
Bhayangkara
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan September –
Oktober 2018.
1+N(d)2
C. Populasi, Sampel, Kriteria Inklusi
Dan Kriteria Eksklusi 𝐧= 𝟐𝟎𝟎
1. Populasi 𝟏 + 𝟐𝟎𝟎(𝟎, 𝟎𝟓)𝟐
𝟐𝟎𝟎
Menurut sugiyono 2012 dikutip oleh Nasi, 2013, n= 𝟏+𝟐𝟎𝟎(𝟎,𝟎𝟎𝟐𝟓)
populasi merupakan suatu wilayah yang terdiri dari
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu oleh peneliti yang akan pelajari 𝟐𝟎𝟎 𝟐𝟎𝟎
dan kemudian dapat di tarik kesimpulanya. Populasi 𝐧= 𝐧=
𝟏 + 𝟏, 𝟓) 𝟐, 𝟓
penelitian ini adalah 10.575 pasien post operasi
yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara. 𝐧 = 𝟖𝟎
Bhayangkara. 𝐧 = 𝟖𝟎 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠
2. Sampel Kriteria sampel yang akan di
Pengambilan sampel dilakukan dengan gunakan adalah sebagai
menggunakan cara purposive sampling.(Nursalam, berikut:
2013)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus
menghitung besar sampel menggunakan rumus
Slovin Sebagai Berikut :
n= N
1+N(d)2
Keterangan:
n = perkiraan jumlah sampel
N = perkiraan jumlah populasi
d = tingkat kesalahan yang di pilih 5% (d=0,05)
3. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi sampel penelitian ini di D. Instrumen penelitian
ambil ketika kriteria inklusi dan eksklusi selama Instrument penelitian merupakan alat yang
penelitian di laksanakan adapun kriteria inklusi ini digunakan oleh peneliti ini adalah kuesioner
adalah; kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scara For
1 Semua pasien post operasi yang ada di Rumah Anxiety) yang terdiri dari atas 11 kelompok gejala,
Bhayangkara yang mau menjadi responden masing-masing kelompok diberi penilaian antara
2. Pasien post operasi tanpa komplikasi kategori 1 - 2 dengan penilain dimana 1= tidak
3. Pasien post operasi sadar baik perawatan pada dan 2= ya. Sedangkan kuesioner kualitas tidur
heri ke 2 dengan 19 pertanyaan, dimana 1= gejala tidak
terjadi, 2= gejala gualitas tidur ringan, 3= gejala
4. Kriteria eksklusi
kualitas berat, dan 4= gejala kualitas tidur sangat
dalam pemilihan sampel yang terdapat pada berat . penelitian yang di gunakan untuk
penelitian ini adalah: mengobserbasi, mengukur, atau menilai suatu
a. Semua pasien post operasi yang ada di Rumah fenomena (Ahmandi, 2013). Instrumen yang
Sakit yang tidak mau menjadi responden. dilakukan dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner untuk mengetahui tingkat kecemasan
pasien post operasi dan kualitas tidur pada pasien
post operasi kuesioner yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner hasil modifikasi
kuesioner yang sudah baku yang di gunakan dalam
penelitian sebelumnya.

D.
E. Pengumpulan dan
pengolahan data 1. Editing
Pengumpulan dataUntuk 2. Coding
mendapatkan data dalam 3. Processing
penelitian ini, baik dataprimer 4. Cleaning (Pembersihan Data)
maupun data sekunder, 5. Tabulasi
digunakan beberapa taknikyaitu
G. Analisa Data
sebagai berikut.
1. Wawancara 1. Univariat univariat

2. Observasi 2. Analisa Bivariat


F. Pengolahan data
Menurut Arikunto (2013),
prinsip pengelohan data dan
telah di kumpulkan maka
pengolahan data dilakukan
dengan tahap-tahap sebagai
berikut.
I. Etika Penelitian
O Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek tidak
boleh bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian ini harus
etis dalam arti hak responden harus di lindungi (Sugyono,
2013).
Pada penelitian ini maka peneliti harus mendapatkan
pengantar dari ketua Stikes Graha Edukasi Makassar, setelah
mendapatkan persetujuan, baru melakukan penelitian dengan
menekan masalah etik meliputi :
1. Informed concent (lembar persetujuan)
2. Anonymity (tanpa nama)
3. (kerahasiaan)
4. Justice (keadilan)
5. Non maleficience ( tidak merugikan)
J. Alur Penelitian
Pengumpulan data awal : DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAKASSAR

Populasi : semua pasien post operasi yang ada


di Rumah Sakit Bhayangkara makassar.

Sampel : yang memenuhi criteria inklusi dan


esklusi

Pengumpulan data
Lembar observasi dan kuesioner

Variabel Independen :
TINGKAT KECEMASAN Variabel Dependen :
KUALITAS TIDUR

Analisa data :
Dengan Kuantitatif Dan Uji Chi-square

Penyajian Hasil

Anda mungkin juga menyukai