tarik-menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan perkalian dua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak keduanya. Coulomb menemukan sifat serupa pada muatan listrik. Dua buah muatan listrik saling mengerjakan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian dua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak keduanya. jenis muatan yang melakukan gaya. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa i) Dua muatan sejenis, yaitu muatan yang sama-sama positif atau sam melakukan gaya tolak-menolak. ii) Dua muatan yang tidak aya yang dihasilkan bisa berupa gaya tarik-menarik atau tolak menolak, tergantung pada a-sama negatif jenis, yaitu positif dan negatif, saling melakukan gaya . • Gaya Coulomb oleh sejumlah muatan jika terdapat sejumlah muatan maka gaya total pada suatu muatan merupakan jumlah vectornya yang dilakukan oleh sejumlah muatan lainnya.
Mengapa muatan q1 dapat melakukan gaya pada muatan q2 meskipun ke
dua muatan tersebut tentang gaya gravitasi yaitu karena adanya edan gaya. Gaya Coulomb muncul karena muatan q1 menghasilkan medan listrik pada posisi muatan q2. Muatan q2 berinteraksi dengan medan yang dihasilkan muatan q1, dan interaksi tersebut menghasilkan gaya pada muatan q2. dinyatakan 21 tidak bersentuhan? Mirip dengan pembahasan kita Gejala magnetisme, seperti halnya listrik, juga telah diamati manusia beberapa abad sebelum masehi. Sebuah material berwarna hitam yang disebut lodestone dapat menarik besi dan benda-benda logam lainnya. Tahun 1269, de Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya sepasang kutub pada benda magnetik. Kutub-kutub ini kemudian dinamakan dengan “kutub utara” dan “kutub selatan”. Jika kutub yang sama didekatkan maka akan saling menolak, dan sebaliknya jika kutub yang berlainan didekatkan akan saling menarik Gaya saling menolak dan saling menarik menyerupai fenomena listrik statis (gaya Coulomb) yang telah kita pelajarai pada awal kuliah semester ini. Meskipun begitu ada perbedaan cukup penting antara sumber dari gaya (medan) magnet dengan gaya (medan) listrik, yaitu pada magnet kutub utara dan selatan tidak bisa terpisahkan dan selalu berpasangan, berbeda halnya dengan gaya listrik (Coulomb) yang masing-masing muatan (positif dan negatif) bisa terpisah, pada magnet kutub positif selalu muncul berpasangan, bahkan jika sebuah bahan (batang) magnetik dipotong sedemikian rupa, selalu saja muncul sepasang kutub Pasangan kutub ini dikenal dengan istilah dipole magnet (di = dua, pole = kutub). Dalam magnet tidak (belum) ditemukan kutub tunggal (monopol) berbeda dengan listrik yang memiliki monopol Sebagaimana pada muatan listrik, sebuah dipol magnet (yang merupakan satuan terkecil magnet) memiliki medan magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan selatan, Hal ini mirip seperti pada muatan listrik positif, medan listrik mengarah keluar menjauhi muatan, dan pada muatan negatif sebaliknya
Benda-benda logam (magnetik) yang
berada di sekitar medan magnet akan mengalami gaya magnetik, seperti halnya gaya coulomb pada listrik. Dalam bukunya de magnete, William Gilbert menganalogikan bumi kita sebagai sebuah dipol magnetik raksasa, dengan kutub utara magnetik berbeda sekitar 11,5° dari kutub utara geografis bumi. Pertanyaan yang paling wajar diajukan adalah, mengapa bumi bersifat magnetik ? Dari sekian banyak penyebab (sumber) magnet bumi, yang penyebab terbesar adalah karena faktor perputaran inti bumi yang bersifat cair. Inti cair bumi terdiri dari lelehan besi dan nikel bertemperatur 5000oC yang berputar sedemikian sehingga menghasilkan medan magnet yang arahnya dari selatan menuju utara bumi. Karena lelehan besi dan nikel ini mengandung sejumlah muatan listrik yang berputar mengelilingi sumbunya maka akan timbul medan magnet yang arahnya sesuai dengan aturan tangan kanan, yang membuat bumi menjadi sebuah magnet raksasa dengan kutub-selatan magnet di utara, dan kutub-utara magnet di selatan (meskipun kita katakan kutub utara magnet di utara karena kompas kita menunjuk ke sana). Keberadaan medan magnetik bumi inilah yang melindungi kita dari radiasi elektomagnetik matahari atau dikenal sebagai sebagai sabuk Van Allen. Dalam bab ini akan dijelaskan bahwa gejala kemagnetan dengan gejala kelistrikan, seperti yang kita pelajari sebelumnya, memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pemahaman bahwa listrik dapat menimbulkan medan magnet diselidiki oleh beberapa fisikawan seperi Oersted, Biot-Savart, Ampere dan lain-lain. Sebaliknya dalam bab 7 akan dijelaskan bahwa, pengetahuan bahwa medan magnet dapat menimbulkan arus listrik ditemukan oleh fisikawan lain seperti Lenz, Faraday, Henry dan lain-lain. Namun pada akhirnya, fisikawan yang ”menabuh gong” final keterkaitan listrik dengan magnet sebagai gejala ”elektromagnetik” adalah Maxwell. 2. SUMBER-SUMBER MEDAN MAGNET : ARUS DAN MUATAN LISTRIK MENGHASILKAN MEDAN MAGNET 2.1 Medan Magnetik Dari Suatu Muatan Bergerak Medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v. Medan magnet yang dihasilkan pada jarak r dari muatan bergerak q adalah sebesar :
di mana μo adalah kostanta permeabilitas
udara yang besarnya 4πx10-7 N/A2. r merupakan jarak dari muatan terhadap titik di mana medan magnet diukur dan r vektor satuan dengan arah tegak lurus permukaan yang dibentuk perkalian vektor v dan r. Medan Magnet Di Sekitar Kawat Berarus Listrik Karena medan magnet dapat timbul pada muatan yang bergerak, maka dapat dipastikan bahwa kawat berarus listrik akan menimbulkan medan magnet, sebab arus merupakan muatan listrik yang bergerak. Hal ini pertama kali diamati oleh HC. Oersted pada tahun 1820. Arah dari medan magnet dapat dilihat melalui aturan tangan kanan dengan ibu jari menunjuk arah arus lisrik dan keempat jari lain yang mengepal menunjukkan arah medan megnet. Besarnya medan magnet bergantung dari bentuk kawat berarus dan dapat dihitung dengan hukum Biot-Savart. Solenoida Solenoida adalah induktor yang terdiri gulungan kawat yang kadang di dalamnya dimasukkan sebuah batang besi berbentuk silinder sebagai dengan tujuan memperkuat medan magnet yang dihasilkannya seperti terlihat dalam gambar 6.11 di samping. Solenoida digunakan dalam banyak perangkat elektronika seperti bel pintu atau pengeras suara. Secara skematik bentuk dari solenoida dapat dilihat pada gambar 6.12 di mana solenoida terdiri dari n buah lilitan kawat berarus listrik I, medan magnet yang dihasilkan memiliki arah seperti pada gambar, di mana kutub utara magnet mengikuti aturan tangan kanan Hukum Coulomb tetap berlaku untuk distribusi muatan apa saja. Namun untuk distribusi muatan pada benda besar kita sering mengalami kesulitan menggunakan hokum Coulomb secara langsung kecuali untuk beberapa bentuk. Kita akan mencari medan listrik yang dihasilkan oleh benda yang bentuknya sederhana Apabila kita melihat elemen lain di cincin yang tepat berseberangan dengan elemen yang lah kita pilih sebelumnya maka kita dapatkan elemen tersebut menghasilkan komponen anan sehingga saling meniadakan. terhadap medan arah vertical yang sama baik besar maupun arah. Namun komponen medan arah horizontal memiliki besar sama tetapi arah berla hingga medan total yang dihasilkan cincin hanya memiliki arah vertical. Oleh karena menentukan medan total kita cukup menjumlahkan komponen vertical yang akibatnya, komponen horizontal medan yang dihasilkan elemen-elemen pada cincin saling meniadakan seh karena itu, untu ihasilkan oleh masing-masing elemen. Medan Listrik Oleh Muatan Batang Kita akan bahas medan listrik yang dihasilkan oleh batang yang memiliki panjang L di posisi yang sejajar dengan sumbu batang. Titik pengamatan adalah pada jarak a dari ujung batang terdekat. Batang memiliki kerapatan muatan homogen. jika solenoida memiliki panjang L yang terdiri dari N buah lilitan, maka jumlah lilitan persatuan panjang sebut saja n adalah n=N/L. Maka jika kita jumlahkan seluruh lilitan sebanyak ndx, kita harus melakukan integrasi
Pemamcar gelombang elektromagnetik seperti pemancar radio dan televisi umum
mendekat dan menjauh). Berdasarkan teori elektromagnetik, muatan yang berosilasi memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi samam dengan frekuensi osilasi nghasilkajn osilasi dipole. Muatan posisi dan Setiap elemen dx akan memiliki elemen pasangan yang berseberangan dari lokasi titik pengamatan yang memiliki komponen medan arah horisontal yang sama besar tetapi magnet total di titik P dalah integral dari komponen medan arah vertikal. Selanjutnya kita menentukan batas-batas integral. Karena kawat panjang tak berhingga, maka batas bawah adalah θ = 0o dan batas atas adalah θ = 180o. Dengan demikian, medan listrik total yang dihasilkan kawat adalah berlawanan arah. Kedua komponen tersebut saling meniadakan. Akibatnya, hanya komponen arah vertikal yang memberi kontribusi pada medan listrik total. Medan listrik oleh kawat lurus berhingga Sekarang kita akan membahas kasus yang sedikit rumit, yaitu menentukan medan listrik yang dihasilkan oleh muatan listrik pada kawat lurus yang panjangnya berhingga. Misalkan kita memiliki kawat yang panjangnya Lo. Kita akan menentukan kuat medan listrik pada titik yang berjarak a dari kawat dan dan sejajar dengan salah satu ujung kawat perlu diperhatikan bahwa untuk kasus ini, komponen medan arah horizontal tidak saling enghilangkan. Komponen horizontal dan vertical sama-sama memberi kontribusi pada Sekarang kita tentukan batas-batas integral. Ketika elemen dx berada di ujung kiri kawat, maka P
medan total. ka sudut yang dibentuk adalah θm yang memenuhi
omLa/tan=θ . Dan ketika elemen dx berada di ujung kanan kawat maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Jadi, batas integral adalah dari θm sampai 90o. Selanjutnya kita bahas kasus yang lebih umum lagi di mana titik pengamatan berada di antara dua ujung kawat. Misalkan titik tersebut berjarak a dari kawat dan berjarak b dari salah satu s ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Kita dapat memandang bahwa medan rsebut dihasilkan oleh dua potong kawat yang panjangnya b dan panjangnya Lo – b di mana titik pengamatan berada di ujung masing-masing potongan kawat tersebut. Kuat medan arah tegak lurus yang dihasilkan horizontal saling melemahkan. hingga Komponen-komponen medan yang dihasilkan kawat sepanjang b adalah dua kawat saling mnguatkan Medan listrik arah vertical maupun horizontal total merupakan selisih komponen medan listrik yang dihasilkan masing-masing kawat karena tanda muatan berlawanan Tiap elemen kawat memiliki pasangan di seberangnya (lokasi diametrik) di mana komponen gak lurus sumbu memiliki besar sama tetapi arah tepat berlawanan. Dengan demikian ke meniadakan. Oleh karena itu, untuk menentukan kuat medan terhadap dua komponen tersebut saling total kita cukup melakukan integral pada komponen yang sejajar sumbu saja Garis Gaya Listrik Untuk menvisualisasikan medan listrik sehingga kita memiliki gambaran tentang besar maupun arahnya, maka didefinisika garis gaya listrik. Garis gaya listrik adalah garis khayal yang keluar dari muatan positif dan masuk ke muatan negatif. Setelah menggambarkan garis gaya listrik maka kita dapat mendefinisikan medan listrik sebagai berikut i) Besarnya me n listrik sebanding dengan kerapatan garis gaya per satuan luas permukaan yang ditembus garis gaya
Karena kuat medan listrik sebanding dengan
kerapatan garis gaya maka dapat pula kita katakana bahwa kuat meda Dan karena kuat medan listrik berbanding lurus juga dengan besar muatan maka dapat kita impulkan bahwa Jumlah garis gaya berbanding lurus dengan muatan. Makin besar muatan yang dimiliki duatu partikel maka makin banyak garis gaya yang keluar atau masuk ke partikel tersebut. Hukum Gauss Gauss merupakan metode yang sangat efektif untuk mencari kuat medan listrik sekitar muatan kantinu pada benda yang memiliki simetri. Kita akan menerapkan hukum Gauss pada beberapa kasus.
Fluks Listrik Sebelum menerapkan hukum Gauss, mari kita bahas dulu fluks listrik. Fluks listrik didefinisikan sebagai perkalian scalar antara vector kuat medan listrik dengan vector luar permukaan yang ditembus oleh medan tersebut.