C. Obat tradisional
Rimpang kunyit dan rimpang temu lawak, dapat
digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi
gangguan pencernaan.
FISURA ANUS
FISURA ANUS adalah robekan linier atau retak di saluran anus
distal yang menyakitkan dalam jangka pendek hanya melibatkan
epitel dan dalam jangka panjang melibatkan ketebalan mukosa
anus. Fisura anus berkembang dengan frekuensi yang sama pada
kedua jenis kelamin, cenderung terjadi pada orang yang lebih
muda dan setengah baya.
Penyebab yang tepat dari fisura anus tidak
diketahui, untuk sementara beberapa faktor
dicurigai sebagai penyebab munculnya fisura
anus seperti trauma gerakan usus yang keras,
diit rendah serat, dan riwayat operasi anus
sebelumnya.
MANIFESTASI KLINIS
Biasanya, gejala fisura anus relatif spesifik dan
diagnosis sering didapat dari riwayat penyakit.
Namun, pada beberapa kondisi medis lain seperti
tumor jinak pada anus kadang sering didiagnosis
sebagai fisura anus. Biasanya, pasien mengeluhkan
rasa sakit yang parah selama buang air besar,
dengan rasa sakit yang berlangsung beberapa menit
hingga jam sesudahnya. Rasa sakit itu kambuh
setiap terjadi gerakan usus dan pasien biasanya
menjadi takut atau tidak mau buang air besar yang
menyebabkan siklus sembelit memburuk, tinja lebih
keras, dan lebih banyak rasa sakit pada anus.
Sekitar 70% dari pasien mengalami buang air besar
disertai darah merah terang.
TATALAKSANA
A. Farmakoterapi
Terapi awal untuk fisura anal bersifat farmakoterapi dan lebih
dari 80% fisura anus akut sembuh tanpa terapi lebih lanjut. Tujuan
pengobatan ialah untuk meringankan konstipasi dan memutus siklus
gerakan usus yang keras, nyeri yang terkait, dan perburukan yang
semakin parah. Beberapa obat yang bisa meringankan gejala tersebut
ialah sebagai berikut.
1. Laksatif
2. Salep nitrogliserin
3. Salep nifedipin
4. Toksin botulinum
B. Pembedahan
Terapi bedah biasanya dilakukan pada fisura akut yang tetap
bergejala selama 3-4 minggu setelah pengobatan dan untuk fisura
kronis. Pembedahan yang dilakukan ialah dengan cara dilatasi sfingter
dan kemudian dilakukan lateral internal sfingterotomi.
INTUSSUSCEPTION
INTUSSUSCEPTION adalah masuknya salah satu bagian
ke bagian yang lain atau invaginatio dari salah satu
bagian usus kedalam lumen dan bergabung dengan
bagian tersebut. Biasanya bagian proksimal masuk ke
distal, jarang terjadi sebaliknya.
Intussusception merupakan salah satu penyebab
spesifik dari obstruksi usus. Obstruksi usus
disebabkan oleh adanya objek dalam lumen,
intramural thickening atau stenosis dan tekanan
extramural. Penyebab yang spesifik yang lain antara
lain : benda asing, volvulus. torsio usus,
terkurungnya usus besar karena hernia (termasuk
semua tipe hernia abdominal, hernia
diafragmatika), adhesi (post trauma atau post
operasi), abses, granuloma atau hematoma,
malformasi congenital (stenosis atau atresia) dan
neoplasia usus.
Manajemen medis
Terapi yang dapat dilakukan antara lain pemberian obat-
obatan dan cairan. Pemberian cairan melalui intravena untuk
meminimalkan kehilangan cai ran tubuh. Secara umum diberikan
cairan lactated ringers’ tapi pada keadaan hy ponatremia dan
hypochloremia maka cairan yang menjadi pilihan yaitu 0,9 % NaCl.
Dapat juga diberikan antibiotik spectrum luas. Reduksi manual
intussusception secara percutaneus kadang-kadang berhasil dan
kejadian intussusception tidak berulang. Penyebab intussusception
jarang dapat terhindar oleh terbentuknya adhesi dan pengelupasan
intussusceptium. Tetapi intussusception seringkali memerlukan reduksi
operasi dan prosedur tambahan untuk mencegah kejadian berulang.
Terapi medis digunakan untuk memeriksa keseimbangan
cairan dan elektrolit dan sebagai dasar untuk membedakan penyebab
intussusception (seperti enteritis atau peritonitis). Karena kejadian
penyakit yang berulang, dapat dilakukan operasi pada kejadian
intussusception dengan melakukan reduksi secara manual. Adanya
biopsi usus pada saat operasi dapat membantu identifikasi penyebab
intussusception. Syarat intussusceptum dapat dievaluasi adanya masa