Anda di halaman 1dari 45

– Sebelum meninggalkan rumah sakit / Fasyankes

– Sebelum menggunakan sarung tangan


– Segera setelah melepaskan sarung tangan
– Segera setelah keluar dari toilet atau
membersihkan sekresi hidung
– Sebelum dan setelah menyiapkan dan
mengkonsumsi makanan
• Cuci tangan dengan air dan sabun
jika tangan terlihat kotor

• Gosok tangan dengan hand rub


berbasis alkohol jika tangan tidak
terlihat kotor

• Jangan menyentuh kembali area


permukaan lingkungan sebelum
melakukan tindakan
• Mengeringkan tangan setelah mencuci
tangan adalah satu hal yang sangat
penting, tidak ada gunanya mencuci
tangan dengan baik dan benar tetapi
ketika mengeringkan tangan
menggunakan handuk yang sudah
terkontaminasi
• Keringkan tangan dengan handuk kertas
• Jika tidak ada handuk kertas gunakan
handuk tangan sekali pakai

• Handuk kertas harus tetap dalam kondisi


bersih, tidak terkontaminasi,
penyimpanan handuk kertas dittempat
yang kering dan tertutup/ dalam lemari
• Tempat cuci tangan dengan air
bersih mengalir dengan keran
otomatis atau menggunakan siku
saat membuka
• Sabun atau anti septik dalam
dispenser dengan pengontrol
otomatis
• Kertas tissue/handuk kertas
• Tempat limbah kertas
menggunakan injakan kaki saat
membuka
• Jaga kuku selalu pendek dan bersih
• Jangan memakai perhiasan,kuku palsu,cuteks
• Jangan mencuci sarung tangan saat
menggunakan
• Tidak dianjurkan pakai handuk pakai ulang &
tisu rol
• Bila pakai sabun batang: kecil & wadah
berlubang dibawah,dianjurkan sabun cair
• Tidak boleh menambahkan sabun cair /antiseptik
sebelum habis benar.
• Sebelum mengisi bersihkan dispenser hingga bersih
dan kering
• Pilih sabun antiseptik yang bersifat rendah iritatif
• Untuk menghilangkan risiko terbakar (jarang)
tangan harus benar kering dari alkohol hand rub
sebelum menyentuh pasien atau lingkungan
/peralatan pasien
• Lotion untuk meminimalisir iritasi dermatitis kontak
HASIL UJI MO RESISTENSI TERHADAP
TANGAN PETUGAS SEBELUM MELAKUKAN
KEBERSIHAN TANGAN

Culture plate showing growth of bacteria 24 hr after a


nurse placed her hand on the plate
• Pemakaian APD
– Memakai Alat Pelindung Diri, jika
melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh
atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas
– APD untuk satu pasien dan harus
diganti untuk pasien berikutnya
Lanjutan…….

Pemakaian APD
– Segera melepas Alat Pelindung Diri jika
tindakan sudah selesai
– Tidak dibenarkan menggantung masker
di leher, memakai sarung tangan
sambil menulis dan menyentuh
permukaan lingkungan.
– Pakai sarung tangan sekali pakai untuk
satu tindakan, tidak memakai satu
sarung tangan untuk beberapa pasien
PERALATAN PERAWATAN
PASIEN
• Peralatan disposible
– Setelah dipakai segera dibuang ke kontainer
limbah sesuai jenis limbah
• Peralatan reuseable
– Dilakukan pemrosesan melalui pembersihan,
disinfeksi dan sterilisasi sesuai klasifikasi
Spaulding, sebelum pembersihan terlebih dahulu
dilakukan pra- pembersihan menggunakan
enzymatik atau detergen
KRITERIA SPAULDING

– Peralatan kritikal: peralatan


yang masuk kedalam
pembuluh darah atau jaringan
steril, pemrosesan dengan
cara sterilisasi
– Peralatan Semi
kritikal:peralatan yang masuk
ke membrane mukosa,
pemrosesan minimal DTT,
namun lebih baik disterilisasi
– Peralatan non kritikal:
peralatan yang hanya di
permukaan tubuh saja,
pemrosesan dengan cara
pembersihan
– Menyimpan linen bersih di dalam lemari
tertutup
– Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan
linen steril
– Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
– Memisahkan linen kotor ternoda darah atau
cairan tubuh dengan linen kotor tidak ternoda
– Menempatkan linen kotor tidak dilantai
– Persediaan linen sesuai kebutuhan
Sudah benarkah…???
Penatalaksanaan limbah
Wadah untuk benda
Warna kantong : tajam
Kuning:sampah Infeksius Tahan bocor dan
Hitam:non infeksius/ domestik tusukan
Dibuang setelah
Merah:Radioaktif
terisi 3/4 bagian
Ungu :Cytotoksik

2-15
Penanganan benda tajam
Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),
Dilarang mematahkan jarum, melepaskan, membengkokkan
jarum bekas pakai.
Gunakan cara yang aman bila memberikan benda tajam

2-16
Luka tusuk jarum
300 luka tusuk/100 TT/tahun
21.5% selama tindakan
78.5% setelah tindakan
Recapping
Melepas jarum / scalpel

Yunihastuti, et al. Health Care Workers’ Behaviour during HIV Occupational Exposure Reported to Pokdisus AIDS Jakarta
2004-2006
• Mempertahankan kondisi
lingkungan sehat
– Udara bersih
– Penyediaan air bersih
– Permukaan lingkungan
bersih
– Penataan peralatan
sedemikian rupa sehingga
tampak rapi dan mudah
dibersihkan
– Binatang (kucing, anjing,
tikus) tidak ada disekitar
ruangan, termasuk lalat,
nyamuk dan kecoak
Disinfektan
• Etil alkohol70%isopropil
alkohol
• Kuat,spektrum luas sbg
germicida
• Untuk permukaan sempit(karet
vial, termometer)
• Permukaan luar alat
(stetoskop, ventilator)
Na hipoklorit sebagai disinfektan
• Na hipoklorit0,5% atau 500 ppmkuat,efektif,murah
• 0,05% untuk dekontaminasi peralatan terapi pernafasan
• Mematikan bakteri,fungi,virus
• Waktu kontak 10-60 menit
dg lap permukaan tidak berpori -->> 10 menit
dicelupkan 30 menit
• Disinfeksi permukaan
• Mengiritasi mukous membran,kulit,sal nafas,rusak karena panas & sinar
• Pengenceran yang tepat agar efektif fungsinya
• Ventilasi hrs adekuat & konsisten
• Korosif bagi logam,merusak permukaan yang ber cat
– Petugas harus dalam
keadaan sehat
– Jika batuk flu tidak
direkomendasikan bekerja
– Tidak menggunakan
asesories ditangan
(cincin, gelang, jam)
– Menggunakan sandal jepit,
sandal terbuka didepan
tidak direkomendasikan
– Pemeriksaan berkala
petugas yang berisiko
• Pasien yang dapat menularkan
kepada pasien lain
• Daya tahan tubuh yang menurun
• Pasien tidak dapat menjaga
kebersihan lingkungannya
• Pasien yang dapat
mengkontaminasikan ke
lingkungan (pasien batuk)
Praktek menyuntik yang aman
Cegah KLB akibat
 Pemakaian ulang jarum steril
untuk peralatan suntik IV
beberapa pasien
 jarum pakai ulang obat/cairan
multidose
Penelitian CDC 2006-7 tentang KLB
MRSA pada anak
Contoh pengelolaan jarum
setelah dipakai
 Jangan memasukan kembali jarum
bekas suntikan dengan dua tangan
x
 Jangan mematahkan jarum yg telah
dipakai

 Segera buang jarum/ needle ke


dalam wadah yg telah ditentukan
dan dibuang oleh sipemakai
Penanganan pecahan kaca /
benda tajam
 Gunakan APD
 Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda
tajam tersebut, kemudian bungkus dengan kertas
 Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri label
• Etika batuk/kebersihan pernapasan
– Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin;pakai tissu
– Buang ke tempat sampah (kuning ) bila telah terkena sekret
saluran napas dan
– Lakukan cuci tangan dengan sabun /antiseptik di air mengalir,
alkohol handrub setelah kontak dengan sekret
– Jika tidak ada tissu , tutup mulut dan hidung menggunakan
lengan atas bagian dalam
– Jaga jarak terhadap orang dg gejala ISPA dg demam
WHO
GUIDELINES

x x x √ √
PRAKTIK LUMBAL PUNKSI
• Praktik Lumbal Punksi
– Masker harus dipakai klinisi saat melakukan
lumbal pungsi,anaestesi spinal /epidural/pasang
kateter vena sentral
– Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airborne/Udara

>5µm Tek neg < 5µm

MRSA, VRE TBC, SARS


H5N1,H1N1
MDRO Meningitis

Bicara,batuk Bicara,batuk
Aerosol Aerosol
bersin bersin
Sarung tangan Jarak Masker Bedah Jarak Jarak
Gaun Masker N 95
1m Wajah, Gaun 1m 2m
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
 Kontak:
– Kontak langsung: berjabat
tangan, bersentuhan
– Kontak tidak
langsung:melalui alat
kesehatan
 Droplet:
– Percikan >5µm melayang di
udara jatuh mengenai
mukosa mata, hidung atau
mulut yang ada pada jarak
dekat (suction, bronkoskopi)
• Udara/Airborne
Percikan/partikel berukuran kecil
< 5mm melayang/menetap di udara
beberapa jam, disebarkan luas
dalam ruangan /jarak lebih jauh.

Langsung/melalui debu dg mikroba


(TBC, cacar air/varicella, campak)
Menyebar: batuk, bersin, berbicara,
tindakan intubasi, suction,
bronkoskopi
Kewaspadaan Transmisi Kontak
Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau
terkolonisasi agen infeksius:

1. Penempatan pasien :
 1 kamar tersendiri atau kohor
(dikumpulkan) dengan pasien yang
terinfeksi agen infeksi sama
 Penelitian gagal membuktikan kamar
tersendiri mencegah HAIs
 Kohorting unt management KLB
MDRo termasuk MRSA,VRE,ESBL
Kewaspadaan Transmisi Kontak
Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau
terkolonisasi agen infeksius:

2. Alat Pelindung Diri:


 Sarung tangan:
 Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat
kontak dengan pasien, permukaan lingkungan atau
peralatan pasien (diare, inkontinensia, kolonostomi,
slang drainase). Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan ruangan dan pastikan pakaian tidak
menyentuh lagi permukaan tercemar dlm ruangan
Kewaspadaan transmisi droplet
• Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau
kohorting (menempatkan pasien infeksi
/terkolonisasi yang sama ),bila tidak memungkinkan
dan beri jarak antar pasien 1m
• Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu
boleh terbuka
• Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari
pasien
• Pemindahan pasien :
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker
pada pasien saat proses pemindahan
Kewaspadaan transmisi udara/airborne
Penempatan pasien :
 Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor

 Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x per jam

 Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter HEPA


(high efficiency particulate air) yang menyaring udara
ruangan yang dibuang keluar.
 Pintu harus selalu tertutup rapat.

 Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien (kohort)


dengan pasien infeksi yang sama
 Jika tidak ada tekanan negatif, buka jendela lebar, ventilasi
udara keluar bebas dari lalu lintas orang
DIKLAT Sosialisasi Sosialisasi

Masyarakat RS
Dokter spesialis
Dokter umum Tukang Parkir
Analis
Penata Rotgen Petugas
Pasien
Nutrisian Keamanan
Keluarga pasien
Apoteker
Pengunjung
Asisten Apoteker Petugas
Physioterapist Kebersihan
Pekarya
IPSRS Pedagang
Mahasiswa
PPDS
Pencegahan infeksi dengan pemakaian alat
kesehatan
• Pemasangan alat kesehatan (kateter
intravena, kateter urine menetap)
– Berdasarkan indikasi klinis
– Segera dilepas jika tidak ada indikasi klinis
– Perawatan daerah pemasangan dan peralatan
– Penggunaan alat kesehatan yang aman
Berdasarkan Profilaksis Empirik
indikasi Teraupetik Definitif
– Melakukan surveilans aktif
– Surveilans masalah kesehatan
(Diare, TB, Pneumonia)
– Metode target surveilans
– Melakukan surveilans TIM PPI
– Menyebarluaskan hasil surveilans kepada
yang berkepentingan
MONITORING DAN EVALUASI

• Monitoring dan evaluasi


– Dilakukan oleh Tim PPI
– Setiap hari, bulan, tahun
tergantung pada kondisi dan
hasil
PELAPORAN

– Setiap bulan, tiga bulan,tahun atau


sewaktu-waktu bila perlu
– Secara lisan atau tertulis
– Tim melapor kepada Komite PPI
– Komite melapor kepada Direktur RS
– Direktur melapor ke Kemenkes
Insiden rate UTI period Jan-Des 2012 in NCC Harapan Kita Data insiden rate infeksi rumah sakit periode 2001-2009 di
RSJPDHK
12
70
per 1000 catheter days

Insiden rate per 1000 hari pemakaian


10 9.8
60
8.7
8 IADP
50
ISK

alat/hari rawat
6 5.6 5.9 40 HAP
5.2 VAP
4.6 4.5 4.6
4 3.6 30 PLEBITIS
DEKUBITUS
2.5 2.6
2 20
1
0 10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des
0
Month 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun

Distribusi IADP tahun 2008 di RSJPDHK

ICU Dewasa ICU Anak CVC IW Medikal IW Bedah IW Anak RA

2, (4%) 6.4, (12%)


Dapat menjawab
Apa,
5.9, (11%)

1.3,( 2%)

9.5, (18%)
17.4, (33%)
Dimana,
Kapan
10.4, (20%)
KESIMPULAN
• Manajemen HAIs merupakan suatu kegiatan yang
harus dilaksanakan di RS dan Fasilitas kesehatan
lainnya termasuk Puskesmas,untuk meminimalkan
HAIs
• Manajemen HAIs meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi
• Keterlibatan, tanggungjawab dan komitmen setiap
individu dituntut untuk keberhasilan menurunkan
HAIs
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai