Pemakaian APD
– Segera melepas Alat Pelindung Diri jika
tindakan sudah selesai
– Tidak dibenarkan menggantung masker
di leher, memakai sarung tangan
sambil menulis dan menyentuh
permukaan lingkungan.
– Pakai sarung tangan sekali pakai untuk
satu tindakan, tidak memakai satu
sarung tangan untuk beberapa pasien
PERALATAN PERAWATAN
PASIEN
• Peralatan disposible
– Setelah dipakai segera dibuang ke kontainer
limbah sesuai jenis limbah
• Peralatan reuseable
– Dilakukan pemrosesan melalui pembersihan,
disinfeksi dan sterilisasi sesuai klasifikasi
Spaulding, sebelum pembersihan terlebih dahulu
dilakukan pra- pembersihan menggunakan
enzymatik atau detergen
KRITERIA SPAULDING
2-15
Penanganan benda tajam
Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),
Dilarang mematahkan jarum, melepaskan, membengkokkan
jarum bekas pakai.
Gunakan cara yang aman bila memberikan benda tajam
2-16
Luka tusuk jarum
300 luka tusuk/100 TT/tahun
21.5% selama tindakan
78.5% setelah tindakan
Recapping
Melepas jarum / scalpel
Yunihastuti, et al. Health Care Workers’ Behaviour during HIV Occupational Exposure Reported to Pokdisus AIDS Jakarta
2004-2006
• Mempertahankan kondisi
lingkungan sehat
– Udara bersih
– Penyediaan air bersih
– Permukaan lingkungan
bersih
– Penataan peralatan
sedemikian rupa sehingga
tampak rapi dan mudah
dibersihkan
– Binatang (kucing, anjing,
tikus) tidak ada disekitar
ruangan, termasuk lalat,
nyamuk dan kecoak
Disinfektan
• Etil alkohol70%isopropil
alkohol
• Kuat,spektrum luas sbg
germicida
• Untuk permukaan sempit(karet
vial, termometer)
• Permukaan luar alat
(stetoskop, ventilator)
Na hipoklorit sebagai disinfektan
• Na hipoklorit0,5% atau 500 ppmkuat,efektif,murah
• 0,05% untuk dekontaminasi peralatan terapi pernafasan
• Mematikan bakteri,fungi,virus
• Waktu kontak 10-60 menit
dg lap permukaan tidak berpori -->> 10 menit
dicelupkan 30 menit
• Disinfeksi permukaan
• Mengiritasi mukous membran,kulit,sal nafas,rusak karena panas & sinar
• Pengenceran yang tepat agar efektif fungsinya
• Ventilasi hrs adekuat & konsisten
• Korosif bagi logam,merusak permukaan yang ber cat
– Petugas harus dalam
keadaan sehat
– Jika batuk flu tidak
direkomendasikan bekerja
– Tidak menggunakan
asesories ditangan
(cincin, gelang, jam)
– Menggunakan sandal jepit,
sandal terbuka didepan
tidak direkomendasikan
– Pemeriksaan berkala
petugas yang berisiko
• Pasien yang dapat menularkan
kepada pasien lain
• Daya tahan tubuh yang menurun
• Pasien tidak dapat menjaga
kebersihan lingkungannya
• Pasien yang dapat
mengkontaminasikan ke
lingkungan (pasien batuk)
Praktek menyuntik yang aman
Cegah KLB akibat
Pemakaian ulang jarum steril
untuk peralatan suntik IV
beberapa pasien
jarum pakai ulang obat/cairan
multidose
Penelitian CDC 2006-7 tentang KLB
MRSA pada anak
Contoh pengelolaan jarum
setelah dipakai
Jangan memasukan kembali jarum
bekas suntikan dengan dua tangan
x
Jangan mematahkan jarum yg telah
dipakai
x x x √ √
PRAKTIK LUMBAL PUNKSI
• Praktik Lumbal Punksi
– Masker harus dipakai klinisi saat melakukan
lumbal pungsi,anaestesi spinal /epidural/pasang
kateter vena sentral
– Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airborne/Udara
Bicara,batuk Bicara,batuk
Aerosol Aerosol
bersin bersin
Sarung tangan Jarak Masker Bedah Jarak Jarak
Gaun Masker N 95
1m Wajah, Gaun 1m 2m
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Kontak:
– Kontak langsung: berjabat
tangan, bersentuhan
– Kontak tidak
langsung:melalui alat
kesehatan
Droplet:
– Percikan >5µm melayang di
udara jatuh mengenai
mukosa mata, hidung atau
mulut yang ada pada jarak
dekat (suction, bronkoskopi)
• Udara/Airborne
Percikan/partikel berukuran kecil
< 5mm melayang/menetap di udara
beberapa jam, disebarkan luas
dalam ruangan /jarak lebih jauh.
1. Penempatan pasien :
1 kamar tersendiri atau kohor
(dikumpulkan) dengan pasien yang
terinfeksi agen infeksi sama
Penelitian gagal membuktikan kamar
tersendiri mencegah HAIs
Kohorting unt management KLB
MDRo termasuk MRSA,VRE,ESBL
Kewaspadaan Transmisi Kontak
Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau
terkolonisasi agen infeksius:
Masyarakat RS
Dokter spesialis
Dokter umum Tukang Parkir
Analis
Penata Rotgen Petugas
Pasien
Nutrisian Keamanan
Keluarga pasien
Apoteker
Pengunjung
Asisten Apoteker Petugas
Physioterapist Kebersihan
Pekarya
IPSRS Pedagang
Mahasiswa
PPDS
Pencegahan infeksi dengan pemakaian alat
kesehatan
• Pemasangan alat kesehatan (kateter
intravena, kateter urine menetap)
– Berdasarkan indikasi klinis
– Segera dilepas jika tidak ada indikasi klinis
– Perawatan daerah pemasangan dan peralatan
– Penggunaan alat kesehatan yang aman
Berdasarkan Profilaksis Empirik
indikasi Teraupetik Definitif
– Melakukan surveilans aktif
– Surveilans masalah kesehatan
(Diare, TB, Pneumonia)
– Metode target surveilans
– Melakukan surveilans TIM PPI
– Menyebarluaskan hasil surveilans kepada
yang berkepentingan
MONITORING DAN EVALUASI
alat/hari rawat
6 5.6 5.9 40 HAP
5.2 VAP
4.6 4.5 4.6
4 3.6 30 PLEBITIS
DEKUBITUS
2.5 2.6
2 20
1
0 10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des
0
Month 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
1.3,( 2%)
9.5, (18%)
17.4, (33%)
Dimana,
Kapan
10.4, (20%)
KESIMPULAN
• Manajemen HAIs merupakan suatu kegiatan yang
harus dilaksanakan di RS dan Fasilitas kesehatan
lainnya termasuk Puskesmas,untuk meminimalkan
HAIs
• Manajemen HAIs meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi
• Keterlibatan, tanggungjawab dan komitmen setiap
individu dituntut untuk keberhasilan menurunkan
HAIs
Terima kasih atas perhatiannya