PERANAN INFORMED CONSENT DALAM

MENGANTISIPASI RISIKO GUGATAN

PASIEN DI RUMAH SAKIT

OLEH:
ENDANG WAHYATI Y

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BIDANG MEDICOLEGAL

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
HOTEL HORISON, SEMARANG 16 JUNI 2016
 PROLOG

MESKIPUN SUDAH DILAKUKAN PROSEDUR

INFORMED CONSENT, NAMUN JIKA
TERJADI KESALAHAN (BAIK BERUPA
KESENGAJAAN ATAUPUN KELALAIAN)
DALAM PELAYANAN KESEHATAN MAKA
TIDAK BERARTI MENGHAPUS TANGGUNG
JAWAB HUKUM BAGI PELAKU.
KASUS TERAPI HIPERBARIK
INSIDEN GUNTING KETINGGALAN
DI PERUT
 KOMPLEKSITAS YANKES
.
YANKES

PASIEN
FASKES (RS) SBY Hk(Org)
(NAKES)
Sby.hk UPAYA
Sby.hk (Org)

Moral HAK & KWJBN HAK & KWJBN

Profesi

Etik Hukum Pres/Contra Pres/Contra

Disiplin
Pid
AN Pdt
 LATAR BELAKANG

 SAAT INI PELAYANAN KESEHATAN

MAKIN BERKEMBANG DAN MAKIN
KOMPLEKS
 PENGARUH KEMAJUAN IPTEK, SOSIAL,
BUDAYA BAHKAN POLITIK.
 SETIAP BENTUK AKTIVITAS PELAYANAN
KESEHATAN SESUNGGUHNYA JUGA
MERUPAKAN AKTIVITAS YURIDIS
 DALAM AKTIVITAS YURIDIS BERTEMU
MINIMAL 2 PIHAK (MASING-MASING
SEBAGAI PEMEGANG HAK &
KEWAJIBANNYA)
 LATAR BELAKANG
HUBUNGAN HUKUM DALAM PELAYANAN
KESEHATAN JUGA MAKIN KOMPLEKS DEMIKIAN
PULA PERSOALAN2 HUKUM DALAM BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN.
SAAT INI TELAH TERJADI PERGESERAN PARADIGMA
DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL DI DALAM
PELAYANAN KESEHATAN,
SEBELUMNYA BERDASARKAN POLA HUBUNGAN
VERTIKAL-PATERNALISTIK MENJADI POLA
HUBUNGAN HORIZONTAL-KONTRAKTUAL.
LATAR BELAKANG

 KONSEKUENSI HUBUNGAN HORISONTAL-KONTRAKSTUAL

DALAM YANKES INI MUNCUL DALAM BENTUK INSPANNING
VERBINTENIS YAITU ADANYA HUBUNGAN HUKUM ANTARA 2
(DUA) SUBYEK HUKUM DAN MELAHIRKAN HAK DAN
KEWAJIBAN BAGI PARA PIHAK.
 ADANYA INSPANNING VERBINTENIS DIKARENAKAN OBJEK
TRANSAKSI ADALAH UPAYA PENYEMBUHAN YANG HASILNYA
TIDAK DAPAT DIPASTIKAN DAN KARENANYA UPAYA TERSEBUT
HARUS DILAKUKAN DENGAN PRINSIP KEHATI-HATIAN
 MESKI DEMIKIAN HUBUNGAN HUKUM YANG TERJALIN PADA
PRINSIPNYA HARUS TETAP DILANDASI SALING PERCAYA.
Hubungan Hukum Dokter - Pasien
LATAR BELAKANG

DALAM SETIAP AKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN

(INDIVIDU) TERJALIN HUBUNGAN HUKUM, YANG
BERSIFAT EQUAL, YANG MELAHIRKAN HAK DAN
KEWAJIBAN YANG EQUAL PULA
APA YANG MENJADI KEWAJIBAN SALAH SATU PIHAK
MENJADI HAK PIHAK YANG LAINNYA, DEMIKIAN
SEBALIKNYA
DALAM SETIAP PELAKSANAAN HAK & KEWAJIBAN INI
TERJALIN KOMUNIKASI DAN PEMBERIAN INFORMASI
MAKA INILAH YANG MELAHIRKAN BERBAGAI BENTUK
INFORMED CONSENT.
Persetujuan Tindakan Medik atau
Informed Consent

TERDIRI DARI 2 KATA YAITU “INFORMED” YG

BERARTI TELAH MENDAPAT PENJELASAN /
KETERANGAN (INFORMASI) & “CONSENT” YG
BERARTI PERSETUJUAN/MEMBERI IJIN.
JADI DPT DISIMPULKAN PENGERTIAN INFORMED
CONSENT SEBAGAI “ PERIJINAN BERDASARKAN
INFORMASI”
 Definisi IC

INFORMED CONSENT “IS A LEGAL CONDITION

WHEREBY A PERSON CAN BE SAID TO HAVE GIVEN
CONSENT BASED UPON AN APPRECIATION AND
UNDERSTANDING OF THE FACTS AND IMPLICATIONS
OF AN ACTION. THE INDIVIDUAL NEEDS TO BE IN
POSSESSION OF RELEVANT FACTS AND ALSO OF HIS
REASONING FACULTIES, SUCH AS NOT BEING
MENTALLY RETARDED OR MENTALLY ILL AND WITHOUT
AN IMPAIRMENT OF JUDGMENT AT THE TIME OF
CONSENTING”.
Pengertian IC
“ SUATU KESEPAKATAN/ PRSETUJUAN
PASIEN ATAS UPAYA MEDIS YG AKAN
DILAKUKAN DOKTER TERHADAP
DIRINYA SETELAH MEMPEROLEH INFO
DARI DOKTER TENTANG UPAYA MEDIS
YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MENOLONG DIRINYA SERTA INFO
TENTANG SEGALA RISIKO YANG
MUNGKIN TERJADI.”
(LIHAT: SOFWAN DAHLAN, 2000, H.28)
Permenkes 290 /2008 ttg persetujuan
tindakan kedokteran

Pasal 1 butir 1

“ PERSETUJUAN
TINDAKAN KEDOKTERAN ADALAH
PERSETUJUAN YG DIBERIKAN OLEH PASIEN/
KELUARGA TERDEKAT SETELAH MENDAPAT
PENJELASAN SECARA LENGKAP MENGENAI
TINDAKAN KEDOKTERAN ATAU KEDOKTERAN GIGI
YANG AKAN DILAKUKAN TERHADAP PASIEN”
Landasan Hukum & landasan Etis
 MESKI INFORMED CONSENT LEBIH SERING
DIKAITKAN DG HUKUM, PADA DASARNYA
INFORMED CONSENT LEBIH MEMPUNYAI
LANDASAN ETIS (INFORMED CONSENT
ADALAH SUATU PRINSIP DI BIDANG ETIKA
YANG DIREFLEKSIKAN KE DLM PERATURAN
HUKUM)

 LANDASAN ETIS ; TERKAIT DENGAN

KEHARUSAN BAGI TIAP DOKTER UNTUK
MENGHORMATI KEMANDIRIAN (OTONOMI
PASIEN).
LANDASAN/ AZAS HUKUM INFORMED CONSENT

AZAS PERLINDUNGAN
AZAS KESELAMATAN PASIEN
AZAS LEGALITAS
AZAS KETERBUKAAN
AZAS CAPABILITAS
AZAS KEHATI-HATIAN
 DASAR HUKUM INFORMED CONSENT :

Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Undang- Undang No. 36 tahun 2015 tentang Tenaga Kesehatan
 BENTUK PENGATURAN INFORMED CONSENT

DIATUR MELALUI PERMENKES RI NO. 290/2008 TENTANG

PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
INFORMED CONSENT MERUPAKAN BAGIAN DARI
TRILOGI RAHASIA KEDOKTERAN YANG TERANGKAI
DENGAN PENGATURAN TENTANG MEDICAL RECORD &
MEDICAL SECRECY
 MEDICAL RECORD DIATUR DALAM PERMENKES RI NO.
269/2008 TENTANG REKAM MEDIS
MEDICAL SECRECY DALAM PERMENKES RI NO 36/2013
TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
ASPEK HAM DALAM PELAYANAN KESEHATAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN, BETAPAPUN
BURUKNYA INFORMASI MAKA HAL ITU WAJIB DIBERIKAN
KEPADA PASIEN, KARENA MERUPAKAN HAK-NYA
LANDASAN UTAMA SETIAP HAK & KEWAJIBAN DALAM
YANKES ADALAH HAM
DLM YANKES, HAM ADALAH SUATU KONSEP YANG
MENYANGKUT CARA MEMPERLAKUKAN MANUSIA DAN
MASYARAKAT YANG COCOK DARI SEGI MORAL.
DUHAM PBB (1948) : MANUSIA MEMPUNYAI OTONOMI
ATAS DIRINYA SENDIRI DAN BERHAK UNTUK
MENENTUKAN APA YANG DIKEHENDAKI TERHADAP DIRI
PRIBADINYA.
HAK DASAR DALAM KONSEP HAM
 HAK DASAR MENURUT KONSEP HAM MELIPUTI
1. HAK-HAK PRIBADI
2. HAK-HAK SOSIAL
3. HAK-HAK BUDAYA

 HAK UNTUK HIDUP SEHAT SESUNGGUHNYA MERUPAKAN

INTERAKSI DAN INTER- RELASI DARI KETIGA HAK TERSEBUT,
HAK PRIBADI DAN HAK SOSIAL, SERTA PADA TINGKAT
TERTENTU AKAN MENJADI HAK BUDAYA: BAGIAN DARI
HAK-HAK MANUSIA UNIVERSAL.
 TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
TERHADAP HAM
 DALAM MENJUNJUNG TINGGI HAK ASASI MANUSIA
PEMERINTAH MEMILIKI TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
ATASNYA YAITU TO PROTECT (MELINDUNGI), TO RESPECT
(MENGHORMATI) DAN TO FULLFIL (MEMENUHI) KARENA HAM
MERUPAKAN SUATU HUBUNGAN VERTIKAL ANTARA
NEGARA/PEMERINTAH DENGA N RAKYATNYA.

 UNTUK MELAKSANAKAN PERLINDUNGAN HAM TERSEBUT, DALAM

BIDANG KESEHATAN MAKA DIATURLAH DALAM BEBERAPA
KETENTUAN YANG DIRUMUSKAN DALAM PERUNDANG-
UNDANGAN MULAI DARI UUD’45 (Ps 28 H (1) , UU HAM (Ps. 9 . UU
KESEHATAN Ps 4 & Ps 5 (3) & Ps.56. DLL
HAK ATAS KESEHATAN SEBAGAI
HAK ASASI MANUSIA
 HAK ATAS KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA YANG
SANGAT FUNDAMENTAL DAN TAK TERNILAI DEMI
TERLAKSANANYA HAK ASASI MANUSIA YANG
LAINNYA. SETIAP ORANG BERHAK UNTUK MENIKMATI
STANDAR KESEHATAN TERTINGGI YANG DAPAT
DIJANGKAU DAN KONDUSIF BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
YANG BERDERAJAT.
 MUKADIMAH KONSTITUSI ORGANISASI KESEHATAN
SEDUNIA (WHO) 1946, INI MERUPAKAN INSTRUMEN
YANG SECARA EKSPLISIT MENCANTUMKAN “HAK ATAS
KESEHATAN”.
 THE RIGHT TO INFORMATION AND
THE RIGHT TO SELF DETERMINATION

 KEDUA HAK DASAR INI TIDAK DAPAT DIPISAHKAN SATU DENGAN LAINNYA,
HAL TERSEBUT DAPAT TERLIHAT JELAS DALAM PELAKSANAAN INFORMED CONSENT
YANG MERUPAKAN SYARAT TERJADINYA TRANSAKSI TERAPEUTIK. DENGAN
KEDUA HAK DASAR TERSEBUT PASIEN MEMPUNYAI OTONOMI DAN DOKTER
BERKEWAJIBAN MEMBERI INFORMASI UNTUK MENENTUKAN TERAPI YANG PALING
TEPAT UNTUK DIGUNAKAN (LIHAT: Veronika.K: 1989)
 OTONOMI ADALAH PRINSIP YANG MENGAKUI HAK SETIAP PRIBADI
UNTUK MEMUTUSKAN SENDIRI MENGENAI MASALAH KESEHATAN DAN
KEHIDUPANNYA.
 PASIEN BERKEPENTINGAN UNTUK MENENTUKAN APA YANG AKAN DILAKUKAN
TERHADAP TUBUHNYA. HAK INI BERARTI SUATU KEWENANGAN UNTUK
BERBUAT ATAU TIDAK BERBUAT, SEHINGGA PASIEN MEMPUNYAI KEBEBASAN UNTUK
MENGGUNAKAN ATAU TIDAK MENGGUNAKANNYA. (ASAS KEBEBASAN
BERKONTRAK)
 THE RIGHT TO INFORMATION AND
THE RIGHT TO SELF DETERMINATION
 THE RIGHT OF SELF-DETERMINATION (ALSO KNOWN AS THE
PRINCIPLE OF AUTONOMY) IS THE CENTRAL ELEMENT IN THE
MORAL ISSUE OF PATIENTS RIGHTS. THE PATIENT, AS AN
INDIVIDUAL PERSON, HAS THE MORAL RIGHT TO DETERMINE
WHAT IS GOOD FOR HIMSELF. THIS RIGHT IS AN IMPORTANT
CONSIDERATION IN DISCUSSION OF PATIENTS RIGHTS IN THE
MEDICAL CONTEXT.
 PENJABARAN KEDUA HAK DASAR TERSEBUT MELIPUTI:
1. RIGHT TO INFORMED CONSENT;
2. RIGHT TO INFORMED DECISION;
3. RIGHT TO INFORMED CHOICE;
4. RIGHT TO REFUSAL OF TREATMENT;
 PERAN INFORMED CONSENT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN DI RS?
 RUMAH SAKIT BERKEWAJIBAN UNTUK MELAKSANAKAN
AMANAT UNDANG-UNDANG
 RUMAH SAKIT JUGA BERKEWAJIBAN MEMENUHI HAK PASIEN
 SALAH SATU BENTUKNYA MELALUI PROSEDUR INFORMED
CONSENT
 PROSEDUR INFORMED CONSENT JUGA MERUPAKAN SARANA
PELAKSANAAN AMANAT UNDANG-UNDANG DAN WUJUD
PEMENUHAN HAK PASIEN
 MAKA INFORMED CONSENT MEMILIKI PERAN YANG SANGAT
PENTING DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN HUKUM BAGI
RUMAH SAKIT
 FUNGSI INFORMED CONSENT
1. SBG BENTUK PENGHORMATAN TERHADAP HARKAT &
MARTABAT PASIEN SELAKU MANUSIA
2. PROMO TERHADAP HAK UNTUK MENENTUKAN NASIB
SENDIRI
3. UNTUK MENDORONG DOKTER MELAKUKAN KEHATI-
HATIAN DALAM MENGOBATI PASIEN
4. MENGHINDARI PENIPUAN & MISLEADING DARI
DOKTER
5. MENDORONG DIAMBILNYA KEPUTUSAN YANG LEBIH
RASIONAL, ADEKUAT.
6. MENDORONG KETERLIBATAN PUBLIK DLM MASALAH
YANKES (FUNGSI PENGAWASAN)
7. SBG SUATU PROSES EDUKASI MASYARAKAT DALAM
BID YANKES
MENGAPA INFORMED CONSENT MEMILIKI
PERAN & FUNGSI STRATEGIS?
 SETIAP TINDAKAN MEDIK  HASILNYA TIDAK BISA PASTIKAN DAN
TIDAK BISA DIPERHITUNGKAN SECARA MATEMATIS.
 SEMUA TINDAKAN MEDIK MENGANDUNG RISIKO DAN AKIBAT
YANG MUNGKIN TIMBUL, DAN KADANG BERUPA AKIBAT YANG
TIDAK MENYENANKAN, BAGI PASIEN.
 ITU SEBABNYA SETIAP TINDAKAN MEDIK PERLU DIJALIN
KOMUNIKASI YANG BAIK, SEHINGGA MENGHASILKAN INFORMASI
YANG BENAR.
 PERLU TEKNIK ATAU CARA PENYAMPAIAN INFORMASI TERKAIT
DENGAN BERBAGAI HAL YANG DITIMBULKAN.
 ITU SEBABNYA INFORMED CONSENT, YANG SEMULA MERUPAKAN
TATA KEBIASAAN LALU PERLU DIUBAH MENJADI SEBUAH NORMA
HUKUM
 Persetujuan
 DASAR DARI PERSETUJUAN ADALAH INFORMASI
 TETAPI HUB ANTARA INFO & PERSETUJUAN TIDAK
SELALU BERSAMAAN (LEENEN)
 HAL TERSEBUT TERJADI KARENA BEBERAPA HAL:
1. ADA PERSETUJUAN TANPA INFO, MIS: PERTOLONGAN
DALAM KEADAAN DARURAT (PMK 290/2008
2. UMUMNYA KEWAJIBAN MEMBERI INFO LEBIH LUAS
DARIPADA HANYA DEMI PERSETUJUAN MIS: PASCA
TINDAKAN MASIH ADA KEWAJIBAN DOKTER UNTUK
MEMBERI INFO KEPADA PASIEN TENTANG TINDAKAN
SELANJUTNYA, DSB.
* Komunikasi, Informasi & Persetujuan

HUBUNGAN ANTARA DOKTER-PASIEN DALAM

YANKES, ADALAH HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
YANG TERJADI KARENA ADANYA KOMUNIKASI
(COMMUNICARE)
DALAM KOMUNIKASI ADA PESAN & TUJAN
BERSAMA, SEHINGGA ADA SALING PENGERTIAN
ANTARA PARA PIHAK DALAM SUATU KEGIATAN.
 RUANG LINGKUP INFORMASI
 .

WHEN? WHO?

HOW
?

WHICH
WHAT? ?
KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DALAM
YANKES DIJALIN AGAR PASIEN MENDAPAT
INFO TENTANG PENYAKIT YANG
DIDERITANYA & ALTERNATIF SERTA BENTUK
TERAPI YANG DITAWARKAN DOKTER
PADANYA
JIKA PASIEN SETUJU MAKA PASIEN AKAN
BERIKAN PERSETUJUAN ATAS TAWARAN
DOKTER TSB, INILAH YG DISEBUT INFORMED
CONSENT
MAKA DALAM KETENTUAN INFORMED
CONSENT DISYARATKAN BERBAGAI HAL
TERKAIT INFORMASI (PENJELASAN)
Informasi menurut Permenkes 290/2008 ttg PTM

•BHW PENJELASAN
TENTANG TINDAKAN
KEDOKTERAN HARUS
DIBERIKAN LANGSUNG
KEPADA PASIEN
Psl 7 DAN/ATAU KELUARGA
AYAT (1) TERDEKAT, BAIK DIMINTA
ATAU TIDAK DIMINTA.
 Permenkes 290/2008
• “PENJELASAN TTG TINDAKAN
KEDOKTERAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (1) SEKURANG-KURANGNYA
MENCAKUP:
• a. Diagnosis & tatacara tindakan
kedokteran;
• b. Tujuan Tdkn Kedokteran yg dilakukan;
Psl 7 • c. Alternatif tdkn lain, & risikonya;
• d. Risiko & komplikasi yg mungkin
AYAT (3) terjadi;&
• e. Prognosis terhadap tdkn yg dilakukan;
• f. Perkiraan pembiayaan
POTENSI TERJADINYA PERSOALAN HUKUM DLM
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT.
 DALAM LINGKUP MEDICO LEGAL, KHUSUSNYA DALAM
HUBUNGAN ANTARA PEMBERI & PENERIMA YANKES
PERSOALAN INFORMED CONSENT MERUPAKAN SALAH
SATU PERSOALAN HUKUM YANG SERING MENJADI OBYEK
SENGKETA

 SENGKETA:
1. KETIDAK SESUAIAN PENDAPAT
2. KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN CAPAIAN
 SENGKETA HUKUM:
PERSELISIHAN ANTARA 2 PIHAK ATAU LEBIH YANG
BERKEDUDUKAN SEBAGAI SUBYEK HK, KARENA
TERJADINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM, YG
BERAKIBAT DG TANGGUNG JAWAB HK PADA PIHAK YG
DINYATAKAN BERSALAH/ ATAU MELANGGAR HK
LATAR BELAKANG SENGKETA
SENGKETA TERJADI DISEBABKAN BEBERAPA FAKTOR:
• FAKTOR INTERNAL:
- MIS-KOMUNIKASI (TERKAIT INFORMASI)
- KETIDAK SESUAIAN ANTARA HARAPAN & CAPAIAN
- PERBEDAAN KEPENTINGAN MASING2 PIHAK (SCHYUT)

• FAKTOR EKSTERNAL:
- ATURAN YANG KAKU SEHINGGA DAPAT MENGHAMBAT TUJUAN
MASING2 PIHAK (OWENS RG)
- PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
- ISSU HAK AZASI MANUSIA, HAK ATAS PELAYANAN KESEHATAN (THE
RIGHT TO HEALTH CARE) & HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI (THE
RIGHT TO SELF DETERMINATION = HAK OTONOMI ATAS DIRI SENDIRI)
- KARENA PERGESERAN FUNGSI PELAYANAN KESEHATAN
 PERSOALAN HUKUM TERKAIT
INFORMED CONSENT

 INFORMED CONSENT ADALAH HAK PASIEN, YAMG HARUS

DIDAHULUI DENGAN KEWAJIBAN PEMBERI LAYANAN KESEHATAN
UNTUK MEMBERI INFORMASI
 JIKA KEWAJIBAN MEMBERI INFORMASI INI DIABAIKAN, BUKAN
SAJA PELANGGARAN HAK PASIEN YANG TERJADI, NAMUN JUGA
MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP PERINTAH UNDANG-
UNDANG
 SEHINGGA MENGAKIBATKAN MUNCULNYA TANGGUNG JAWAB
HUKUM (PIDANA, PERDATA MAUPUN ADMINISTRASI NEGARA)
 INFORMED CONSENT & RISIKO MEDIS
 INFORMED CONSENT MERUPAKAN SARANA
LEGIMITASI BAGI DOKTER UNTUK MELAKUKAN
INTERVENSI MEDIK YANG MENGANDUNG RISIKO
SERTA AKIBAT YANG KADANG TIDAK
MENYENANGKAN
 DOKTER BERKEWAJIBAN UNTUK MEMBERIKAN
INFORMASI YANG LENGKAP TERHADAP PASIEN,
TERMASUK RISIKO MEDIS YANG MUNGKIN TIMBUL
 MESKI RISIKO MEDIS TIDAK DAPAT DIPREDIKSI
(KARENA SIFAT TINDAKAN MEDIK ADALAH “UPAYA“,
NAMUN SALAH SATU KEWAJIBAN YURIDIS YANG HRS
DILAKUKAN DOKTER ADALAH MEMBERIKAN
INFORMASI SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK
PASIEN SEHINGGA PASIEN DAPAT MENGAMBIL
KEPUTUSAN YANG TEPAT.
 Kedudukan Hukum
INFORMED CONSENT
 INFORMED CONSENT ADALAH LEMBAGA
HUKUM / INSTRUMEN HUKUM YANG
MENGATUR HUBUNGAN HUKUM ANTARA
DOKTER-PASIEN
 INFORMED CONSENT MERUPAKAN “ SURAT
PERNYATAN” BHW PASIEN TELAH DIBERITAHU
HAL-IHWAL PENYAKIT DAN PENGOBATAN
YANG AKAN DIBERIKAN, KERUGIAN &
KEUNTUNGAN SERTA ALTERNATIFNYA
TERMASUK PENJELASAN TENTANG BIAYA

 JADI SIFATNYA PERBUATAN SEPIHAK (MESKI

DIDAHULUI PROSES KOMUNIKASI DUA PIHAK)
MAKA ADA YANG MENDEFINISIKAN SEBAGAI
“IJIN” ATAU PERMISI.
 MENGANTISIPASI RISIKO SENGKETA
MEDIS MELALUI INFORMED CONSENT
 RISIKO MEDIS TIDAK DAPAT DIPREDIKSI NAMUN DEMIKIAN
MEMINIMALKAN RISIKO DAPAT SAJA DILAKUKAN
 RISIKO SENGKETA MEDIS SANGAT BISA DILAKUKAN
 PRINSIP INFORMED CONSENT HARUS DI DAHULUI DENGAN
INFORMASI YANG LENGKAP
 PASIEN HARUS BENAR2 MENDAPAT JAMINAN ATAS HAKNYA
DIANTARANYA UNTUK MENGETAHUI RISIKO APA YANG MUNGKIN
TERJADI
 SEHINGGA PASIEN DAPAT BENAR2 MEMPERTIMBANGKANNYA
SEBELUM MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK MENYETUJUI TINDAKAN
YANG AKAN DILAKUKAN TERHADAP DIRINYA.
 MAKA RS WAJIB MELAKSANAKAN KETENTUAN
INFORMED CONSENT DENGAN TUJUAN:
1. MELINDUNGI MASYARAKAT (PASIEN) SECARA HUKUM
DARI SEGALA TINDAKAN MEDIS YG DILAKUKAN
TANPA SEPENGETAHUANNYA, MAUPUN BENTUK2
TINDAKAN MEDIS YANG SEWENANG-WENANG,
2. MENGHINDARI TINDAKAN MEDIK YG BERTENTANGAN
DENGAN HAK ASASI PASIEN & STANDAR PROFESI
MEDIS
3. MELINDUNGI PENYALAHGUNAAN WEWENANG ,
MISAL ; ALAT CANGGIH YG BEBANI BIAYA TINGGI /
“OVER UTILIZATION” YG BENARNYA TDK DIBUTUHKAN
& TDK ADA ALASAN MEDIS.
TUJUAN …..

4. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PELAKSANAAN TINDAKAN MEDIK DARI TUNTUTAN2
PIHAK PASIEN YANG TIDAK WAJAR,
5. MELINDUNGI DOKTER DARI PTGJWBN HK DARI
AKIBAT TINDK MEDIK YANG TAK TERDUGA &
BERSIFAT NEGATIF, MISALNYA THD “RISK OF
TREATMENT” YANG TAK MUNGKIN DIHINDARKAN
MESKI TELAH BRTINDAK HATI-HATI & TELITI SERTA
SESUAI DENGAN STANDAR PROFESI MEDIK.
(LIHAT, SOFWAN DAHLAN:2000)
PENUTUP
 PELAYANAN KESEHATAN SEBAGAI SALAH
SATU PELAYANAN PUBLIK BERISIKO
TERJADINYA MASALAH HUKUM. DEMIKIAN
PULA UPAYA PELAYANAN KESEHATAN YANG
DILAKUKAN DI RUMAH SAKIT
 RISIKO MEDIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN
DI RS TIDAK DAPAT DIPREDIKSI, NAMUN
RISIKO MEDIS DAPAT DIMINIMALKAN
 TERJADINYA RISIKO MEDIS DALAM YANKES
SERINGKALI MENJADI PEMICU MASALAH
HUKUM DI RUMAH SAKIT
 SARANANYA ANTARA LAIN MELALUI
INSTRUMEN HUKUM INFORMED CONSENT
 NAMUN DEMIKIAN MASALAH/SENGKETA
DALAM PELAYANAN KESEHATAN SALAH
SATUNYA TERKAIT DENGAN INFORMED
CONSENT
.
 UNTUK MENGANTISIPASI PERSOALAN HUKUM
TERSEBUT PERLU DIPAHAMI PERAN DAN FUNGSI
INFORMED CONSENT DALAM PELAYANAN
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT.
 INFORMED CONSENT ADALAH INSTRUMEN/ ALAT/
SARANA, YURIDIS DALAM RANGKAIAN SUATU
TINDAKAN MEDIS (SARANA HUBUNGAN HK DR-PASIEN
& SARANA YANKES)
 INFORMED CONSENT ADALAH PROSES, JADI SUATU
RANGKAIAN AKTIVITAS YG TIDAK BERDIRI SENDIRI
MELAINKAN MERUPAKAN HASIL KOLABORASI
 INFORMED CONSENT MERUPAKAN HAK PASIEN YANG
BERSUMBER DARI HAM, YANG HARUS DIHORMATI.
YAKNI UNTUK PEROLEH YANKES (TINDAKAN MEDIK)
YANG ADEKUAT
 RUMAH SAKIT MEMILIKI KEWAJIBAN YURIDIS TERKAIT
KETENTUAN INFORMED CONSENT
MANFAAT INFORMED CONSENT, SBG MEDIA
KOMUNIKASI & INFORMASI ANTARA DR-PASIEN
(MENJAMIN KEPENTINGAN HUKUM MASING2
PIHAK)

PRINSIP KEHATI-HATIAN DAN PERLINDUNGAN,

YANG MENJADI LANDASAN INFORMED
CONSENT, DAPAT MENJADI SARANA
MEMINIMALKAN KEMUNGKINAN TERJADINYA
RISIKO MEDIS DAN MENGANTISIPASI
PERSOALAN HUKUM DALAM PELAYANAN
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT.
 Langkah2 Preventif untuk menghindari
persoalan hukum dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit
 RS PERLU MEMBANGUN & MENGEMBANGKAN
“KOMUNIKASI” YG BAIK DENGAN: PASIEN; DENGAN
NAKES; MITRA (PIHAK KETIGA) TERMASUK
ORGANISASI PROFESI, dll
 MENDUDUKKAN DIRI SEBAGAI SUBYEK HUKUM
PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN
(PROVIDER) YANG BERTANGGUNGJAWAB
 MENYIAPKAN TENAGA PROFESIONAL YG BAIK,
YANG MEMAHAMI & MENTAATI NORMA, MORAL,
ETIK & HUKUM.
 MENDUDUKKAN PASIEN SEBAGAI SUBYEK HK &
BUKAN OBYEK HK.
 MEMAHAMI DAN MELAKSANAKAN HAK & KEWAJIBAN,
BAIK YG TERKAIT DG PASIEN MAUPUN KEWAJIBAN
YURIDIS YG DITETAPKAN UU;

 MEMAHAMI HAK & KEWAJIBAN PASIEN;

 MENYADARI BHW TUGAS PENYELENGGARAAN

PELAYANAN PELAYANAN KESEHATAN BERISIKO
TERJADINYA PERSOALAN, TERMASUK PERSOALAN
HUKUM

 MULAI MEMBANGUN KESADARAN HUKUM MULAI DARI

TINGKAT PIMPINAN S/D PELAKSANA
 SELALU MENG-UPDATE DOKUMENTASI & SOSIALISASI
PER-UU/ ATURAN HUKUM YG TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN.
 REFERENSI

 Bahder Johan, Hukum Kesehatan (Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2005 )

 Endang Wahyati, Mengenal Hukum Rumah Sakit. (Keni Media, Bandung, 2012)
 Freddy Tengker, Hak Pasien, Mandar Maju, Bandung, 2007.
 Freckelton,Ian, Regulating Health Practitioners, The Federation Press, NSW, 2006.
 Horeman, Dennis and Jan Stork et.al, Legal Aspects of Medical Care, Leids
Universitair Medisch Centrum, Leiden, 2001
 Sofwan Dahlan, Hukum Kesehatan, Rambu-rambu bagi Profesi Dokter, BP UNDIP,
Semarang, 2005.
 Soekijo Notoatmodjo, Etika & Hk. Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
 Veronica Komalawati, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi
Terapeutik, Persetujuan Dalam Hubungan Dokter dan Pasien, Penerbit Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1999.
 CURICULUM VITAE
 NAMA: ENDANG WAHYATI YUSTINA
 LAHIR: SALATIGA 24 OKTOBER 1959
 PENDIDIKAN:
- S1. FH UNDIP
- S2 MAGISTER HUKUM UI
- S3 PROGRAM DOKTOR UNPAR BANDUNG
 PEKERJAAN:
- DOSEN MAGISTER HUKUM KESEHATAN & FAKULTAS HUKUM UNIKA
SOEGIJAPRANATA SEMARANG SEJAK TH 1984.
 ORGANISASI:
- ANGGOTA DEWAN KESEHATAN KOTA SMG S/D 2014
- ANGGOTA MKDKI PROP. JATENG S/D 2013
- SAAT INI, KETUA BIDANG I MHKI JATENG (SEKARANG) & PENGURUS
MHKI PUSAT
MATURNUWUN