Anda di halaman 1dari 14

- Dian wahyuni

- Ardhia regita cahyani


- Yusril ihza mahendra
- Asrul ilyas
1. Jelaskan Definisi dan hukum islam
tentang:
- Bayi Tabung
- Bank Sperma
- Keluarga Berencana
- Adopsi Anak
- Transfusi Darah
- Transplantasi Organ
-Operasi Plastik
DEFINISI HUKUM

 Bayi tabung adalah merupakan  Husein Yusuf mengemukakan


individu (bayi) yang di dalam bahwa: “Bayi tabung dilakukan bila
kejadiannya, proses pembuatannya sperma dan ovum dari pasangan
terjadi di luar tubuh wanita (in suami-isteri yang diproses dalam
vitro), atau dengan kata lain bayi tabung, setelah terjadi pembuahan
yang di dalam proses kejadiannya kemudian disarangkan dalam
itu ditempuh dengan cara rahim isterinya sampai saat terjadi
inseminasi buatan, yaitu suatu cara kelahiran, maka secara otomatis
memasukkan sperma ke dalam anak tersebut dapat dipertalikan
kelamin wanita tanpa melalui seng- keturunannya dengan ayah beserta
gama. ibunya, dan anak itu mempunyai
kedudukan yang sah menurut
syari’at Islam.

Syarif Zubaidah, 2002


DEFINISI HUKUM

 Bank sperma adalah  Praktek jual beli sperma melalui


pengambilan sperma, lalu bank sperma menurut Hukum
dibekukan dan disimpan Islam adalah haram karena
kedalam larutan nitrogen cair pembeli yaitu perempuan yang
memasukkan sperma yang
untuk mempertahankan fertilitas dibelinya dari banksperma ke
sperma. Dalam bahasa medis dalam alat kelaminnya agar bisa
bias disebut juga Cryobanking hamil dengan inseminasi buatan
.Cryobanking adalah suatu yaitu suatucara atau teknik
teknik penyimpanan sel memperoleh kehamilan tanpa
cryopreserved untuk digunakan melalui persetubuhan, padahal
dikemudian hari. sperma yang dimasukkan tadi ke
dalam alat kelamin perempuan
adalah harus dengan seks dalam
suatu ikatan perkawinan.

Suardi Abbas, 2012


DEFINISI HUKUM
 Program Keluarga Berencana Wawasan yang dilontarkan dalam konteks
ini setidaknya ada dua:
adalah perawatan kesehatan
utama yang sesuai untuk  Pertama, sebuah pandangan tradisional
kaum ibu dalam masa subur. bahwa manusia menjalin hubungan
perkawinan, secara kodrati adalah demi
Pelayanan keluarga memiliki keturunan. Maka ketika
berencana meliputi kehamilan dan kelahiran dikontrol atau
pemilihan alat Kontrasepsi, dicegah  melawan atau menyalahi
kodrat yang sudah ditetapkan Allah
pelayanan aborsi yang aman kepada manusia
(bila diperlukan untuk
kesehatan ibu) dan  Kedua, alat kontrasepsi, persisnya
mungkin disebut cara ber-KB, yang
kesehatan ibu. Pelayanan metodenya dianggap sebagai bukan
tambahan meliputi saja “menyalahi kodrat”, tetapi lebih
pencegahan penyakit dari itu adalah “merusak ciptaan
Tuhan”.
kelamin termasuk AIDS, KB
untuk ibu menyusui,dll.

Sabrur Rohim, 2014


DEFINISI HUKUM
Menurut Hukum Islam pengangkatan anak hanya
 Mengambil anak orang lain dapat dibenarkan kalau memenuhi ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
untuk diasuh dan dididik  tidak memutuskan hubungan darah antaraanak
dengan penuh perhatian yang diangkat denganorang tua biologis dan
keluarga.

dan kasih sayang, tanpa  anak angkat tidak berkedudukan sebagai ahli
diberikan status anak waris dari orang tua angkat, melainkan tetap
sebagai ahli waris dari orang tua kandungnya,
demikian juga orang tua angkat tidak berhak
kandung, kepadanya cuma berkedudukan sebagai pewaris dari anak
angkatnya.
ia diperlakukan oleh orang  anak angkat tidak boleh mempergunakan nama
tua angkatnya sebagai anak orang tua angkatnya secara langsung, kecuali
sekedar sebagai tanda pengenal/ alamat.
sendiri.  orang tua angkat tidak dapat bertindak sebagai
wali dalam perkawinan terhadap anak angkatnya

Haedah Faradz, 2009


DEFINISI HUKUM

 Kata transfusi darah berasal  Menyumbangkan darah kepada


orang lain yang amat
dari bahasa Inggris “Blood membutuhkannya menurut
Transfution” yang artinya kesepakatan para ahli fikih148
termasuk dalam kerangka tujuan
memasukkan darah orang syariat Islam, yaitu
lain ke dalam pembuluh menghindarkan salah satu
bentuk kemudaratan yang akan
darah orang yang akan menimpa diri seseorang. Pada
ditolong. Hal ini dilakukan umumnya pembicaraan tentang
transfusi darah mencapai
untuk menyelamatkan jiwa kesimpulan dibolehkan
seseorang karena dilaksanakannya namun
berbeda pendapat pada kasus-
kehabisan darah. kasus yang muncul. Landasan
hukumnya adalha Al-Qur’an dan
Hadist.

Akbar Ali, 2017


DEFINISI HUKUM
 Transplantasi organ adalah  Hukum Mewakafkan Organ
transplantasi atau cangkok Tubuh Manusia Konsepsi akad
atau pemindahan seluruh sebagai tindakan dua pihak
atau sebagian organ dari adalah pandangan ahli-ahli
satu tubuh ke tubuh yang hukum Islam modern. Salah satu
yang merupakan syarat sahnya
lain, atau dari suatu bagian wakaf ialah benda yang
ke bagian yang lain pada diwakafkan harus diketahui
tubuh yang sama. ketika terjadi akad wakaf. Dalam
Transplantasi ini ditujukan hal hakikat benda wakaf, yang
untuk menggantikan organ menjadi perdebatan para ulama
yang rusak atau tak befungsi ialah masalah objek benda
pada penerima dengan wakaf tersebut haruslah harta
organ lain yang masih tidak bergerak, namun madzhab
yang lain membolehkan
berfungsi dari donor. mewakafkan harta yang
bergerak.

Saifullah, 2016
DEFINISI HUKUM

 Bedah plastik adalah suatu  Allah menyukai yang indah-


indah dan Islam juga
cabang ilmu kedokteran membolehkan seseorang untuk
yang bertujuan untuk berhias atau mempercantik diri
selama tidak berlebih-lebihan,
merekonstruksi atau apalagi sampai mengubah
memperbaiki bagian tubuh ciptaan Allah. Oleh karena itu
merubah ciptaan atau
manusia pemberian Allah sebagaimana
melalui operasi kedokteran. dideskripsikan di atas
sebenarnya bertentangan
dengan kodrat dan iradat Allah.
Seharusnya manusia menyadari
bahwa apapun yang diciptakan
Allah di dunia ini bukan
merupakan hal yang sia-sia

Havis Aravik, 2018


2. Tanda-tanda sakaratul maut
dan dilakukan seorang
muslim jika melihat orang
yang mengalami sakaratul
maut beserta dalilnya
 Melihat malaikat maut

 Tubuh lemas, tidak bisa berbuat apa-apa,

 Mendengar, tapi tidak mampu menjawab.

 Melihat, tapi tidak mampu menerangkan.

 Kondisi hati pun kacau,

 Detak jantung tidak beraturan.


Kematian yang wajar dan normal dapat dikenali dengan beberapa
Kadang
tanda sadar dan
berikut ini :kadang pingsan karena pedihnya sakaratul maut.

Artinya: Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah


yang kamu selalu lari daripadanya (Q.S Al-Qaff :19)

Murtiningsih, 2015
Setelah yakin seseorang telah meninggal, ada beberapa hal yang harus
dilakukan :
 Memejamkan kedua matanya
 Mengatupkan mulutnya
 Melemaskan tulang-tulang persendian satu jam setelah kematiannya utuk
memudahkan pemindahan,permandian dan pengafanan
 Meletakkanpemberat yang sesuai diatas perutnya agar tidak
menggelembung jika tidak segera dilakukan prosesi pemandian
 Menutup seluruh lubang tubuh hingga diselenggarakan perawatannya
 Mempercepat penyelenggaraan jenazah. Berdasarkan sabda Nabi
Muhammad SAW, “Bersegeralah kalian (menyelenggarakan) jenazah. Jjika
dia saleh, sebuah kebaikan telah kalian ajukan. Jika selain itu sebuah
keburukan yang telah kalian letakkan dari leher-leher kalian. (H.R.Bukhari)
 Segera mebayarkan utangnya

Murtiningsih, 2015
3. Bagaimana Tata cara sholat jenazah
 Meletakkan jenazah pada arah kiblat

 Imam dan makmum berdiri dibelakangnya dengan membentuk tiga shaf atau lebih dianjurkan bershaf dengan tiga shaf, walaupun jumlahnya sedikit

 Setelah memenuhi semua persyaratan untuk shalat, maka segeralah berdiri dan berniat untuk shalat jenazah dengan ikhlas semata-mata karena Allah.

 Jika jenazahnya perempuan, maka kata ‘hadzal mayyiti’ diganti dengan kata ‘hadzihil mayyitati’. Dan jika jenzahnya ghaib, maka ditambahkan setelah ‘hadzal
mayyiti’ kata ‘ghaiban’ atau setelah ‘hadzihil mayyitati’ kata ‘ghaibatan’.

 Setelah itu bertakbir dengan membaca Allahu Akbar.

 Setelah takbir pertama lalu membaca surat al-Fatihah yang kemudian disusul dengan takbir kedua.

 Setelah takbir kedua lalu membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw. Setelah itu takbir yang ketiga dan membaca doa. Lafazh doanya:

 Setelah itu takbir yang keempat dan membaca doa lagi. Lafazh doanya:

 Setelah itu mengucapkan salam dua kali sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Moh Rifai, 1976

Anda mungkin juga menyukai