HIPOSPADIA
PRESEPTOR :
H. DEDDY KURNIAWAN, DR., SP.B
PRESENTAN:
SHANIA AMANADA WARUBANIA
12100118090
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
SMF ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
2018
anatomi Testis
Epididimis
Ductus deferens
GENITAL PRIA
Ejaculatory
duct
Prostat
Bulbourethral
gland
Scrotum
EKSTERNAL
Penis
ANATOMI EKSTERNAL GENITALIA PRIA
SKROTUM
PENIS
Tersusun atas 2 lapisan :
1. Corpora cavernosa
2. Corpus spongiosum (di dalamnya tdp
urethra) -> melebar ke arah distal
menutupi glans penis
masing2 corpus di tutupi oleh tunika
albuginea
Seluruhnya di kelilingi oleh buck’s fascia
(thick fibrous envelope)
Colle’s Fascia : dibawah kulit penis dan
scrotum, memanjang dari base glans ke
diafragma urogenital, sampai ke
scarpa’s fascia pada lower abd. wall
Bagian paling luar dilapisi kulit tanpa ada
lapisan lemak.
The corpora cavernosa, the corpus
spongiosum, and the glans penis are
composed of smooth muscles,
intracavernosal struts (corpus cavernosum
only), and endothelium-lined sinusoids.
Prostatic urethra
Pemberian
Terjadi setiap 1
Estrogen dan
dari 300 anak
Progestin selama
laki-laki
kehamilan
Familial pattern
Etiologi
Gangguan dan ketidakseimbangan hormon
• Kekurangan/tidak adanya hormon androgen yang mengatur
organogenesis kelamin (pria).
Genetika
• Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena
mutasi pada gen yang mengkode sintesis androgen tersebut sehingga
ekspresi dari gen tidak terjadi.
Lingkungan
• Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan
zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi
Faktor eksogen
• Antara lain pajanan pranatal terhadap kokain, alkohol, fenitoin, rubela,
atau diabetes gestasional.
Faktor Risiko
◦ Usia hamil > 40 tahun
◦ Paparan zat kimia (pestisida dan rokok)
◦ Riwayat keluarga ↑ 7%
Klasifikasi
Patofisiologi
o Edema lokal dan bintik-bintk perdarahan dapat terjadi segera setelah operasi dan
biasanya tidak menimbulkan masalah yang berarti
◦ Perdarahan postoperasi jarang terjadi dan biasanya dapat dikontrol dengna balut
tekan. Tidak jarang hal ini membutuhkan eksplorasi ulang untuk mengeluarkan
hematoma dan untuk mengidentifikasi dan mengatasi sumber perdarahan.
◦ Infeksi merupakan komplikasi yang cukup jarang dari hipospadia. Dengan persiapan
kulit dan pemberian antibiotika perioperatif hal ini dapat dicegah.2
KOMPLIKASI
Jangka panjang
◦ Fistula
◦ Stenosis meatus
◦ Striktur
◦ Divertikula
◦ Terdapatnya rambut pada uretra
◦ saat pubertas. Biasanya untuk mengatasinya digunakan laser atau kauter, bahkan
bila cukup banyak dilakukan eksisi pada kulit yang mengandung folikel rambut lalu
kemudian diulang perbaikan hipospadia
DAFTAR PUSTAKA
◦ Sjamsuhidajat,R. deJong, W. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah ed 4. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC
◦ Standring,S. 2016. Gray’s anatomy 41ST Ed. Elsevier
◦ Sadler, T.W. 2015. Langman’s Embriology 13th ed. Philadelphia
◦ JR. Hinman Frank. 1989. Atlas of Urology. Saunders.