Anda di halaman 1dari 21

TES MANTOUX

DAN
TES WIDAL

KELOMPOK 5 KELAS D SEMESTER 6


ANA APRIYANTI KURNIA, GINA ST NURWINDA,LIA FADHILAH F, NIA RISNAWATI, PEBI
ASTRIANI
TES MANTOUX
Tuberculin Skin Test (TST)
APA ITU TES MANTOUX?

Tes Mantoux atau tuberculin skin test (TST)


adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui adanya paparan kuman TB laten
atau tidak pada tubuh.

Tes kulit TBC (“Mantoux”) dapat


menunjukkan apakah seseorang terkena infeksi
TBC laten atau tidak.

Seseorang dapat terkena infeksi TBC laten jika


pernah menghabiskan waktu dekat orang yang
terkena penyakit TBC aktif.
APA ITU TES MANTOUX?

Tes mantoux ini disarankan dilakukan pada orang-orang yang beresiko terinfeksi TB, seperti :

•Sering terpapar dengan penderita TB, atau di lingkungan tempat tinggal ada yag menderita TB.

•Mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, seperti obat steroid.

•Pasien kronis yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, seperti penderita kanker, penderita
HIV/AIDS, atau pasien yang menerima organ transplantasi.

Reaksi antara antigen dengan antibodi yang sesuai akan membentuk suatu kompleks imun. Pada beberapa
kasus tertentu, adanya kompleks imun ini dapat dilihat secara kasat mata, salah satunya adalah tes
mantoux, dimana akan terbentuk benjolan setelah 48 – 72 jam, biasa disebut dengan indurasi.
INFEKSI TB LATEN
Tahap 1 - Infeksi TBC Laten Tahap 2 - Penyakit TBC Aktif
Ada dua tahap TBC. Kedua tahap ini dapat
Kuman TBC “tertidur” di tubuh. Tahap Kuman TBC aktif dan
disembuhkan dengan obat. Ketika kuman TBC ini dapat berlangsung dalam waktu Menyebar, merusak jaringan di
sangat lama – bahkan bertahun-tahun. dalam tubuh.
pertama kali memasuki tubuh Anda, mereka
Tidak tampak sakit ataupun merasa Biasanya merasa sakit. Dokter akan

menyebabkan infeksi TBC laten. Tanpa sakit. Hasil ronsen dada biasanya melakukan tes khusus untuk
normal. mengetahui di mana TBC menyerang
pengobatan, infeksi TBC laten dapat menjadi tubuh..

Tidak dapat menularkan TBC ke Jika kuman TBC berada di paru-paru,


penyakit TBC aktif. Siapa pun dapat tertular TBC
orang lain. Biasanya diobati dengan dapat menyebarkan TBC ke orang

karena kuman ini menyebar dari orang ke orang meminum satu obat selama 9 bulan. lain melalui batuk, bersin, berbicara,
atau menyanyi. Diobati dengan
melalui udara. meminum 3 atau 4 obat
selama sedikitnya 6
bulan.
PROSEDUR TES MANTOUX
1. Memasukan antigen tuberculosis yang sudah
dimurnikan (tuberkulin) di lengan kiri bawah sisi bagian
dalam.

Sebanyak 0.1 ml antigen dimasukan secara intradermal,


yaitu di lapisan dermis kulit, sehingga pada saat selesai
disuntikan akan terbentuk benjolan atau kubah kecil di
kulit.

2. Lokasi disekitar benjolan tersebut diberi tanda batas


dengan pulpen atau spidol agar perubahan yang terjadi
dapat dengan mudah diamati.
HASIL INTERPRETASI TES MANTOUX
Hasil tes mantoux negatif, apabila setelah 48 – 72 jam tidak ada benjolan atau terbentuk benjolan sangat kecil (diameter kurang dari
5 mm). Hal ini berarti pasien dalam keadaan normal, tidak terpapar dengan bakteri tuberculosis.

Hasil tes mantoux positif, apabila terbentuk benjolan dengan diameter lebih dari 5 mm. Hasil tes mantoux yang positif tidak berarti
seseorang positif terinfeksi TB, melainkan hasil ini hanya menunjukan bahwa seseorang pernah terpapar oleh bakteri tuberculosis.
Sebagai contoh :

• Orang yang divaksinasi BCG

• Pekerja kesehataan di rumah sakit, laboratorium, atau puskesmas

• Orang yang tinggal berdekatan dengan pasien TB

• Pasien TB yang sudah dinyatakan sembuh

Oleh karena itu untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi TB harus dilakukan anamnesa mengenai gejala yang timbul,
pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan dahak BTA dan juga rontgen paru-paru.
TEST WIDAL
Demam tifoid (Typhus
abdominalis) adalah penyakit
infeksi akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi atau
Salmonella paratyphi A, B,
atau C. Penyakit ini
mempunyai gejala klinik
DEMAM TYPOID
antara lain : sakit kepala,
demam, anorexia, mual,
muntah, diare hingga
gangguan kesadaran.
Pemeriksaan laboratorium yaitu
dengan Widal Slide Test dengan
menggunakan prinsip AGLUTINASI
antigen dan antibodi menggunakan
bakteri Salmonella paratyphi dan
Salmonella typhi sebagai antigen
untuk mendeteksi adanya antibody
terhadap Salmonella paratyphi dan
Salmonella typhi dalam serum
pasien.
Hasil positif bila terjadi aglutinasi
antara antibodi dan serum dengan
suspensi bakteri yang telah
dimatikan sebagai antigen.
Pada pemeriksaan uji widal
dikenal beberapa antigen yang
dipakai sebagai parameter
penilaian hasil uji Widal: PARAMETER
- Antigen O
- Antigen H
- Antigen Vi
- Outer Membrane Protein
(OMP)
Antigen O merupakan somatik
yang terletak di lapisan luar
tubuh kuman. Struktur
kimianya terdiri dari
lipopolisakarida. Antigen ini ANTIGEN O
tahan terhadap pemanasan
100°C selama 2–5 jam,
alkohol dan asam yang encer.
Antigen H merupakan
antigen yang terletak di
flagela, fimbriae atau fili S.
typhi dan berstruktur kimia
protein. S. typhi mempunyai
antigen H phase-1 tunggal
yang juga dimiliki beberapa ANTIGEN H
Salmonella lain. Antigen ini
tidak aktif pada pemanasan
di atas suhu 60°C dan pada
pemberian alkohol atau
asam.
Antigen Vi terletak di
lapisan terluar S. typhi
(kapsul) yang melindungi
kuman dari fagositosis
dengan struktur kimia
ANTIGEN Vi
glikolipid, akan rusak bila
dipanaskan selama 1 jam
pada suhu 60°C, dengan
pemberian asam dan fenol.
Antigen ini digunakan untuk
mengetahui adanya karier.
Antigen OMP S typhi merupakan bagian
dinding sel yang terletak di luar membran
sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang
membatasi sel terhadap lingkungan
sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian
yaitu protein porin dan protein nonporin.
Porin merupakan komponen utama OMP,
terdiri atas protein OMP C, OMP D, OMP F
dan merupakan saluran hidrofilik yang
Outer Membrane Protein
berfungsi untuk difusi solut dengan BM <
6000. Sifatnya resisten terhadap proteolisis (OMP)
dan denaturasi pada suhu 85–100°C.
Protein nonporin terdiri atas protein OMP A,
protein a dan lipoprotein, bersifat sensitif
terhadap protease, tetapi fungsinya masih
belum diketahui dengan jelas. Beberapa
peneliti menemukan antigen OMP S typhi
yang sangat spesifik yaitu antigen protein 50
kDa/52 kDa.
PROSEDUR TES WIDAL

• Penentuan Kualitatif • Penentuan Semi kuantitatif

1. Memipet 20 µl serum diletakkan diatas 1. Memipet masing-masing 0,08 ml; 0,04 ml;
obyek glas. 0.02 ml; 0,01 ml; dan 0,005 ml serum yang
tidak diencerkan pada kaca benda.
2. Menambahkan satu tetes antigen pada
masing-masing serum tadi, aduk dengan stik 2. Menambahkan masing-masing serum
pengaduk. dengan 1 tetes suspensi antigen, lalu aduk
selama 1 menit dan amati hasilnya.
3. Mencampur dengan menggoyang-
goyangkan secara melingkar selama 1 3. Menentukan hasil akhir titernya.
menit.

4. Mengamati hasil reaksi yang terjadi dengan


menggunakan mikroskop.

5. Hasil positif apabila terjadi aglutinasi


sebelum 1 menit.
Interpretasi dari uji widal ini harus memperhatikan beberapa factor antara lain :

 sensitivitas
 spesifitas
 stadium penyakit
 saat pengambilan specimen
 gambaran imunologis dari masyarakat setempat (daerah
endemis atau non endemis)
 factor antigen
 teknik serta reagen yang digunakan
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL TES WIDAL

1. Keadaan umum
Gizi yang buruk dapat menghambat pembentukan antibodi.
2. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada minggu kedua dan
keempat pada masa sakit dan saat terjadinya demam tinggi, karena pada
saat demam bakteri berada di aliran darah yang disebut dengan
bakterimia.
3. Vaksinasi
Pada orang yang pernah divaksinasi titer aglutinin O dan H meningkat,
biasanya meningkat setelah 6 bulan sampai 1 tahun, oleh karena itu titer
aglutinin pada orang yang pernah divaksinasi kurang mempunyai arti
klinis. Titer antibodi pada orang yang belum pernah divaksinasi :
1. Titer antibodi O diatas 1/160 berarti demam tifoid positif.
2. Titer antibodi H diatas 1/80 berarti demam tifoid positif.
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL TES WIDAL

4. Pemakaian antibiotik Pemberian antibiotik seperti kloramfenikol


dan tiamfenikol akan menurunkan titer antibodi. Akibat infeksi
oleh Salmonella typhi pasien akan membuat antibodi (aglutinin),
yaitu :
a. Aglutinin O, dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari
tubuh kuman)
b. Aglutinin H, dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari
flagel kuman)
c. Aglutinin Vi, dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari
simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin hanya aglutinin O dan H yang ditentukan
titernya untuk diagnosa. Makin tinggi titernya, makin besar
kemungkinan pasien menderita demam tifoid.
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada
kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+)
pada pasien dengan gejala klinis khas.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai