Diagnosis Banding
■ KDK
■ DHF
Pemeriksaan penunjang
■ Elektrolit
2.8 Tata laksana
2.8.1 Non-medikamentosa
■ Edukasi kepada orang tua :
Menjaga Kebersihan perorangan, seperti mencuci tangan sebelum
makan, menyediakan air minum bersih, menjaga kebersihan lingkungan
sekitar rumah
■ Tirah Baring
■ Diet makanan lunak dan tidak berserat
Menjaga kebutuhan kalori per hari : 1200 kkal/hari
Protein : 1200 kkal x 35% ÷ 4 g/kkal = 150 g
Karbohidrat : 1200 kkal x 50% ÷ 4 g/kkal = 105 g
Lemak : 1200 kkal x 15% ÷ 9 g/kkal = 20 g
2.8.2 Medikamentosa
Inj .Ampicillin 3x200 mg
Inj. Ranitidine 2x10mg
Inj. PCT 3x120mg P.r.n
Inj. Diazepam 4mg P.r.n
P.O Ambroxol Syrup 3x½Cth
Cairan Rumatan IV:
IVFD 4:1
100 cc/kgBB/hari = 10 x 100 = 1000
2 x 50 = 100
= 1100 cc/ hari
1100/24 = 45,8 cc/ jam
Rumus makro: 45,8/3 = 15tpm
2.10 Diagnosa akhir
- Kejang Demam Simpleks
- Demam Tifoid
- Anemia
- Gizi Baik
- Riwayat Imunisasi Sesuai Usia
2.11 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB 3
Analisis Kasus
■ Pada kasus ini ditegakan diagnosis kejang demam, demam tifoid,
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis diketahui
bahwa an. MA laki – laki 2 tahun kejang disertai demam 1x 1 hari SMRS.
Kejang kelojotan seluruh tubuh sebanyak 1x dengan durasi < 5 menit.
Sebelum dan sesudah kejang pasien sadar kemudian menangis. Kejang
didahului oleh demam 4 hari SMRS, demam dirasakan meninggi saat
malam hari dan menurun saat menjelang siang, bintik – bintik merah, nyeri
dan linu pada sendi, rasa nyeri di belakang bola mata disangkal. Batuk
berdahak tapi dahak tidak bisa dikeluarkan. Mual dan muntah disangkal.
BAB cair dan berampas sejak 3 hari SMRS dan BAK tidak ada keluhan.
Nafsu makan dan minum seperti biasanya. Tidak ada gusi berdarah, tidak
ada mimisan. Pada pemeriksaan tanggal 18-01-19 darah rutin didapatkan;
Hb; 10 g/dL, Eritrosit; 4,77 x 106/uL, Leukosit; 10,45 x 103/uL, Trombosit;
305 x 103/uL, Hematokrit; 31,3%, Basofil; 0%, Eusinofil; 0%, Neutrofil; 41%,
Limposit; 48%, Monosit; 11%, MCV; 66fL, MCH; 21 pg, MCHC; 32 g/dL,
RDW-CV; 15,8%, GDS; 95mg/dL
■ Dari keluhan yang disampaikan oleh pasien, keluhan – keluhan tersebut
merupakan gejala dari kejang demam yaitu kejang disertai dengan demam
dan terjadi 1x dalam 24 jam dengan durasi < 5 menit kemudian kelojotan
seluruh tubuh, lalu sebelum dan sesudah kejang pasien sadar lalu setelah
kejang pasien menangis. Pada pasien disebut kejang demam sederhana
karena berdasarkan definisi usia saat terjadinua kejang adalah 2 tahun dan
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh pada 38,6o yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam yang dialami
pasien merupakan jenis kejang demam simpleks (sederhana). hal ini
dikarenakan memenuhi kriteria kejang demam simpleks yaitu terjadi singkat
(selama <5 menit serangan 1 kali dalam 24 jam, kejang umum dan pasien
sadar setelah serangan kejang, kejang pada anak ini ditandai dengan
kehilangan kesadaran yang tiba –tiba dan diikuti dengan menggerakan kedua
tangan dan kaki secara bersamaan. Pada kasus ini yang melatar belakangi
terjadi kejang adalah demam yang ditandai dengan pemeriksaan fisik dengan
suhu tubuh 38,6o C, tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada tanda – tanda
peningkatan TIK. riwayat jatuh disangkal, riwayat kejang tanpa demam
disangkal.
■ Penyebab terjadinya kejang pada kasus ini karena suhu atau demam
dan penyebab dari demam pada pasien ini dikarenakan adanya
infeksi saluran pencernaan , demam lama. Berdasarkan epidemiologi
80% kejang merupakan kejang demam sederhana, pada kasus
kejang demam terjadi pada usia 1 tahun , bisa terjadi risiko terjadinya
kejang demam kedua sebesar 30%. Dilihat dari faktor risiko terjadinya
kejang demam, selain demam faktor risiko tambahan terjadinya
kejang demam pada pasien karena riwayat kejang demam yang
pernah terjadi pada orang tuan pasien.
■ Pasien seorang anak laki – laki berusia 2 tahun mengeluhkan demam sejak 4 hari
SMRS, demam dirasakan meninggi saat malam hari dan menurun saat menjelang
siang, bintik – bintik merah, nyeri dan linu pada sendi, rasa nyeri di belakang bola
mata disangkal. Batuk berdahak tetapi dahak sulit dikeluarkan. Mual muntah
disangkal. BAB cair dan berampas 3 hari SMRS dan BAK tidak ada keluhan. Nafsu
makan dan minum seperti biasanya. Tidak ada mimisan, tidak ada gusi berdarah
Dari pemeriksaan tanda vital TD 110/75mmHg, Nadi 78x/mnt , laju pernapasan
30x/mnt, suhu badan 38,6, pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, tidak ada
organomegali, dari hasil pemeriksaan penunjang widal di dapatkan hasil S.thyposa
0 1/320 , S.Parathypi A 1/80 , S Parathypi B 1/320 , S. Parathypi C 1/40.
■ Demam tifoid ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan adanya demam sejak 4 hari
SMRS dengan pola demam yang naik turun, naik saat malam hari dan turun pada
siang hari, serta adanya gangguan pada saluran penceraan yaitu BAB cair sejak 3
hari SMRS. Hal ini merupakan gejala klinis yang biasa ditemukan pada demam
tifoid. Diaman gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi dari yang ringan bahkan
asimtomatik sampai dengan berat. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi namun
gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam demam 1 minggu atau
lebih, gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. tidak ada bintik –
bintik merah, nyeri dan linu pada sendi, rasa nyeri di belakang bola mata disangkal,
tidak ada mimisan, tidak ada gusi berdarah bisa menyingkirkan diagnosis banding
dari demam tifoid.
■ pemeriksaan fisik didapatkan nadi 78x/ menit , suhu 38,60
C, pada pemeriksaan widal di dapatkan hasil S.thyposa 0
1/320 , S.Parathypi A 1/80 , S Parathypi B 1/320 , S.
Parathypi C 1/40.
Terimakasih